SMA Shingeki. Bulan sudah memasuki musim dingin, namun musim sedingin apapun tidak menghentikan seorang penikmat waktu sendiri untuk mengurungkan niatnya dalam menjalankan aktivitas hariannya, yaitu bersantai.

"Berkemah?" Tanya Armin dengan raut heran.

"Ya, mari pergi berkemah!" Ucap Eren dengan semangat.

"Eren, apa kau punya peralatan berkemah?" Mikasa yang diam mendengarkan sendari tadi akhirnya angkat bicara. Pemuda itu tiba-tiba terdiam, ia malah menggaruk tengkuknya sekarang.

"Ahaha, aku tidak punya."

Mikasa dan Armin memasang wajah datar. "Sudah kuduga."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.


"Aku pulang!"

"Eh, sudah pulang, ya."

Eren tersenyum saat melihat ibunya menyambutnya dengan senyum hangat seeprti biasanya. Sang ayah belum pulang jadi hanya ada ibunya di rumah.

"Akan ibu siapkan makanan, bersihkan dirimu dulu, Eren."

"Baiklah!"

Kamarnya berada di lantai atas. Rumah Eren memiliki dua tingkat, namun jika dilihat dari luar rumah itu nampak sederhana. Kamarnya dipenuhi poster dari komik favoritnya. Eren melepas jaket, sweater, serta seragam yang dipakainya, menyisakan kaos berwarna putih. Meja belajarnya menghadap jendela yang menyajikan pemandangan luar. Ia merebahkan diri keatas kasur, mengeluarkan ponselnya dari saku lalu membuka roomchat.

Mikasa

Bagaimana rencanamu, Eren?

Armin

Aku punya dua tenda, ternyata kakekku mempunyai tenda yang masih bagus

Eren

Aku akan mencari peralatan yang lain

Eren bangkit dari tempat tidurnya, ia turun kebawah menuju dapur tempat ibunya tengah menyiapkan makanan. Carla kembali menyambut putra semata wayangnya itu dengan senyum merekah miliknya.

"Waktunya makan, Eren."

Eren mengangguk. Ia duduk di meja makan berhadapan dengan sang ibu yang masih memakai celemek. Makanan yang sudah matang kini terhidang diatas meja. "Selamat makan!" Ucap keduanya serempak.

"Oh ya, apa kita punya peralatan untuk kegiatan luar ruangan?"

Carla terdiam sejenak. "Maksudmu berkemah?" Tanyanya, Eren mengangguk. "Kalau tidak salah, ayahmu pernah punya. Mungkin ada di gudang."

"Hooo, aku akan mencarinya." Ucapnya, Carla mengangguk dan melanjutkan makannya, begitu juga Eren.

Kini Eren berada di depan gudang yang berada di belakang rumah. Gudang itu tertata rapi, jadi akan mudah menemukan barang yang dimaksud. Banyak sekali tumpukan kardus di gudang tersebut, dan agak berdebu tentunya. Mata Eren membulat ketika menemukan sebuah kantong berisi tenda siap pakai yang sedikit berdebu.

"Ketemu!"

Tiba-tiba tumpukan kotak itu mulai runtuh, membuat pemuda yang ada didepannya tidak siap melarikan diri hingga akhirnya tertimpa kotak-kotak itu. Eren terbenam dalam tumpukan barang-barang itu, bahkan beberapa benda juga sampai keluar dari dalam gudang. Beberapa detik kemudian, sebuah kepala keluar dari tumpukan barang-barang itu, Eren mengambil nafasnya sebanyak mungkin. Banyaknya debu membuatnya bersin kemudian.

Setelahnya ia berada di halaman begitu selesai membersihkan tumpukan barang yang berantakan di gudang. Ia mencoba mendirikan tenda yang ditemukannya dari dalam gudang. Ia membentangkan kain tenda diatas tanah sebelum menyambungkan tangkai kerangka tenda yang semula hanya berupa kerangka-kerangka pendek sebelum memasukannya kedalam lubang di kain tenda yang memang ditujukan khusus untuk membuat kerangka menyatu ke dalam tenda. Ia memasukan tali pengait tendanya ke dalam lubang di palang tenda sebelum mengikatnya dan membenamkan palang tersebut ke dalam tanah agar tenda dapat berdiri dengan kokoh.

"Sip! Sudah berdiri!" Ucapnya dengan bangga.

Sedangkan dari arah luar, seorang gadis tengah menekan bel. Pintu rumah terbuka dan menampilkan Carla yang langsung menyambut si tamu.

"Selamat siang!"

"Oh, selamat siang, Mikasa!"

Mikasa melepas sepatunya sebelum masuk kedalam rumah. "Anu, dimana Eren?"

"Eren ya, anak itu sedang berada di halaman belakang. Apa tidak ingin duduk dulu, Mikasa?"

"Tidak perlu, aku hanya berkunjung sebentar untuk mengatakan sesuatu pada Eren." Jelasnya.

"Oh, kalau begitu, Eren ada dibelakang."

Mikasa mengangguk sebelum berjalan ke arah halaman belakang. Ia membuka pintu yang terdapat teras di bagian belakang rumah.

"Eren, ada"

"Mikasa, lihatlah!"

Dengan kedua tangan di pinggang, serta wajah bangga seperti iklan #kamping2021. Mikasa yang masih memasang tampang datar hanya bisa memperhatikan maskot iklan tenda itu tengah memamerkan hasil karyanya.

"Jadi ini milik ayahmu?"

"Ya! Aku menemukannya, walau sedikit berdebu tapi tidak masalah!" Ucap Eran dengan jempol teracung kearah Mikasa.

Mikasa tersenyum tipis. Eren memang selalu ceria, dan menyombongkan diri sebisanya tentu saja. Karena itu dia dan Jean tidak pernah akur.

"Oh ya, Mikasa. Bukankah sepupumu baru saja kembali dari liburannya?" Tanya Eren.

"Ah, Levi-San? Dia akan tinggal di rumah selama beberapa hari sebelum mencari kos sendiri." Jelas Mikasa.

"Ada apa dengan kos lamanya?"

"Katanya terlalu jauh dari tempat kerja, dia juga bisa mencari perkemahan di dekat sini."

Eren baru ingat kalau Levi yang sering dipanggil maniak kebersihan itu memang hobi melakukan traveling sendirian. Lagipula Levi mahasiswa yang sudah memiliki SIM dan bisa menjaga dirinya sendiri. Mungkin mereka bisa bertanya pada pria itu tentang kemah jika menemukan hal yang sulit untuk di mengerti. Ini akan jadi kemah pertama mereka. Ketiganya memang sering pergi ke tempat wisata, tapi tak pernah pergi berkemah. Karenanya Eren membuat rencana untuk pergi berkemah bersama Mikasa dan Armin.

"Apa Levi-san selalu pergi berkemah sendiri?" Tanya Eren sembari melepas pengait pada tendanya. Mikasa yang ada disana juga membantunya melepas pengait pada tenda tersebut.

Mikasa mengangguk. "Dia pergi menggunakan motor, barang bawaannya juga tidak terlalu banyak jadi mudah baginya membawa barang itu di motornya."

Bayangan Levi yang sedang menggendarai motornya hinggap di pikiran Eren. Sepupu Mikasa itu pasti sangat keren, Eren jadi sedikit iri. Kapan-kapan ia akan mencoba berkemah sendiri di perkemahan terdekat.

Keduanya selesai melepaskan tenda yang tadi didirikan, Mikasa dan Eren masuk kedalam untuk duduk dan mengobrol bersama Carla sampai Grisha pulang. Eren mengantar Mikasa sampai bagian depan rumahnya. Tidak ada canggung diantara keduanya, wajar saja, Mikasa merupakan sahabat Eren sejak kecil. Eren, Mikasa dan Armin selalu berada di satu sekolah yang sama. Walau begitu, jarang bagi ketiganya untuk bertemu dengan keluarga dari masing-masing mereka. Bahkan Levi juga jarang sekali bertemu Eren dan Armin, bagi Mikasa itu wajar karena Levi memang jarang berada di rumah. Selain karena bekerja, Levi juga lebih suka menghabiskan waktu sendiri dengan berkendara atau berkemah solo.

"Oh ya, besok aku akan mampir ke toko alat-alat untuk aktivitas luar ruangan. Mungkin membeli kantung tidur dan lainnya, kau mau ikut?" Tanya Eren.

"Aku juga ingin membeli beberapa barang, aku akan memberi tahu Armin nanti."

Eren mengacungkan jempolnya. "Sip! Aku pastikan kemah kali ini akan berkesan."

Mikasa tersenyum tipis. "Kalau begitu, sampai besok, Eren." Eren mengangguk.

"Sampai besok, Mikasa!"


Terinspirasi dari series Yuru Camp yang baru aja ending season 2 nya. Kebetulan aku suka banget sama alur ceritanya yang tentang camping gitu, jadi kebayang gimana kalau charanya bang Haji bikin cerita yang temanya sama tapi jelas, alurnya berbeda. Semoga menikmati, aku nulis juga masih banyak kurangnya lho( ꈍᴗꈍ). Semoga menikmati ya, btw bacanya sambil santai ya soalnya ini cerita yang santai. Sebenarnya sih aku nulis cerita disini biar ada semangat buat nulis di wattpad lagi, tapi rupanya lebih asik nulis disini ehek (ᴗ).Yonekura Yuto (。3。)