Naruto by Masashi Kishimoto.

Love Live by Kimino Sakurako/Sunrise

Warning: OOC, Canon (Naruto Universe), Typo, And many more.

...

..

.

Sang pahlawan Dunia mendapatkan sebuah misi ke sebuah kuil yang tak jauh dari desa Konoha, lokasinya berada di sebuah desa kecil yang makmur. Pendeta dari desa itu menjadi Klien yang akan Naruto temui untuk mengerjakan misi, permintaan itu cukup mudah untuk Naruto karena tak ada misi yang membahayakan untuk saat ini setelah kejadian penyerangan Toneri ke Bumi.

Walaupun begitu, Naruto cukup waspada jika suatu saat terjadi sebuah serangan yang membahayakan Konoha atau Dunia Shinobi, dan sekarang dia telah sampai pada sebuah kuil yang menurutnya besar dan megah, di sana terlihat seorang gadis berambut ungu panjang yang memakai pakaian khas gadis pendeta sedang menyapu sendirian.

Gadis itu terlihat cantik saat dia tersenyum, membuat wajah Naruto merona saat menatapnya. Pemuda itu segera menggelengkan kepalanya dan berjalan mendekati gadis tersebut. "Anu, saya diperintahkan Hokage untuk datang kemari." Gadis berambut ungu mengerjapkan kedua matanya beberapa kali, dia pun melihat sosok pemuda pirang yang sedang berdiri di depannya itu agak lama. "Anu..."

"Ah, eh, maafkan aku. Biar aku antar kau ke Ayahku. Beliau yang memberikan surat pada Hokage untuk mendatangkan shinobi ke tempat ini."

Naruto mengangguk kecil, dia mempersilahkan gadis itu untuk memberikan arah ke kliennya. Naruto melihat-lihat ke sekitar, dia kagum dengan tempat yang menjadi sebuah kuil itu, pepohonannya sangat rimbun dan udaranya begitu sejuk. Dia seolah ingin tinggal di tempat itu walaupun beberapa minggu.

"Sepertinya kau sangat menikmati suasana disini?"

"Um, disini nyaman dan tentram, aku bisa merasakan ketenangan disini. Mungkin berlibur kesini beberapa minggu bisa membuatku tenang daripada harus di Konoha."

Gadis itu tertawa kecil. "Ngomong-ngomong, namaku Nozomi Tojo, aku anak dari Koutaro Tojo orang yang merawat kuil ini."

"Ah, ya salam kenal, dan mohon kerja samanya, Tojo-san."

Gadis bernama Nozomi itu tersenyum tipis, dia mengantar Naruto hingga sampai ke sebuah rumah yang berada di belakang kuil besar itu. Keduanya pun masuk ke bangunan tradisional itu, Naruto masih saja kagum dengan interior yang ada. Jujur saja, Naruto benar-benar mengagumi semua hal yang tradisional sekarang.

"Mari, kita masuk dan bertemu dengan Otousama."

Naruto dan Nozomi masuk ke dalam ruang tamu rumah tersebut. "Permisi." Kedua iris Naruto melihat sosok pria paruh baya sedang duduk sembari menikmati secangkir teh hangatnya, wajahnya terlihat sangat berwibawa jika dilihat dengan seksama, Naruto merasa jika orang ini adalah orang paling di hormati.

"Oh kau sudah datang, ninja Konoha atau boleh kupanggil Naruto Uzumaki-kun."

Naruto mengerjapkan kedua matanya, pria ini sengaja meminta Kakashi untuk mengirim dirinya. "Ah ya, saya Naruto Uzumaki."

"Duduklah nak!, aku ingin berbicara denganmu. Nozomi-chan, kau juga!" Keduanya pun mengangguk, lalu duduk bersebelahan dan itu membuat ayah Nozomi tersenyum kecil melihatnya. "Belum juga kalian menikah, kalian sudah duduk berdampingan seperti suami istri."

Kedua wajah mereka langsung merona saat digoda oleh Kotaro. "Pa-paman, tolong jangan goda kami."

"Otousama!"

Mereka benar-benar malu saat ini, membuat pria itu tertawa keras melihatnya. "Baik, aku akan serius. Naruto-kun, tugas yang kuberikan simple sekali jika kau yang mengerjakan. Aku mau kau membersihkan serta membenahi beberapa tempat yang agak rusak atau lapuk karena dimakan zaman. Itu saja, tugas tambahan mungkin menemani Nozomi."

"Paman!/Otousama!"

Pria itu tertawa untuk kesekian kalinya mendengar protesan dari kedua pemuda-pemudi itu.

-o0o-

Naruto mulai membersihkan dedaunan yang berguguran di tanah, dia menyapu bersama beberapa bunshin miliknya. Tugasnya semakin mudah karena bantuan dari bunshin tersebut, Naruto bersyukur karena bisa teknik menggandakan diri seperti ini, semua pekerjaannya akan cepat di selesaikan.

Sementara para bunshin berada di luar untuk membersihkan dedaunan, dia sekarang berada di dalam kuil untuk membersihkan lantai bersama Nozomi, dia beritahu tata cara untuk membersihkan kuil tersebut, hingga dia bisa membersihkan semuanya sendirian. Dia tak lupa menciptakan beberapa bunshin untuk membenarkan bebarapa bagian kuil yang sudah lapuk di makan zaman, serta beberapa bangunan yang rusak.

"Sepertinya kita sangat terbantu dengan bayanganmu Uzumaki-kun." Nozomi yang duduk tak jauh dari kuil pun menatap Naruto dengan tatapan kagum. Sementara Naruto yang asli berjalan mendekati Nozomi, dia duduk di sebelah gadis itu. "Mau teh?"

"Siang hari minum teh hangat?"

"Tentu, kenapa tidak? Aku lebih suka minum teh daripada Es teh."

Naruto hanya menghela napas, dia menerima gelas yang berisi teh hangat dari Nozomi. "Aku terima," ujar Naruto, dia pun meminum teh hangat tersebut. "Enak."

"Terima kasih Uzumaki-kun." Keduanya pun meminum tehnya masing-masing, menikmati matahari siang dibawah pohon besar yang rindang. Beberapa saat kemudian, Naruto mendapatkan ingatan dari para bayangannya, semua pekerjaan di kuil tersebut telah selesai dikerjakan oleh bayangan Naruto.

Dia tersenyum melihat hasil pekerjaannya bersama para bayangannya. "Sudah selesai, mungkin aku akan disini beberapa hari untuk menikmati suasananya."

Nozomi tertawa kecil. "Nikmati saja Uzumaki-kun."

"Anu, Tojo-san, bisakah kau panggil aku Naruto saja?"

"Kalau begitu kau panggil aku Nozomi."

Naruto tersenyum menatap Nozomi, dia mengangguk kecil mendengarnya, lalu kembali menyeruput tehnya. Namun kegiatan mereka terhenti setelah mendengar sebuah suara gaduh dari arah depan Kuil, keduanya secara bersamaan meletakkan gelas tehnya, lalu berlari ke depan kuil.

Naruto dan Nozomi melihat sosok Koutaro yang sedang menghadang beberapa orang dengan tubuh besar yang membawa senjata berat. "Kau bodoh atau apa!? Ini tempat suci, dan kau ingin menghancurkannya?!"

"Tentu saja, kami yang menguasai kawasan ini, dan kami berhak untuk mengubah semua tempat yang ada di daerah kekuasaan kami."

Naruto yang mendengarnya pun langsung melangkah maju ke depan, dia menatap nyalang orang-orang tersebut. "Ada apa ini paman?" tanya Naruto, nadanya begitu dingin dan tatapannya begitu menusuk orang-orang di depannya. "Kenapa kalian ingin menghancurkan tempat ini? Dan kalian mengaku jika tempat ini adalah daerah kekuasaan kalian? Apa kalian bodoh? Kalian tak ada hak untuk menguasai sebuah tempat!"

"Bocah, jangan asal bicara seperti itu, atau kau mau kami remukkan tulangmu dengan senjata kami."

Naruto yang mendengarnya pun menyeringai. "Boleh, jika kalian bisa." Naruto pun berjalan ke depan Koutaro, membiarkan pria paruh baya itu berdiri mematung di depannya.

"Bos tunggu!" salah seorang bawahannya pun maju, dia membisikkan sesuatu, Naruto bisa melihat raut wajah ketakutan dari pria itu. Dia mengangkat sebelah alisnya saat pria tersebut mundur beberapa langkah.

"Ka-kau serius!?"

"Tidak salah lagi, dia Naruto Uzumaki, anak Hokage keempat dan pahlawan Dunia Shinobi. Dia juga berhasil menggagalkan rencana dari Otsustsuki Toneri yang akan menghancurkan bumi dengan menjatuhkan Bulan."

"Se-serius?! Dia ada disini!? Lebih baik kita pergi dari sini!" mereka pun pergi dari tempat itu tanpa pamit pada Koutaro dan yang lainnya, membuat semuanya heran saat mengetahui gelagat dari para preman tersebut.

"Paman, masukkan agenda pembersihan bandit pada misi ini!"

"Aku mengerti, kau boleh pergi!"

"Naruto-kun!" Nozomi tampak menatap khawatir Naruto. "Kumohon, hati-hatilah!"

Naruto menoleh ke belakang, dia tersenyum kecil dan mengangguk. Pemuda itu kemudian melompat tinggi berlari menyusuri hutan yang ada di sekitar kuil tersebut, dia melihat para bandit itu sedang menuruni tangga. Naruto melompat tinggi dan membuat sebuah segel tangan, dia menciptakan beberapa clone dirinya serta menghadang laju dari para bandit tersebut.

"Kalian mau pergi kemana?" Para bandit itu seolah ketakutan saat melihat clone dari Naruto yang menghadang jalan mereka. "Kalian mengganggu jalannya perdamaian, apa yang kalian lakukan pada warga desa ini?"

"Ka-kami hanya me-mengambil pa-pajak ke-keamanan desa ini!"

"Hah?! Pajak keamanan? Mana ada—"

"Bos kami juga menginginkan putri dari pendeta di kuil tersebut untuk dijadikan istri!"

Ah, salah satu dari mereka keceplosan mengatakan maksud dari mereka mengusir pendeta serta meratakan kuil tersebut. Naruto yang mendengar itu terdiam sejenak, walaupun baru beberapa jam mereka berkenalan, dia sudah punya chemistry tersendiri dengan Nozomi dan yah, dia marah saat salah seorang dari bandit itu ingin mengambil Nozomi dari Koutaro.

"Jadi, kalian mau opsi rumah sakit, atau penjara?" Mereka bergidik ketakutan saat Naruto menyiapkan tangannya yang sudah gatal untuk memukul seseorang.

"Bisakah ki-kita berdamai saja?"

"Berdamai hanya untuk orang lemah sepertimu, aku tak suka perdamaian dengan kalian."

Suara teriakan pun terdengar dari tangga menuju kuil tersebut. Beberapa saat setelahnya, Naruto mengikat semua bandit itu, dia mengintrogasi salah satu dari bandit tersebut. "Jadi mana bos kalian?"

"Di-dia ada dipusat desa—woah! A-apa yang kau lakukan!?"

"Kalian bawa mereka ke pihak yang berwenang! Aku akan membawa dia ke bos mereka." Semua bunshin Naruto mengangguk menyetujui perintah dari bos mereka.

Semuanya pun bergerak, Naruto yang asli langsung membawa orang tersebut ke pusat desa untuk mencari bos bandit yang berada di desa tersebut, sementara para bayangannya pergi ke pihak keamanan desa tersebut untuk menyerahkan para bandit.

Setelah sampai pada pusat desa, Naruto langsung masuk ke dalam sebuah tempat hiburan malam, salah satu bandit itu memberikan petunjuk pada Naruto dimana tempat bos bandit itu berada lalu mereka pun sampai pada suatu ruangan dimana bos tersebut berada. Naruto langsung membuka pintu tersebut tanpa permisi, dia menatap sosok pria gendut yang sedang telanjang dengan beberapa wanita penghibur yang berada di samping kanan dan kiri.

Kedua iris Naruto menatap tajam bos bandit tersebut. "Jadi kau orang yang mengaku menguasai desa ini?" para wanita yang berada di tempat tersebut pun langsung pergi kocar-kacir saat mengetahui ada Naruto yang masuk ke dalam sana. "Kau orang yang menginginkan putri dari pendeta itu?"

"Ka-kau U-uzumaki Naruto!? Ma-mau apa kau disini!?"

"Hooh, aku seterkenal itu ya sampai kau yang bos bandit mengenaliku." Naruto merenggangkan tubuhnya, dia menyeringai menatap pria gendut di depannya itu. "Tentu saja membawamu ke tempat dimana kalian akan di penjara! Kalian tak ada hak untuk menguasai desa ini!"

Pria gendut itu menatap Naruto dengan wajah pucatnya, dia benar-benar tak bisa kabur sekarang.

-o0o-

Naruto kembali ke kuil, namun saat dia menginjakkan kakinya ke tempat tersebut, dia melihat sosok pria paruh baya yang menjadi pendeta kuil itu tergeletak tak sadarkan diri, dia juga melihat beberapa tempat di kuil tersebut telah porak-poranda seperti di terjang oleh angin kencang. Naruto segera membawa Koutaro ke dalam rumah, lalu merawat lukanya.

Dia juga membuat beberap bunshin untuk membersihkan kekacauan yang ada, sementara dirinya yang asli masih berada di dalam rumah tersebut untuk merawat Ayah dari Nozomi. Dia menunggu hingga Koutaro sadar, setelah itu dia langsung bertanya kemana arah bandit itu pergi.

"Aku tak tahu kemana bandit itu pergi, namun... tolong selamatkan Nozomi!"

"Tenang paman, aku akan menyelamatkan Nozomi dan membawanya kembali!" Naruto segera bergegas pergi untuk melakukan pencarian terhadap Nozomi, ia kembali menciptakan bunshin yang berjumlah ratusan yang memerintahkan mereka untuk pergi mencari keberadaan para bandit tersebut.

Dia sendiri juga ikut dalam pencarian tersebut, namun arah yang dia pilih berbeda dari bayangannya yang lain, dia berlari ke belakang kuil dan melompat tinggi menuju ke pepohonan. Naruto melompati satu persatu dahan pohon, dia tak memakai chakra Kurama karena tak ingin merepotkan makhluk tersebut, Naruto terus mencari keberadaan para bandit serta Nozomi yang menjadi tawanan.

Beberapa saat kemudian, dia menemukan beberapa helai rambut yang ada di tanah, rambut berwarna ungu yang sepertinya ditinggalkan oleh Nozomi sebagai tanda bahwa dia melewati jalan tersebut, pemuda pirang itu kemudian berlari ke depan tepat dimana helai rambut itu di jatuhkan.

"Jalan yang cepat!"

"Kyah!"

Naruto mengerutkan dahinya saat mendengar suara yang dikenalnya, dia pun bergerak dengan pelan supaya tak diketahui oleh para bandit tersebut. Naruto menyiapkan kunai miliknya, lalu menarik salah satu bandit serta membuatnya pingsan. Iris berwarna shappire itu menatap empat orang lainnya, dua orang kembali dia buat pingsan.

Dan sekarang tersisa satu bandit yang berjalan tepat di depan Nozomi, Naruto segera memotong tali yang mengikat Nozomi serta menarik gadis itu ke dalam pelukannya. "Kau aman sekarang."

"Naruto-kun?"

Dengan segera, Naruto menciptakan beberapa bayangan lagi, setelah puluhan bayangannya yang menyebar menghilang. Bayangannya itu mulai membereskan beberapa bandit yang sudah pingsan, sementara salah satu bayangannya itu membuat pingsan bandit yang masih tak menyadari bahwa ada Naruto dibelakangnya.

"Maaf, aku terlambat." Naruto menggendong Nozomi dengan gaya bridal, dia melompat tinggi melewati dahan pohon. Nozomi yang berada di gendongan Naruto pun merona saat melihat wajah tampan dari Jinchuuriki Kyuubi itu.

"Terima kasih Naruto-kun."

"Sama-sama Nozomi."

-o0o-

Naruto menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dia benar-benar tak habis pikir dengan para bandit yang ada di desa tersebut, mereka semua masih mengganggu walaupun mereka tahu bahwa dirinya ada disini. Ia memijit pangkal hidungnya saat ini, benar-benar tak disangka olehnya.

"Jadi Naruto-kun, bisakah kau membawa Nozomi ke Konoha? Daripada disini, dia akan menjadi incaran dari para bandit tersebut."

Dan ini yang membuat Naruto bingung. Di lain sisi, dia mulai menyukai Nozomi, tapi Nozomi sendiri seolah tak ingin meninggalkan ayahnya. "Tapi paman, kau tahu jika aku membawa Nozomi dan meninggalkanmu sendiri, maka—"

"Tak perlu khawatir, paman disini hanya ingin sebuah ketenangan saja. Lagipula Nozomi tak bisa terus-terusan berada disini, dia juga punya kehidupan."

"Errr, bagaimana jika aku pensiun dari dunia ninja, dan tinggal disini bersama Nozomi?"

"Nak, kau tak bisa menggadaikan mimpimu itu."

Naruto menundukkan kepalanya saat ini, Koutaro benar, dia tak bisa menggadaikan mimpi yang sudah dia rajut sedari kecil. "Nozomi, aku terpaksa membawamu ke Konoha."

"Ta-tapi otousama bagaimana? Aku takut jika ada bandit yang menyerang."

"Mungkin aku akan memberitahu Kakashi-sensei tentang hal ini, dia mungkin akan mengirimkan beberapa ninja untuk menjaga desa ini." Nozozmi menghela napas saat Naruto mengatakan hal tersebut, dia lupa jika Kakashi yang notabenya Hokage saat ini adalah guru dari Naruto, jadi dia tak perlu khawatir.

"Oke, masalah sudah selesai, sekarang bagaimana jika kalian menkah?"

Wajah kedua insan itu langsung merona hebat.

"Paman!/Otousama!"

...

..

.

END

Di dedikasikan buat istri gw yang udah meninggal beberapa bulan lalu, dan ibu yang meninggal dua minggu yang lalu.

Shinn out, bye