Pagi adalah awal dari hari yang menyibukkan, hari dimana semua orang akan berlomba-lomba mengais rejeki demi kelangsungan hidup. Begitu pula yang di rasakan oleh Alpha tampan bernama lengkap Kurosawa Yuichi. Hari ini adalah hari senin, awal dari satu pekan yang melelahkan.

"Haah"

Kurosawa menghela nafas panjang setelah mengikatan dasi di lehernya secara rapi, saat di depan cermin full body itu Kurosawa sedikit melirik kebelakang. Pria tampan yang sudah lengkap dengan atribut kerjanya itu memperhatikan Adachi yg masih telungkap di atas tempat tidur. Sepertinya Adachi sangat kelelahan dengan 'aktifitasnya' semalam, ia bahkan lupa memakai bajunya lagi dan masih berposisi seperti itu hingga fajar datang. Kurosawa mendekat, ia tersenyum sambil menyentuh tengkuk omeganya dengan lembut

"Ichi.. .."

Panggilnya mendayu membangunkan matenya, Adachi sedikit menggeliat sambil mengerjapkan matanya pelan

"Emm.. Sudah pagi yaa?"

"Haha.. Kau mudah sekali bangun"

Komen Kurosawa sambil membenahi rambut berantakan omeganya ini, perlahan ia duduk di sebelah sang omega yang masih merem-merem.

"Ichi.. Aku harus kerja sekarang, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu. Kau bisa memanaskannya dulu sebelum makankan?"

Ucap sang Alpha perhatian. Kurosawa ini Alpha dominan yang bisa bekerja apa saja, mana romantis, ganteng, gak gengsian pula wkk...

idaman banget

"Hm .. Iya Yuu"

Balas Adachi setengah sadar. Setelah Kurosawa berdiri hendak pergi Adachi menarik tangannya di sertai teriakan

"Eh Yuu-yuiichi !!"

Bruagh

"ADACHI ..?!!"

"Ugh.. Sakit"

Keluh Adachi dengan kepala nyungsep dan kaki masih menggantung di ranjang. Dia baru sadar jika pinggangnya sakit tubuhnya tak mampu bergerak

"Kenapa kau lakukan itu? Kau bisa terluka nanti!"

Marah sang Alpha sambil mengangkat lalu membaringkan Omeganya lagi ke atas tempat tidur

"Iyuu-yuu ..

Bukankah aku juga harus kerja?"

Tanya Adachi dengan tatapan begitu melas, bibirnya melengkung kebawah saat bertanya pada Alphanya ini. Tangannya masih mengalung di leher Kurosawa agar tak pergi

"haha"

"Yuu .. Apa yang lucu..?? Aku serius"

Tanya sang Omega kesal dengan wajah yang masih begitu dekat

"Jangan kerja! aku malu jika kemesuman ku terbongkar ichii .."

"EH. .?"

Adachi sejenak kaget, melongo dia karena tak mengerti yang diucapkan Alphanya. Kurosawa tertawa pelan melihat ekspresi kekasihnya yang bingung, tangan Adachi di ambilnya lalu disentuhkan ke tengkuknya

"Arrh.. Yuu, ini darah apa?"

Tanya Adachi bingung lagi setelah melihat dijarinya ada darah dari tengkuk

"Jadi kau lupa??"

"Yuu .. Katakan yang jelas! Jangan membuatku bingung!"

Kini Adachi merasa kesal, sebenarnya apa maksud Kurosawa ini? Menyebalkan

"Apa perku ku ambilkan kaca yg besar untukmu hm? Lihat tanda dilehermu yang lebar itu haha... Kita melakukan 'bonding' semalam, tanda itu masih baru dan mungkin akan hilang 2-3 hari kedepan Ichi.. .."

"Haaah.. Lama sekali "

Ucap adachi mendesah memutar bola matanya malas sedangkan Kurosawa hanya tersenyum melihat tingkah Omeganya yang lucu ini.

Kurosawapun mengambil kemeja Adachi yang terkeletak di sebelah badannya. Tanpa berhenti tersenyum ramah, sang Alpha memasangkan pakaian tersebut ke tubuh polos Adachi

"Ichi.. Aku takut kau akan di wawancarai banyak orang karena mereka melihat tato baru mu itu.. Mereka pasti menuduhmu yang tidak-tidak, kita kan baru akan menikah minggu depan tapi aku sudah memaksamu hehe. Aku minta maaf"

Mendengar penjelasan Kurosawa membuat Adachi memerah, ini goda'an atau pujian? Tapi kalimat itu membuat hatinya hangat, Adachi berusaha bangkit untuk memeluk Alphanya

"Emp.. Aku tak merasa di paksa olehmu, aku bahagia Yuui.."

Ucap sang Omega. Dia benar-benar tak sengaja mengumbar feromonnya yang belum stabil, Kurosawa orang satu-satunya yang menghirup aroma Adachi di kamar tertutup itupun mulai pusing dan terbuay.

Grusak

"Akh Ichii.. Aku harus berangkat kerja, jangan membuat 'tagang' sekarang"

Keluh sang Alpha mengerang sambil mengungkung Adachi membaringkan punggung Omeganya itu ke kasur lagi. Otak Kurosawa hampir konslet karena mencium aroma matenya, sudah sempat di jilat tato Adachi yang ada di lehernya itu

"Yuu- Yuuichi?"

Panggil Adachi menyadarkan Kurosawa sambil menepuk-nepuk punggungnya. Kurosawa tak mau berhenti, terpaksa Adachi mendorong wajah Kurosawa menjauh darinya.

"ADA APA ..?"

Marah Kurosawa

"Ka-kau harus kerja !"

"Aarrgh "

Kurosawa berteriak kesal saat bangkit

(Ini menyebalkan imanku akan roboh jika terus begini)

Kesalnya dalam hati, Adachi yang melihat Alphanya kesalpun melihat aura hitam keluar dari tubuhnya, aroma kesal Alphanya membuat Adachi mual-mual di tempat.

"Hoek"

Kurosawa mendekat, dia juga tidak tau mengapa Adachi tiba-tiba mual seperti itu

"Ichii.. Apa yang terjadi padamu? Ichi..!! Ichii?"

Adachi mulai lemas

"Ja-Jangan keluarkan lagi.. Hoek, feromonmu membuatku mual!"

Ahh.. Kurosawa baru sadar atas perbuatannya, dia meninggikan selimut Adachi sambil memeluknya

"Ma-maafkan aku, aku tidak sengaja Ichii"

Perlahan aroma Kurosawa berubah membuat Adachi merasa lebih baik, beberapa saat kemudian Kurosawa mendapat panggilan dari kantor, dia sudah benar-benar terlambat sekarang.

"Ichii.. Maaf aku har--

'Haiish malah tidur'

Adachi ternyata tertidur dalam pelukan Alphanya, yaa ini kesempatan yang bagus. Kurosawa sedikit merapikah kasurnya lalu membaringkan Adachi yang tertidur, sebelum pergi Kurosawa mencuri ciuman di dahi, kedua pipi, dan terakhir di bibir Adachi

"Untuk seminggu kedepan aku akan berusaha menahan diri, tapi setelah kita menikah nanti aku tak akan segan menggempurmu sampai kau hamil heh"