Cast : Park Chanyeol

Byun Baekhyun

Park Luhan

Oh Sehun

Kris Wu

Irene

Other Cast :

Park Hyusik

Park Yoona

.

.

.

.

.

SEOUL-Ganggam Hospital

Bagi park chanyeol hidup yang dia jalani tidak lebih dari kesia-siaan tak berarti. Setiap hari mendengar teriakan dan rasa sakit dari orang yang paling dia sayangi lebih baik membuatnya mati , penyesalan akan masa lalu yang sudah terlewat selalu menghantui dirinya. Pikiran-pikiran seandainya saja dia datang lebih cepat mungkin tragedy itu tidak akan terjadi dan tawa lelaki manis itu pasti masih ada sekarang.

" hyung… sakit ! "

" hyung … tolong aku ! "

Kata-kata terakhir yang dia dengarkan dari lelaki berparas cantik itu masih terus membekas di gendang telinganya yang lebar. Setiap malam chanyeol hanya dihantui rasa bersalah dan melampiaskan pada tubuhnya sendiri dan tidak berhenti sampai dia merasa puas .

" Arghhhh… lepaskan aku ! ".

" Lepaskan aku, tolong jangan bunuh aku !."

Hari ini juga terjadi chanyeol hanya bisa memandang kesayangannya dari balik jendela kaca pembatas. Dia tidak tahan mendengar teriakan yang menyakitkan itu, ingin rasanya chanyeol datang menghampiri dan menenangkannya tapi tapi pada akhirnya dia sendirilah yang harus diobati.

" Luhan… maafkan hyung."

" Maaf karena hyung tidak bisa menjaga mu."

Tumpah sudah air mata yang selama ini dia sembunyikan dari setiap orang. Dia tidak sanggup lagi menahan setiap penderitaan yang mereka berdua alami, tangannya yang besar berusaha menyakiti dirinya kembali dengan pukulan-pulan keras dikepalanya.

" Berhentilah melakukan hal bodoh seperti yoel."

" Apa yang kau lakukan tidak akan membuat keadaan jadi baik."

Kris menahan kedua tangan sahabatnya itu untuk melakukan tindakan bodoh itu lagi. Dia tahu bagaimana rasa sakit yang mereka alami, kris tahu segalanya karena dia adalah Dokter psikologi yang menangani luhan dan chanyeol .

.

.

.

.

.

Pulau JEJU

Jauh ditempat lain seorang lelaki berparas cantik sedang dibuat kelimpungan oleh beberapa murid asuhannya. Lelaki mungil nan pendek itu mencoba mengejar anak-anak nakal yang sudah mengerjainya lebih tepatnya ingin menjahili guru mereka.

" Yach… yuan kau ini benar-benar nakal, nanti ku adukan pada ibu mu."

" wle wle wle … adukan saja sana ."

Anak berusia 5 tahun itu hanya memeletkan lidahnya dan mengejek cara bicara gurunya yang cantik itu. Yuan sangat suka sekali menjahili gurunya bukan karena dia nakal, hanya saja dia tidak tahu caranya menjadi baik jika sudah berhadapan dengan gurunya yang cantik.

" Sudahlah Baekhyun jangan marah-marah, nanti cepat tua."

Seseorang yang memanggilnya tertawa dengan apa yang dia ucapkan sendiri,tidak hanya anak-anak Irene juga sama sangat suka jika melihatnya marah-marah karena terlihat sangat lucu.

" Huh, kalian ini senang sekali menggoda ku." Baekhyun lelaki itu berpura-pura merajuk dan memilih duduk di bangku, karena itu adalah jurus andalannya untuk menghentikan mereka berkeliaran.

Jika sudah begitu tidak ada lagi anak-anak yang akan berlari jauh ataupun bersembunyi dibalik batu dan pergi dengan diam-diam.

" Maafkan kami soensaengnim !

" Kami berjanji tidak akan nakal lagi !

Itu suara Yuan yang berteriak didepan baekhyun serta diikuti oleh anak-anak yang lainnya. Yuan adalah anak yang baik baekhyun tahu itu, tapi hanya satu hal yang tidak dia mengerti kenapa jika dihadapannya Yuan sangat nakal.

" Karena yuan menyukai mu." Kata-kata Irene selalu ingin membuatnya tertawa, bagaimana bisa seorang anak berusia 5 tahun sudah mengenal kata suka.

" Yuan selalu begitu kalau aku sudah marah." Lelaki mungil itu hanya memanyunkan bibirnya tidak lupa menyunggingkan senyumnya yang cerah seperti matahari yang bersinar.

Anak-anak hanya tertunduk diam menyesali perbuatan mereka. Tanpa mereka sadari baekhyun sedang berdiri dan mendekati mereka.

" Hup kena kau." Baekhyun menggelitiki pinggang yuan sampai membuatnya tertawa dan mengeluarkan air mata.

" Ampun hahah… jangan memegang pinggang ku."

" Rasakan ini … rasakan ."

Begitulah mereka jika baekhyun sudah ada bersama dengan anak-anak, tidak ada yang menangis lagi dan merasa selalu membawa warna bagi kehidupan mereka yang kelam dan ditinggalkan .