Seorang wanita berbaring di ranjang putih dengan selimut yang juga berwarna putih membungkus separuh tubuhnya. Ia bergerak resah dengan mata masih terpejam rapat, keringat juga sudah mulai membasahi seluruh tubuhnya. Ia semakin menggeliat gusar dalam tidur dan mulai terusik dengan cahaya matahari yang masuk melalui sela-sela ventilasi di kamar yang ditempatinya.

"Hah!" ia berseru, terkesiap dan terbangun, membuka matanya lebar-lebar.

Ia mulai duduk dan menyingkap selimut yang membuat gerah. Gaun tidur tipisnya basah karena keringat, juga mendapati celana dalamnya basah oleh sedikit cairan kewanitaan yang merembes dan mulai membuat tidak nyaman. Ia menyeringai konyol dan mengacak rambutnya gusar. Apa dia baru saja mimpi basah? Tapi dia kan wanita. Buru-buru ia melipat selimut dan mengucir rambut hitam sepunggungnya asal. Ia harus mencari pria itu. Pria yang ketika ia terbangun tidak mendapatinya di sampingnya. Ia butuh pria itu untuk meredakan hasrat anehnya di pagi hari. Ya, pria itu, pria yang menikahinya tahun lalu dan seharusnya pria itu masih di rumah mengingat hari ini adalah hari liburnya.

Kemudian wanita itu, Jungkook, mendapati pria-nya sedang menyesap kopi hitam dan membaca koran di meja makan. Jungkook bergerak mendekati pria itu dan merangkul bahunya.

"Selamat pagi, Sayang," sapa pria itu dengan senyum manis yang ia lontarkan pada sang istri.

"Pagi, Taehyung Oppa," balas wanita itu, yang sekarang menggigit bibirnya karena tanpa sengaja pucuk buah dadanya menyenggol bahu sang suami ketika ia merangkul bahunya.

"Kau tidur sangat lama, aku tidak tega membangunkanmu." Taehyung mengelus punggung tangan wanita itu yang berada di bahunya. Jungkook bergerak menyandar pada leher Taehyung dan duduk di paha kiri sang suami. Jungkook memejamkan mata. Ia menahan geraman karena rasa nikmat yang muncul menggelitik seluruh syarafnya. Ia bisa menghirup aroma maskulin Taehyung yang pekat, dan kewanitaannya yang sensitif berada di atas paha Taehyung terasa dibelai ringan. Padahal ia masih menggunakan pakaian dalam lengkap di balik gaun tidurnya yang tanpa lengan.

"Tentu tidurku begitu nyenyak, berkendara dari Busan ke Seoul lumayan melelahkan." Jungkook yang masih memejamkan mata kemudian menempelkan hidungnya pada leher Taehyung, merapatkan tubuhnya untuk memeluk tubuh kekar Taehyung yang dibalut kaus putih dan celana boxer hitam. Aroma Taehyung memenuhi kepalanya, dan dengan payudara yang menyentuh dada bidang Taehyung, Jungkook tidak bisa menahan diri untuk melenguh, merasakan nikmat ketika cairan di vaginanya kembali merembes. Ia mengecupi leher dan rahang Taehyung, serta memeluk pria itu erat-erat.

"Sayang, kau baik-baik saja?" tanya Taehyung yang mulai merasa aneh pada istrinya. Jungkook tidak pernah bergerak gelisah dalam pelukannya begini, biasanya wanita itu akan diam dan merasa nyaman ketika dipeluk, bukannya bergerak dengan gusar dan mengecupi lehernya seperti ini, yah kecuali ketika mereka sedang bercinta.

"Tidak. Ugh… Aku tidak baik-baik saja," jawab Jungkook yang merasakan seluruh tubuhnya bergetar sehingga ia memeluk Taehyung lebih erat lagi, bahkan menggigit bahu Taehyung.

Tangan kiri Taehyung menyingkap gaun tidur Jungkook yang hanya menutupi paha wanita itu dan bergerak menyentuh kewanitaan Jungkook yang dilapisi celana dalam. Pria bersurai karamel itu tertegun, celana dalam Jungkook sudah basah kuyup.

"Ah!" desah Jungkook yang terkesiap karena bagian tubuh paling sensitifnya baru disentuh.

"Kau basah, Sayang," Taehyung terkekeh di akhir katanya.

"Aku tahu," sahut Jungkook, wanita itu menggigit ringan tulang selangka Taehyung yang menonjol seksi, "tolonglah, aku membutuhkan Oppa. Aku tidak tahu kenapa seperti ini, apa kau meracuniku dengan obat perangsang?"

"Woah, tuduhan macam apa itu? Aku tidak pernah melakukan apapun," kata Taehyung dengan nada seolah ia tersinggung, ia kemudian mengangkat tubuh Jungkook dan mendudukkannya di kursi tempat ia duduk tadi. Taehyung tertawa. Wajah Jungkook memerah dan menahan sesuatu, pria itu tentu tahu kalau istrinya sedang menahan gairah seksual. Matanya juga berkaca-kaca, seperti ingin menangis atau ingin melampiaskan kemarahan. Tapi Taehyung sungguh menikmati ekspresi si wanita, ekspresi super manis yang selalu ditunjukkan oleh Jungkook ketika Taehyung menghentaknya hingga hampir orgasme. Astaga, istrinya manis sekali ketika terangsang. Taehyung rasa mengerjainya di saat seperti ini boleh juga.

"Cepat lakukan sesuatu!" bentak Jungkook ketika Taehyung malah membereskan beberapa benda di meja makan. Hanya koran, secangkir kopi, dan ponsel sih. Dan Jungkook yang tidak bisa menebak apa yang dilakukan suaminya kemudian menjerit, ketika tubuhnya diangkat lagi dan dibaringkan di atas meja makan.

"Tentu aku akan melakukan sesuatu untuk istriku, aku adalah suami yang baik," kata Taehyung. Ia kemudian menyingkap gaun tidur tipis sang istri yang berwarna lavender hingga sebatas pusar dan mematai selangkangan sang istri yang dibalut celana dalam renda. Dengan gerakan perlahan, Taehyung menarik kain tipis itu melewati kaki Jungkook yang dibalut kulit putih mulus. Mata bulat si pria tak lepas memandangi wajah istrinya yang kian memerah. Hingga kain itu terjatuh ke lantai dan Taehyung dengan cepat menempelkan hidung bangirnya pada bibir kewanitaan sang wanita. Jungkook melenguh nikmat ketika pusat gairahnya disentuh, jari-jari lentiknya meremas rambut karamel Taehyung yang tebal, mengacak-acak helaian lembut itu tanpa menjambaknya. Ia tahu Taehyung benci sekali dijambak, pria itu lebih suka digigit.

"Ah… Kim Taehyung yang terbaik," Jungkook memuji sang suami sambil mendesah. Sang suami yang berada di bawah terkekeh saja, lidahnya sedang sibuk menjilati cairan yang membasahi bagian favorit dari istrinya, ia juga menusukkan lidahnya ke dalam lubang hangat itu dalam-dalam, membiarkan Jungkook yang sudah terangsang sempurna bercinta dengan lidahnya. Taehyung akan memberikan foreplay yang lama, biar Jungkook puas, meski dengan begitu ia harus mati-matian menahan hasratnya sendiri. Kejantanannya sudah mulai memberontak, omong-omong.

Jungkook tidak bisa mengatakan apapun setelahnya, ia terus-terusan mendesah dan menjerit, terutama ketika Taehyung menggigit ringan labia bawahnya beberapa kali. Jungkook tipe yang berisik saat berhubungan seksual, jadi Taehyung tidak akan mau mengambil resiko dengan mengajak bercinta di mobil atau di WC umum. Beruntungnya, Taehyung juga pria yang klasik, yang hanya mau menyetubuhi istrinya di rumah mereka saja. Itu sebabnya mereka tidak pernah berlama-lama mengunjungi rumah orang tua, Taehyung tidak mau dimarahi karena seluruh penghuni rumah sakit telinga mendengar jeritan Jungkook yang dihentak Taehyung.

Jungkook mengangkat pantatnya sedikit kemudian mendorongnya ke arah wajah Taehyung, membuat lidah Taehyung semakin dalam membelai lubangnya. Sungguh ini sangat nikmat hingga Jungkook tidak bisa memikirkan apapun selain Taehyung, Taehyung, dan Taehyung.

"Ah!" desah Jungkook keras ketika mendapatkan orgasmenya, meremat erat helaian karamel di bawah perutnya, cairannya menyembur dari vaginanya, ia kira akan dihisap habis oleh mulut terampil Taehyung, tapi malah pria itu dengan kurang ajar melepaskan mulutnya dari kewanitaan Jungkook. Cairan vagina itu menyembur, membasahi paha dalam si wanita dan menetes membasahi meja. Jungkook melotot ke arah sang suami yang bersiul menggoda melihatnya menyemburkan cairan orgasme. Wajahnya merah padam, antara terkejut, malu, dan marah. "Brengsek, kenapa dilepas?"

"Ssstt, Sayang, tidak baik mengumpati suamimu." Taehyung melumat kasar bibir Jungkook yang terbuka hendak marah-marah. Demi Dewi Aphrodite yang paling seksi, sang dewi saja kalah seksi dibandingkan dengan wajah Jungkook yang memerah setelah orgasme. Taehyung pernah bilang pada Jungkook, selain ketika tersenyum, wajah Jungkook sangat manis ketika marah-marah dengan lucu. Tentu mereka pernah bertengkar dan membentak, namun itu tidak dihitung manis karena ketika Taehyung yang kalem itu marah, maka itu bukan sesuatu yang sepele.

Lama-lama Jungkook melupakan amarahnya, memilih menikmati ciuman Taehyung yang bergairah, menikmati bibir Taehyung yang melahap bibirnya dengan rakus, dan berjengit terkejut ketika dua jari tangan kiri Taehyung memasuki lubangnya yang basah kuyup. Jungkook meremasi surai karamel Taehyung, mengacak-acaknya dan merematnya erat apalagi ketika jari panjang sang suami menyentuh g-spot-nya di dalam sana. Jemari kurang ajar itu keluar-masuk hingga Jungkook merasa dirinya hampir orgasme lagi, Taehyung dengan cepat beralih melumat lehernya, menggigitnya seperti vampir saat Jungkook menegang hebat di bawahnya dan kemudian wanita itu kembali menjerit, mengalami pelepasan keduanya pagi itu.

Jungkook terengah dan nyaris kehilangan kesadaran, dalam artian hampir tidur di atas meja karena kelopak matanya yang tertutup terasa kian memberat. Ia sungguh hampir tertidur kalau saja sang suami yang tampan dan jangkung itu tidak menjilati vaginanya, menelan tetes demi tetes cairan lengket yang memiliki harum khas itu. Jungkook kembali mendesah dan membuka matanya.

"Kita belum selesai, Baby, kau sudah menggoda serigala yang tertidur, jangan harap aku akan melepaskanmu begitu saja," kata Taehyung dengan nada mengancam yang lucu. Jungkook mendudukkan dirinya kemudian terkikik.

"Oke, sekarang aku harus bagaimana?" tanya Jungkook sambil mengacak rambut Taehyung lagi, agak merasa kegelian karena posisi kepala pria tampan berkulit tan itu berada di antara kedua kakinya dan rambut Taehyung terasa menggelitik perut bawahnya.

"Lepas bajumu." Taehyung melepaskan vagina Jungkook, membawa dirinya untuk menghabiskan sisa kopi paginya, dan merasakan kopinya bercampur rasa favoritnya sejak menikah, rasa cairan kewanitaan.

"Okay." Jungkook melepas gaun tidurnya melewati kepala, kemudian bra warna putih, terakhir ia menarik lepas karet rambutnya dan seketika ketiga benda itu jatuh ke lantai. Taehyung menatap wanita yang telah telanjang bulat itu tanpa berkedip. Jungkook dengan kecantikannya, kulit putih susunya, tidak memakai apapun kecuali sepasang anting perak di masing-masing telinganya. Inkyung dengan rambut hitam berantakannya, payudara bulatnya, dan vagina yang telah Taehyung cicipi pagi ini. Segalanya terlihat seperti… surga. Taehyung merasakan celananya begitu menyiksa si junior yang mulai terbangun, ia rasa dirinya bisa klimaks, ejakulasi hanya dengan memandang tubuh polos bidadari yang duduk mengangkang diatas meja makan. Omong-omong meja makan, Jungkook malah terlihat bagai hidangan lezat yang telah siap disajikan untuk Taehyung.

"Andai aku lebih sering libur. Sarapan pagiku saat libur adalah… dirimu."

Taehyung menerjang si wanita dengan ciuman memabukkan dan kasar. Sekasar apapun ciuman Taehyung, ia tidak pernah menggigit, ia hanya akan melumat dan mengulum bibirnya. Taehyung lebih suka ketika Jungkook saja yang menggigitnya. Taehyung tidak bisa berhenti mencumbu bibir pendamping hidupnya itu, ia justru memberikan kenikmatan lebih untuk Jungkook dengan meremas buah dadanya. Jungkook menelusupkan tangannya di dalam kaus putih Taehyung, meraba perut berototnya dengan sentuhan ringan, naik ke dada bidang Taehyung dan memainkan nipple-nya, meniru apa yang dilakukan Taehyung. Kemudian wanita itu mendorong dada sang suami supaya ia bisa melepas kaus sialan yang menghalangi aksinya. Namun Taehyung tidak mau melepaskan ciumannya sama sekali, malah menarik tengkuk sang istri supaya bibir mungil itu masuk semakin dalam di dalam rongga mulut Taehyung. Jungkook yang tidak sabar lalu merobek kaus putih Taehyung dengan sekuat tenaga dan membuang asal kain compang camping itu. Beberapa saat kemudian ciuman mereka terlepas dan terengah bersama.

"Oppa… Tae-ahhh…" Jungkook mendesah pelan saat Taehyung menjilati leher dan payudaranya, menghisap puting payudara kecokelatan itu, menyedot kuat-kuat seolah sedang menyusu. "Sudah… Kumohon… Masukkan."

Jungkook menarik kepala Taehyung supaya pria itu melepaskannya, supaya pria itu memasukkan kelelakiannya dalam lubang hangatnya dan menyetubuhinya. Jungkook sudah tidak tahan jika terus bermain-main begini. Taehyung malah menggeleng, masih sambil masih mengulum payudara bulat itu.

Jungkook mengerang kesal karena lagi-lagi cairannya merembes. Taehyung akhirnya mengalah, pria itu mendesah dan melepaskan kulumannya tapi berjalan ke arah kulkas dan mengeluarkan tiga butir buah anggur dan sebuah wortel. Jungkook hampir saja melempar kaus robek Taehyung ke arah muka suaminya itu. Bagaimana bisa pria itu malah berhenti hanya untuk hendak makan camilan. Taehyung paling suka buah anggur, terutama yang ungu kehitaman. Tapi wortel? Masa' Taehyung mau memberikannya pada Jungkook karena istrinya itu punya gigi kelinci yang lucu?

"Hiiih! Apa yang Oppa lakukan?" sentak Jungkook sambil mencebikkan bibir. Taehyung malah membalasnya dengan seringaian, menurutnya Jungkook barusan sedang merengek dengan sangat menggemaskan.

"Berbaringlah, aku akan segera mengabulkan keinginanmu," kata pria yang bertelajang dada itu. Ia mendekati Jungkook kemudian mendorong si wanita supaya berbaring, ia memasukkan sebutir anggur ke dalam mulutnya, Jungkook kira suaminya itu akan memakannya, namun tanpa di duga, Taehyung menunduk dan mendekati vagina istrinya, mendorong sebutir anggur bulat itu ke dalam liangnya menggunakan lidah. Jungkook berjengit, terkesiap karena kewanitaan sensitifnya dimasuki sesuatu yang dingin, Taehyung memasukkan anggur yang kedua dan ketiga, memenuhi lubang lembab berkedut itu dengan anggur. Setelahnya, ia mendorong masuk sebatang wortel yang berukuran sedang menyusul ketiga butir anggur. Jungkook mendesah keras merasakan kewanitaannya meregang dipenuhi anggur dan wortel dingin, tidak senikmat ketika dimasuki aset kebanggan Taehyung sih, tapi cukup menantang juga.

"Oppa sungguh gila," kata Jungkook sinis, Taehyung malah terbahak seolah menyetujui bahwa dirinya memang gila.

"Duduk," perintah Taehyung kemudian menarik lengan Jungkook agar duduk tegak, wanita itu tentu saja langsung mendesah karena tiga butir buah bulat berwarna ungu dan si sayuran jingga masuk lebih dalam ke rahimnya.

"Apa kita sedang main master-masteran lagi?" Jungkook bertanya dengan bibir mengerucut, memandangi Taehyung yang mundur beberapa langkah dari meja.

"Tidak, aku tidak suka menyiksa wanitaku," sahut Taehyung mulai menggombal sambil tersenyum menampilkan senyum kotak di bibirnya yang lucu. Jungkook tersenyum simpul dan merona. Meski telah bertahun-tahun dirayu oleh makhluk yang sama, Jungkook masih saja malu-malu. Dengan tatapan menggoda, Taehyung menarik karet pinggang celananya, dan memelorotkannya perlahan, kentara sekali berniat menggoda Jungkook. "Kau tahu buah favoritku, 'kan, Sayang?"

"Umm… Anggur." Jungkook berusaha mencari posisi duduk yang nyaman, namun tetap saja terasa mengganjal. Ada tiga butir buah anggur dan sebuah wortel bersarang di kewanitaannya.

"Kau tahu dewa anggur dalam mitologi Yunani?" Taehyung bertanya lagi setelah meloloskan celana pendek hitamnya, menyisakan selembar thrunks biru gelap yang membalut erat pinggulnya, namun tidak menyembunyikan tonjolan kejantanannya.

"Dewa anggur itu Dionysus," kata Jungkook tetap memandang heran Taehyung yang lagi-lagi menanggalkan pakaiannya dengan sangat perlahan. Sudahlah, tidak usah ditanya kenapa ia melakukan itu, Jungkook ingin mengikuti alur permainan ini saja.

"Tidakkah aku seperti Dionysus? Aku suka anggur," ujar Taehyung, masih betah dengan kegiatannya memelorotkan pakaian dalamnya melewati kaki. Setelahnya, Jungkook dibuat menelan ludah dengan gusar. Hanya perasaannya saja atau penis Taehyung memang lebih besar dari terakhir kali Jungkook melihatnya? Jungkook terakhir kali melihat batang liat itu dua hari lalu ketika malam hari Taehyung pulang bekerja dan membantunya mencukur rambut pubis. Jungkook suka mencukur 'rambut tidak penting' milik sang suami. Rambut pubis, rambut ketiak, kumis, jenggot, bagi Jungkook itu semua tidak penting untuk Taehyung makanya ia akan dengan semangat mencukurnya.

"Apa kau juga bisa membuat orang jadi mabuk tanpa minum?" sahut Jungkook.

"Kau selalu bisa mabuk karenaku, 'kan?" Jungkook tertohok mendengarnya. Wanita itu merengut meskipun pada akhirnya pipinya merona parah. Taehyung yang menyadarinya tertawa gemas. "Hey, lihat kemari, Baby Girl."

Taehyung melenguh dengan nafas terengah ketika merangsang kejantanannya sendiri. Batang panjang dan gemuk itu ia genggam dan menggerakkannya naik-turun perlahan, sesekali membuat gerakan mengocok si junior dan buah zakar kembar di belakangnya. Taehyung menggeram tertahan menikmati rangsangan pada penisnya hingga mata elangnya terbuka dan terpejam. Seumur hidupnya, Jungkook baru pertama kali melihat seorang pria bermasturbasi di depannya, dan itu dilakukan oleh suaminya sendiri. Taehyung tetap merangsang dirinya, sekaligus juga merangsang sang istri yang menggigit bibir bawah merasakan vaginanya kembali banjir.

"Kau beronani di depan istrimu, apa tidak malu?" ejek Jungkook disertai tawa renyah melihat pria miliknya menggeram saat cairan precum mulai menetes dari ujung kejantanannya.

"Hah, buat apa aku malu kalau istriku sangat menikmati pemandangan macam ini? Argh…"

Taehyung meraih dagu Jungkook dan mencium bibirnya kasar, seketika dibalas dengan sama kasarnya. Taehyung menggerakkan sebatang wortel yang dua per tiga bagiannya telah masuk ke vagina Jungkook. Si wanita mendesah dan menggenggam batang kelelakian Taehyung yang mulai lembab. Jungkook ingin menjerit ketika anggur-anggur dalam rahimnya menyundul titik nikmatnya. Namun desahannya tertelah di dalam mulut terampil Taehyung karena pria itu terus melumatnya penuh ekstasi.

Perlahan Taehyung membaringkan tubuh Jungkook dan ia sendiri juga naik ke meja makan, bertumpu dengan lututnya. Meja makannya memang tidak terlalu besar, tapi cukup untuk digunakan sebagai tempat bercinta. Jungkook mengerang ketika sang suami menarik lepas si sayuran jingga dari lubangnya dan membuangnya asal, dan dengan cepat memasukkan kejantanannya ke dalam kewanitaan basah sang istri, menggantikan si wortel yang terlempar mengenaskan.

"Ahh… Ahh… Kau gila, Kim Taeee! Anggurnya… Anggurnya di dalam, ahhh!"

Taehyung tertawa sambil terus menghujam dengan brutal kewanitaan Jungkook yang terasa lebih sesak oleh tiga butir anggur. Wanita itu mendesah histeris di bawah Taehyung dengan wajah hampir menangis. Taehyung menempelkan bibirnya ke payudara Jungkook dan menggigitinya. Sumpah, ini sangat nikmat. Jungkook sudah menangis sambil memeluk erat punggung Taehyung dan meremas pantatnya, memohon kenikmatan segera menghantamnya, untuk kesekian kalinya. Taehyung adalah seorang dancer saat masih berada di sekolah menengah, meski sekarang berprofesi sebagai detektif. Seorang penari paling tidak akan memiliki pinggul yang lentur dan luwes, termasuk Taehyung. Meski ia sudah tidak menari lagi, ia masih bisa memanfaatkan pinggung lenturnya untuk menghentak kewanitaan Jungkook.

"Kau sangat cantik, argh…" geram Taehyung di leher Jungkook. Pria bersurai cokelat karamel itu nyaris gila merasakan kejantanan panjangnya diremas oleh dinding kewanitaan hangat sang istri.

"Kumohon… Ahh… Oppa cepat!" Jungkook memohon di antara desahan dan tangis nikmatnya. Jungkook tidak pernah bercinta dengan pria manapun selain Taehyung, tapi Jungkook sangat yakin bahwa Taehyung adalah pria paling menakjubkan yang seluruh tubuhnya bisa membuat mabuk. Bahkan tatapan matanya sangat memabukkan, melumpuhkan. Jungkook menjerit ketika orgasmenya datang, seluruh tubuhnya menegang hebat sehingga memeluk erat Taehyung hingga tanpa sadar mencakar punggung polos si pria, bahkan kedua kakinya melingkari pinggang Taehyung yang masih bergerak menghentaknya. Taehyung juga menyusulnya merasakan orgasme beberapa saat kemudian, menumpahkan sperma hangatnya di dalam, sangat banyak, bahkan terlalu banyak hingga meluber keluar.

"Kim Jungkook…" Taehyung menggeram sambil mengulum cuping telinga kiri Jungkook. Setelah dirasa tidak ada lagi sperma yang keluar, Taehyung segera mencabut penisnya dan memasukkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke dalam vagina Jungkook, mengaduk-aduk isinya dan mengeluarkan satu per satu butir anggur yang kulitnya sudah sedikit sobek. Ahh, ternyata si anggur korban hubungan seksual tidak berubah menjadi jus anggur. Jungkook membelalakkan mata shock melihat tiga butir anggur yang malang itu telah masuk ke mulut Taehyung dan dikunyah, padahal tiga butir anggur itu sudah berlumuran cairan orgasme keduanya.

"Tae Oppa sudah gila, itu kan jorok kenapa dimakan?" pekik Jungkook.

"Aku hanya penasaran dengan rasanya, kau bilang spermaku rasanya tidak buruk. Aku juga sudah berkali-kali mencicipi cairanmu, dan kupikir itu lumayan lezat. Nah, berhubung ada anggur favoritku, aku ingin merasakannya bersama dengan cairan kita," jelas Taehyung dengan wajah polos. Jungkook menepuk dahinya melihat betapa suaminya menjadi seseorang dengan aura yang sangat berbeda. Sebelumnya ia menjadi dewa seks yang memabukkan, sama memabukkannya dengan anggur yang telah disihir Dionysus. Namun di detik berikutnya, ia menjadi anak laki-laki yang manis dan polos dengan senyum kotak yang menggemaskan.

"Astaga, tadi kau seperti pria brengsek paling menggairahkan, kenapa sekarang berubah menjadi bayi kelinci yang imut? Utututu suamikuuu…" Jungkook mencubit pipi kiri Taehyung sambil menggodanya, memonyongkan bibirnya seolah sedang bermain dengan bayi.

"Hih!" Taehyung menepis tangan Jungkook yang menggelitiki wajahnya dengan bibir mengerucut sebal, "jangan menyebut bayi kelinci lagi, aku lebih suka disebut sebagai pria brengsek yang menggairahkan."

"Tapi Oppa, kau itu sangat manis- KYAAA!" Jungkook tidak sempat menyelesaikan kalimatnya, ia menjerit ketika tubuhnya diangkat dan diberdirikan di atas lantai, menghadap meja dan sedikit membungkuk, atau lebih tepatnya menungging. Taehyung memasukkan kelelakiannya dari belakang tanpa ampun.

"Katakan! Julukanku adalah bajingan atau bayi kelinci?" Taehyung bertanya sambil menggenjot penisnya tanpa ampun di dalam kewanitaan hangat istrinya.

"Ba- AKHHH! OPPAAAAA!" Jungkook menjerit ketika bagian bawah tubuhnya mulai pegal tak tertahankan, ia sungguh kewalahan mengimbangi permainan Taehyung jika pria itu sebrutal ini.

"Bicara yang benar, Kim Jungkook!" bentak Taehyung frustasi karena vagina Jungkook menghimpit keras penisnya, seolah hendak memeras spermanya hingga terkuras habis.

"Bajingan. Kim Taehyung adalah bajingan milikku yang paling menakjubkan saat bercinta," kata Jungkook di sela isak tangisnya. Dan setelahnya hanya ada suara desahan yang saling bersahutan, serta suara kulit yang saling bergesekkan. Hingga pasangan muda itu meledakkan kenikmatan hingga Jungkook ambruk di atas meja dengan Taehyung yang terjatuh di punggung sempitnya. Mereka tersengal dengan keringat membanjiri. Jungkook sedikit meringis ketika Taehyung mengeluarkan kelelakiannya. Tubuhnya kemudian di angkat menuju kamar tidur dan dibaringkan, Jungkook seakan kehilangan jiwanya, merasakan kesadaran mulai menipis ketika meledak dalam rasa nikmat.

"Maaf ya, Sayang," ucap Taehyung dengan lembut, memeluk Jungkook yang berbaring di atas ranjang mereka.

"Tidak apa-apa, setidaknya aku merasa lebih baik dari ketika bangun tidur tadi." Jungkook membelai pipi tirus sang suami, kemudian mengecup bibirnya sekilas. Matanya terasa sangat berat, ia ingin bermimpi lagi.

"Mengantuk?" tanya si pria. Jungkook mengangguk dengan mata hampir tertutup. Taehyung ikut berbaring dan menyelimuti tubuh telanjang mereka berdua. Memeluk Jungkook dengan sayang dan memberi kenyamanan. "Tidurlah, Tuan Putri."

"Taehyung-ie! Kookie-ya!" seru seorang wanita bernama Kim Seokjin ketika memasuki sebuah unit apartemen sambil membawa kantung belanjaan dan menggandeng seorang gadis kecil bergaun merah muda.

"Eomma, apa ada perampok di rumah Tae Samcheon?" tanya si gadis kecil ketika mendapati ruang makan sang paman yang berantakan.

Meja makannya terdapat sesuatu seperti tumpahan susu yang tidak terlalu banyak, gaun tidur warna ungu di dekat kaki meja, pakaian dalam berupa bra dan dua buah celana dalam, yang satu berenda dan yang satunya hanya berupa celana dalam berbahan kain agak tebal. Di kolong meja ada sebatang wortel yang terlihat basah, lembab, dan bentuknya sudah mengenaskan. Seokjin tentu tahu kekacauan apa yang telah terjadi di ruang makan, dan ia tidak ingin putrinya yang masih berusia tujuh tahun menanyakannya.

"Yeonjun Sayang, duduk dulu di ruang tamu ya. Eomma akan mencari Taehyung Samcheon dan Jungkook Imo," kata sang ibu pada si gadis kecil. Gadis yang dipanggil dengan nama Yeonjun itu bergumam ragu sambil menggigit bibir.

"Tidak ada perampok?" tanya Yeonjun dengan matanya yang memandang khawatir sang ibu.

"Tidak ada perampok, Yeonjun tadi melihat Eomma membuka pintunya dengan tombol, 'kan?" Seokjin kembali meyakinkan anak perempuannya. Ia menunggu Yeonjun yang masih terdiam, putrinya itu pasti sedang berpikir.

Di apartemennya, ayah dan ibu Yeonjun juga mengunci pintu depan dengan tombol, sama persis seperti pintu rumah Taehyung Samcheon dan Jungkook Imo. Dulu saat belum masuk sekolah dasar, Yeonjun tinggal di rumah kakek dan nenek dari ibunya, pintu mereka tidak menggunakan tombol, melainkan dengan kunci biasa. Kata ayahnya pintu yang memakai tombol lebih aman dari perampok dan orang asing yang ingin masuk rumah.

"Yeonjun akan menunggu sambil nonton TV," kata si gadis kecil.

"Oke, Eomma akan segera kembali."

Setelah memastikan putrinya telah sibuk dengan TV, Seokjin berjalan menuju kamar yang berada di seberang meja makan. Ia mengetuk pintunya perlahan, "Taehyung-ah! Jungkook-ah!"

Setelah mengetuk sepuluh kali, pintu terbuka sedikit dan kepala Taehyung yang menyembul, dilengkapi dengan wajah bangun tidur dan rambut acak-acakan. "Jin Noona?"

"Maaf Tae, aku mengganggu ya?" Jin menyeringai tidak enak hati.

"Tidak papa, eh sebentar ya, aku belum pakai celana."

Blam!

Pintu kembali tertutup, Kim Seokjin hanya menggelengkan kepala menatap tingkah adik iparnya itu, sedikit banyak perilakunya mirip suaminya, Kim Namjoon. Seokjin sih maklum saja karena itu adalah hal yang wajar bagi pasangan yang baru menikah kurang dari setengah tahun lalu, kalau kata orang sih hubungan masih hangat-hangatnya.

Taehyung keluar dengan tampilan lebih segar, terlihat baru saja mencuci muka. Melihat ruang makan yang masih kacau-balau berantakan, Taehyung mengajak Jin ke ruang tamu saja yang ternyata ada Yeonjun yang fokus menonton TV menampilkan Barbie sebagai peri bersayap.

"Yeonjunieee," ujar Taehyung dengan riang sambil memeluk dan mencium pipi tembam si keponakan yang menggemaskan.

"Aaaa Samcheon bau belum mandi! Tidak boleh cium-cium!" Yeonjun mendorong-dorong dahi Taehyung yang berusaha menempel pada pelipisnya, hendak mencium pipi si gadis kecil lagi.

"Kalau Samcheon sudah mandi dan wangi boleh mencium Yeonjun?" tanya Taehyung yang akhirnya mengalah, melepaskan pelukannya pada tubuh si keponakan lucunya.

"Mmm… Akan kupikirkan," kata Yeonjun akhirnya, fokus lagi pada si Barbie. Jungkook mendengus sebal diabaikan.

"Jadi Noona, ada apa?" tanya Tae pada Jin.

"Semalam kau meminjam mobil Namjoon, 'kan?" tanya Seokjin dengan khawatir.

"Benar, semalam aku pergi ke bengkel bersama Jung Ajussi untuk mengambil mobilku, ada masalah?" kali ini Taehyung yang bertanya dengan agak khawatir. Semalam ia hanya mengajak Jung Ajussi selaku supir keluarga sang kakak untuk membawa mobil Namjoon yang Taehyung gunakan untuk mengambil mobilnya sendiri dari bengkel. Apa ia menghilangkan sesuatu atau membuat mobil kakaknya lecet? Sepertinya tidak.

"Kau tahu di dashboard mobil ada jus jeruk dalam botol?"

"Tentu aku tahu, aku mengambilnya karena kutahu Hyung kan tidak suka jeruk, ada apa sih?" Taehyung semakin tidak sabar. Apa Noona-nya ini akan marah-marah karena ia mencuri jus jeruk miliknya?

"Dimana jus jeruk itu?" Oke, Taehyung makin gusar. Ia bertanya dan Jin kembali menjawabnya dengan pertanyaan lain yang tidak memberi jawaban apapun. Pria itu mengacak rambut sewarna karamel frustasi.

"Apa masalahnya dengan jus jeruk itu? Apa karena harganya sangat mahal makanya Noona keberatan aku mencurinya dan memberikannya pada Jungkook saat aku menjemputnya semalam?" Taehyung berkata dengan keras.

"Jungkook meminumnya? Astaga Tuhan! Jus jeruk itu telah dicampur aphrodisiac!" kata Seokjin histeris. Yeonjun hanya memandang sekilas pada sang Ibu kemudian melanjutkan menonton Barbie. Sebelum menikah Taehyung Samcheon tinggal bersamanya, mungkin ibunya sedang mengomeli si paman seperti biasa, Yeonjun sudah terbiasa dengan itu. Lagi pula Tae Samcheon memang jahil.

"Oh…" Taehyung nyengir, ia tidak bisa berkata apapun lagi selain, "pantas saja istriku sangat aneh pagi ini."

"Ya, kau tidak perlu menjelaskan kenapa ruang makanmu seperti habis terkena tornado. Tapi aku bersyukur tidak meminumnya karena Hyung-mu hampir saja mengerjaiku," Jin menggerutu.

"Hahaha, aku harus berterima kasih pada Namjoon Hyung," kata Taehyung sambil terbahak.

"Yeonjun-ah, ayo kita pulang dulu, Samcheon harus membersihkan rumah kemudian makan malam bersama kita nanti," ujar Seokjin.

"Yeonjun-ie pulang dulu, Tae Samcheon," kata si gadis manis nan cantik Kim Yeonjun.

"Baik, hati-hati ya."

Setelah kedua perempuan itu pergi, Taehyung memasuki kamarnya, mendapati Jungkook telah terbangun dan duduk di ranjang dengan wajah mengantuk.

"Oh, sudah bangun," ujar si pria berotot dengan rambut karamel.

"Hmm," Jungkook hanya menggumam.

Saat Taehyung telah duduk di ranjang mereka, menempati ruang kosong di sebelahnya, Jungkook langsung memeluk leher Taehyung dan mengecup sekilas sudut bibir sang suami. Jangan lupakan bahwa wanita itu masih telanjang.

"Aku menginginkanmu, Oppa, aku mau shower sex," bisik Jungkook dengan menggoda tepat di telinga kiri Taehyung.

"O-oke." Taehyung menelan ludah susah payah. Astaga, ia harus bekerja ekstra karena ternyata efek si jus jeruk terkutuk itu belum hilang.