Almighty Emperor


Disclaimer : Masashi Kishimoto, Ichie Ishibumi and other.

Genre : Romance, Adventure, Action, Fantasi, Magic, Friendship, and etc.

Pair : Naruto x Akeno.

Warning : Bahasa tydack baku, bikin mual, bikin stres, typo, and lainnya.

Disclaimer : Telos Karma. Itu merupakan Sacred Gear tipe Longius yang berada di urutan terbawah, dikatakan tidak ada seorang pun yang pernah melihat kemampuan Sacred Gear ini. Namun, setelah kemunculan seorang pemuda yang memiliki Sacred Gear ini, dunia mulai merasakan bahwa Sacred Gear tipe Longius ini tidak bisa untuk diremehkan. Pemuda tersebut lah yang akan menjalankan takdir bersama dengan si merah dan putih, dia juga ditemani 5 kekuatan lain yang menakutkan.

[ Disini saya membuat kemampuan Telos Karma dengan ide saya sendiri dengan beberapa referensi yang di dapat. Jadi maaf apabila nantinya kekuatan Telos Karma disini tidak sesuai dengan apa yang kalian ketahui ]

[ Mohon kritik nya ]

Chapter 1..

.

Hujan turun dengan sangat deras, membasahi seluruh bagian kota Kuoh. Semua orang, dari pekerja maupun pelajar buru-buru pulang menghindari derasnya hujan.

Disisi lain, tepatnya di sebuah gang sempit, seorang anak kecil yang kira-kira berumur 7 tahun terlihat meringkuk ketakutan di dekat tong sampah. Pakaian yang dikenakannya terlihat robek sana-sini dengan bercak darah di beberapa bagian.

Anak kecil itu nampak menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya sambil menangis dalam diam. Tangisan yang anak tersebut lakukan seakan-akan memancing hujan yang saat ini turun agar semakin bertambah deras.

Hanya bunyi hujan yang terdengar, gang tersebut sangat sepi dan kotor, tidak ada seorang pun yang ada disana, bahkan seekor binatang sekalipun tidak terlihat. Suasana yang sangat serasi untuk keadaan anak kecil itu alami saat ini.

"Tou-san... Kaa-san... Hiks..."

Anak kecik tersebut mengeluarkan gumaman kecil yang mana terdengar memangil kedua orang tuanya. Namun, walaupun dia tetap bergumam seperti itu, tidak ada seorang pun yang bisa mendengar nya. Hal itu juga berlaku untuk kedua orang tuanya yang dia panggil, mereka sekarang sudah tidak ada.

Anak kecil itu bernama Naruto, tepatnya Namikaze Naruto. Dia merupakan putra dari pasangan Namikaze Minato dan Kushina Paimon.

Kedua orang tuanya memiliki identitas yang menakjubkan, dimana sang Ayah yang memiliki identitas sebagai seorang manusia yang memiliki Sacred Gear tipe Longius. Lalu ibunya yang memiliki identitas sebagai iblis berdarah murni yang berasal dari salah satu Klan bangsawan yang selamat dari insiden Civil War.

Naruto sedari kecil sudah sangat mengagumi kedua orang tuanya. Dia sangat bangga dengan kemampuan ayahnya yang bisa membuat berbagai benda dengan mudah. Ibunya juga sama, dia sangat kagum dengan kapasitas sihir ibunya yang besar dan kemampuan uniknya yang bisa mengendalikan kegelapan.

Naruto sangat menikmati kehidupan indahnya bersama kedua orang tuanya, dimana sosok ayah yang selalu menemani nya latihan dan sosok ibu yang selalu menyambut pulang dan memasak untuk nya. Naruto berharap, agar kehidupan bahagia nya akan terus ada selamanya.

Namun, keinginan kecilnya tersebut berkehendak lain dengan takdir. Semuanya berubah menjadi kekacauan besar saat secara tidak sengaja dirinya membangkitkan kekuatan yang berada dalam tubuhnya.

Orangtuanya, kebahagiannya, kehidupannya, semua dirampas darinya. Para makhluk menjijikkan dengan sayap hitam seperti kelamnya malam yang dikenal sebagai Fallen Angel tiba-tiba datang ke rumahnya dengan jumlah yang sangat banyak.

Mereka memancarkan niat jahat yang diketahui kedatangan mereka adalah berusaha untuk membunuh dirinya. Kedua orang tuanya tidak membiarkan itu terjadi, mereka mencoba menghalangi para Fallen Angel tersebut dan menyuruh dirinya untuk lari.

Naruto berusaha untuk menolak, dia tidak bisa membiarkan kedua orang tuanya kehilangan nyawa begitu saja karena dirinya. Namun apa daya, dengan tubuh kecilnya Naruto sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa lari meninggalkan orang tuanya dengan air mata.

Walau berhasil lari, tapi Naruto tetap tidak bisa keluar tanpa terluka sedikitpun. Tubuh kecilnya beberapa kali di tusuk oleh Light Spear yang diarahkan padanya, sesekali Naruto bisa menghindari beberapa serangan tersebut sehingga membuatnya tidak menerima luka besar.

Sebelum meninggalkan rumahnya, Naruto sempat melihat keadaan orang tuanya yang sedang bertarung dengan 2 Fallen Angel dengan jumlah sayap 5. Naruto bisa melihat tubuh orang tuanya ditusuk dengan ratusan Light Spear berwarna merah darah.

Naruto tidak bisa menahan air matanya melihat kejadian tersebut dan hanya bisa menangis melihat kematian Ayah dan ibunya. Naruto tetap berlari meninggalkan tempat tersebut tanpa berhenti setelah melihat kematian orang tuanya, dia tidak ingin membuat perjuangan orang tuanya sia-sia bila dirinya tertangkap oleh Fallen Angel.

Sejak saat itu, Naruto bersumpah akan membunuh para Fallen Angel yang membunuh orang tuanya ratusan kali lipat. Dia ingin membuat Fallen Angel tersebut merasakan rasa sakit yang sama dengan apa yang dialaminya.

Setelah berhasil melarikan diri, Naruto terus berlari tanpa melihat ke belakang sedikitpun. Dia tidak tahu harus kemana,d dia tidak punya tujuan, dia hanya mengikuti kemana langkah kakinya melangkah.

Beberapa hari kemudian terlewati dengan berat dan Naruto yang melarikan diri akhirnya sampai di sebuah kota besar bernama Kuoh. Naruto yang tidak punya apapun dan siapapun hanya bisa duduk di gang sempit ini selama beberapa hari.

Naruto bisa makan dengan beberapa makanan sisa di tong sampah atau dari pemberian orang-orang yang melihat kondisinya. Dia tidak pernah sekalipun pergi dari gang itu dan hanya duduk menyembunyikan wajahnya sampai saat ini.

"A-aku merindukan kalian... Hiks.." gumam Naruto sambil terus terisak.

Sebanyak apapun air mata yang keluar dari matanya, semua itu terlihat sia-sia. Air matanya terus bercampur dengan hujan yang terus membasahi seluruh tubuhnya.

Naruto bahkan tidak merasakan rasa dingin sekalipun akan hujan yang terus mengguyur nya. Dia terlalu larut dalam kesedihannya sampai tidak merasakan rasa apapun ditubuhnya.

Swiingg!

Ditengah kesedihan nya, sebuah cahaya berwarna biru terlihat jatuh dari langit diantara tetesan hujan. Cahaya tersebut terlihat berkedip-kedip dengan lembut seakan-akan mengetahui rasa sedih yang dialami Naruto.

Cahaya itu kemudian turun dengan pelan kearah Naruto, lalu berhenti di depan anak kecil berambut pirang tersebut. Merasakan sesuatu di depannya, Naruto secara perlahan mengangkat wajahnya untuk melihat benda apa yang ada di depannya.

Cahaya biru itu berkedip lagi dengan pelan tepat setelah dilihat oleh Naruto. Cahaya itu kali ini memancarkan perasaan lembut yang membuat Naruto merasa nyaman sementara.

Penasaran akan itu, Naruto kemudian mengangkat tangannya mencoba mengambil cahaya biru itu. Namun sebelum Naruto menyentuh nya, cahaya itu lebih dulu meleset ke dalam tubuhnya dan menghilang tanpa jejak.

"Apa yang terjadi?"

Hanya kata itulah yang terdengar dari Naruto.

Tap!

Tap!

Tap!

"Nak!! Apa yang kau lakukan disini?"

Suara langkah kaki dan teriakan terdengar menggema di gang tersebut. Pemilik langkah kaki itu adalah seorang pria paruh baya dengan kacamata di wajahnya, dia memakai pakaian biasa dengan celana biasa juga dan sebuah sendal.

Ditangan nya terdapat 2 buah payung. Satunya sedang dia pakai dan satunya lagi dipegang. Wajah pria itu menunjukkan kecemasan sambil menatap Naruto.

Naruto memandang kosong kedatangan pria itu, dia cukup tahu siapa dirinya. Dia merupakan sosok pria yang selalu memberikannya roti setiap pagi. Berkat roti tersebut lah dirinya bisa bertahan sampai sekarang.

"Nak! Kenapa kau masih ada disini?!.., bukankah 2 hari yang lalu aku sudah menyuruhmu pulang?!"

Ucap pria itu sambil marah sekaligus sedih. Tentu saja, melihat kondisi Naruto sekarang yang sangat menyedihkan dengan baju sobek dan beberapa bercak darah, siapa yang bisa menahan kesedihannya?

Apalagi umur Naruto juga masih kecil, dia bisa prediksi umurnya mungkin sekarang seumuran dengan putra nya di rumah.

Naruto tetap diam mendengar ucapan pria itu, pandangan nya masih kosong tanpa terlihat jejak kehidupan sama sekali. Melihat pandangan kosong Naruto yang tanpa kehidupan, pria itu tidak bisa menahan sakit di hatinya, takdir apa yang sudah dilalui anak sekecil ini?

Melepaskan payung yang dipegang nya, pria itu dengan pelan memeluk secara lembut tubuh kecil Naruto, mencoba memberikan nya kehangatan. Naruto membelalakkan matanya terkejut karena dipeluk tiba-tiba oleh pria itu.

"Tidak apa-apa, sekarang kau sudah aman." ucap pria itu sambil menenangkan Naruto.

Air mata kembali jatuh dari mata kecil Naruto, dia bisa merasakan rasa hangat dari pelukan pria itu. Pelukan yang sama persis seperti pelukan yang dia rasakan dengan mendiang ayahnya.

"Huaaaa...!"

Pria itu tersenyum sedih mendengar tangisan Naruto, dia senang bisa membantu meluapkan kesedihan anak kecil yang memendam hal tersebut seorang diri. Dia mengusap rambut pirang Naruto, mencoba memberikan kenyamanan untuk anak kecil ini.

Kira-kira butuh 3 menit lebih agar tangisan Naruto berhenti. Walaupun lama, tapi pria itu malah memasang senyuman hangat di wajahnya. Dia tidak mempermasalahkan hal sekecil itu, itu sepadan agar kesedihan yang dirasakan Naruto bisa berkurang sedikit.

"Boleh aku bertanya, nak?" tanya pria itu sambil melepaskan pelukannya dari Naruto.

Naruto mengangguk pelan tanpa memandang wajah pria di depannya, dia sangat malu menangis di depan orang yang tidak terlalu dia kenal. Pria itu tersenyum melihat Naruto mengangguk walaupun bocah itu hanya menundukkan kepalanya.

"Siapa namamu?"

"Naruto."

"Naruto, ya? Nama yang unik..."

"Umm..."

"Jadi Naruto..., apa kau mau tinggal bersamaku?"

"Eh?"

Naruto memasang wajah terkejut disertai mata yang melebar mendengar perkataan pria itu. Mendongak kan kepalanya dengan cepat untuk melihat wajah dari pria itu, Naruto mencoba mencari apakah dia berbohong atau tidak.

Namun yang Naruto dapatkan di wajah pria itu hanyalah sebuah senyuman hangat. Tidak ada kebohongan sedikitpun disana, hanya murni ketulusan.

"Jadi? Apa kau mau?"

"A-apakah boleh?..."

Pria itu tersenyum lagi saat mendengar jawaban canggung Naruto, dengan pelan dia meletakan tangannya di rambut pirang tersebut dan mengacaknya dengan pelan.

"Tentu saja..., lagipula aku juga memiliki anak yang seumuran denganmu, dia pasti akan senang bila bisa memiliki seorang saudara laki-laki."

Naruto terdiam kembali setelah mendengar ucapan pria itu, jadi dia sudah memiliki anak? Dan anaknya tersebut seumuran dengannya. Naruto dilanda bingung, dia tidak bisa memasang wajah seperti apa bila bertemu keluarga pria itu.

"Tidak usah cemas..."

Pria itu menenangkan Naruto setelah melihat raut kecemasan di wajah anak itu, wajah yang dimiliki Naruto terbilang sangat tampan, jadi tidak sulit untuk menemukan perubahan di ekspresi nya. Itu didukung dengan kulit putih bersih dan iris mata dengan warna shappire yang indah.

Dia punya firasat, bahwa apabila sudah besar nanti Naruto pasti akan menjadi seorang pemuda tampan yang bisa meluluhkan hati setiap perempuan. Ugh, untuk masalah itu dia merasakan rasa kasihan pada anaknya nanti karena kalah tampan dengan Naruto.

"Baiklah, ayo naik."

Pria itu membalikan badannya dan menawarkan punggungnya kepada Naruto. Naruto terlihat ragu-ragu sesaat, namun setelah itu dengan perlahan dia menaiki punggung pria itu.

Setelah memastikan bahwa Naruto sudah naik ke punggung nya, pria itu kemudian berdiri dan berjalan pergi meninggalkan gang tersebut. Dia menerobos hujan deras dengan Naruto di punggungnya.

Selang 7 menit setelah pria itu dan Naruto pergi. 5 buah cahaya terlihat muncul secara tiba-tiba dan bersinar secara samar-samar. Cahaya-cahaya tersebut memiliki energi suci dan kegelapan yang sangat pekat yang mana bisa membunuh seorang Jenderal sebuah Ras dengan mudah.

5 Cahaya itu memiliki warna berbeda-beda. Pertama berwarna merah darah, kedua berwarna hijau, ketiga hitam pekat, keempat putih keemasan, dan yang terakhir ungu.

Kelima cahaya itu berputar secara perlahan, mengitari tempat Naruto beberapa waktu yang lalu duduk. Setelah beberapa saat, cahaya itu kemudian terbang ke langit dengan arah yang berbeda-beda.

Itu adalah awal dimana fase kelahiran seorang anak dengan beban takdir yang besar terlahir. Kekuatan nya bisa membuat berbagai ras untuk tunduk dan membuat nya menghormati nya.

Dikatakan dalam sebuah ramalan. Akan ada sebuah jiwa yang bisa menampung segala jenis kekuatan di tubuhnya, dia akan mengemban takdir dunia dengan Naga merah dan Naga putih.

Dia memiliki kekuatan dari salah satu dari senjata pembunuh Dewa sebagai senjata utamanya, dikatakan juga dia memiliki 5 kekuatan aneh yang berasal dari berbagai dimensi lain.

Dia lahir dari hubungan 2 Ras berbeda yang memiliki kekuatan dan reputasi besar. Dia akan menciptakan sejarah yang tidak akan pernah di lupakan oleh semua orang. Legenda nya akan terus di ceritakan selamanya untuk menghormati perjuangan nya.

Dia akan dikenal dengan julukan... Great Emperor...

.

.

.

.

10 Tahun kemudian...

Pagi hari yang cerah menyambut kota Kuoh. Suara burung berkicau dengan indah terdengar di setiap telinga orang yang mendengar nya.

Di sebuah kamar sederhana dengan kasur, lemari, dan sebuah meja belajar, terlihat seorang pemuda yang sangat tampan sedang tertidur lelap di kasur nya. Pemuda itu memiliki rambut berwarna pirang jabrik dengan kulit putih seputih susu.

Pemuda itu masih nyaman dengan tidurnya tanpa sedikitpun terganggu dengan kicauan burung yang terdengar di luar kamarnya. Dia sangat lelah semalam karena harus menyelesaikan dokumen kepindahan nya ke sekolah barunya.

Tok...

Tok...

Tok...

"Naru-kun bangun..., apa kau lupa hari ini adalah hari pertama mu di sekolah?"

Sebuah suara ketukan terdengar di pintu kamarnya, itu bersamaan dengan suara seorang wanita berikutnya. Suara wanita tadi terdengar mencoba membangun kan Pemuda itu dari tidurnya.

Pemuda itu yang memiliki nama Naruto Hyoudou menggeliat pelan setelah mendengar suara ketukan pintu dan suara ibunya yang mencoba membangunkannya.

Kedua matanya secara perlahan terbuka menampailkan iris mata berwarna shappire indah yang menyapa dunia. Mengucek pelan matanya, Naruto kemudian bangun dari tidurnya sambil menguap pelan.

"Ha'i.., aku sudah bangun Kaa-san."

"Baguslah..., cepatlah mandi dan turun kebawah, Issei sudah menunggu mu disana."

"Ha'i."

Naruto keluar dari kasurnya setelah membalas ucapan ibunya kemudian meregangkan badannya selama beberapa saat. Setelah melakukan peregangan ringan, Naruto lalu mengambil handuk dan kemudian melangkah menuju kamar mandi.

-Skip-

Terlihat di meja makan terdapat dua orang sedang menyantap sarapan mereka dengan sedikit kebisingan. Kedua orang itu adalah Issei Hyoudou dan ibunya.

Mereka berdua terlihat bercanda di meja makan sambil sesekali mengeluarkan tawa lepas. Keadaan yang sangat tidak biasa bagi penduduk Jepang pada umumnya yang dikenal sebagai orang bermartabat saat sedang makan.

"Huft~ maaf telat Issei, Kaa-san.."

Naruto terlihat turun dari tangga sambil menggaruk kepalanya pelan sambil mengucapkan kata maaf. Issei dan ibunya menghentikan pembicaraan mereka setelah mendengar suara Naruto, lalu dengan cepat menoleh kearah sumber suara tersebut.

"Tidak masalah untuk ku Nii-san..," balas Issei dengan senyuman lebar.

Issei Hyoudou, dia adalah anak satu-satunya dari pasangan dari keluarga Hyoudou. Dia memiliki ciri-ciri berambut coklat model Captain Tsubasa dengan iris mata berwarna coklat juga.

Dia memiliki sifat terbuka dan mesum. Issei bisa akrab dengan siapapun tanpa perlu bersusah payah, dia juga sangat mesum yang tingkatannya sudah tidak bisa di maklumi lagi. Bahkan menurut apa yang diketahui oleh Naruto, Issei memiliki ratusan majalah dewasa di kamarnya dengan ratusan video dewasa berbagai seri di flashdisk nya.

Walaupun Issei dikenal sangat mesum. Tapi Naruto tetap menyayangi pemuda itu. Dia masih ingat saat dirinya dibawa oleh ayah Issei ke rumah ini 10 tahun lalu.

Pada saat itu, Issei langsung memanggil nya 'kakak' saat mengetahui Naruto satu tahun lebih tua darinya. Momen tersebut lah yang membuat Naruto sangat senang karena bisa memiliki sosok adik hingga membuatnya sangat menyayangi Issei.

"Kemari dan sarapan Naru..."

"Ha'i Kaa-san..."

Wanita di sebelah Issei adalah ibu angkatnya. Pada saat dirinya dibawa 10 tahun yang lalu oleh ayah Issei, wanita itu tidak menolak sedikitpun keberadaan nya. Dia justru menerima dengan senang sosok Naruto saat itu, hingga membuat dirinya memaksa Naruto menganggap nya ibunya sendiri.

Pada waktu itu, Naruto yang merasakan kesepian dan kesedihan karena kehilangan orang tuanya bisa tersenyum senang saat menemukan keluarga baru. Dari saat itulah, Naruto berjanji akan melindungi keluarga nya saat ini dengan seluruh kemampuan nya.

Naruto tidak ingin merasakan rasa sakit yang sama kembali. Dia akan melindungi mereka semua dari bayangan, walaupun harus mempertaruhkan nyawanya.

Naruto duduk dengan pelan lalu memakan sarapannya dengan pelan. Obrolan Issei dan ibunya berlanjut dengan tawa yang kembali terdengar. Sesekali Naruto ikut dalam pembicaraan mereka sehingga membuat hal itu menjadi menarik.

Setelah menghabiskan sarapannya, Naruto lalu berdiri perlahan dari kursinya sambil mengambil tas nya yang tadi dia letakan di bawah kursi. Melihat Naruto bangun dari duduknya dan bersiap untuk pergi ke sekolah membuat Issei melakukan hal yang sama.

"Kalau begitu kami pergi ke sekolah dulu, Kaa-san.." ucap Naruto dengan senyum tipis.

Ibu Issei sedikit merona melihat senyuman anak angkatnya tersebut. Jujur, walaupun dia sudah memiliki seorang suami dan anak, dirinya masihlah tidak bisa menahan senyuman yang dikeluarkan Naruto.

Issei yang melihat ibunya tersipu malu melihat senyuman Naruto menggaruk kepalanya. Lagi-lagi ibunya bereaksi sama seperti gadis remaja saat melihat senyuman Naruto.

"Ayo Nii-san kita pergi.."

Tanpa membuang waktu lagi, Issei dengan paksa menarik tangan Naruto untuk segera berangkat ke sekolah. Sedangkan Naruto yang ditari paksa hanya tertawa pelan, hal ini sudah biasa dia alami saat dia memberikan senyuman kepada seseorang.

"Hati-hati di jalan anak-anak...!" teriak ibu Issei.

"Iya Kaa-san, kamu berangkat!!"

Ibu Issei menampilkan senyum tipis saat melihat kepergian kedua putra nya. Dia tidak menyangka anak kecil lusuh dan kurus yang dibawa suaminya 10 tahun lalu sekarang terlihat sangat berbeda.

Awalnya dia kaget saat melihat suaminya membawa seorang anak dengan penampilan menyedihkan. Namun kekagetannya berganti menjadi sedih saat suaminya menceritakan keadaan dari Naruto.

Setelah mendengar itu, dia kemudian memeluk dengan erat sosok Naruto kecil saat itu. Dia menyambut Naruto dengan hangat, mencoba memberikan bocah tersebut kebahagiaan.

Dia juga mengenalkan nya kepada Issei, dan alhasil dengan waktu sebentar saja mereka berdua menjadi akrab. Issei bahkan memanggil Naruto dengan sebutan 'kakak' dalam waktu singkat.

Dia dan suaminya sangat senang mengetahui hal itu. Mulai dari situ dia berjuang memberikan Naruto kebahagiaan bersama dengan Issei.

"Kau harus melihat sosoknya saat ini, Anata..."

-Jalan

"Hei Issei, kenapa semua orang melihat kearah kita?..."

Naruto dengan pelan bertanya kepada Issei, itu lantaran setiap mereka berjalan sosok perempuan berbagai usia terus saja melihat kearah mereka. Itu tentu saja membuat Naruto merasakan rasa risih, padahal dia hanya ingin pergi ke sekolah barunya dengan damai.

"Diam lah sialan!!!"

Issei mengumpat dengan keras sebagai jawaban atau pertanyaan Naruto. Dia iri, tentu saja. Siapa juga yang tidak iri saat dipandangi oleh puluhan perempuan setiap kali berjalan.

Issei berharap pandangan mereka mengarah kepada dirinya, namun itu mustahil, sebab pandangan mereka semua hanya mengarah ke pemuda yang dia panggil 'kakak' di sampingnya.

Ini sangat tidak adil, kenapa bukan dirinya? Issei bahkan bisa melihat perempuan dengan body wow ikut memandang Naruto. Padahal mereka adalah tipe ideal wanita impiannya, tapi kenapa mereka hanya memandang Naruto saja?!!

Seperti nya keadilan sudah meninggalkan bumi sejak dulu, Issei yakin akan hal itu...

"Kenapa sih Issei?"

"Berisik! Urusi saja urusanmu sendiri pria tampan sialan!!!"

Rasa bingung makin memenuhi kepala Naruto. Memang nya salah apa dirinya sehingga membuat Issei sampai segitunya. Sifat yang sangat tidak peka dari seorang Naruto.

Semua perempuan yang melihat Naruto tentu saja merona merah. Bayangkan, seorang pemuda tampan dengan rambut pirang jabrik dan kulit seputih susu berjalan di pandangan mereka.

Dia juga memakai seragam sekolah dengan kancing yang dia buka memperlihatkan kaos merah yang di kenakannya. Dia juga memiliki tinggi sekitar 178 cm yang membuat penampilan nya tambah sempurna.

Bahkan diantara perempuan yang memandang sosok Naruto, ada yang saling bertabrakan atau terjatuh karena terpesona dengannya. Mereka tidak pernah mengetahui ada sosok pemuda tampan seperti Naruto sebelumnya di kota ini.

Itu adalah hal yang wajar. Itu karena Naruto sendiri tidak tinggal di kota Kuoh selama 6 tahun terakhir. Dia tinggal dan bersekolah selama 6 tahun di kota Kyoto dan baru pulang ke kota asalnya saat dirinya menginjak usia 17 tahun dan naik ke kelas 12.

Jadi wajar bila para perempuan itu tidak tahu akan sosok Naruto.

"Di Kyoto aku juga mendapatkan hal serupa seperti ini..., aneh, sebenarnya apa yang telah aku perbuat?" gumam Naruto pelan.

Tapi walaupun terdengar pelan, dalam pendengaran Issei hal itu terdengar sangat jelas. Itu karena dia sudah bukan manusia lagi, dia sudah menjadi Iblis sejak 3 Minggu yang lalu setelah dibunuh oleh kekasihnya sendiri.

'Matilah pria tampan!' teriak batin Issei menyumpah serapahi kakaknya tersebut.

Tidak terasa perjalanan mereka ke Kuoh Academy tidak memakan waktu yang lama. Mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah yang memiliki arsitektur seperti bangunan Eropa abad pertengahan.

Naruto terkagum sebentar melihat arsitektur dari sekolah barunya. Ini sangat berbeda 180 derajat dengan bangunan sekolah yang berada di Kyoto. Disini terasa sangat klasik.

Menurut informasi yang dia dapatkan, dahulu sekolah ini merupakan sekolah khusus untuk perempuan. Sekolah ini sangat terkenal karena melahirkan berbagai murid ber prestasi dalam bidang masing-masing.

Tapi dalam beberapa tahun yang lalu sekolah ini diubah menjadi sekolah campuran tanpa alasan yang logis. Hal itu membuat sekolah ini mempunyai populasi murid perempuan sekitar 85%, dan hanya 15% saja untuk murid laki-laki.

Itu bisa dilihat dari banyaknya murid perempuan yang berlalu lalang di dalam gerbang. Tapi sepertinya kegiatan mereka berhenti saat melihat sosok Naruto berjalan memasuki sekolah ini bersama Issei.

Tatapan semua murid perempuan berbentuk hati saat memandang Naruto. Naruto tentu bingung kembali, kenapa suasana yang dia rasakan di Kyoto juga dia rasakan disini?

Alasan dia pindah ke Kuoh Academy ini adalah karena risih akan tatapan para murid di Kyoto. Dia tidak bisa pokus akan pelajaran bila setiap kali dia melakukan sesuatu selalu ditatap oleh semua perempuan dengan intens.

Jadi sekarang Naruto juga mengalami hal yang sama disini? Seperti nya pilihan untuk masuk ke sekolah khusus laki-laki adalah pilihan yang tepat.

"Hei, siapa orang yang berjalan dengan Issei mesum itu?"

"Dia sangat tampan..,"

"Pacarku bahkan tidak sebanding dengannya...,"

"Ya Tuhan!!"

"Terkutuk kalian para orang tampan!"

Berbagai bisikan terdengar di antara para murid perempuan membicarakan akan betapa sempurnanya sosok Naruto. Disela pujian itu, ada juga kata kebencian yang di teriakan oleh murid laki-laki karena membuat semua pandangan murid perempuan tertuju padanya.

Issei juga salah satu dari mereka.. Dari dulu dia tidak bisa bersaing dengan ketampanan kakaknya ini. Di taman kanak-kanak dulu juga Naruto bisa menggaet hati semua anak perempuan di sekitarnya.

Dia benar-benar iri dengan kakaknya ini.

"Hei Issei.."

"Apa?"

Issei menjawab sahutan Naruto dengan ketus. Dia masih kesal karena tidak mendapatkan perhatian para perempuan juga.

"Bisa kau tunjukkan tempat kepala sekolah?"

"Benar juga.., ayo Nii-san kita harus cepat.."

Issei menghilangkan ekspresi kesal nya saat mendengar permintaan Naruto. Dia lupa bahwa Naruto adalah murid baru disini. Dengan senyum lebar Issei kemudian mengajak Naruto pergi ke ruang kepala sekolah dengan semangat.

Tidak dipungkiri dia sangat benci karena para perempuan hanya melihat Naruto. Namun tidak dipungkiri juga, Issei sangat senang saat membantu kakaknya tersebut.

Dari dulu Naruto bisa melakukan apa saja, pada saat dia tidak bisa melakukan hal yang dia tidak bisa. Issei pastilah orang pertama yang membantunya. Dia senang bertindak sebagai seorang adik semestinya.

Naruto tersenyum pelan melihat Issei yang bersemangat. Dia senang melihat adik nya sudah tidak memasang ekspresi kesal.

Efek senyuman Naruto memberikan dampak yang sangat parah. Puluhan murid perempuan yang melihat nya langsung tepar karena melihat senyum yang sangat indah dari pemuda berambut pirang itu. Bersamaan dengan itu puluhan murid laki-laki juga mengucapkan sumpah serapah kepadanya.

- Skip

"Baiklah anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru dari Kyoto. Ibu harap kalian semua berteman baik dengan dirinya."

Sosok guru perempuan terlihat mengeluarkan senyum manis kearah murid di depannya, dia menyampaikan berita akan murid baru yang akan datang ke kelas ini hari ini.

Para murid yang mendengar informasi itu hanya memasang ekspresi bertanya-tanya tentang siapa yang menjadi murid barunya. Apakah seorang laki-laki atau perempuan?

Para murid perempuan tentu ingin laki-laki, sebaliknya murid laki-laki ingin seorang gadis cantik sebagai murid barunya.

"Hyoudou-san, silahkan masuk..."

Hyoudou? Semua murid di kelas itu memasang wajah bingung sekaligus heran. Hyoudou itu bukannya marga dari salah satu murid laki-laki kelas 11 yang terkenal akan kemesumannya?

Jangan bilang murid baru ini adalah saudara dari si mesum itu? Begitulah kira-kira pikiran dari semua murid di kelas itu.

Mereka memasang wajah kecewa. Mengenal spesifik tentang penampilan Issei membuat semua murid kecewa. Bila murid baru itu seorang laki-laki, dia mungkin memiliki wajah yang sama dengan Issei, dan apabila seorang perempuan, tentu saja semuanya memikirkan bahwa dia akan berwajah biasa saja.

Pintu kelas terbuka dan masuklah Naruto dengan perlahan. Semua murid di kelas itu yang melihat sosok Naruto terdiam seribu kata, nafas mereka berhenti dengan mata yang melebar sedikit.

Naruto dengan cepat berjalan ke depan kelas sambil memasang senyuman. Dia membungkuk pelan di depan semuanya, kemudian memperkenalkan dirinya setelah disuruh oleh guru cantik sebelumnya.

"Perkenalkan namaku Naruto Hyoudou... Salam kenal semuanya."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

To be Continue

Hahaha... Hallo, ini fic baru dariku... Semoga kalian suka...

Mungkin ada beberapa typo dan kata yang salah.. Mohon dimaklumi..

Disini saya menulis perkenalan semua. Konflik nya akan datang beberapa Chapter mendatang.

Kenapa ayah Issei di perlihatkan? Yah, akan ada cerita lain untuk itu...

Naruto disini punya tubuh yang bisa menampung segala jenis kekuatan, dan kekuatan utamanya adalah Sacred Gear [ Telos Karma ]

Saya juga akan menambahkan beberapa kekuatan untuk Naruto, terlepas dari Cahaya biru [diatas] dan 5 kekuatan lainnya..

Kalau mau kasih ide kekuatan, akan ane terima dan pikirkan... Semoga itu bisa membantu saya untuk memberikan kekuatan lain untuk Naruto.

Ahh, hampir lupa.. Naruto disini keturunan dari Manusia dan Iblis murni, yang berasal dari Klan Paimon...

Disini saya buat kekuatan utama Paimon itu adalah mengendalikan kegelapan dan memiliki kapasitas Mana yang besar. Nanti juga saya perlihatkan beberapa anggota klan Paimon yang akan menjadi Villain atau teman seperjuangan untuk Naruto..

Seperti nya cuma itu...

Mata ne~