"Anak yang malang…"

Sebuah suara menghampirinya, walau ia tidak bisa melihat apapun selain cahaya yang menyilaukan matanya ia bisa merasakan asal suara itu sangat dekat dengan dirinya.

Ini bahkan lebih lembut daripada selimut rumah sakit.

"Sebagai anak dalam ramalan kau telah menyelesaikan tugasmu, tapi tidak sempat merasakan buah dari kerja kerasmu selama bertahun-tahun."

Ia tidak tahu mengapa ataupun apa yang dibicarakannya, ia tidak cukup pintar untuk mencerna kalimat yang terucapkan itu satu per satu.

"Tapi tidak apa, kali ini akan kupastikan kau untuk hidup seperti yang kau inginkan."

Saat itulah semua cahaya yang menyilaukannya meredup, kini ia bisa melihat dengan jelas dimana ia berada, sebuah tempat familiar yang tak mungkin ia lupakan meskipun ia sudah mati sekalipun.


Return To Zero

Masashi Kishimoto

Warning: Typo(s), OOC, Mainstream, Time-Travel.


"Ceritamu sangat sulit dipercaya…" ucap rubah raksasa dibalik jeruji besi, "Siapapun yang mendengarnya takkan mungkin bisa mempercayaimu."

"Tapi kau mempercayaiku kan Kura-"

"Stop!" balasanku dihentikan olehnya, "Sudah kubilang panggil aku Kyuubi."

"Eh..? Memangnya kenapa, bukankah ini buktinya kalau aku dan kau sudah berteman di masa depan?"

"Kalau kau memang sudah pernah berteman denganku maka aku yang sekarang akan menentukan apakah kau sudah pantas memanggilku dengan nama peninggalan Rikudou Sennin."

"Tsk… baiklah, apakah aku harus memanggilmu Tuan Kyuubi supaya kau senang?"

"Aku akan senang jika kau pergi dari hadapanku, sekarang cepat keluar!"

Dengan begitu Kura- maksudku Kyuubi menolakku hingga ke dunia nyata, aku tidak tahu bagaimana cara ia melakukannya tapi aku tidak ingin memikirkannya untuk sementara ini.

Ada yang masuk kedalam pikiranku sebagai ide dan karena itu aku mulai membersihkan apartemenku untuk membuat ruang.

Bisa dikatakan aku hidup sangat tidak teratur, walau sesekali aku membersihkannya tapi apartemenku selalu terlihat berantakan, tentunya saat aku sudah semakin besar aku lebih sering membersihkan apartemenku karena terkadang beberapa orang mengunjungiku seperti Shikamaru, Sakura atau bahkan Lee.

Setelah membersihkan seluruh bagian ruangan apartemenku yang memakan waktu yang cukup lama aku berdiri di tengah kamar dan membuat segel tangan yang sangat familiar.

"Kagebunshin no Jutsu!"

Boff!

Ada dua klon yang tercipta, meski tidak sebanyak saat aku mencoba jurus ini untuk pertama kalinya tapi aku senang karena bisa menggunakan jurus yang sudah membantuku selama ini.

Tapi apa yang harus kulakukan dengan klon tersebut? Aku tidak tahu jawabannya.

Karena itu aku menonaktifkan jurusku sehingga kedua klonku menghilang dengan ledakan asap yang menyebar ke seluruh ruangan membuatku harus membuka jendela kamar.

"Ugh…"

Sedikit ingatan dan rasa lelah memasuki tubuhku sekaligus membuatku lebih lelah dari biasanya, tapi ini belumlah cukup, aku tidak menunda ideku untuk berlatih hanya karena sedikit lelah.

Tujuan selanjutnya adalah Training Ground 09.


"Hupp!"

Swush!

"Hyaaaat!"

Dua bunshinku sedang melakukan latihan taijutsu bersamaan sementara aku sendiri sedang mencoba mengendalikan aliran chakra yang kumiliki, tapi walaupun sudah mengerti konsepnya secara praktek tidak semudah itu.

Karena tubuhku ini.

Diriku saat kecil memiliki aliran chakra yang lumayan kacau sehingga aku tidak bisa mengeluarkan jurus Bunshin no Jutsu dengan benar.

Pertama yang harus kulakukan adalah berkonsentrasi untuk merasakan chakra di dalam tubuhku, kemudian mencoba mengalirkannya dari satu tempat ke tempat lainnya seperti tangan, kaki, perut, ataupun kepala.

Setelah melakukannya berkali-kali aku hanya bisa merasakan perubahan kecil dalam diriku, karena hari sudah sore aku memutuskan mengakhiri latihanku dan pulang ke rumah.

Kedua bayanganku langsung menghilang begitu aku menonaktifkan jurusku dan pengalaman mereka berserta rasa lelah yang mereka miliki selama latihan langsung terserap kedalam tubuhku, membuatku hampir saja tumbang.

Tapi aku tidak bisa tidur disini, dan juga masih ada aktivitas lain yang harus kulakukan di rumah sebelum tidur, karena itulah aku berusaha keras untuk berjalan pulang ke apartemenku.

Setelah sampai aku segera mandi untuk membersihkan tubuhku, tak lupa pula menaruh pakaianku ke keranjang khusus tempat kain yang sudah di pakai kemudian aku langsung tertidur karena besok aku harus masuk ke akademi.

Baiklah, Selamat tidur semua.

Dan selamat pagi.

Aku terbangun tepat jam 6 pagi, walau masih ada dua jam sebelum pelajaran pertama di mulai aku tidak akan menggunakannya untuk menambah waktu tidurku.

Aku melakukan pemanasan di pagi hari lalu menciptakan dua klon yang akan berlatih seharian sementara aku akan belajar di akademi, aku mungkin akan seharian juga di akademi untuk belajar mengenai materi yang sering aku lewatkan.

Pada saat jam menunjukkan 7.30 aku sudah selesai bersiap dan segera berangkat menuju akademi.

Seperti hidup ku yang lama aku selalu disoroti oleh tatapan penduduk yang sangat menyakitkan, namun aku menghiraukannya karena aku sudah tahu kalau aku bisa merubah pikiran mereka melalui kerja keras.

Aku akhirnya sampai di akademi 10 menit sebelum jam pelajaran dimulai, suasana kelas masih saja berisik dengan beberapa perempuan yang tidak habisnya berdebat tentang Sasuke, ugh… walaupun aku sudah pernah melalui ini tapi tetap saja tidak enak melihat kepopulerannya.

Tak lama kemudian guru Iruka datang diikuti dengan suara kelas yang menghilang secara serentak sehingga suara sekecil apapun seperti penghapus terjatuh bisa terdengar jelas.

"Selamat pagi anak-anak," sapa guru Iruka.

"Selamat pagi, guru Iruka."

Setelah mendengar jawaban dari kami, guru Iruka memulai pertemuan seperti biasanya dengan sedikit pidato yang dapat membuat kebanyakan orang mengantuk setelah itu diikuti dengan pelajaran mengenai senjata ninja dan sejarahnya.

Selama seharian aku belajar di akademi sementara kedua klonku berlatih dan pada saat jam pelajaran terakhir berakhir kedua klonku ikut menghilang membuatku sangat lelah hingga tidak bisa bangkit dari tempat dudukku untuk sementara waktu.

Setelah tenagaku kembali pulih aku akhirnya berjalan pulang ke rumah, tak lupa membeli bahan makanan untuk makan malam, aku memutuskan untuk jarang memakan ramen kecuali saat-saat tertentu.

Jangan salah, aku masih menyukai ramen tapi sebaiknya aku mengikuti ucapan ibu untuk makan yang lebih bergizi.

Hari ini akan berakhir jika aku tertidur, aku masih tidak percaya kalau aku kembali ke masa lalu meskipun aku tidak tahu kenapa, apakah tugasku masih belum selesai?

Apakah sesuatu terjadi disaat aku sudah mati?

Atau ini semua adalah hadiah yang Ia berikan karena aku menyelesaikan tugasku sebagai 'Anak dalam Ramalan' ?

Aku tidak tahu pasti dan aku tidak ingin memikirkannya lebih lanjut tentang bagaimana aku bisa kesini, yang seharusnya kupikirkan adalah apa yang bisa kuubah supaya masa depan yang tidak diinginkan tidak terjadi?

Tanpa sadar selagi memikirkan hal itu aku tertidur di kamar dengan lampu yang menyala.

[Bersambung]


Selamat malam guys, silahkan dinikmati cerita time travel ku yang tidak jauh beda dari kebanyakan fanfic, jangan lupa tinggalkan review kalian jika kalian menyukai fanfic ini, kalian juga boleh berdiskusi di kolom review tentang fanfic ini akan menunj ke arah mana.

itu saja, saya laba-laba akan log out