Vampire Bride
.
.
.
Genshin © Mihoyo Ltd.
AU, OC insert.
.
Chapter 1
Sang istri Duke ke sebelas.
Seorang gadis dengan rambut pirang melangkahkan kaki dari kereta kuda. Seorang laki-laki dengan elegan mengulurkan tangan kepadanya, gadis itu dengan santai menerima uluran tangan pemuda itu sambil turun dari kereta kuda itu.
Sebuah hiasan rambut berbentuk bunga putih yang di tengahnya terdapat mutiara langka menghiasi rambut gadis itu. Gaun berwarna putih dengan jaket bulu tebal menghiasi tubuh gadis itu. Seekor peri juga keluar dari tempat itu.
Gadis itu menghela nafas, dia merasa lega telah sampai. Dia ingin segera menghangatkan diri di dalam rumah, pemuda yang melihat gelagat dari gadis di sebelahnya hanya terkekeh. Pemuda itu menarik gadis itu lebih dekat degannya, menyelimutkan jubahnya ke pundak gadis itu.
"Ojou-chan, apakah memang Snezhnaya sedingin itu?" kekeh pemuda itu. Sementara gadis itu hanya mengerucutkan bibirnya kesal.
Mereka akhirnya sampai di mansion kediaman mereka, gadis yang mulai merasakan kehangatan di dalam rumah itu langsung melepas jaket bulu tebalnya. Seorang pelayan mengambil jaket itu dan pergi untuk menyimpannya.
"Akhirnya, hangat," ujar gadis itu sambil menghela nafas sekali lagi.
"Haah, paimon sungguh kedinginan di luar sana," keluh peri bernama paimon itu.
"Hei apa yang akan kau lakukan setelah ini?" tanya pemuda itu.
"Hhmm … mungkin membaca buku lagi sambil menghangatkan diri, hari ini rasanya sungguh melelahkan," ujarnya.
"Huh? Kau bahkan tidak mengikuti rapat itu Ojou-chan," goda pemuda itu.
"Aku memang tidak mengikuti rapat itu, Tartaglia. Tapi, entahlah, di kastil Tsaritsa-sama rasanya menyesakkan. Rasanya, seperti hal yang mencengkram bagiku," jawabnya sambil memeluk dirinya sendiri.
"Baiklah, ayo ganti baju dan membaca di dekat perapian, Lumine," ajak Tartaglia. Lumine pun mengikuti Tartaglia untuk berganti pakaian, sebelumnya, Tartaglia menginstruksikan kepada para pelayan untuk menyiapkan segelas bir, susu coklat hangat, kue dan dua gelas darah di dekat perapian.
Setelah mengganti pakaian dengan piyama, Lumine mampir ke perpustakaan untuk mengambil buku. Sementara Paimon tidur terlebih dahulu.
Seorang vampir bisa makan makanan manusia seperti biasa, tetapi, mereka juga butuh asupan darah manusia untuk bertahan hidup. Mereka adalah sepasang suami istri vampir di salah satu kerajaan terbesar di Snezhnaya.
"Haah! Bir setelah rapat sungguh menyegarkan!" ucap Tartaglia setelah menenggak bir di dalam gelas yang telah di sediakan. Melihat hal itu Lumine bergidik, dia heran dengan Tartaglia di suasana yang dingin ini, dia masih saja minum minuman dingin. Bir itu dingin dan Lumine bisa melihatnya dari air yang terbentuk di luar gelas itu.
Lumine mengambil gelas wine berisi darah manusia itu dan mulai menyesapnya. Darah manusia yang hangat dan menyegarkan itu meredakan rasa haus dari gadis berambut pirang itu. Dia kemudian duduk di sofa panjang disana sambil berselimut tebal.
Dia sungguh senang dapat duduk di depan perapian dengan selimut menyelimuti tubuhnya. Walaupun sudah lima tahun tinggal di Snezhnaya, Lumine masih tidak biasa dengan hawa dingin Snezhnaya.
Tartaglia hanya terkekeh melihat kelakuan istrinya dan duduk di sebelahnya. Tangannya merengkuh pinggang gadisnya dan mendekapnya erat. Sementara Lumine hanya diam dan mulai mmebaca buku. Dirinya tidak pernah bosan membaca.
Ruangan itu sunyi, hanya di hiasi oleh suara burung hantu dan suara kayu yang terbakar. Sesekali Tartaglia menenggak bir di hadapannya, dengan sebelah tangannya tidak melepas gadis di sebelahnya.
Manusia dan Vampir sudah hidup berdampingan semenjak lama, bila dalam sejarah, mereka mulai hidup berdampingan sejak lima ribu tahun yang lalu. Snezhnaya memiliki dua buah kerajaan terbesar, yaitu kerajaan milik Tsaritsa, sang vampir yang masuk jajaran the seven, dan milik seorang manusia biasa.
Tsaritsa dan para bawahannya merupakan seorang vampir bangsawan. Lumine pun otomatis menjadi bangsawan setelah menikah dengan Tartaglia.
Malam semakin larut, dan gelas susu coklat juga darah telah kosong. Ini sudah gelas ke lima bir Tartaglia, dia heran dengan Lumine yang mulai tidak bergerak sama-sekali. Bahkan tidak membalik bukunya. Beberapa menit kemudian buku itu terjatuh dari genggamannya. Pemuda itu hanya terkekeh menyadari istrinya ini telah tertidur.
Dengan perlahan Tartaglia mengambil buku itu dan memberi pembatas di halaman terakhir Lumine membacanya. Dia menyuruh salah satu pelayan untuk mengembalikan buku itu dan dia mengangkat tubuh Lumine untuk memindahkannya ke kamar.
Lumine masih tertidur nyenyak di gendongan Tartaglia hingga mereka sampai di kamar. Dengan lembut, Tartaglia menaruh tubuh Lumine ke kasur dan menyelimutinya. Tartaglia melepas kemeja yang dia pakai dan mulai berbaring di sebelah Lumine.
…
..
.
Sebuah mata bersusah payah untuk terbuka karena sebuah ketukan kecil di jendela.
Akhirnya sebuah mata biru terbuka dan langsung meninggalkan kehangatan kasurnya. Dia bangkit dan menuju jendela yang terketuk. Ketika dia membuka tirai jendela nya, sebuah gagak dengan sepucuk kertas di paruhnya. Dia membuka jendela itu dan mengambil kertas di paruhnya, dan kemudian dia membaca kertas itu.
Dia langsung bergegas berganti pakaian tidur nya dengan pakaian tempurnya.
"Hhmm? Tartaglia? Kau mau kemana dengan pakaian itu?" tanya Lumine yang terbangun karena keberisikan yang di timbulkan Tartaglia.
"Maaf membuatmu terbangun Ojou-chan, ada surat penting dari Tsaritsa-sama. Aku tidak akan lama, hanya sampai sore paling lambat," ujar Tartaglia sambil mengecup dahi Lumine sebentar dan dia langsung pergi. Lumine hanya melambai pelan.
"Itterashaaii … " ujar Lumine walaupun Tartaglia sudah keluar dari kamar. Lumine kembali tertidur dan menarik kembali selimutnya.
Surat itu berisi tentang pemberitahuan Tsaritsa, bahwa di daerah timur ada salah satu Earl yang di serang oleh kekaisaran tetangga. Tartaglia yang rumahnya paling dekat dengan lokasi, langsung di perintahkan untuk menyelamatkan Earl tersebut. Dia tidak mau membuang-buang waktu dan membawa kudanya yang tercepat untuk segera ke lokasi.
Melintasi hutan yang bersalju dan meninggalkan jejak kuda selama perjalanan, dia tidak sendirian. Tentu dia membawa lima orang anak buahnya untuk membantu, walaupun lebih tepatnya membantu menyelamatkan yang lain. Karena semua musuh bisa dia tangani sendirian.
Tetapi, kelihatannya dia terlambat. Rumah Earl itu sudah terlalap api sepenuhnya, hanya sisa-sisa pembakar yang dapat Tartaglia termukan. Pelaku utamanya telah berhasil kabur. Tartaglia hanya meninju pohon di sana kesal hingga salju yang ada di dedaunan di sana jatuh menghujani nya.
"Tartaglia-sama, ada satu yang selamat," kata salah satu anak buahnya. Tartaglia menoleh dan melihat ada seorang gadis yang terduduk di salju sambil mengenakan selimut abu-abu tebal.
"Kau anak semata wayang dari keluarga ini bukan? Nimune?" kata Tartaglia mencoba mengendalikan amarahnya. Gadis berambut merah itu hanya mengangguk. "Baiklah, kelihatannya kita harus bertemu dengan Tsaritsa-sama, kau bawa orang-orang untuk memadamkan kekacauan ini," kata Tartaglia sambil mengambil kembali kuda nya dan membawa satu anak buah untuk membawa gadis itu ke kastil Tsaritsa.
"Jadi hanya dia yang selamat?" tanya Tsaritsa, Tartaglia hanya mengangguk. "Bangun kembali rumahnya dengan uang pajak yang di kumpulkan orangtua nya. Sampai rumahnya selesai, kurasa tinggal di penginapan akan memakan banyak uang,"
"Maaf Tsaritsa-sama, tetapi, menurutku tidak bagus bila menyuruhnya untuk tinggal bersamaku," ucap Signora sambil menenggak anggurnya. Dan para Duke lainnya sedang ada keperluan di luar kerajaan.
"Untuk sementara sampai rumah Nimune selesai, bagaimana bila dia tinggal di rumahmu? Childe?" tanya Tsaritsa. Tartaglia menimangnya sebentar, dia seperti seumuran dengan istrinya. Jadi, dia rasa tidak masalah bila Nimune ada di rumahnya.
"Baiklah, akan aku beritahu Lumine. Ayo kembali, saat ini Lumine pasti sudah memasak A Prize Catch dalam jumlah besar," ujar Tartaglia mengajak gadis itu pergi.
Sesampainya di rumahnya, dia langsung menemui Lumine di dapur. Dia melihat Lumine yang masih berfokus untuk memasak dengan beberapa maid yang membantunya, dia berjalan perlahan.
"Oh sudah pulang?" tanya Lumine masih mengaduk sup di panci besar itu.
"Earl itu tidak selamat," ujar Tartaglia sambil memeluk Lumine dari belakang, dia juga menaruh dagunya di pundak Lumine. Lumine hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Sungguh di sayangkan," jawabnya. "Yah bagaimana lagi, mereka tidak mungkin di hidupkan lagi bukan?" kata Lumine sambil mencicipi kuahnya sudah pas atau belum.
"Anak semata wayang mereka yang selamat, Nimune. Sampai rumahnya selesai di bangun lagi, dia akan tinggal di sini," ujar Tartaglia. "Permintaan Tsaritsa-sama," tambahnya.
"Asalkan dia tidak terlalu merepotkan," jawab Lumine.
"Love you, ojou-chan," ujarnya sambil mengecup pipi Lumine sebelum pergi meninggalkan dapur. Dia meminta Nimune untuk memilih kamarnya, dan meminta para pelayan untuk membeli gaun dan keperluan Nimune selama di rumah ini.
Uang untuk membeli segala keperluan akan di ganti oleh Tsaritsa.
"rencanaku akan berjalan sangat mulus,"
.
.
.
TBC
Yahoo.. balik lagi dengan author gaje Clara di sini datang membawakan satu fic lainnya. Semoga suka, terima kasih!
