Author Note:

This Fanfiction is dedicated to my owls~ Happy BKAK day~~!!!

Disclaimer:

Bokuto Koutaro dan Akaashi Keiji adalah milik Haruichi Furudate-sensei. Mato cuma pinjem. Selamat membaca semuanya!

- The Day I Met You -

Hal pertama yang ia lihat ketika kelopak matanya terbuka adalah wajah damai seorang pemuda yang tengah terlelap nyaman dalam dekapannya. Koutaro tersenyum sembari jari-jemarinya bermain di wajah cantik pemuda tersebut. Menari mengitari kelopak mata dengan bulu mata yang lentik, kemudian naik menuju alis mata yang tebal, turun ke hidung mungil nan mancung, dan terakhir ke bibir cherry sang pemuda. Mengelus sekilas sebelum mencuri kecupan singkat dari laki-laki yang masih nyaman berada dalam dunia mimpinya.

Pemandangan yang disajikan pagi ini adalah pemandangan yang selalu Koutaro nikmati setiap paginya selama nyaris satu tahun. Pemandangan yang tidak pernah membosankan bagi Koutaro. Akaashi Keiji, ah, atau lebih tepatnya saat ini dapat dipanggil sebagai Bokuto Keiji merupakan nama dari laki-laki yang berada dalam dekapan Koutaro.

Pada awalnya, pernikahan mereka hanyalah sebatas pernikahan politik antara dua keluarga yang powerful di negara mereka. Pernikahan yang terjalin guna mempererat hubungan aliansi kedua keluarga. Baik demi kelangsungan ekonomi yang semakin membaik ke depannya, ekspansi kekuasaan, dan tetek bengek nan rumit lainnya.

Koutaro sendiri sebenarnya tidak menyangka bahwa pernikahan politik ini akan berdampak pada kehidupannya sedemikian dalam seperti ini. Terlahir menjadi anak laki-laki tunggal membuat Koutaro menanggung beban berat pada pundaknya sebagai penerus dari sang ayah sejak masih belia. Banyak hal yang Koutaro lewatkan dari kegiatan "normal" yang dilakukan orang biasa pada umumnya. Selama masih belia sampai sebelum bertemu dengan Keiji, Koutaro hampir tidak pernah pergi bermain dengan teman sekelasnya. Setelah kelas usai, ia akan diminta untuk bergegas pulang ke rumah mewah milik keluarganya. Melanjutkan les private lainnya. Musik, pelajaran etika, membaca tumpukan buku non-fiksi perihal politik; ekonomi; budaya; bahasa asing; dan segala kegiatan yang memuakkan lainnya.

Koutaro tidak pernah merasakan asiknya bermain game arcade, menonton bioskop, atau sekedar duduk santai di kafe sambil bercanda dengan teman dekatnya. Selain waktu yang ia miliki tidak cukup, alasan lainnya adalah segala hal yang terucap dari bibirnya akan segera disiapkan di dalam rumahnya. Satu-satunya teman sekaligus sahabat Koutaro adalah Kuroo Tetsuro. Anak tunggal dari keluarga powerful lainnya.

Termasuk melewatkan bagaimana rasanya jatuh cinta yang normal. Hal yang selalu teman sekelasnya agung-agungkan. Tidak ada cinta yang normal di kamus hidupnya, yang ada hanya cinta yang dikehendakkan oleh orang lain. Membuat Koutaro selalu menjaga dirinya untuk tidak jatuh cinta pada siapapun. Meskipun sejak belia dan bahkan sampai detik ini, banyak wanita atau laki-laki yang mengantri untuk bisa menjadi kekasih dari Bokuto Koutaro.

Jelas saja, selain terkenal super kaya, fisik Koutaro juga unggul dibandingkan seluruh penghuni sekolahnya. Tinggi badan yang mencapai 191cm, bentuk badan yang terjaga dengan enam kotak yang terjiplak di perutnya, mata doe berwarna keemasan, hidung mancung, dan bibir penuh yang ketika tersenyum mampu membuat siapapun jatuh hati secara instan pada Koutaro.

Bagi Koutaro jatuh cinta adalah kemustahilan. Karena sejak belia Koutaro tau betul terkait pernikahan politik alias "jodoh" yang sudah dipersiapkan untuk Koutaro sejak ia masih bayi—atau bahkan sejak Koutaro belum ada sama sekali. Maka Koutaro tau betul bahwa ia tidak akan bisa menjadikan sosok yang ia cintai menjadi pendamping hidupnya. Jadi, mematikan hati dan perasaannya adalah jalan termudah bagi Koutaro untuk menjaganya dari sakit hati. Bahkan nanti, ketika sudah waktunya ia bertemu dengan "jodoh" yang sudah ditentukan bahkan sejak Koutaro masih belum lahir—dan kemudian menikahinya, Koutaro tidak akan semudah itu untuk jatuh hati padanya.

Naasnya, pikiran tersebut terpatahkan begitu saja. Hanya membutuhkan waktu tiga detik bagi Koutaro untuk jatuh cinta pada "jodoh" yang sejak dulu tidak pernah ia inginkan. Hanya butuh tiga detik untuk sosok tersebut merampas habis oksigen yang ada di sekitar dirinya. Hanya butuh tiga detik untuk berhasil membuat jantungnya sejenak berhenti berdetak. Tiga detik terlama dan terasing bagi hidup Koutaro. Tiga detik yang mampu membuat Koutaro merasakan hal-hal yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Seolah-olah menghidupkan kembali hati dan perasaannya yang ia paksa mati sejak belia.

Koutaro ingat betul saat waktu tersebut tiba. Waktu pertemuan dengan "mempelai"-nya. Ia datang bersama ayah dan ibunya dengan perasaan hampa. Koutaro tidak tau bagaimana rupa sang "mempelai". Apakah laki-laki atau perempuan—pada pernikahan politik keluarganya, bukan sebuah masalah perihal orientasi seksual, sehingga menikahi sesama jenis juga sangat diwajarkan—, siapa namanya, apapun itu Koutaro tidak pernah tau. Yang ia tau, ayah dan ibunya selalu mengatakan bahwa sosok tersebut adalah yang terbaik untuk Koutaro.

Terbaik my ass. Umpat Koutaro dalam hati ketika mendengar omongan kedua orang tuanya.

Kakinya terus melangkah menuju ruangan dua pintu di ujung hall. Semakin mendekati ruangan, semakin berat pula hatinya. Bagaimana jika yang akan menjadi "istri"nya kelak berwajah buruk rupa? Dengan mata yang keluar satu, gigi tonggos, atau seperti gambaran monster di game yang dulu ia mainkan diam-diam bersama Kuroo?

Kalian pikir Koutaro lebay karena memikirkan hal tersebut? Oh ayolah, coba bayangkan jadi Koutaro sejenak. Kalian akan dijodohkan dengan orang yang tidak pernah kalian ketahui bentuk wajah, tubuh, nama, dan hal-hal lainnya. Mudahnya, sejak kecil kalian sudah dijodohkan dengan "hantu" yang sialnya menurut orang tua kalian adalah orang yang terbaik untuk kalian. Apakah para orang tua tidak mengerti? Terbaik untuk mereka bukan berarti terbaik juga untuk anaknya atau orang lain. Koutaro lebih baik tidak menikah sampai ia mati dari pada ada diposisi seperti ini.

Kolot sekali memang.

Koutaro menghela nafas. Rasanya ia ingin menelpon Kuroo, memintanya untuk melakukan sebuah insiden seperti pembakaran restaurant yang menjadi tempat pertemuan keluarganya dengan keluarga si "jodoh", atau terserahlah insiden apa yang jelas bisa membuat Koutaro kabur dari sini.

Namun sayang, semua sudah terlanjur terlambat. Dua pintu yang menutupi isi dari ruangan tersebut perlahan dibuka oleh kedua pelayan yang sejak dari lobby sudah memimpin jalan Koutaro dan kedua orang tuanya.

Dan saat pintu tersebut terbuka, tiga detik penuh keajaiban tersebutlah terjadi.

Ketika manik keemasannya bertubruk tatap dengan manik turquoise yang menatapnya dengan sayu, waktu seakan berhenti. Bibir cherry yang tersenyum lemah, rambut hitam sedikit ikal yang ditata sedemikian rupa, dan juga tinggi badan yang sebenarnya tidak bisa dikatakan pendek juga jika dibandingkan orang normal pada umumnya.

"Salam kenal, Koutaro-sama. Namaku, Akaashi Keiji. Senang berkenalan dengan Anda." Bungkuknya dengan hormat. Tata bahasa, etika, segalanya terlihat anggun.

Apanya yang seperti monster? Yang ada justru seperti malaikat tak bersayap. Mana ada laki-laki seanggun dan juga secantik ini? Dari segi penampilan, wajah, etika, bahkan suara pun terdengar indah.

Saatnya menjilat ludah sendiri, Kou.

Pemimpin keluarga Bokuto menyikut pinggang sang anak yang bergeming. "Aku tau, kau terpesona dengan kencatikan calon mempelaimu. Tapi, tidak sopan mendiamkan perkenalan dari orang lain, terlebih dari calon 'istri'mu." Bisik sang Ayah, meledek Koutaro. Membuat Koutaro memerah menahan malu.

Baru tiga detik yang lalu ia berpikir untuk meminta kuroo membakar restaurant ini. Tiga detik yang lalu pula ia yang memilih lebih baik tidak menikah dari pada dijodohkan oleh "hantu".

Sial. Kali ini Koutaro kalah telak dengan orang tuanya. Mari Koutaro jilat kembali ludah-ludah yang sudah ia lepehkan. Akaashi Keiji, soon to be Bokuto Keiji, memang calon yang terbaik yang dipersiapkan orang tuanya untuk Koutaro.

Koutaro tersenyum bodoh ketika mengingat lagi kejadian nyaris setahun yang lalu. Hanya butuh tiga detik untuk Koutaro jatuh hati pada Keiji, dan hanya butuh satu hari bagi Koutaro untuk mantap menikahi Keiji. Tidak masuk dilogika dan terdengar sangat cepat memang. Koutaro sendiri juga tidak mengerti mengapa Keiji mampu membuat Koutaro mencintainya hanya dalam kurung waktu yang sangat singkat. Perihal apakah Keiji memiliki sihir atau apalah itu, Koutaro tidak tau dan tidak peduli. Toh memiliki sihir atau tidak, Koutaro akan tetap jatuh hati pada Keiji. Memiliki sihir atau tidak, hati Koutaro hanya untuk Keiji seorang.

Erangan lembut Keiji menyadarkan kembali Koutaro dari pikirannya. Kelopak matanya membuka-menutup secara perlahan. Seolah-olah masih belum siap untuk terbangun dari tidur nyenyaknya, membuat Koutaro terkekeh. Bahkan seperti ini saja Keiji terlihat menggemaskan.

Aih, Istriku.

"Selamat pagi, Sayang. Sudah bangun?" Keiji mengangguk dengan kelopak mata yang masih menutup. Kemudian semakin merapatkan dirinya dengan tubuh Koutaro. Menenggelamkan wajahnya dengan dada telanjang Koutaro. Lagi-lagi Koutaro terkekeh. Keiji memang lemah perihal bangun pagi, Koutaro sangat tau itu.

"Masih ingin lanjut tidur?" Tanya Koutaro yang sekali lagi dijawab dengan anggukan Keiji. Dielusnya surai hitam legam Keiji lembut. Manik keemasan Koutaro menelusuri leher dan bahu Keiji yang tak sengaja terkespos. Kulit seputih susu tersebut tidak lagi mulus. Ada bercak merah keunguan di berbagai tempat dan bekas gigitan Koutaro. Sisa permainan panas mereka semalam. Somehow, Koutaro bangga dengan karya seni yang ia ciptakan di tubuh indah Keiji.

Koutaro tersenyum kemudian mengecup sekilas tanda kemerahan yang berada di leher Keiji. Milikku. Hanya milikku.

Mendapat serangan dadakan membuat Keiji bergidik geli, menjauhkan dada bidang Koutaro. Repot jika dilanjutkan. Kali ini kelopak mata yang menyembunyikan dua bola turquoise sempurna terbuka. Menatap sayu manik keemasan Koutaro. "Kou, laper." Koutaro tertawa kemudian mencium sekilas bibir Keiji.

"Alright, baby. Aku akan minta pelayan menyiapkan sarapan. Pagi ini, kita sarapan di kamar." Keiji mengangguk mengiyakan. Tubuhnya tidak mampu juga untuk turun dari ranjang.

Koutaro mengambil gown tidur yang tergeletak di lantai. Mengikatnya secara acak sehingga membuat dada bidangnya terkespos.

"Hampir lupa." Langkah Koutaro terhenti kemudian berbalik menghampiri Keiji yang sudah duduk di atas ranjang.

Keiji sedikit memiringkan kepalanya. Bertanya apa yang terlupakan oleh Koutaro. Tangan besar Koutaro menangkup kedua pipi Keiji, kemudian mencium kening Keiji cukup lama. Melalui ciuman ini, Koutaro ingin Keiji mengetahui seberapa besar perasaan Koutaro padanya. Bahwa Koutaro benar-benar mencintai Keiji.

"My darling, you will never be unloved by me. You are too well tangled in my soul." Ucap Koutaro dengan senyum menawannya sebelum kembali beranjak keluar ruangan. Meninggalkan Keiji yang termanggu dengan tangan yang memegang keningnya dan jangan lupakan kedua pipi yang merona merah.

Keiji tau puisi tersebut. Karya dari salah satu pengarang favoritnya dan Koutaro baru saja mengungkapkan isi hatinya dengan puisi tersebut membuat jantung Keiji berdetak tak karuan. Sedangkan bagi Koutaro sendiri, ia tidak menyangka bahwa ia akan mengutip sebuah puisi cinta yang selalu ia anggap menjijikan dan berlebihan.

Demi Keiji, Koutaro rela menjilat kembali ludahnya hingga tak bersisa.

- The Day I Met You -

- TBC/END? -

HOLA SEMUA! Kalian apa kabar? Semoga selalu sehat yaa :3 Balik lagi sama Mato yang timbul setelah sebulanan lebih keknya ga update apa-apa T.T FF Ini aku dedikasikan sebagai bentuk perayaan 5 April yang mana adalah hari BokuAKa hihihi ;3

Dan jadilah Mato post FF BokuAka ini. FF ini adalah salah satu draft FF BokuAka yang udah cukup lama aku buat—kalo ga iseng buka-buka folder ga yakin inget pernah buat FF ini wkwk. Aku ga tau sih ini bakalan oneshot—since cerita FF ini based on mimpi Mato sama Iwa-chan wkwkwk—atau berkelanjutan dan sejauh ini konsepnya mau fluff aja... tapi ga tau konsep kedepannya bakalan kaya gimana kalo berlanjut ceritanya hehe. Aku juga ga tau kalo ini bisa masuk kategori fluff atau engga karena garing sekali hiks :" Jadi, mohon masukannya yaa semua terkait berlanjut atau engganya cerita ini. Kritik dan saran yang ngebangun demi penulisan Mato yang lebih baik lagi juga sangat terbuka hehehe

Sebelum penutupan aku pengen tau doang sih, dari sisi kalian mana FF yang paling mau duluan di update? Lacuna/Fated Mate/Ephipany/Forgotten Memories? Sok dipilih biar Mato usahakan di update sesuai permintaan terbanyak~~ *taunya ga ada yang milih wkwk :(*

Dan Terakhir! *ga sadar ternyata udah sebacot itu:(* TERIMAKASIH UNTUK READERS MATO KESAYANGAN YANG UDAH SEMPETIN DIRI BACA FF MATO HIKS T.T Hampir setiap hari ada aja yang ninggalin jejak atau sekedar mampir buat baca FF-FF Mato. HUEEEE SENANG SEKALI T.T MAKASIH BANGET BANGET BANGETAN BUAT KALIAN! HONTONI ARIGATO MINA-SAN!!! SINI NGANTRI BUAT AKU CIUMIN SATU-SATU wkwkwk Sayang banget ih sama kalian! Terimakasih untuk support kalian, baik langsung maupun ga langsung. Aku bakalan berusaha buat nulis lebih baik lagi kedepannya. WUF U GUYS MUAH! Papay! *kecup basah kalian* *bow* *poof*

-Matokinite76