Jujutsu Kaisen Fanfiction
Gorgeous
[Gojou Satoru x Iori Utahime]
Disclaimer
All of characters from Jujutsu Kaisen belongs to Gege Akutami
Gorgeous written by Sweet Glasses
Alternate Universe, Romance, and NSFW
.
.
.
.
.
.
.
Start!
Utahime tidak akan pernah sanggup ketika iris biru langit milik Gojou itu menatapnya lekat-lekat tepat di matanya. Memandangnya seolah keindahan yang tak mungkin dilewatkan sembari memberi kecupan kecil-kecil di bibir lalu merambat ke seluruh wajah. Ketika tangan sang pria itu memaksanya untuk mendongak agar iris mereka saling bertubrukan dengan jarak yang tak mencapai angka 3 cm, Utahime tak akan sanggup untuk membalas kilau biru langit yang terlampau memesona dan menatapnya penuh puja. Tidak akan pernah sanggup karena ia akan tenggelam di dalamnya dan Gojou akan semakin gentar membawanya dalam kenikmatan.
Utahime bertanya-tanya dalam benaknya, mengapa harus Gojou yang diciptakan dengan kombinasi iris biru langit, surai seputih salju, dan paras tampan yang mengingatkannya akan seorang pangeran? Di antara miliaran manusia lain di muka bumi ini, mengapa harus Gojou Satoru yang merupakan teman semasa kecilnya dengan watak yang begitu menyebalkan, tapi mampu membuat Utahime jatuh suka? Mengapa harus Gojou yang dianugerahi fisik seperti pangeran?
Pangeran yang selalu mengorbit hari-harinya hingga mereka berusia 27 tahun. Pangeran yang menyatakan cinta padanya dengan sangat tidak elitnya (berteriak 'suka' di halaman sekolah menggunakan toa ketika kelas tiga SMA). Pangeran yang giginya tak pernah kering untuk menguarkan cengiran dan senyuman. Pangeran yang tak pernah bosan memberikan pelukan ketika mereka bersua. Pangeran yang tak pernah membentak bahkan berteriak ketika mereka bertengkar. Pangeran yang selalu cemburu ketika ia dengan pria lain walau barang hanya hitungan menit. Pangeran yang selalu bertutur lembut ketika ia sedang masa-masa tersulitnya. Pangeran yang tak pernah absen dari kesehariannya.
"Utahime ... kamu bengong?"
Bisikan dari Gojou disertai colekan di hidung membuat Utahime tersadar bahwa ia tenggelam terlalu lama di dalam kilau iris biru langit milik sang pria. Mendapati Utahime sedikit gelagapan membuat Gojou mengeluarkan tawa kecil. Ah, lihatlah, di depannya saat ini ia melihat seorang pangeran sedang tertawa. Begitu menawan.
"Aku ... selalu kagum dengan keindahan mata kamu, Satoru."
Mendengar ujaran kecil Utahime membuat Gojou kembali menipiskan jarak dengan sang wanita. Hidung mereka bersentuhan dan bibir mereka akan bertemu kembali. "Kalau begitu, tataplah terus mataku untuk menikmati setiap keindahannya, Hime ..."
Bibir mereka menyatu dengan mata yang masih saling menatap. Gojou bergerak untuk meraup bibir Utahime, memberinya kecupan-kecupan beruntun lalu merangsek masuk untuk memainkan lidahnya di dalam sana. Utahime mengerang kala Gojou semakin liar mengobrak-abrik seisi mulutnya. Lidahnya diajak bergulat oleh Gojou. Fokus Utahime pun semakin tak menentu karena pandangannya kini hanya dipenuhi oleh biru langit yang menatapnya buas. Saliva menetes di penghujung bibirnya namun Gojou tak menghentikan aksinya. Ia kini memberikan jilatan besar pada bibir mungil wanitanya tanpa melepaskan tatapannya dari iris cokelat milik Utahime. Kecupan dan lumatan, terus berulang-ulang hingga Utahime harus susah payah mencuri oksigen ditambah iris biru langit itu terus menatapnya membuat Utahime semakin terbuai.
Iris biru itu memerangkapnya ketika Gojou terus-menerus meraup bibir mungilnya. Iris biru itu menjeratnya ketika tangan Gojou sudah merayap ke tubuhnya yang setengah telanjang, memberikan sentuhan yang mampu meloloskan desah. Iris biru itu menatapnya penuh dengan obsesi di setiap kecupan afeksi yang mengedar di sekujur tubuhnya.
Gojou Satoru yang berada di atas tubuhnya mengambil kuasa sepenuhnya sembari menanggalkan kaus dan menampakkan lekukan otot-otot yang berpeluh. Surai seputih salju itu sedikit lepek lantaran keringat yang membasahi setiap helainya dan menambah kesan seksi. Iris biru langit itu memusatkan pandangannya ke pada Utahime. Memberikan tatapan yang begitu dalam seolah haus akan santapan. Utahime tak sanggup untuk menatap penampilan Gojou sekarang.
'He's so fucking gorgeous, damn!'
Maka dari itu, Utahime hanya bisa menutup wajahnya dengan lengan sembari menahan lonjakan detak jantungnya dan pipinya yang memanas. Bibirnya yang basah ia gigit untuk menahan perasaan menggelitik yang memenuhi perutnya. Utahime mencapai level tertinggi rasa malu saat ini.
"Kenapa kau menutup wajahmu, Hime? Kau malu, hm?"
Suara Gojou yang berbisik tepat di telinganya membuat Utahime merinding seketika. Sial, Utahime tak tahan dengan suara serak Gojou yang berbisik, begitu seksi apalagi ia berbisik tepat di telinganya. Rasanya Utahime ingin berteriak sekencang mungkin. Masa bodoh dengan kegengsian yang selalu ia pasang di hadapan sang pria. Sekarang ia salah tingkah dan biarkan Gojou mengetahuinya.
"Satoru ... aku ... ma-lu hnng!"
Ucapannya terputus tatkala Gojou menempatkan kecupan di leher bawah telinganya. Area tersensitif bagi Utahime. Walau sebelumnya Gojou sudah meninggalkan jejak di sana, Utahime tak akan pernah terbiasa dengan sentuhan di sana.
"Ah, rupanya hime bisa malu juga, ya. Padahal biasanya Utahime ini seringnya menampakkan wajah jutek jika berhadapan denganku," goda Gojou sambil berbisik di telinga satunya dan perlahan menurunkan lengan Utahime yang menutupi wajah sang wanita. Lihatlah, wanitanya kini merona padam dengan jejak saliva di sekitar bibir dan titik-titik keringat di sekitar dahi. Iris cokelat berair yang menatapnya tak fokus itu tampak imut di mata Gojou. Sial, Gojou ingin menggagahinya sekarang.
"So, you feel embarrassed right now, hm?"
Gojou bertanya dengan senyuman menggoda sembari menangkupkan sebelah wajah Utahime lalu telunjuknya mengusap pipinya perlahan. Utahime di bawah kungkungannya kini tampak begitu cantik, imut, dan menggoda. Gojou tak sabar untuk segera menyantapnya.
"Yeah, because you're so gorgeous, mr. Satoru ..."
Jawaban tak terduga dari Utahime itu mampu membuat Gojou melebarkan matanya sejenak. Wanita di bawahnya kini menguarkan senyuman cantik sembari tangannya berusaha meraih wajah Gojou lalu menangkupnya.
"And I'm glad that this mr. gorgeous is mine and no one can't steal him from me ..."
Mendengar lanjutan perkataan Utahime mampu membuat Gojou tertawa kecil. Tawa yang begitu tulus disertai senyuman menawan. Tanpa melunturkan senyumannya, Gojou pun mendekatkan wajahnya pada Utahime sambil meraih tangan Utahime lalu menggenggamnya erat dan menyeretnya hingga tangan Utahime lurus ke atas di atas kasur.
"Me too princess, I'm glad that you're mine too ..."
Selanjutnya yang terjadi ialah rentetan lenguhan menggema mengiringi setiap sentuhan. Pakaian ditanggalkan. Mereka pun menyatu sembari memanggil nama masing-masing. Candu yang membawa mereka ke langit ketujuh. Hentakan, desahan, kecupan, dan bisikan. Ucapan puja terus mengarungi disela sengal dan peluh. Mereka terbuai dalam kenikmatan nafsu dan afeksi hingga menjelang dini hari.
.
.
.
.
.
Paginya ...
"Utahime ..."
"Ya?"
"Iori Utahime sekarang ini udah enggak terdengar cocok, deh. Diganti Gojou Utahime saja, ya?"
A/N: Hai! Aku Glass dan sedang bersiap menjadi penghulu pernikahan GojoHime
