Naruto and all characters belongs to Masashi Kishimoto
ShikaTema/Romance/Rohani/AU/OOC/Typo(s)/Plotless/Oneshot
Warning.!: ISLAMIC CONTENT
"Temari memang belahan jiwaku."
DLDR
Enjoy Reading
.
.
Pada suatu malam disalah satu masjid Konoha, seperti biasa selepas Sholat isya berjamaah para jamaah laki-laki tak segera meninggalkan masjid. Namun mereka masih duduk berlama-lama bersama dengan Ustadz Kakashi selaku ketua takmir sekaligus imam masjid Konoha. Mereka saling mengobrol dan berdiskusi mengenai isu-isu islami masa kini. Meski begitu, mereka tak pernah berselisih sekalipun ada perbedaan pendapat diantara salah satunya.
Kerap kali Ustadz Kakashi menyampaikan petuah-petuah berharga pada mereka dan kadang pula beliau menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan oleh para jamaah tentang apa saja. Entah itu tentang kehidupan, masalah keuangan, masalah rumah tangga dll. Ustadz Kakashi selalu menjawab semua pertanyaan dengan sempurna dan selalu memberikan solusi yang tepat untuk semua permasalahan yang ada.
Tiba-tiba suara Ustadz Kakashi memecah keheningan yang sempat mengudara.
"Wahai para akhi. Tahukah kalian apa yang terbaik untuk perempuan.?"
Para jamaah pun saling berpandangan sambil berpikir dan mencari jawaban. Tapi tak ada satupun dari mereka yang mampu menjawab pertanyaan tersebut. Ustadz Kakashi pun akhirnya memutuskan untuk memberikan tambahan waktu agar para jamaah bisa memikirkan jawban dari pertanyaan tersebut lalu memberitahukannya esok hari. Para jamaah pun menyetujuinya dan kemudian bubar meninggalkan masjid, menuju rumah mereka masing-masing. Diantara para jamaah tersebut, ada seorang jenius dari klan Nara yang juga kebingungan memikirkan jawaban tersebut. Dialah Nara Shikamaru.
Setibanya Shikamaru dirumah, ia disambut dengan wajah teduh istrinya tercinta, Nara Temari yang sudah ia nikahi sejak hampir 5 tahun yang lalu. Temari mengambilkan secangkir teh untuk suaminya dan mereka berdua pun lantas duduk berdampingan diruang keluarga mereka sambil menonton televisi.
"Dimana Shikadai.?" Tanya Shikamaru
"Shikadai sudah tidur, dia tadi senang sekali karena pulang dari masjid diajak mampir kerumah neneknya."
"Kerumah ibu.?"
"Iya, ibu membuat beberapa masakan untuk acara nanti besok siang."
"Ohh..." Jawab Shikamaru singkat yang langsung mengundang atensi sang istri.
"Shikamaru kenapa.? apa ada sesuatu yang sedang kamu pikirkan.?" Temari bertanya setelah melihat ekspresi kegelisahan yang terpampang jelas diwajah sang suami. Temari memanglah istri yang cerdas, peka dan pengertian. Dia bisa dengan cepat mengerti segala situasi dan kondisi suaminya.
Karena mereka memang sering berbagi cerita, akhirnya Shikamaru pun menceritakan kejadian yang dia alami ketika sedang bersama Ustadz Kakashi selepas isya' tadi.
"Wahai Temari, istriku tercinta. Tadi Ustadz Kakashi bertanya pada para kami jemaah masjid, tapi tak ada satupun yang mampu menjawab pertanyaan tersebut." Terang Shikamaru
"Oh ya.?" Temari tersenyum cerah, kilatan cahaya terlihat jelas dimatanya jelas menyiratkan rasa ingin tahu.
"Ya, Beliau bertanya tentang, apa yang terbaik untuk perempuan.?" Lanjut Shikamaru, sedangkan Temari lagi-lagi tersenyum dan kali ini senyumnya makin lebar, makin merekah. Wanita itu tahu betul apa jawaban dari pertanyaan yang diajukan tersebut. Bagi Temari, penghulu wanita terbaik di dunia dan di akhirat, jawaban pertanyaan itu terang sebenderang cahaya matahari.
"Shikamaru, suamiku tercinta. Yang terbaik untuk perempuan adalah dia tidak dilihat dan tidak melihat lelaki." Katanya sambil menatap lekat sang suami.
Mungkin jawaban singkat Temari itu menggelitik hati Shikamaru yanng nampak masih tak paham. Apakah itu berarti wanita harus mendekam di rumah saja.? Batinnya bertanya-tanya. Namun tak berapa lama kemudian, ia lantas mengetahui makna tersirat dari jawaban istrinya tersebut.
Maksud Temari dengan tidak dilihat dan tidak melihat lelaki adalah perempuan harus mengenakan hijab dengan baik kala berhadapan dengan lelaki yang bukan makhromnya. Seperti yang selalu Temari lakukan sepanjang hidupnya. Temari selalu berkerudung panjang juga mengenakan pakaian panjang dan lebar yang benar-benar menyembunyikan bentuk tubuhnya. Selain itu dirinya juga selalu menjaga pandangannya ketika sedang keluar dari rumahnya, agar dirinya terhindar dari zina mata.
"Ah, engkau sungguh bijaksana Temari." Alangkah hangat hati Shikamaru setelah mendengar jawaban dari istrinya itu.
Pada hari selanjutnya ketika para jamaah masjid kembali berkumpul bersama dengan Ustadz Kakashi, Shikamaru menyampaikan jawawab yang diberikan Temari kepada Ustadz Kakashi dan langsung diulas dengan tuntas oleh sang Ustadz dengan mencantumkan beberapa hadits juga.
Tanpa sadar Shikamaru tersenyum puas dan berkata. "Temari memang belahan jiwaku."
.
.
End
REVIEW
