Jimin X Yoongi
Taehyung X Jungkook
Namjoon X Seokjin
Hoseok is everytime single (^0^)
Oneshoot, GS, Marriage Life, Fluff Story
Warning! Coming soon spin-off in next chapters
.
.
.
.
Sebagai seorang suami yang baik –atau bucin, Park Jimin tentu dengan senang hati membiarkan istrinya lepas dari pekerjaan rumah tangga. Istrinya adalah si Snow White yang sedang tiduran di sofa, membiarkan televisi berbalik menonton dirinya yang bermain ponsel. Bukan berarti Jimin menikahi salah satu putri Disney, bukan, itu hanyalah sebuah julukan untuk Yoongi yang memiliki kulit putih salju, rambut hitam arang, dan bibir semerah darah. Yoongi baru seminggu ini memiliki rambut hitam, sebelumnya ia telah mencoba berbagai macam warna seperti pirang, karamel, atau bahkan perak. Tapi Yoongi yang hamil besar tiba-tiba saja alergi pada cat rambut, bukannya cat rambut itu membuat kulit Yoongi mengalami eksim, namun bau dari cat rambut membuat Yoongi muntah-muntah kecuali yang warna hitam, jadilah si Snow White itu mewarnai rambutnya dengan warna asli dari rambutnya sejak ia lahir.
Ting tong!
Suara bel dari pintu masuk terdengar nyaring dan Yoongi yang sedang rebahan berteriak pada Jimin di dapur, "Chim, buka pintunya!"
"Aku sedang sibuk dengan cupcake, Sayang, pakai remot saja," Jimin balas berteriak.
Yoongi meraih remot multifungsi yang entah Jimin dapatkan dari mana, remot itu bisa digunakan untuk membuka pintu apartemen, mengatur televisi, mengatur air conditioner, bahkan mengatur penyedot debu modern yang Jimin beli karena ia ingin terlihat keren bisa membeli barang mahal. Saat tahu itu Yoongi mengamuk dan hampir membakar penyedot debu yang tak bersalah, untung saja Jimin itu pintar membujuk jadi Yoongi bisa dijinakkan.
"Yoong-Yoong Eonniii," pekikan cempreng itu membuat Yoongi bangkit duduk dan memandang antusias ke arah pintu.
"Oh, Jungkook-ie, masuklah!"
Yang Yoongi ingat ia hanya mempersilahkan Jungkook untuk masuk tapi ternyata ada empat orang lain yang ikut menerobos rumahnya. Ada suami Jungkook, Kim Taehyung yang merupakan teman seperjuangan Jimin, saat kuliah mereka melewati masa kere bersama dan saat masuk kerja Jimin harus menangis karena sobatnya itu lebih dulu menjadi pegawai di perusahaan asuransi. Ah, cerita lama. Tiga lainnya adalah pasutri mesum Kim Namjoon dan Kim Seokjin, serta seorang lagi bernama Jung jomblo Hoseok, oke bercanda, tidak pakai jomblo, jadinya Jung Hoseok.
"Untuk apa kalian datang?"
"Kau tidak suka kami numpang berteduh?"
Sejujurnya Yoongi agak merasa bersalah dengan cara bicaranya yang galak, sebetulnya ia ingin menanyakan maksud orang-orang ini tiba-tiba berkunjung di hari berhujan namun yang keluar dari mulutnya malah kata-kata judes seolah ia tidak suka dikujungi, ia bukannya marah, justru merasa tak enak pada Seokjin yang balas nyolot.
"Maaf, maaf, aku senang kalian datang, dan kalian harusnya sudah hafal kalau aku ini perempuan jutek!"
Setelah ini Yoongi berjanji tidak akan tersinggung kalau Jimin memanggilnya singa betina lagi, meski itu kenyataannya terkadang itu menyakiti ego tinggi si Snow White.
"Jinnie sedang sensitif, Yoong, ia datang bulan dan bad mood seharian, kerjaannya hanya marah dan mengeluh-ADUH, SAKIT!"
Yoongi dan pasangan Tae-Kook serta si jomblo Hoseok tidak tahan untuk terpingkal karena Namjoon baru saja dijewer di depan umum oleh sang istri, bahkan Jimin yang baru tiba dari dapur ikut tertawa meski agak telat.
"Suami macam apa kau? Aku punya pekerjaan yang bergengsi, aku melukis kuku para gadis sepanjang hari dan kau bilang kerjaanku hanya marah dan mengeluh?" O-oh, sepertinya Jimin harus mempertimbangkan panggilan singa betina untuk Yoongi, nyatanya Seokjin yang marah-marah jauh lebih mengerikan dengan suaranya yang menggelegar mirip sangkakala hari kiamat. Orang-orang di ruangan itu speechless karena si cantik Seokjin membuat mereka semua takut.
"Eh… Kalian mau midnite sky cupcake?" Untunglah Jimin berani bicara untuk menghentikan adegan menegangkan ini.
Namjoon sudah mengenal Seokjin selama lebih dari lima tahun, dan ia paham betul meski Seokjin itu suka makan, ia juga pemilih dan selalu mengomentari rasa sesuai lidahnya. Saat ini istri dari Kim Namjoon itu menutup mata sambil tersenyum, bibir gemuknya bergerak-gerak ketika ia mengunyah cupcake buatan Jimin yang namanya bahkan sangat puitis, midnite sky cupcake. Semuanya tidak menyangka kalau Jimin yang tidak bisa memasak sup sederhana macam kimchi jjigae ternyata mampu membuat kue yang ia hias begitu cantik, krimnya berwarna biru tua dan berbentuk seperti es krim cone, ditaburi dengan permen bulat sebesar butiran pasir berwarna keemasan dan juga permen bintang dan bulan berwarna perak berkilau. Berawal karena Jimin merasa bosan di akhir pekannya, jadilah pria kelahiran Busan itu bereksperimen dengan tepung, krim, dan permen.
"Oh Jimin-ie, aku rasa aku bisa menghabiskan sepuluh meski aku tahu aku sedang diet, astaga ini enak sekali aku mau menangis, hiks…"
Melihat Seokjin mulai tersedu-sedu menimbulkan berbagai reaksi, Namjoon jadi mengelus kepalanya, Jimin tersenyum malu, yang lain terkekeh, hanya Yoongi yang memutar bola mata malas.
"Habiskan saja, Jin Noona, aku bisa membuatnya lagi nanti," kata Jimin. Pria yang sebentar lagi akan menjadi seorang ayah itu sungguh tidak menyangka kalau para teman baiknya itu bisa berkumpul di rumahnya. Jimin dan Taehyung kenal dekat karena mereka menempati kamar asrama yang sama, selain berbagi kamar, mereka juga berbagi mie instan atau berbagi nasi karena nasib mereka berdua saat kuliah cukup menyedihkan… miskin, bro. Jungkook yang sekarang menjadi istri sahabatnya itu adalah tetangga di Busan dan mereka bahkan bersekolah di SMP yang sama. Namjoon adalah idola dari pria Park dan Seokjin merupakan teman baik Yoongi saat SMA. Hoseok memiliki hubungan sepupu dengan Jungkook namun ia berbisnis bersama Seokjin juga Namjoon, selain itu… Oh ya, Jimin dan Yoongi bertemu ketika Jimin merintis karir, mereka bekerja di sebuah lembaga bimbingan belajar freelance yang sama sebagai tentor.
Setelah acara makan cupcake itu tandas, ketujuh orang itu berpencar menjadi dua kubu, kubu para pria yang membicarakan pertandingan sepak bola yang tidak menarik bagi para istri. Ketiga wanita akhirnya pergi ke dapur dan berencana membuat seollongtang yang sepertinya sangat cocok disantap di siang berhujan begini. Seokjin lebih suka memasak dibandingkan dua wanita lain yang lebih muda, meski Yoongi juga pintar masak tapi memang ibu hamil satu itu malasnya lebih besar, Jungkook sebagai wanita tentu juga bisa memasak namun seringnya ia tidak sempat karena sibuk bekerja dan karena ia tinggal di rumah mertua, ibu Taehyung lah yang biasanya memasak.
"Kook, kau terlihat seperti Rapunzel karena rambutmu panjang dan berwarna pirang," ujar Seokjin sambil memotong daging sapi pada si maknae yang baru saja menyalakan kompor untuk merebus tulang sapi dalam panci.
Jungkook terkekeh kemudian menyibak rambut panjangnya yang lurus seperti jalan tol dengan bergaya, "apakah terlihat bagus? Managerku bilang akan ada pemotretan musim semi bulan depan dan ia ingin aku tampil lebih segar, warna rambutku sebelumnya yang pirang nyaris putih membuatku kelihatan dingin dan cuek seperti Elsa, makanya aku mencoba meniru warna rambut Rapunzel saja."
"Kau cocok sekali memiliki rambut emas, coba kau pakai gaun pink, kau akan jadi Rapunzel di dunia nyata," seru Seokjin.
"Jinnie, kau masih saja suka putri-putrian?" kata Yoongi yang hanya duduk manis mematai kedua temannya berkutat di dapur, terkadang mencomot oreo dari toples. Sejak dulu Yoongi tidak pernah memanggil Seokjin dengan sebutan 'Eonni' karena meskipun mereka lahir di tahun yang berbeda, jarak usia mereka hanya tiga bulan, lagi pula Yoongi hanya meniru kebiasaan orang barat yang memanggil seseorang hanya dengan namanya saja.
"Tentu saja, kalian bisa menebak tidak hari ini inspirasi fashionku dari siapa?" kata Seokjin, ia berputar memamerkan gaun kuning yang mengembang selutut kemudian menyibak rambut cokelat gelombangnya yang panjangnya sedikit melewati bahu.
"Kau seperti tokoh utama cewek di Beauty and the Beast," sahut Yoongi dengan pipi menggembung berisi biskuit hitam yang di dalamnya terdapat krim putih.
"Belle, Yoong Snow White Eonni," Jungkook membenarkan sambil tertawa, wanita itu mendekati Yoongi untuk mengelus perut besarnya namun belum sempat menyentuh, tangannya sudah ditampar.
"Aku sudah bilang aku tidak mau kalau bukan Jimin yang mengelus perutku!" Yoongi marah-marah.
"Menyebalkan!" Jungkook merengut dan ia langsung menatap Seokjin.
"Gotcha! Oh, Kookie benar juga, Yoongi sangat mirip dengan Snow White, cuma rambutnya sedikit lebih panjang." Lagi-lagi Seokjin berseru dengan ceria. Yoongi mengernyit melihat mood sahabatnya itu benar-benar mudah sekali berubah-ubah, rasanya saat awal-awal hamil dulu Yoongi tidak selabil itu.
"Tapi Jin Eonni, Belle kalah seksi denganmu." Si maknae berambut emas itu terkikik centil sambil menunjuk dada Seokjin dengan sendok sayur yang ia pakai untuk mengaduk kaldu tulang sapi. Gaun Seokjin memiliki potongan berdada rendah sehingga belahannya dapat terlihat jelas, di hari berhujan begini saja ia memakai baju terbuka seperti itu.
"Seokjin selalu pamer dada sejak ia pulang dari California, dia mengikuti cara berpakaian bule di sana," celetuk Yoongi yang kemudian merengek sebal karena pipinya dicubit gemas oleh si gaun kuning.
Seokjin menggeluti bidang fashion semenjak lulus SMA, ia kuliah jurusan tata busana dan kemudian menjadi designer, di tahun keduanya bekerja ia kemudian mengenal Jung Hoseok dan merancang pakaian bersama untuk boutique kakak perempuan Hoseok yang bernama Jung Dawon, saat itu Seokjin juga mulai mengembangkan hobinya yaitu nail art painter dan bekerja sambilan di salon kuku milik kakaknya Hoseok. Lewat pria bermarga Jung, Seokjin mengenal rapper terkenal Kim Namjoon yang menjadi brand ambassador boutique Jung Dawon, Jungkook yang masih terhubung dengan keluarga Jung juga jadi brand ambassador sehingga mereka jadi seling kenal. Setelah dua tahun berkencan, Seokjin dilamar oleh Namjoon yang dikontrak oleh agensi musik di Amerika Serikat dan tinggal di California selama tiga tahun. Saat musim liburan tentu pasangan Kim itu kembali ke Korea dan bertemu kawan lama, Seokjin yang sudah terbiasa dengan gaya hidup ala bule sempat keceplosan memanggil ibunya dengan namanya, 'Heechul-ie', bukannya Eomma, untunglah ibu Seokjin sangat penyayang jadi dia hanya menertawai putri sulungnya itu. Lain dengan Heechul, lain pula dengan Jungkook dan Yoongi. Mereka berdua shock berat melihat Seokjin yang hanya memakai tanktop tanpa bra dan celana jeans yang nyaris seperti celana dalam datang ke kafe tempat mereka bereuni. Mereka akui si Jinnie yang suka putri-putrian ini sangat seksi, tapi ia tidak harus memamerkan paha jenjang dan payudara bulat dengan putingnya yang menonjol, kan? Helloooo, ini Korea Selatan! Seokjin bisa dikira orang sinting. Jadilah Jungkook yang baik hati melepaskan cardigan miliknya dan memaksa Seokjin untuk memakainya.
"Hey, kau tidak tahu apa aku pakai baju begini ada alasannya!"
"Oiya? Alasan apa?" Si ibu hamil tukang makan itu menyahut malas.
"Umm… Namjoon-ie kadang menyerangku di tempat umum, misalnya mobil atau kamar mandi umum, kalau aku pakai baju yang lebih tertutup nanti Namjoon merusaknya, waktu itu aku pakai kemeja lengan panjang dan ia yang tidak sabaran malah merobeknya sampai kancingnya berhamburan, padahal itu kemeja favoritku," jelas Seokjin sambil merengut.
"Ohh, apa Namjoon Oppa selalu menyerang dada Eonni?" tanya Jungkook.
"Benar, ia adalah orang yang tidak kenal tempat dan waktu, kalau kepingin dia akan berbuat semaunya, bahkan pernah bilang begini 'Jinnie-ya, karena kita belum punya bayi aku akan terus menyusu padamu', begitu."
"Aww~" Jungkook mendorong main-main bahu Jin yang sedang menutupi wajah meronanya sambil tertawa-tawa, wajah Jungkook juga ikutan memerah karena pembahasan cabul tersebut.
"Aku tidak percaya kita selalu membahas topik macam ini setiap bertemu," keluh Yoongi.
"Memangnya kenapa? Kita sudah besar, aku tiga puluh, kau juga hampir ikutan berkepala tiga, dan tahun ini Kookie kita dua puluh enam. Ayolah Yoong, memangnya Jimin tidak pernah mengatakan dirty talk padamu?" Seokjin semakin gencar menggoda Yoongi dengan mencolek-colek pipi dan dagunya seperti bermain dengan kucing, si putih bersurai hitam jadi merengut.
"Pernah lah," kata Yoongi, tiba-tiba ibu hamil itu memegang kedua pipinya yang mulai berwarna pink lalu mencicit dengan bibir tergigit, "beberapa hari lalu ia bilang begini saat kami bercinta 'kenapa kau sangat enak dimasuki saat hamil begini, Suga?'"
"Ya ampun!" Jungkook tertawa heboh, kali ini ia yang mencubiti pipi Yoongi yang sudah memerah padam. Yoongi jadi menepis tangan Jungkook dan balas menarik pipi Jungkook yang sebenarnya tidak jauh dari bentuk pipinya Yoongi, agak tembam dan menggemaskan. Mereka semua tahu kalau Jimin memiliki panggilan sayang untuk Yoongi, yaitu Suga, plesetan dari sugar –gula. Jimin menamainya demikian karena Yoongi memiliki wajah manis dan kulitnya yang sangat putih itu mengingatkannya pada warna gula pasir yang rasanya manis, meskipun manisnya Yoongi itu hanya dari luarnya saja, dalamnya ia adalah es batu pemarah. Loh?
"Gantian kau yang cerita, Kook," ucap Seokjin ketika mereka bertiga selesai terbahak.
"Ungg…" Jungkook mendekatkan wajahnya pada kedua kakak yang menatapnya penasaran, kemudian ia berbisik lirih, "Tae Oppa punya tindik di Mr. P-nya, ia bilang sudah menindiknya sejak kuliah."
Mata Seokjin dan Yoongi sontak melotot karena terkejut. Mata Seokjin yang memang sudah lebar kalau melotot jadi terlihat bulat, berbeda dengan Yoongi yang sangat sipit, kalau melotot jadi terkesan horror seperti melihat hantu.
"Ya Tuhan, jangan cerita lebih lanjut, aku jadi membayangkan yang tidak-tidak!" Seokjin menutup wajahnya dengan telapak tangan dan menggeleng malu, mereka bisa membandingkan kalau kulit tangan Seokjin dan kulit wajahnya jadi beda sekali, wajahnya semerah stoberi dan tangannya masih tetap seputih susu.
"Kau tahu Eonni, saat batang itu masuk ke V-V-ku ada tindik logam bulat yang menggesek, itu enak sekali sampai aku bisa squirt saat anu-nya baru masuk, belum digenjot."
"Jungkook!" Yoongi menampar lengan Jungkook yang setiap bicara ia selalu mencolek-colek bahu Yoongi, tapi meskipun ditampar keras anak itu tidak kapok menjelaskan hal-hal pribadi seperti itu. Sepertinya keadaan sudah gawat karena Jungkook jadi ketularan tidak punya malu, seperti Seokjin.
"Suamiku itu pernah memasukkan dildo yang besar ke lubangku, lalu dia tanya enak dimasuki mana dildo tanpa tindik itu dibanding dengan miliknya? Aku tentu menjawab enak punya dia!" Istri dari Kim Taehyung itu tertawa ceria seolah baru menceritakan pengalamannya naik roller coaster di Disney Land.
"Jeon Jungkook hentikan!" bentak Yoongi, sementara Seokjin yang gila sama-sama terbahak-bahak bersama si adik termuda. Yang membuat Yoongi kesal sebenarnya adalah karena wanita itu jadi berfantasi jika Jimin memasuki kewanitaannya dengan penis yang ditindik dan menggesek bagian dalam vaginanya dengan tindik logam itu, memikirkannya saja Yoongi jadi terangsang, vaginanya mengencang dan mulai basah.
"Ih, sekarang aku Kim Jungkook!" Jungkook yang sok polos itu memprotes sambil mengembungkan pipi sebal, Yoongi malah jadi gemas karena wajah si maknae makin mirip dengan kelinci.
"Kalian membahas apa sih dari tadi heboh sekali?" Jimin memasuki dapur untuk mengambil sebotol besar minuman yogurt dari kulkas karena sepertinya soda yang diminum para bapak-bapak tadi sudah habis. Mereka memang tidak diperbolehkan minum yang aneh-aneh semisal soju dan bir yang mengandung alkohol oleh kubu istri, jadi jamuan pertemuan kali ini malah seperti makanan yang disuguhkan semasa SMP ketika teman sedang berkunjung.
"Mau tahu saja," sahut Yoongi.
"Tidak diberitahu juga tidak papa," Jimin merengut ke arah Yoongi dengan bibir tebal mengerucut, "eh, seollongtang-nya sudah siap belum?"
"Sebentar lagi," sahut Jungkook. Jimin hanya ber-oke kemudian kembali ke tempat berkumpulnya para pria.
"Oh, aku baru baru ingat sesuatu," Seokjin berseru dengan tiba-tiba. Kedua wanita lain langsung menoleh ke arahnya dengan tanda tanya. Wanita yang usianya paling tua memperlihatkan layar ponselnya pada Jungkook dan Yoongi, menampilkan foto Seokjin sendiri memakai lingerie ketat sewarna kulit yang justru membuatnya seolah telanjang.
"Kau mau pamer kalau kau seksi?" Yoongi menatap tajam ke arah temannya sejak SMA itu yang langsung merengut mendengar ucapan Yoongi, bibir Seokjin yang gemuk terlihat seperti marshmellow pink sehingga Jungkook tidak bisa menahan diri untuk mencubitnya dan Jungkook memekik gemas karena bibir Seokjin bahkan memiliki tekstur seperti marshmellow.
"Kookieee," rengek Jin, "padahal aku mau minta pendapat kalian lingerie-nya bagus yang mana," tangan Seokjin yang kukunya dihiasi cat warna pink dan diberi permata-permata kecil menggeser layar ponselnya yang memiliki case yang juga berwarna pink, menampilkan foto lain dirinya yang memakai lingerie warna hitam dengan banyak pita, "yang nude atau hitam?"
"Nude," jawab Yoongi dan Jungkook bersamaan, mereka berdua kemudian saling pandang dan tertawa.
"Oke."
"Eonni mau memakainya nanti malam?" tanya Jungkook dan dijawab anggukan oleh si seksi Seokjin, "tapi kan Eonni sedang datang bulan? Tidak boleh berhubungan seksual."
"Boleh, siapa bilang tidak boleh?" sahut Seokjin.
"Masa'?" kali ini Yoongi yang bertanya.
"Boleh saja karena pakai kondom, lagi pula seks bisa mengurangi nyeri datang bulan, kalian tidak tahu?"
"Tidak," lagi-lagi Yoongi dan Jungkook menjawab bersamaan, Seokjin menghela nafas lelah dan berujar malas, "sekarang kalian sudah tahu."
Para tamu keluarga Park pamit pukul tujuh malam, hujan telah mereda dan menyisakan gerimis. Untunglah para tamu adalah orang yang tahu diri karena bersedia membersihkan peralatan sisa makan dan sampah dari makanan ringan, semata-mata karena mereka merasa kasihan jika Yoongi dengan perut buncitnya harus membersihkan rumah, Jimin jelas tidak terlalu dapat diandalkan karena ia adalah pria yang agak jorok.
"Syuga Eomma," ujar Jimin kemudian memeluk Yoongi yang sedang tiduran di ranjang, terkantuk-kantuk tapi tetap memaksakan diri membaca novel online di ponselnya, sebelah tangannya bergeser ke pinggang Yoongi yang dilapisi gaun tidur dan memijatnya.
"Chimmy Appa," balas Yoongi sambil mengusak rambut Jimin yang berwarna cokelat gelap.
"Baby sedang apa?" Telapak tangan Jimin yang hangat membelai dengan sayang perut buncit sang istri yang usia kandungannya mencapai bulan ketujuh. Yoongi merasa nyaman ketika Jimin mengusap perutnya yang berisi bayi.
"Sepertinya tidur, terakhir ia menendang-nendang setengah jam lalu."
"Kau tidak tidur?" Jimin menenggelamkan hidungnya di leher harum Yoongi dan mengecupnya beberapa kali, membuat Yoongi mengerang kegelian.
"Sebentar lagi, novelnya hampir tamat, tanggung."
"Tentang apa sih?"
"Tentang seorang selebgram yang berkencan dengan trainee idol," kata Yoongi yang dengan sangat terpaksa meletakkan ponselnya karena Jimin mulai mengganggu dengan kegiatannya menciumi leher Yoongi, "kenapa kau ini Jim? Nih, aku belum selesai baca tapi sudah kuletakkan."
"Aku dengar pembicaraan kalian tadi siang tentang apadravya," ujar Jimin.
"Apa- apa?" Yoongi mengerutkan kening bingung ketika Jimin mengucapkan sebuah kosa kata asing yang sulit ditangkap dengan telinga.
"A-pa-dra-vya," Jimin mengejanya pelan-pelan dan Yoongi hanya berkedip karena masih tetap bingung, "Jungkook tidak mengatakannya padamu kalau namanya apadravya?"
"Memangnya itu apa?"
Jimin berdeham dua kali sambil tetap memperhatikan wajah penasaran sang istri, "tindik, yang dipasang Taehyung di penisnya."
Yoongi langsung memerah dan tertawa malu, ia tidak sangka kalau Jimin mendengar pembicaraan para istri di dapur bahkan ia tahu tentang tindik di organ privasi sahabatnya, "Ya! Kau tahu dia menindik penisnya? Kau pernah lihat?"
"Tidak, tapi aku tahu karena dia sangat aneh ketika liburan peralihan ke semester lima."
"Aneh bagaimana?" Mata Yoongi membuka antusias sampai Jimin mengernyit.
"Suatu hari ia hanya tiduran di kamar dan itu ia lakukan selama dua hari, itu sangat tidak wajar karena Taehyung biasanya pergi travelling saat liburan tiba. Ia bahkan makan di ranjang, dan selalu mengerang kesakitan setiap bangun dari tempat tidur kalau ia butuh ke kamar mandi. Aku menanyakannya apakah ia sakit tapi ia cuma menggeleng dan menyuruhku untuk tidak khawatir, tapi aku tentu saja khawatir. Akhirnya aku memaksa mengantarnya ke dokter, dia tetap tidak mau, aku sudah berencana menelfon ambulan untuk datang ke asrama, tapi akhirnya Taehyung mengakui hal yang kupikir sungguh sangat bodoh. Ia baru menindik penisnya karena ia pikir itu keren, tapi ia kemudian menangis karena rasanya seperti di neraka. Lima hari kemudian ia sudah baik-baik saja dan aku menanyakan apakah ia mengalami gangguan berkemih, Taehyung menjawab tidak tapi ia menyesalinya. Kupikir saat ini Taehyung justru bangga karena ia memiliki hal yang tidak orang lain miliki, Jungkook bahkan sepertinya sangat menyukainya," jelas Jimin.
"Oh ya, Jungkook-ie bilang rasanya… enak," Yoongi mengecilkan suaranya diakhir kalimat dan itu membuat Jimin tertawa.
"Tapi jangan memintaku untuk menindik si pisang ini juga, Sayang, aku sudah melihat hari-hari bagai neraka milik Taehyung dan aku tidak mau mengalaminya."
Sang istri tertegun, tadi siang ia sempat berkhayal jika Jimin memasuki lubangnya dengan penis bertindik, tapi tanpa ia membahasnya sekarang Jimin justru mengungkapkan duluan. Si Snow White kelahiran Daegu ini juga sebenarnya hanya iseng penasaran sih, ia tidak akan memaksa kalau Jimin sendiri tidak menginginkannya. Lagi pula sejak dulu Jimin memiliki image malaikat, anak baik-baik yang kalem dan rajin. Beda sekali dengan Taehyung yang pecicilan, suka travelling walau diselingi hidup bagai gelandangan, bahkan tobatnya seorang Kim Taehyung yang part time sebagai street fighter adalah ketika ia mulai bekerja begitu lulus kuliah.
"Tidak lah, aku suka kau yang begini saja, cowok baik-baik yang lembut seperti manggaetteok," gumam Yoongi yang bergerak memeluk leher Jimin, sejak perutnya membesar Yoongi tidak bisa lagi memeluk dengan posisi berhadapan karena mengganjal, jadilah ia memeluk Jimin dari samping.
"Benar, aku tidak bisa menjadi pria yang menindik penisnya seperti Taehyung atau pria yang menjadi master dan mencambuk seperti Namjoon Hyung, aku hanya bisa menjadi Jimin yang selalu menerima kemarahan Yoongi dan melakukan apapun yang ia suruh," ucap Jimin.
Si wanita berambut hitam arang merengut hingga bibirnya seperti bebek. "Kau membuatku terlihat jahat, Chimmy-nie."
"Ahaha bukan begituuu."
"Nah katamu kau akan melakukan apa yang kusuruh 'kan?" tanya Yoongi, Jimin mendesah keras karena omongannya bisa jadi senjata untuk dirinya sendiri, sebisa mungkin pria Park menyiapkan diri untuk menjadi babu istrinya. Yoongi yang tidak hamil saja suka menyuruh ini itu, dan Yoongi yang hamil tentu lebih memanfaatkan kondisi dengan merengek di tengah malam minta dibelikan eomuk superpedas atau pizza dengan topping bulgogi. Itu apa namanya kalau bukan acara menyiksa Jimin?
"Baiklah, kau mau apa? Makan apel dengan gochujang? Sereal dicampur thai tea boba? Atau kau punya ide bagus lainnya?"
Yoongi tertawa kemudian melepaskan pelukannya pada Jimin, "padahal aku ingin kau menjilatku di bawah, sepertinya agak basah, bersihkan hm, Jimin-ie?"
Sang suami tentu dengan senang hati mengabulkan apa yang Yoongi minta, kepala bersurai cokelat itu turun dan menempati antara paha putih Yoongi, menyingkap bawah gaun tidurnya yang berupa rok selutut dan menarik lepas celana dalam si wanita.
"Ini bukan agak basah, Suga, ini sangat basah," kata Jimin.
Lalu Yoongi merasakan lidah Jimin menari di labianya, bergerak perlahan untuk masuk dan berputar di dalamnya, sesekali menghisap kuat cairan yang merembes keluar.
"Ahhh Jimmm… So good!"
