"Gadisku"

Napas Seokjin memburu seketika ciuman di antara dirinya dan Kaisar Namjoon terlepas. Seokjin buru-buru mengambil napas berebut dengan Kaisar Namjoon yang bahkan masih sibuk menggesekkan ujung hidung mereka. Tubuhnya sudah total panas hanya karena ciuman panas. Kaisar Namjoon adalah seorang pencium handal yang benar-benqr sanggup menbangkitkan gairah seksual Seokjin dalam satu pagutan mesra.

"Aku menginginkan Gadisku malam ini" bisik Kaisar Namjoon seduktif tepat di telinga Seokjin lalu menggigit lembut daun telinga yang jauh lebih muda.

Seokjin mengerang merasakan salah satu titik sensitifnya digoda oleh lidah suaminya. Ia menggeliat pelan seraya meremat rambut belakang milik Kaisar Namjoon dengan gusar. Bagaimana bibir suaminya terus turun dari pipinya menuju ke leher. Seokjin hanya bisa mendesah pasrah saat Kaisar Namjoon menarik lepas simpul pakaiannya. Setengah tergesa tangan besar pria itu menyibak pakaian Seokjin lalu melemparnya ke lantai.

Tubuh Seokjin yang montok berisi itu terlihat jelas hanya terhalang kain putih tipis. Kaisar Namjoon menatap sedikit tak suka ketika ia masih harus meloloskan kain yang lain dari tubuh gadisnya. Simpul lain dilepaskannya tetapi Kaisar Namjoon tak langsung melepas kain sutra putih itu. Ia bergerak pada kedua payudara Seokjin yang sudah menyembul bersama puting merah mudanya. Satu ia remas sementara mulutnya mengulum puting lain meski masih terhalang kain.

"hnggghhhhh!"

Seokjin mendesah keras ketika merasakan kain yang menutupi putingnya basah dan bergesekkan langsung dengan kulitnya sehingga menciptakan sensasi menggelitik. Hisapan Kaisar Namjoon pada putingnya begitu kuat seolah akan ada susu yang keluar dari sana. Desahan Seokjin berubah menjadi jeritan ketika tangan kiri Kaisar Namjoon mencubit sedikit kasar puting payudaranya yang lain. Ketika rancauan dari Seokjin sudah begitu berisik, Kaisar Namjoon dalam sekali tarikan menyibak kain terakhir yang membalut tubuh selir mudanya itu.

"Yang mulia!" jerit Seokjin ketika Kaisar Namjoon mengecupi perutnya dengan begitu intens. Cumbuan Kaisar Namjoon selalu sukses membuat Seokjin menggelinjang hingga lemas tak berdaya.

"Anakku akan tumbuh di sini nanti" gumam Kaisar Namjoon kemudian mengecup lembut perut bagian bawah milik Seokjin sekali lagi sebelum beralih untuk turun pada kemaluan selir mudanya itu.

"Mmmhhh"

Seokjin mendesah puas ketika Kaisar Namjoon kemudian melebarkan kedua kaki miliknya sehingga area selangkangannya yang masih terbalut kain itu terpampang.

"Gadisku sudah sangat basah" kekeh Kaisar Namjoon lalu mengusap lipatan kewanitaan Seokjin menggunakan ibu jarinya dengan sedikit tekanan.

Usapan itu spontan membuat Seokjin memejamkan matanya menahan kenikmatan yang menderanya. Ketika Kaisar Namjoon lalu membebaskan kewanitaannya dari balutan kain itu, Seokjin membuang napas lega bagaimana udara malam membelai selangkangannya. Melihat bagaimana cara Kaisar Namjoon begitu intens menatap area kemaluannya sontak membuat Seokjin lalu menyilangkan kedua kakinya guna menutup area privatnya itu karena malu.

"Sssstt!" lirih Kaisar Namjoon lembut lalu ia kembali meraih paha Seokjin untuk membuka dua kaki jenjang selir mudanya.

Kaisar Namjoon tak dapat menahan dirinya dan segera menunduk guna menghadiahi satu kecupan pada vagina wanita yang baru diboyongnya ke istana sepuluh hari lalu. Ia bersemangat menjilat lipatan basah kewanitaan milik selir mudanya ketika Seokjin kemudian menjerit kencang sebagai respon. Dihisapnya lembut kulit kemaluan Seokjin hingga selir mudanya itu menjerit hebat dan menggelinjang nikmat.

"Eunghhhh! Yang Mulia!" pekik Seokjin ngilu ketika Kaisar Namjoon menggigit pelan bibir vaginanya guna menggoda yang lebih muda.

Seokjin menggeliat dengan payudaranya yang naik turun cepat karena terengah sementara Kaisar Namjoon bangkit duduk untuk melepaskan seluruh pakaiannya. Seokjin tersipu malu melihat bagaimana tubuh Kaisar Namjoon yang begitu sempurna dengan kulit tan miliknya yang mengkilap karena keringat. Bagaimana otot lengan, dada, hingga ke perut itu begitu kencang membuat Seokjin mengaguminya.

Menjadi selir ketiga dari Kaisar Namjoon membuat Seokjin juga menjadi selir termuda. Sebelumnya, Seokjin merupakan anak bungsu dari Menteri Perpajakan Kekaisaran. Ia hanya gadis belia berusia belasan tahun yang begitu disayang oleh ayahnya. Sampai pada hari itu Kaisar Namjoon sendiri yang datang pada ayahnya untuk meminang Seokjin sebagai istri keempatnya.

Terlahir sebagai cucu dari pemimpin klan, Seokjin justru tak bisa banyak berbuat. Gwangsan Kim merupakan klan terkuat di kekaisaran yang banyak menduduki jabatan di istana. Momen pinangan istimewa yang datang langsung dari Kaisar Namjoon lalu dimanfaatkan kakeknya untuk menguatkan posisi klan mereka di kekuasaan kekaisaran.

Istri pertama dari Kaisar Namjoon yakni Permaisuri Hyesun melahirkan dua anak perempuan untuk suaminya. Hal serupa juga terjadi pada dua selir Kaisar Namjoon. Gwangsan Kim melihat peluang dari usia Permaisuri Hyesun yang makin tua. Jika Seokjin melahirkan anak laki-laki untuk Kaisar Namjoon, peluang bayi itu menjadi putra mahkota sangatlah besar. Diterimalah pinangan itu oleh Gwangsan Kim terhadap cucu terakhir dari pimpinan klan.

Pada awalnya, Seokjin menangis seharian karena ia sangat takut. Bagaimana tidak? Ia hanya gadis berusia delapan belas tahun yang dipinang seorang kaisar besar berusia empat puluh tiga tahun. Seumur hidupnya ia dipingit di dalam kediaman mewah milik Gwangsan Kim. Pria pertama yang Seokjin lihat selain para Gwangsan Kim adalah Kaisar Namjoon, suaminya. Usianya yang masih sangat muda membuat Seokjin mudah jatuh cinta. Bagaimana suaminya masih terlihat sangat tampan di usia kepala empat.

Selama sepuluh hari pertama pernikahan, Seokjin dimanjakan oleh Kaisar Namjoon secara langsung. Bagaimana gadis muda sepertinya mendapatkan afeksi berlandaskan cinta dari sang suami membuat Seokjin jadi melayang. Meski pada malam pertama, Seokjin menangis tersedu karena malu dan sakit. Namun, Kaisar Namjoon tidak lantas marah. Pria itu tertawa kemudian menghibur Seokjin dengan sentuhan penuh hati-hati.

Seokjin dibuat jatuh cinta seketika.

"Gadisku, apa ada sesuatu yang mengganggumu?" tanya Kaisar Namjoon khawatir sebelum sempat melorotkan celana yang ia kenakan. Selirnya itu terlihat pucat dengan tatapan kosong ke atap-atap membuatnya menjadi cemas seketika.

Seokjin tersentak menyadari bahwa ia baru saja melamun. "Tidak ada, Yang Mulia" cicitnya pelan. "Maafkan aku"

Kaisar Namjoon tersenyum lega lalu memberi satu kecupan lembut di dahi Seokjin. "Aku senang mendengarnya"

Seokjin tersenyum. Dari sorot matanya ia lalu mengisyaratkan bahwa suaminya dapat melanjutkan aktivitas malam mereka. Meski sudah ditiduri Kaisar Namjoon berulang kali, wajah Seokjin masih memerah panas setiap melihat bagaimana kejantanan milik Kaisar Namjoon terpampang dihadapannya. Pipinya memerah ketika suaminya juga sudah telanjang bulat sama sepertinya. Seokjin tak bisa mengalihkan pandang dari kemaluan Kaisar Namjoon yang berada di depannya.

Itu terlihat sangat dewasa. Bagaimana batang kejantanan itu telah menegang sehingga terlihat begitu besar dan gagah. Cairan putih keluar dari ujung kemaluan milik Kaisar Namjoon kemudian menetes pelan membasahi batang kelaminnya. Seokjin selalu dibuat merinding bagaimana kejantanan Kaisar Namjoon terlihat berurat besar. Seokjin juga tak akan mau mengakui jika pada awalnya ia takut dan jijik melihatnya. Warnanya yang coklat gelap serta rambut berantakan berada di sekitar kejantanan suaminya membuat Seokjin mual di malam pertamanya dahulu.

Akan tetapi, begitu batang kejantanan Kaisar Namjoon membuat Seokjin mengenal apa itu kenikmatan seksual, pandangannya berubah. Ini memalukan tetapi Seokjin sering melamunkan aktivitas seksual mereka ketika sedang menyulam di siang hari atau saat ia sedang tak fokus melakukan sesuatu. Setiap inci presensi Kaisar Namjoon menjadi suatu bayangan indah dalam benak Seokjin.

"Yang Mulia!" jerit Seokjin terkejut ketika tiga jari Kaisar Namjoon mendadak melesak ke dalam vaginanya dengan gerakan cepat.

"Gadisku sangat menyukai ini?" goda Kaisar Namjoon dengan tawa pelan ketika melihat Seokjin terlonjak gelisah karena gerakan jari suaminya yang agak brutal di dalam sana.

Bagaimana jari Kaisar Namjoon menekan dan memijat otot dalam kewanitaannya seketika membuat Seokjin lemas karena ia dibawa melayang. Kuku milik Kaisar Namjoon juga menggaruk hati-hati otot di dalam vaginanya sehingga Seokjin tahu ia akan segera mendapatkan pelepasan yang pertama. Tubuhnya menegang dan perutnya serasa tergelitik karena pergerakan jari panjang itu di dalam kewanitaannya.

"Hhhhhhmmmhh…. Yang Mulia!"

Kaisar Namjoon tersenyum lebar saat ketiga jarinya total basah oleh pelepasan gadisnya yang pertama. Diusapkannya cairan pelepasan Seokjin ke area selangkangan milik selir mudanya itu. Dengan berhati-hati, Kaisar Namjoon kemudian mulai memijat lembut lipatan kelamin milik Seokjin yang sudah siap dimasuki. Bagaimana jarinya mengurut kemaluan sang selir itu membuat empunya merengek gelisah berkelit ke kanan dan kiri karena sangat terangsang.

"Yang Mulia! Kumohon jangan!" pinta Seokjin merengek ketika ibu jari Kaisar Namjoon mengurut lipatan vaginanya makin intens.

Benar saja. Seokjin menjerit panjang bersama cairan bening yang keluar dari liang senggamanya membasahi tangan Kaisar Namjoon hingga menetes ke kasur. Sementara itu, Seokjin terengah lemas sudah mendapatkan dua kali pelepasan hanya dengan jemari Kaisar Namjoon.

"Yang Mulia! Sudah!" pekik Seokjin kesal saat Kaisar Namjoon kembali memasuki vaginanya dengan dua jemari kirinya sementara tangan kanannya memijat klitoris milik Seokjin dengan intens.

Air mata Seokjin meluncur turun membasahi pipinya sementara itu berusaha untuk menjauhkan jemari Kaisar Namjoon dari kewanitaannya. Sudah cukup. Seokjin ingin penis Kaisar Namjoon masuk dan membuat ia menjerit penuh kenikmatan.

"Gadisku?" tanya Kaisar Namjoon dibuat-buat dengan nada suara bingung saat Seokjin mendorong tangan suaminya supaya menjauh dari area kelaminnya.

Seokjin menggeleng lemas. "Yang Mulia, aku ingin itu!" rengeknya putus asa.

"Apa? Apa yang Gadisku inginkan?"

"Aku ingin Yang Mulia!" jerit Seokjin frustasi.

Kaisar Namjoon bersikap tenang berusaha mengerjai selir mudanya itu. "Aku di sini, apa yang Gadisku inginkan dariku?"

Seokjin menangis tersedu karena sangat kesal. Ia meremat seprai dan tidak peduli jika Kaisar Namjoon tertawa karena tingkah imutnya. Biasanya Kaisar Namjoon langsung pada intinya sehingga kali ini bagaimana sang suami terlalu lama bermain dengan alat kelaminnya membuat Seokjin sangat kesal. Namun, ia terlalu malu mengungkapkan itu.

"Gadisku" ucap Kaisar Namjoon lembut lalu satu tangannya mengusap rambut Seokjin yang menutupi wajahnya. Ia juga menghapus air mata yang membasahi wajah cantik dari selir mudanya itu. "Dengarkan aku!"

"Yang Mulia" cicit Seokjin masih terisak.

"Kim Seokjin adalah istri Kaisar Namjoon dan itu berarti Gadisku dapat meminta sesuatu dariku" jelas Kaisar Namjoon lembut. "Jadi, jangan malu mengatakan apa yang kau inginkan"

Seokjin menyeka air matanya dan merengut kesal. Ia membuang muka sebelum bicara. "Aku ingin Yang Mulia meniduriku sekarang!"

Kaisar Namjoon kemudian merebahkan tubuhnya menindih tubuh Seokjin. Wajah mereka berada sangat dekat sehingga Seokjin merasa sangat malu. Ia mencicit geli ketika merasakan kewanitaannya yang sudah basah bergesekan dengan kejantanan milik Kaisar Namjoon. Namun, sang suami tak kunjung memasukkannya ke dalam yang membuat Seokjin menjadi bingung.

"Ada apa?" tanya Kaisar Namjoon lembut menyadari kebingungan di wajah Seokjin.

"Yang Mulia, kenapa tidak dimasukkan?"

Kaisar Namjoon berkedik kecil. "Gadisku, kau tidak meminta aku memasukkannya. Jadi, aku tidak akan memasukkan itu"

Seokjin menggeleng kesal mendengar jawaban itu. Ia mengerucutkan bibirnya kesal tetapi membuatnya terlihat menggemaskan.

"Kalau begitu, Yang Mulia tolong masukkan!"

Kaisar Namjoon mengecup lembut bibir milik istrinya kemudian dengan patuh menggesek kejantanannya pada lipatan kewanitaan dari selir mudanya sebelum akhirnya mendorong masuk ke dalam dalam sekali usaha.

"Eungghhhh!" desah Seokjin nikmat ketika ujung kejantanan Kaisar Namjoon menubruk titik terdalam kenikmatannya.

Bagaimana penis Kaisar Namjoon selalu bisa membuat Seokjin melayang. Ukurannya yang besar membuat otot vaginanya harus merenggang lebar. Seokjin juga sangat suka sensasi bagaimana ia bisa merasakan urat kemaluan Kaisar Namjoon. Seokjin mengintip ke bawah dan tersipu melihat penyatuan kelamin mereka terlihat sangat erotis dan mesra.

Akan tetapi, keanehan lain terjadi. Seokjin lalu mendengus kesal ketika Kaisar Namjoon mendiamkan kejantanannya yang sudah masuk sempurna di dalam kemaluan Seokjin. Apakah permintaan lainnya?

"Yang Mulia"

"Ya, Gadisku membutuhkan sesuatu?"

"Tolong" bisik Seokjin manja. "Gagahi aku"

"Permintaan dikabulkan"

Seokjin menjerit kemudian. Kaisar Namjoon menarik kejantanannya mundur kemudian mendorong sekuat tenaga. Mengulanginya berulang kali terus menumbuk kewanitaan dari selir mudanya. Ia menggeram nikmat merasakan jepitan liang senggama Seokjin dan bagaimana kejantanannya terasa nikmat diremas oleh otot kewanitaan selir mudanya. Dalam hati menyimpan bangga ketika ia bisa mendengar Seokjin mendesah dan menjerit.

"Hhaahh… Gadisku sangat sempit di dalam"

"Yang Mulia!" jerit Seokjin ketika Kaisar Namjoon mempercepat tumbukannya di dalam sana dari sebelumnya.

"Hangat sekali.. Sempit…" bisik Kaisar Namjoon menggelitik pendengaran Seokjin.

Tubuh Seokjin tersentak-sentak naik turun mengikuti ritme tumbukan kelamin Kaisar Namjoon di dalam sana. Mendadak tubuhnya menegang dan Seokjin menjerit ketika ia tahu akan mencapai pelepasannya kembali.

"Yang Mulia! Aku hampir sampai!"

"Oh ya? Gadisku sudah tidak tahan?"

Seokjin melotot mengerang protes ketika Kaisar Namjoon menghentikan gerakannya selama beberapa detik. Setelah tubuh Seokjin melemas, Kaisar Namjoon kembali menumbuk kejantanannya ke titik terdalam vagina Seokjin yang bisa ia jangkau.

"Terasa lagi?" tanya Kaisar Namjoon saat tubuh Seokjin kembali menegang hendak mencapai puncaknya. "Keluarkan bersama?"

Seokjin tak menjawab. Ia memeluk erat leher Kaisar Namjoon sementara kepalanya tersentak ke belakang dengan keras. Sama seperti Kaisar Namjoon yang terus mempercepat gerakan kejantanannya guna mengejar pelepasan yang pertama.

"Yang Mulia!"

"Seokjin!"

Tubuh Seokjin terkulai lemas begitu cairan pelepasannya keluar. Sementara itu, tubuh gagah Kaisar Namjoon ambruk di atas dirinya bersama dengan semburan kencang cairan yang terasa hangat dan kental membasahi liang kewanitaan Seokjin. Seokjin memeluk leher Kaisar Namjoon lemas sementara sang suami menghentak beberapa kali menuntaskan orgasmenya.

Keduanya terdiam saling tindih. Seokjin meremas rambut belakang Kaisar Namjoon sementara pemimpin negeri itu mengecup lembut pipi Seokjin. Mereka kini bertatapan dan saling berciuman ringan karena tenaga yang baru saja terkuras. Dengan gerakan lembut, Kaisar Namjoon menukar posisi menjadi Seokjin yang berada di atas tanpa melepas tautan kelamin mereka.

"Gadisku" bisik Kaisar Namjoon lembut.

"Ya, Yang Mulia?"

Kaisar Namjoon mengusap punggung selir mudanya yang telanjang itu dengan hati-hati sambil membubuhkan satu kecupan ringan di dahi wanita yang baru dinikahinya sepuluh hari lalu itu. Ia memeluk erat tubuh Seokjin seolah tak akan melepaskannya.

"Apa kau tahu? Mengapa aku menikahimu?"

Seokjin mendongak berusaha menatap wajah suami yang berbeda dua puluh lima tahun usia darinya itu. "Tidak, Yang Mulia"

"Aku tidak sengaja melihatmu sedang bermain di halaman belakang saat aku datang menemui kakekmu untuk sebuah urusan" ujar Kaisar Namjoon dengan suara beratnya. "Gadisku terlihat sangat cantik dan ceria saat bermain. Aku dibuat jatuh cinta dalam sekali pandang olehmu"

Seokjin tersipu malu dan menyembunyikan wajahnya di dada Kaisar Namjoon.

"Aku terus memikirkanmu. Memikirkan senyum manis gadis yang tidak aku kenali siapa dan paras indahnya. Bagaimana gadis itu terlihat sangat ceria dan penuh semangat"

Seokjin tertawa. "Aku sangat senang bermain karena sepertinya aku sudah terlalu banyak belajar di dalam ruangan"

"Kau bisa bermain sepuasmu di istana kalau begitu"

Seokjin mengangguk kecil.

"Kemudian aku menjadi sangat marah saat aku tahu sudah ada banyak lamaran dari keluarga bangsawan lain untuk meminangmu"

"B-benarkah?" tanya Seokjin agak terkejut. Ia sudah tahu jika kakeknya berniat untuk menikahkannya segera karena sudah sampai pada usianya tetapi Seokjin tidak tahu jika sudah ada banyak lamaran datang.

"Yang aku lakukan adalah menyalahgunakan kekuasaanku sebagai kaisar waktu itu" ucap Kaisar Namjoon tertawa pelan. "Dalam namaku sebagai kaisar, aku melamar Seokjin dari Gwangsan Kim hari itu"

Seokjin terdiam. Ia tidak memberikan respon selain memeluk erat tubuh Kaisar Namjoon. Itu menjadi sebuah kehormatan baginya saat Kaisar Namjoon turun tangan sendiri untuk memboyongnya ke istana. Seokjin tidak menyangkan akan dicintai sampai seperti ini.

"Gadisku" panggil Kaisar Namjoon.

"Ya, Yang Mulia"

"Aku punya permintaan padamu"

Seokjin bergeser kecil guna menatap wajah suaminya tanpa melepas tautan kelamin mereka di bawah sana.

"Aku ingin Seokjinku yang melahirkan anak laki-laki sebagai pewaris tahtaku nanti"