Disclaimer: Shingeki no Kyojin milik Hajime Isayama. Penulis hanya meminjam karakter dan tidak mengambil keuntungan bersifat materi dari fanfiksi ini.

erehisu headcanon - light angst - spoiler ch 139 - narrative poems

.

.

.


Ada hal-hal yang rusak. Ada hal-hal yang hilang. Aku dan kamu berada di antara devinisi itu. Ketika kamu menetapkan diri menjadi rusak, saat itulah kamu hilang; menjauh dari jangkauanku. Meskipun keberadaan mereka menjadi pengingat yang sepadan atas lawan katanya; hal-hal yang utuh dan tetap dekat; semua yang kuimpikan tentang kita dan masa depan. Semua yang kutahu tak akan pernah kita miliki bersama.

Tidak semua tangis adalah tentang kesedihan, dan tidak semua tawa berarti kebahagiaan. Katakan padaku, Eren. Bagaimana menurutmu? Apa kamu sependapat denganku?

Dahulu kita pernah bersisian jalan. Merumuskan kesepakatan bersama, lalu maju dan berjuang mempertahankan keyakinan kita.

Aku ingat semua itu.

Langit malam yang kuintip dari jendela kamar itu membawa kenangan akan dirimu. Aku membisikkan namamu, pada angin yang bertiup membawa aromamu. Ketika kerlip bintang di sana melukis wajahmu, memori yang menyatukan kita terhampar dalam serpihan cahaya yang memudar dan lenyap perlahan-lahan.

Suatu tempat di galaksi lain, ada senja yang menangis.

Kita duduk bersisian di singgasana. Aku mengenakan mahkota yang kamu sematkan di kepalaku sebelumnya. Kamu memegang erat tanganku, mengirim keyakinan yang kamu percayakan padaku. Kemudian aku beranjak naik podium istana. Ada kebanggan di balik tatapmu, dan kamu jadi yang pertama bersorak dan bertepuk tangan begitu aku selesai berpidato.

Di galaksi itu musim semi luruh di atas kepalamu. Kamu menggendong putri kita, membawanya bermain kejar-kejaran di taman hingga kalian berdua lelah dan terjatuh di naungan rindangnya pohon. Kalian terpingkal-pingkal bahagia. Ketika kamu menyadari aku sedang menonton dari jendela ruang kerja, kalian menoleh dan melambai ke arahku. Aku membalas senyuman kalian dan hatiku terasa penuh.

Di galaksi itu kita menaiki perahu kecil yang kamu dayung mengitari danau. Aku tersenyum dan kamu tertawa. Aku menyimpan suara tawamu dalam botol kaca ketika kamu bertanya itu untuk apa. Kujawab bahwa ini untuk kebutuhan negara—aku akan memutar ulang suara tawamu sebagai penyemangat hari-hari esok. Kamu menertawakan perbuatanku dan menganggap itu adalah kebodohan yang dilakukan seorang ratu.

"Tidak apa. Simpan saja semua tawaku. Semua suaraku dan semua air mataku. Simpan semua dariku yang kamu inginkan, My Majesty," begitu katamu, kemudian aku meleleh saat kamu mengecup punggung tanganku.

Di galaksi itu kamu memetik bintang-bintang untuk disematkan menjadi mahkota di kepalaku.

Di galaksi itu kamu mengambil bulan untuk dirangkai menjadi gelang di tanganku.

Di galaksi itu tak ada yang menghalangi kebahagiaan kita bersama.

Namun, aku selalu kembali ke sini, semesta di mana fajar merekahkan senyum, membawa berita duka yang tak bisa dihindari.

Bagaimana rasanya menjadi bebas, Eren? Apakah kamu sudah terlepas dari beban yang memberati punggungmu, Eren? Kuharap kamu tidak merasakan sakit, dan kuharap kebebasan yang kamu peroleh di sana sepadan dengan pengorbananmu.

Di semesta ini musim dingin jatuh di bawah kakiku. Yang kumiliki hanyalah harapan terlarang. Harapan seukuran cahaya lilin yang membakar dirinya sendiri hingga lenyap tanpa sisa. Aku masih di sini, memegang harapan itu, menjaga perjuangan kita; untuk seseorang yang mengajariku makna sebuah pengorbanan, memberi contoh atas suatu pengabdian. Suatu hari nanti, aku akan melepaskanmu juga, suatu hari.

[]

notes: line "mengambil bulan untuk dirangkai menjadi gelang di tangan" itu terinspirasi dari buku "Strange The Dreamer" oleh Laini Taylor.