DISCLAIMER: MASHASI KISHIMOTO
WARNING: TYPO DLL
LEMON! GAK SUKA JANGAN BACA
Di dalam apartemen yang bisa di bilang cukup mewah, seorang pemuda berambut pirang yang tidak lain bernama Naruto tengah duduk di ruang tamu. Di depannya ada empat orang tamu yang tampaknya memiliki tujuan penting, dan mereka adalah, Fugaku, Mikoto, Sasuke, dan Sakura.
"Jadi, ada perlu apa sampai semua kelurga Uchiha datang menemui ku?." Ujar Naruto yang merasa penasaran. Jarang-jarang dia menerima tamu sampai satu keluarga begini.
"Jadi begini, maksut kedatangan kami kemari sebenarnya ingin meminta tolong. Saat ini perusahaan kami sedang mengalami krisis, jadi kalau bisa kami ingin meminjam uang." Ujar sosok lelaki yang paling dewasa. Dia adalah fugaku yang tidak lain adalah kepala keluarga Uchiha.
"Ah! Begitu ya. Kalau boleh tau, kalian butuh berapa?." Tanya Naruto penasaran. Sejujurnya Naruto sudah beberapa kali bekerja sama dengan perusahaan uchiha, dan harus Naruto akui jika orang-orang ini pintar berbisnis. Jadi dia merasa terkejut mendengar perusahaan mereka mengalami krisis.
"Kami butuh setidaknya lima puluh milyar."
AN: di sini gw pake RP. Soalnya gak paham YEN.
Naruto tidak terkejut mendengar jumlah uang yang fugaku sebutkan. Bagi pebisnis besar mereka sudah sangat sering mengelola uang sebanyak itu.
" Aku bisa meminjamkan uang sebanyak itu pada kalian, tapi apa jaminan yang kalian ajukan?." Ujar Naruto bertanya.
"Sejujurnya, kami tidak punya jaminan apapun. Sertifikat rumah kami bahkan sudah kami jaminkan di Bank. Jadi, kami memohon dengan sangat padamu agar mau meminjamkan uang tanpa jaminan."
Naruto tidak pernah menyangka jika seorang uchiha Fugaku akan memohon padanya. Yang dia tau, Fugaku itu adalah orang dengan harga diri tinggi yang sangat jarang memohon pada orang lain.
"Maaf Fugaku-san, kalau kau hanya ingin meminjam ratusan juta aku bisa meminjamkannya tanpa jaminan, tapi ini lima puluh milyar. Aku tidak bisa menyerahkan uang sebanyak itu begitu saja."
"Aku mohon Naruto-san. Kami berjanji, dalam waktu satu tahun kami akan mengembalikan uang itu." Ujar seorang wanita yang sedari tadi hanya diam. Dia adalah Mikoto, istri dari Fugaku.
"Maaf Mikoto-san, Aku tidak bisa. Kecuali kalau kalian punya jaminan, aku bisa langsung mentransfer uang itu sekarang." Jawab Naruto tetap pada pendiriannya.
Mendengar jawaban Naruto, Mikoto terdiam. Dia melihat suami, anak dan menantu nya lalu mengangguk kepada mereka seperti memberi isyarat.
"Kalau kau memang menginginkan jaminan, aku menawarkan istriku sebagai jaminannya, dan tentu saja sebagai jaminan istriku akan tinggal bersamamu."
"Wow, wow, wow. Tunggu dulu Fugaku-san!, aku tau kau butuh uang tapi jangan sampai kau mengorbankan istrimu." Sahut Naruto cepat. Sungguh dia tidak menyangka akan menerima tawaran seperti itu.
"Sebenarnya kami sudah membahas hal ini sebelum datang kemari, dan kami setuju jika Kaasan menjadi jaminan." Ujar Sasuke yang dari tadi hanya diam.
Naruto melihat keseriusan dari wajah mereka, lalu membuat keputusan.
"Huh... Baiklah, akan ku pinjamkan kalian uang, tapi dengan sedikit syarat tambahan."
"Apa itu?." Tanya Fugaku penasaran.
"Aku butuh asisten, jadi selama Mikoto-san tinggal bersamaku, dia akan menjadi asisten ku."
"Aku setuju. Tapi aku minta selama kalian tinggal bersama jangan pernah melakukan hal di luar batas."
"Tentu saja Fugaku-san. Memang nya Kau pikir aku ini lelaki macam apa?!." Ujar Naruto pada Fugaku.
"Baiklah, karena semua sudah setuju, akan ku buatkan cek, kalian hanya perlu mencairkan nya di bank." Ujar Naruto lagi.
Beberapa saat kemudian semua masalah sudah selesai. Fugaku sudah menerima cek dari Naruto dan juga, mulai sekarang Mikoto akan tinggal bersama Naruto.
"Kalau begitu, kami permisi dulu, Maaf karena sudah merepotkan mu."
"Tidak papa, Tidak perlu sungkan." Jawab Naruto sambil tersenyum.
Fugaku, Sasuke, dan Sakura berdiri dari duduk nya berniat untuk pulang. Tapi sebelum itu mereka memberi beberapa nasihat pada Mikoto agar selalu menjaga kesehatannya.
Sakura!, menantu keluaga uchiha itu memeluk sang mertua sebelum pergi. Sebenarnya dia sangat khwatir saat ini karena dari mereka ber empat, Sakura lah yang paling tau orang seperti apa Naruto itu. Sakura mengenal Naruto sejak kuliah dan dia tau kenakalan seperti apa yang Naruto lakukan waktu itu. Lelaki pirang itu gemar bermain wanita, dan meski benci mengakuinya tapi Sakura adalah salah satu wanita yang dulu pernah menjalin sebuah hubungan bersama Naruto.
menurut Sakura Membiarkan mertuanya tinggal bersama lelaki pirang itu bagaikan memberi daging segar pada se ekor singa lapar.
tapi dia bisa apa? menentang pun percuma karena Mikoto sendiri yang awalnya menyarankan untuk menjadi sebuah jaminan.
Setelah kepergian mereka bertiga, kini hanya ada Naruto dan Mikoto saja di dalam apartemen itu. Mikoto merasa canggung mengingat mulai sekarang dia harus tinggal di sini.
"Etoo... Apa kau sudah makan?" Ujar Naruto bertanya sekaligus memecah keheningan.
"Belum, Naruto-san." Jawab Mikoto.
"Kalau begitu kita makan dulu, kebetulan aku juga belum makan. Ah! Dan jangan terlalu formal, panggil saja aku Naruto." Ucap Naruto ramah.
"Haik, Naruto." jawab mikoto singkat.
Sedikit penjelasan mengenai tempat tinggal Naruto. Meski tinggal di sebuah apartemen, tapi tempat tinggal Naruto bisa di bilang memiliki fasilitas yang lengkap dan mewah. Apartemen itu memiliki rung tamu, ruang makan yang menyatu dengan dapur, dan ada dua kamar. Selain itu, setiap tempat juga memiliki ruangan yang luas, dan tentu saja, di isi dengan perabotan mewah.
Di ruang makan, saat ini Mikoto dan Naruto tengah menyantap makan malam mereka. Ada berbagai jenis hidangan di meja makan yang di masak oleh Mikoto. Karena wanita itu mulai sekarang tinggal di sini, jadi Naruto langsung menyerahkan urusan dapur pada Mikoto.
"Wuahh... Enak sekali. Aku jarang memakan masakan rumah se enak ini." Ujar Naruto sambil tersenyum senang. Dia kembali mengambil makanan di piring dan memakannya dengan lahap.
"Terimakasih, aku senang kau menyukai masakan ku." Ujar Mikoto yang duduk di seberang meja makan.
"Hehe tentu saja. Ku pikir tidak akan ada orang yang tidak menyukai masakan se enak ini." Ujar Naruto sambil tersenyum riang.
Mikoto merasa nyaman melihat senyum riang Naruto. Kini dia tidak merasa canggung lagi.
"Oh iya, kau tidak membawa satupun pakaian kan?" Tanya Naruto. Sambil memandang Mikoto.
"Soal itu, besok Sakura akan mengantarkan pakaian ku kemari."
"Oh.. Begitu ya. Em... Sebenarnya ada satu hal yang perlu kau tau." Ujar Naruto membuka topik baru.
"Apa itu?" Ujar Mikoto sambil menatap Naruto.
"Em.. Begini. Sebenarnya apartemen ini memiliki dua kamar, tapi aku menjadikan salah satu kamar itu sebagai ruang kerja, jadi... Ku harap kau tidak keberatan jika tidur bersamaku."
"Eh!!!."
Mikoto terlihat sangat terkejut mendengar hal itu. Tidur bersama Naruto?. Jujur saja, Mikoto tidak pernah membayangkan untuk tidur bersama lelaki yang bukan suaminya.
"Maaf bukannya aku bermaksud kurang ajar, tapi memang beginilah keadaannya. Aku berjanji tidak akan melakukan sesuatu di luar batas." Ujar Naruto lagi. Meski begitu, ada kebohongan pada ucapannya. Baginya yang suka bermain wanita, tentu saja Naruto akan mencicipi senikmat apa Mikoto di atas ranjang, tapi Naruto akan melakukannya dengan perlahan. Tidak perlu terburu-buru karena ada sangat banyak waktu bagi dirinya untuk bisa menikmati tubuh milf seksi di depannya ini.
"soal itu... A-aku bisa tidur di sofa kok." Jawab Mikoto.
" Yang benar saja! Kau akan tinggal di sini dalam waktu lama. Bagaimana mungkin kau akan terus-terusan tidur di sofa."
"Tapi..."
"Aku berjanji bahwa tidak akan terjadi sesuatu di luar batas. Kau bisa percaya padaku" Ucap Naruto mencoba meyakinkan Mikoto.
Butuh beberapa waktu sebelum akhirnya mikoto setuju untuk tidur di kamar Naruto. Bagaimana pun juga, Mikoto tidak punya pilihan lain, jadi terpaksa dia menyetujuinya.
"Ba-baiklah..." Jawab Mikoto pada akhirnya.
Setelah selesai makan, mereka berdua mengobrol di ruang tamu sambil membicarakan soal pekerjaan yang harus Mikoto lakukan. Berhubung Mikoto tidak memiliki pakaian kerja, Naruto memutuskan bahwa besok Mikoto tidak perlu berangkat ke kantor dulu. Naruto juga berjanji akan membelikan pakaian kerja untuk Mikoto yang tentu saja di tolak oleh wanita itu, tapi dengan sedikit bujukan, akhirnya Mikoto menyetujuinya.
Tiba saat nya bagi mereka untuk tidur. Mikoto dengan gugup memandang ranjang yang akan dia tempati bersama Naruto. Di tengah rasa gugup nya, Mikoto di buat terkejut saat melihat Naruto melepas pakaian atas nya.
"A-apa yang kau lakukan?." Ujar Mikoto pada Naruto.
"Ah!, sebenarnya aku tidak bisa tidur jika memakai atasan, jadi aku biasa melepasnya. Maaf kalau membuatmu tidak nyaman." Jawab Naruto. Lelaki pirang itu menaiki ranjang lebih dulu lalu memandang Mikoto yang masih berdiri.
"Ayo tidur, aku sudah mengantuk." Ujar Naruto lagi sambil merebahkan tubuh nya.
Dengan ragu dan gugup Mikoto menaiki ranjang. Dia berbaring menyamping memunggungi Naruto lalu menarik selimut untuk menghangatkan tubuhnya.
Sebelum mematikan lampu, Naruto melihat Mikoto yang berbaring memunggungi dirinya. Lelaki pirang itu tampak menyeringai senang. Tidak perlu terburu-buru, cepat atau lambat Naruto pasti akan menikmati tubuh seksi Mikoto.
.
.
.
.
.
.
Hari berikutnya. Naruto meregangkan tubuhnya saat merasa begal karena terlalu lama duduk di kursi kerja nya, lalu Dia mengambil cangkir kopi di meja dan meminum nya. Waktu sudah menunjukan pukul tiga sore dan pekerjaannya juga hampir selesai.
Di saat naruto tengah menyandarkan tubuhnya sejenak untuk beristirahat, dia mendengar pintu ruangannya di ketuk. Setelah mempersilakan masuk, Naruto melihat seorang wanita berambut pink yang tidak lain adalah Sakura.
Naruto mengangkat alis nya melihat Sakura datang kemari mengunjungi nya. wanita yang dulu pernah menjalin hubungan dengannya itu tampak serius.
"Jadi ada perlu apa kau menemui ku Sakura? Kalau kau merindukanku, ada hotel di samping kantor yang bisa kita gunakan." Ujar Naruto sambil menyeringai ke arah Sakura.
Sakura menatap Naruto sinis. Dia tidak menghiraukan ucapan Naruto lalu mengatakan maksud kedatangannya kemari.
"Aku memperingatkan mu Naruto! Jangan pernah kau berani macam-macam dengan Mikoto!."
Naruto tertawa sinis atas ucapan Sakura barusan. Jadi itu alasan Sakura datang menemuinya?.
"Dengar Sakura! Kau tidak dalam posisi yang bisa memberiku peringatan semacam itu. Apa yang mau aku lakukan pada mikoto, itu urusanku. Lagipula Mikoto sangat seksi, jadi mana tahan kalau aku tidak mencicipinya kan?." Ujar Naruto sambil menyeringai senang.
Sakura melotot tajam pada Naruto. Dia tau akan sulit membujuk Naruto untuk tidak macam-macam dengan Mikoto. Dia sungguh tidak rela jika mertua yang sangat dia sayangi itu menjadi mainan Naruto.
"Tapi Naruto! Mikoto punya suami!."
"Apa peduliku, toh... Kalau tidak ketahuan tidak masalah kan?, kecuali... Kalau kau mau menggantikan Mikoto, aku berjanji tidak akan menyentuh mertua kesayanganmu itu, hehe."
BRAK!!!.
Sakura berdiri dari duduk nya sambil menggebrak meja. Dia sangat marah atas ucapan Naruto barusan.
"Aku tidak rela kau menyentuhku meski hanya seujung jari!." Ujar Sakura penuh emosi. Dia berjalan pergi meninggalkan Naruto dengan penuh amarah, tapi sebelum Sakura keluar dari rungan Naruto, lelaki pirang itu mengatakan sesuatu.
"Hey sakura!. Aku masih menyimpan rekaman saat kita bercinta dulu loh. Kira-kira apa yang akan terjadi kalau aku menunjukannya pada Sasuke ya..."
Sakura berdiri mematung mendengar ucapan Naruto. Dia menoleh kearah lelaki pirang itu dan mendapati bahwa Naruto tengah menyeringai lebar.
"Kau mengancam ku!?."
"Hehe.. Ya begitulah.., Kecuali kalau kau mau pergi ke hotel bersamaku sekarang, aku tidak akan membongkar masa lalu mu pada Sasuke."
Sakura mengepalkan kedua tangannya penuh emosi. Seharusnya dia tidak pernah datang menemui Naruto jika hal ini akan terjadi. apa masa lalu nya akan terulang?, yaitu menjadi mainan naruto?.
.
.
.
.
.
"Ahhh... Ahhh... Ahhh... Emmsss... Ohhh..., kau benar-benar lelaki brengsek Naruto!. Ahhhh..." Ujar Sakura sambil mendesah. Saat ini dia tengah berbaring dengan tubuh telanjang di kamar hotel. Tubuhnya terus terhentak setiap kali Naruto menggerakkan pinggul nya.
"Uhhh... Dan lelaki brengsek ini sedang menikmati tubuhmu Sakura!, hahaha..." Jawab Naruto sambil tertawa senang.
sangat mudah menaklukkan sakura. hanya dengan sedikit ancaman, maka istri Sasuke ini mau mangangkang untuk nya
Kedua tangan Naruto meremas payudara Sakura selagi pinggulnya terus bergerak. Dan Sakura sendiri hanya bisa mendesah setiap kali penis Naruto bergerak di dalam vaginanya.
Meski hatinya menolak, tapi tubuhnya menikmati setiap sentuhan Naruto. Tubuhnya tidak bisa berbohong bahwa memang Naruto selalu bisa membuatnya merasa seakan melayang dalam kenikmatan.
"Uhh! Vaginamu masih sangat sempit Sakura!, ahhh..., aku hampir sampai, tidak papa kan kalau aku mengeluarkannya di dalam?."
Sakura melotot mendengar ucapan Naruto. Hari ini adalah masa subur nya. Dia tidak mau jika sampai mengandung anak Naruto.
"Ahhh... Ahhh... Ahhh..., ti-tidak Naruto!, Uhhh... Kumohon jangan di dalam!." Jawab Sakura cepat.
Tapi yang dia dapat hanyalah seringai dari Naruto. Sakura merasakan jika penis Naruto mulai berdenyut di dalam vaginanya, dan dirinya pun juga hampir mencapai klimaks.
Tanpa memperdulikan permintaan Sakura, Naruto semakin cepat menggenjot tubuh Sakura. Tidak ada tanda-tanda bahwa Naruto akan mencabut Penis nya.
"Ahhh... Ahhh... Ahhh... Tidak Naruto!, tolong berhen- KKYYYAAAAAAHHHHH..."
Sebelum menyelesaikan ucapannya, Sakura mendesah panjang saat dirinya mencapai orgasme. Tubuhnya bergetar hebat saat merasakan sebuah kenikmatan yang sangat dahsyat.
"Ohhh... Sakura!, aku keluar!, GUHHHH..."
sesaat kemudian Naruto juga mencapai klimaksnya. Dia memasukan penisnya sedalam yang dia bisa, lalu menyemburkan sperma panasnya di dalam vagina Sakura.
Sakura hanya bisa meremas sprei dengan kuat saat dirinya merasakan sperma panas Naruto mengalir kedalam rahim nya. Dia takut kalau sampai dirinya mengandung anak Naruto.
"Masih kuat kan?, soalnya aku belum puas. Aku masih punya banyak sperma untuk di isi kedalam rahimu." Ujar Naruto sambil menyeringai.
Sakura memandang Naruto dengan tatapan tajam, tapi dia hanya bisa kembali pasrah saat Naruto mengganti posisi mereka menjadi doggy style.
"Ku dengar posisi ini bisa membuat wanita cepat hamil, hehe..." Ujar Naruto senang.
"Kau benar-benar brengsek!" Ujar Sakura penuh emosi. Tapi Sakura terpaksa harus kembali mendesah saat Naruto mulai menggerakkan pinggulnya lagi.
TBC.
fic multi chapter. udah ada empat chapter yang gw bikin cuman belum di edit.
