WHO BE STRONGEST
Disclaimer:
Naruto - Masashi Kishimoto
My Hero Academia - Kōhei Horikoshi
Genre: Action, Adventure, Superpower, Romance.
Rating: M
Pairing : Harem
Warning: Typo, OOC, OC, OverPower, Naru!Quirk
Summary:
Menjadi yang terkuat, pahlawan atau penjahat bukan masalah.
"SMA Yuuei…" Naruto mengenakan seragam hitam berdiri di depan gerbang sekolah pahlawan paling terkenal di Jepang.
"Akhirnya aku sampai!" Naruto melihat seorang pemuda berambut hijau yang mengenakan seragam hitam sama dengannya. Izuku Midoriya.
"Kau juga mengikuti ujian?" Naruto bertanya.
"Tentu saja!" Midoriya menjawab bersemangat.
"Minggir kau, Deku!" Seorang pemuda berambut pirang pucat berteriak di belakang mereka. Katsuki Bakugou.
"Kacchan!" Midoriya terlihat bersemangat memanggil orang itu.
"Jangan halangi jalanku atau kau mau mati, hah?!" Bakugou tampak meledak-ledak berjalan melewati mereka.
"Temanmu?" Naruto bertanya kembali.
"Iya! dia temanku, kami dari smp yang sama" Midoriya terlihat bangga dengan temannya yang memasuki sekolah.
"Namaku Naruto Uzumaki" Naruto mengulurkan tanganya.
"Izuku Midoriya, senang bertemu denganmu, Uzumaki-san!" Midoriya menjabat tangannya
"Mmm?"
"Ada sesuatu, Uzumaki-san?" Midoriya bertanya.
"Tidak, tidak apa-apa" Naruto menjawab santai.
"Kalau begitu kita harus bergegas masuk!" Midoriya kembali bersemangat memasuki sekolah.
"Tangannya kasar, aku bisa melihat kerja kerasnya untuk masuk kesini" Naruto melihat kembali orang itu yang kini mengobrol bersama seorang gadis.
"SELAMAT DATANG SEMUANYA! AKU PEMBAWA ACARA HARI INI, PRESENT MIC!" Seorang pria berambut pirang seperti landak yang mengenakan kostum pahlawan. Present Mic.
"..."
"AKU AKAN JELASKAN CARA PELAKSANAANYA! KALIAN SIAP?!"
"..."
"Present Mic ada disini!" Midoriya hampir menangis terharu melihat pahlawan terkenal.
Setelah membacakan prosedur ujian, para peserta telah dipindahkan di kota tiruan yang menjadi lokasi ujian pengumpulan poin dengan mengalahkan sekumpulan robot.
Naruto berganti mengenakan jaket olahraga berwarna orange-hitam yang menjadi favoritnya.
"Mereka bisa membuat tempat seperti ini dibelakang sekolah?" Naruto sedikit kagum melihat kota tiruan.
"Hahahaha…" Naruto mendengar sekumpulan massa tertawa menatap Midoriya yang ditegur seorang pemuda berambut biru kehitaman yang tampak disiplin. Tenya Iida.
"APA YANG KALIAN TUNGGU?! PERMAINAN TELAH DIMULAI!" Present Mic kembali muncul di atap gedung.
Para peserta mulai berlari memasuki kota tiruan mencari robot untuk menambah poin jika mengalahkannya.
Naruto memejam mata dengan tubuhnya mengeluarkan aura orange seperti api, rambutnya memanjang, taringnya meruncing, dan cakarnya menajam.
Naruto membuka matanya memperlihatkan mata merah dengan pupil vertikal yang mengintimidasi semua orang.
"WUUUSSH!" Naruto melesat cepat melewati banyak peserta ujian yang sebelumnya memimpin di depan.
"Apa-apaan dia?!" Mereka semua terkejut.
Midoriya berlari kencang mengejar peserta lain namun sebuah robot besar muncul dari balik tembok sebuah gedung.
"Target terkunci! bunuh!"
"A...pa?" Midoriya terkejut, dia secara tidak sadar berjalan mundur ketakutan.
"Tunggu! aku ingin menjadi pahlawan, bukan pecundang!" Midoriya menguatkan hati dan menegakkan kakinya yang sebelumnya gemetar.
"Aku-"
"BOOOMM!" Robot itu seketika hancur setelah Naruto muncul menghancurkannya.
"Apa kau lupa tujuanmu datang kesini?" Naruto berdiri diatas robot yang baru saja dihancurkan.
Midoriya membulatkan matanya, dia tersadar dengan tujuannya memasuki sekolah pahlawan.
"Cepatlah, mereka tidak akan menyisakan poin jika kau terus berdiam diri" Naruto menghancurkan robot yang muncul bertubi-tubi hingga peserta lain panik kehilangan target mereka.
"128 poin" Naruto terus menghitung sekumpulan robot yang dia kalahkan.
"DRRRRRR…" Robot raksasa muncul dari balik gedung yang mengancam para peserta, mereka berlari ketakutan meninggalkan seorang gadis berambut coklat yang terjatuh. Ochako Uraraka.
"Itu besar…" Naruto melihat robot raksasa yang hampir menghalangi sinar matahari.
"SMAASH!" Midoriya tiba-tiba muncul menghancurkan robot itu dalam sekali serang yang membuat semua orang tercengang.
"Serangan yang mengandalkan kekuatan yang menimbulkan gelombang kejut, sama seperti All Might" Naruto bergumam.
"AKU AKAN JATUH!" Midoriya berteriak sesaat tubuhnya jatuh dari ketinggian, Uraraka terbang menyelamatkannya.
"Pengendali gravitasi?" Naruto menebak quirk Uraraka setelah melihat Midoriya melayang beberapa meter dari permukaan setelah ditampar Uraraka saat di udara, mereka kembali terjatuh beberapa saat kemudian.
"Syukurlah… aku bisa mendapat satu poin-"
"UJIAN SELESAI!" Midoriya membeku di tempat.
"Sangat membosankan…" Naruto bersantai di apartemennya menonton tv yang menayangkan acara pahlawan, dia menengok jam dinding yang menunjukan pukul delapan malam yang seharusnya waktu pengumuman kelulusan setelah seminggu berlalu.
"Tok! tok! tok!"
"Sebentar…" Naruto berjalan menuju pintu dan membukanya.
"Selamat malam!" Seorang wanita cantik berambut ungu kehitaman yang mengenakan seragam kantor. Nemuri Kayama alias Midnight.
"Selamat malam, Midnight?" Naruto dapat mengetahui siapa orang yang mengunjunginya.
"Oh, aku tidak sedang berkostum pahlawan. Namaku Nemuri Kayama" Nemuri mengulurkan tangan.
"Naruto Uzumaki" Naruto menjabat tangannya.
"Boleh aku masuk?"
"Silahkan, maaf sedikit berantakan" Naruto mempersilahkannya masuk ke dalam apartemen.
"Disini cukup nyaman" Nemuri melihat-lihat sekitarnya.
"Aku membuatnya cukup nyaman untuk diriku sendiri" Naruto mengantarnya ke ruang tamu.
"Dimana orang tuamu?" Nemuri bertanya lagi.
"Mereka sudah meninggal"
"Maaf bertanya" Nemuri menjadi sedikit bersalah.
"Tidak apa-apa, itu hanya masa lalu" Nerumi duduk dan mengeluarkan sebuah surat dari SMA Yuuei.
"Tunggu sebentar, aku buatkan minuman"
"Tidak apa-apa, aku hanya ingin menyerahkan ini" Nemuri menaruh surat di atas meja.
"Bukalah" Naruto membuka surat tersebut dan sedikit terkejut setelah muncul hologram dari dalam.
"SELAMAT ATAS KELULUSANMU! NARUTO UZUMAKI!" Muncul seorang pria besar berambut pirang yang sangat eksentrik dari balik tirai merah di dalam hologram. Toshinori Yagi alias All Might.
"KAU MENJADI SISWA DENGAN POIN KELULUSAN TERBANYAK SEPANJANG SEJARAH SMA YUUEI!"
"NARUTO UZUMAKI! BAKATMU SANGAT MENJANJIKAN, BERGABUNGLAH BERSAMA KAMI DAN MENJADI PAHLAWAN YANG LUAR BIASA!" Hologram itu kembali menyusut setelah menyampaikan pesan.
"Aku katakan sekali lagi, selamat atas kelulusanmu Naruto Uzumaki" Nemuri tersenyum senang.
"Terima kasih dan mohon bantuannya" Naruto sedikit membungkuk.
"Kamu anak yang baik, tapi tunggu, seharusnya kamu belum bisa tinggal sendiri..." Nemuri menemukan kejanggalan.
"Errr… sebenarnya aku dari panti asuhan dan punya pekerjaan sampingan sepulang sekolah, setelah mendapat uang aku memutuskan tinggal sendiri" Naruto mencoba jujur.
"Kamu bekerja sejak masih SMP?" Nemuri sedikit terkejut, Naruto mengangguk mengiyakan.
"Apa pekerjaanmu?" Nemuri penasaran.
"Aku pelayan di klub malam"
"KLUB MALAM?!" Nemuri terkejut.
"Ka-kamu tidak melayani wanita kan?!" Nemuri menjadi sedikit menyimpang.
"Tidak, tidak, aku hanya menyuguhkan minuman dan makanan, pemiliknya teman ayahku semasa hidup" Nemuri menghela nafas lega.
"Jadi kamu belum diadopsi?" Nemuri bertanya.
"Begitulah, tapi aku nyaman hidup seperti ini"
"Bagaimana jika kamu menjadi anakku?" Nemuri mengambil keputusan.
"Eh?"
"Kamu belum cukup umur tinggal sendiri dan klub malam bukan pekerjaan yang cocok untuk remaja 16-"
"15"
"-15 tahun" Nemuri melanjutkan.
"Dimana panti asuhanmu? aku akan mengurus surat-surat hak asuh, kamu masih membutuhkan orang tua" Nemuri sedikit memaksa.
"Bisa kita tinggalkan pembicaraan ini?" Naruto mencoba membujuknya.
"Tidak bisa sayang, aku memaksa" Nemuri tersenyum kemenangan.
Naruto menghela nafas pasrah, suatu kesalahan dia melamar di sekolah pahlawan paling terkemuka di Jepang, padahal dia hanya ingin mendapatkan kredit agar mendapat pekerjaan dengan mudah setelah lulus dari sana.
Musim semi menjadi hari pertama SMA Yuuei dimulai, para murid yang lulus ujian berjalan memasuki gerbang sekolah yang terbuka lebar menyambut mereka. Sebuah mobil hitam ikut masuk ke dalam sekolah dan parkir di tempat yang tersedia.
"Aku akan menjemputmu saat sekolah usai" Nemuri berkata setelah Naruto turun dari mobil.
"Bukannya kamu juga bekerja disini?"
"Oh maksudku, aku akan menjemputmu di kelas" Nemuri tersenyum senang.
"Oh tolong, aku bukan anak kecil" Naruto memutar matanya.
"Mana ciuman untuk ibumu?" Nemuri merentangkan tangannya.
"Kamu tidak ingin membuat skandal di hari pertama sekolah kan?" Naruto menaikan sebelah alisnya.
"Oh ayolah, kamu sekarang putraku"
"Tapi para murid tidak tahu"
"Baiklah, kamu menang hari ini" Naruto tersenyum senang dan berjalan meninggalkan parkiran.
"Haaa… butuh waktu untuk kami menjadi dekat" Nemuri merapikan sedikit rambutnya dan bergegas menuju ruang guru.
"1-A…" Naruto menyusuri lorong melihat-lihat nama kelas.
"Kamu juga sedang mencari kelas?" Seorang gadis cantik berambut orange yang mengenakan seragam murid perempuan. Itsuka Kendo.
"Hm, 1-A" Naruto mengangguk.
"Oh, kalau aku mencari 1-B, kita bersebelahan" Itsuka tersenyum ceria.
"Namaku Itsuka Kendo" Itsuka mengulurkan tangan.
"Naruto Uzumaki" Naruto menjabat tangannya.
"Kamu yang meraih poin tertinggi itu bukan?!" Itsuka berubah bersemangat.
"Apakah itu hebat?" Naruto berbalik bertanya.
"Tentu saja! terakhir kali yang dapat mencapai poin 120 hanya All Might dan sekarang kamu melampaui poinnya!"
"Mungkin kamu akan mendapatkan perlakuan khusus" Itsuka menebak-nebak.
"Perlakuan khusus…" Naruto membayangkannya diadopsi pahlawan Midnight.
"Aku sudah mendapatkannya" Naruto menjadi salah paham.
"Benarkah?!" Itsuka bertambah bersemangat.
"Tapi kupikir itu merepotkan…" Naruto menggelengkan kepala sambil membuka kedua tangannya.
"Kamu cukup lucu, Naruto-san" Itsuka tertawa kecil.
"Kamu cukup cantik"
"Eh?" Itsuka berubah memerah.
"To-tolong jangan merayu di hari pertama sekolah, Naruto-san..." Itsuka menjadi sedikit gugup dengan wajah memerah.
"Ah! i-ini kelasku, terima kasih sudah menemaniku, Naruto-san" Itsuka melambai sebelum memasuki kelas.
Naruto berjalan sebentar sebelum berhenti di depan kelas yang bertuliskan 1-A di depan pintu dan membukanya.
"Tinjumu kemarin sangat hebat, Midoriya-san!" Uraraka memperagakan menghajar angin.
"Haha, aku jadi malu…" Midoriya menutup wajahnya yang memerah.
"Disini sangat ramai" Naruto mendapat perhatian banyak murid.
"Ah, Uzumaki-san!" Midoriya menyadari orang yang telah dikenalnya.
"Uzumaki? jadi dia yang mendapat poin melebihi All Might" Bakugou berbicara dalam hati menilai Naruto.
"Halo, perkenalkan namaku Tenya Iida" Iida memperkenalkan diri.
"Naruto Uzumaki" Naruto menjawab.
"Katsuki Bakugou, kau harus ingat itu" Bakugou mendekat seakan ingin menantangnya.
"Naruto Uzumaki"
"Namaku Ochako Uraraka!" Uraraka tersenyum ceria sambil mengulurkan tangan.
"Naruto Uzumaki" Naruto menjabat tangannya.
"Ha'i… jika kalian ingin mengobrol jangan disini" Seorang pria berambut hitam tiba-tiba muncul dari belakang Naruto dan berjalan ke depan kelas. Shōta Aizawa.
"Namaku Shōta Aizawa, aku wali kelas kalian" Aizawa terlihat sangat tidak bersemangat.
"Seharusnya ada 24 siswa, sepertinya 3 lainnya memilih mengundurkan diri karena alasan tertentu" Aizawa melihat daftar murid yang dibawa.
"Hari ini kita akan mengadakan tes pemahaman cepat, kalian pakai ini yang sudah tersedia di laci kalian" Aizawa menunjukan seragam olahraga berwarna biru.
"Kalian pasti sudah paham reputasi sekolah ini mengenai kebebasan, kebebasan juga berlaku pada guru" Aizawa menjadi suram.
"Dia berada di peringkat terbawah… akan dikeluarkan" Para murid menelan ludahnya sendiri.
[Peringkat 1 : Naruto Uzumaki]
[Peringkat 2 : Momo Yaoyorozu]
[Peringkat 3 : Shoto Todoroki]
[Peringkat 4 : Katsuki Bakugou]
[Peringkat 5 : Tenya Iida]
[Peringkat 6 : Fumikage Tokoyami]
[Peringkat 7 : Mezo Shoji]
[Peringkat 8 : Mashirao Ojiro]
[Peringkat 9 : Eijiro Kirishima]
[Peringkat 10 : Mina Ashido]
[Peringkat 11 : Ochako Uraraka]
[Peringkat 12 : Koda Kouji]
[Peringkat 13 : Rikido Sato]
[Peringkat 14 : Tsuyu Asui]
[Peringkat 15: Yuga Aoyama]
[Peringkat 16 : Hanta Sero]
[Peringkat 17 : Denki Kaminari]
[Peringkat 18 : Kyouka Jirou]
[Peringkat 19 : Tooru Hagakure]
[Peringkat 20 : Minoru Mineta]
[Peringkat 21 : Izuku Midoriya]
"Peringkat terakhir akan dikeluarkan…" Midoriya memucat setelah dibacakan peringkat mereka setelah menjalankan berbagai tes.
"Tiga orang yang tidak mengikuti tes telah dikeluarkan, sekian" Aizawa berjalan meninggalkan mereka dalam keterkejutan.
"Kita selamat!" Seorang pemuda pendek berambut ungu seperti anggur berteriak kegirangan diikuti murid lainnya. Minoru Mineta.
"Fiuuh… syukurlah" Midoriya menghela nafas lega.
"Meskipun terlihat suram, dia masih bisa bercanda" Naruto menepuk pundak Midoriya yang tertawa kikuk.
"Naruto-san, bagaimana kamu bisa sekuat itu?" Seorang gadis cantik berambut hitam menghampirinya. Momo Yaoyorozu.
"Hanya berlatih dengan metode yang cocok dengan quirkku" Naruto tersenyum padanya.
"Hah! aku juga berlatih dengan metode yang tepat, semakin banyak ledakan!" Bakugou bersikap sombong menghampiri mereka.
"Ayo bertarung saat ujian pertempuran" Bakugou berdiri menantangnya.
"Oh… menarik" Naruto mengeluarkan aura mencekam membuat para murid sedikit menjauh seakan terintimidasi.
"Kacchan! Uzumaki-san!" Midoriya panik melihat keduanya.
Dari tempat yang jauh All Might menyaksikan tes mereka terutama Izuku Midoriya, selain itu dia akan mendapat tontonan yang menarik di ujian pertempuran nanti.
"Quirk Kyuubi sangat kuat, Kushina sendiri kesulitan mengendalikannya, beruntung dia berpasangan dengan Minato yang memiliki quirk Senjutsu, quirk yang menyerap kekuatan alam dan dapat mengendalikan kekuatan quirk Kyuubi. Anak mereka menjadi perpaduan keduanya dan tumbuh menjadi sangat kuat" All Might bergumam mengingat masa lalu.
"Akhirnya tiba!" Midoriya menjadi bersemangat melihat jam dinding yang menunjukan jam pelajaran berikutnya.
"PELAJARAN DASAR KEPAHLAWANAN!" All Might muncul dari balik pintu.
"APA KALIAN SUDAH SIAP?!" All Might berteriak bersemangat.
"YAAA!" Para murid menjawab serempak kecuali dua orang yang masih tenang.
"AYO LANGSUNG LAKUKAN INI! UJIAN PERTEMPURAN!" All Might menjadi sangat bersemangat.
"Untuk ujian pertempuran pertama, aku sudah menyiapkan kostum pahlawan yang kalian pesan" Dari balik tembok muncul loker yang menyimpan kostum pahlawan mereka.
Naruto berjalan menuju loker nomor urut satu dan membukanya, dia menemukan kostum berwarna hitam dengan corak awan merah seperti ninja.
"Itu kostum yang keren" Momo memujinya.
"Terima kasih, kamu juga terlihat seksi memakai itu" Momo memerah sempurna.
"Ambil kostum kalian dan kita pindah ke lokasi ujian" All Might berhasil menyadarkan mereka.
"SETELAH MEMAKAI KOSTUM, KALIAN TELAH RESMI MENJADI PAHLAWAN!" All Might membakar semangat para murid yang berbaris dengan kostum pahlawan di depan kota tiruan yang menjadi lokasi ujian pertempuran.
"Aku menjadi bersemangat!" Seorang pemuda berambut merah menyatukan kedua tangannya yang mengeras seperti batu. Eijiro Kirishima.
"Debut pertamaku…" Midoriya bergumam dalam kostum hijau dengan topeng bertelinga panjang.
"Mmm…?" Naruto bingung melihat para gadis seperti siap menerkamnya setelah berganti kostum pahlawan. (1)
"Uzumaki-san! kau tampak sangat berbeda mengenakannya…" Mineta melihatnya iri.
"Naruto-san terlihat sangat tampan dengan kostumnya" Momo berbicara dalam hati yang mungkin juga dilakukan gadis lainnya.
"MARI KITA LIHAT SEBERAPA TANGGUHNYA KALIAN!" All Might menarik kembali perhatian.
"INI ADALAH UJIAN KECEPATAN DAN KETANGKASAN" Para murid mulai bertanya-tanya.
"Sebelumnya banyak penjahat cerdas yang mengintai dari balik bayang, oleh karena itu kalian dibiasakan bertempur di segala medan perang termasuk di dalam ruangan" All Might menjelaskan yang didengar para murid dengan seksama.
"Peraturan permainannya adalah para pahlawan harus melindungi replika roket yang berada di salah satu gedung selama 30 menit agar tidak dicuri oleh para penjahat"
"KALIAN AKAN BERTARUNG 3 VS 3!" All Might berhasil mengejutkan para murid.
"All Might-sensei! tapi kita punya 21 siswa" Seorang gadis berambut hitam yang mengenakan pakaian hijau dengan penampilan seperti katak bertanya. Tsuyu Asui.
"PERTANYAAN YANG BAGUS! PERTANDINGAN KETIGA AKAN MENJADI TIGA KUBU! PERINGKAT 6 TERBAIK DITAMBAH 3 TERENDAH AKAN BERTARUNG!" Semua murid terkejut mendengarnya.
[Pertarungan pertama]
[1. Mashirao Ojiro : pahlawan]
[2. Ochako Uraraka : pahlawan]
[3. Tsuyu Asui : pahlawan]
VS
[1. Mezo Shoji : penjahat]
[2. Mina Ashido : penjahat]
[3. Rikido Sato : penjahat]
[Pertarungan kedua]
[1. Eijiro Kirishima : pahlawan]
[2. Yuga Aoyama : pahlawan]
[3. Kyouka Jirou : pahlawan]
VS
[1. Koda Kouji : penjahat]
[2. Hanta Sero : penjahat]
[3. Denki Kaminari : penjahat]
[Pertarungan ketiga]
[1. Naruto Uzumaki : penjahat]
[2. Momo Yaoyorozu : penjahat]
[3. Izuku Midoriya : penjahat]
VS
[1. Shoto Todoroki : penjahat]
[2. Fumikage Tokoyami : penjahat]
[3. Minoru Mineta : penjahat]
VS
[1. Katsuki Bakugou : penjahat]
[2. Tenya Iida : penjahat]
[3. Tooru Hagakure : penjahat]
"All Might-sensei, kenapa pertarungan ketiga semuanya menjadi penjahat?" Momo bertanya.
"Saat semua penjahat berkumpul mengincar target yang sama, mereka akan saling mengalahkan untuk kepentingan masing-masing. Saat kalian menjadi pahlawan, kalian juga harus mengerti cara kerja penjahat" All Might menjawab, para murid mengangguk mengerti.
"Kalian akan diberikan peta kota dan menghafalnya serta menentukan rencana masing-masing" Para perwakilan kelompok segera mengambil peta yang berada di atas meja di depan mereka.
"Peraturan permainan, jika para penjahat berhasil mengambil replika roket kurang dari 30 menit maka mereka dinyatakan menang dan sebaliknya, tapi jika replika roket hancur kedua kubu dinyatakan gagal. Jadi kalian diharuskan berpikir ulang sebelum menghancurkan apapun" Para murid mengangguk mengerti.
"Untuk pertarungan ketiga peraturannya hampir sama, karena tidak ada pahlawan masing-masing kelompok penjahat harus mencuri replika roket di gedung ujian dan mempertahankannya selama 30 menit dari penjahat lain" All Might menjelaskan peraturan.
"SEKARANG UNTUK PARA MURID PERTARUNGAN PERTAMA SILAHKAN MEMASUKI ARENA!" All Might berteriak bersemangat.
"KUBU PAHLAWAN MASUK LEWAT GERBANG TIMUR DAN KUBU PENJAHAT MASUK LEWAT GERBANG BARAT!" Para murid yang namanya tercantum di papan pengumuman segera berjalan menuju gerbang masing-masing sembari mendiskusikan strategi.
"Pertarungan ketiga berarti kita saling menjatuhkan…" Midoriya melihat peta di tangannya, ketiganya berkumpul mendiskusikan rencana seperti yang lain.
"Sebelum itu siapa yang menjadi ketua kelompok?" Momo menatap Naruto yang lebih menyakinkan.
"Aku punya pertarungan dengan Kepala Ledakan, aku tidak cocok memimpin kelompok, tapi aku bisa menjadi benteng pertahanan" Naruto menjawab yakin.
"Midoriya-san, apa kamu punya strategi?" Momo sebenarnya tidak yakin menyerahkan kepemimpinan pada peringkat terbawah, tapi mengetahui kekuatan Midoriya, dia bisa sedikit dipercaya.
"Aku memikirkan kita harus sampai lebih cepat ke gedung ujian dan memasang jebakan" Midoriya menganalisis rute tercepat.
"Kau punya kekuatan yang mirip seperti All Might, kupikir kita berdua bisa sampai lebih cepat dari yang lain" Naruto mengatakannya mudah.
"Eh?!" Momo terkejut, Midoriya memucat mendengarnya.
"Aku punya dua quirk yang mendukung serangan, pertahanan, kecepatan, dan penyembuhan. Aku bisa menggendong Momo untuk sampai lebih cepat" Momo memerah sempurna.
Midoriya yang sebelumnya panik kembali fokus, mungkin temannya hanya menebak secara acak.
"Ba-baik, kita akan memakai rencana Midoriya-san" Momo menjadi sedikit malu dibuatnya.
[Pertarungan pertama]
[Pemenang]
[1. Mashirao Ojiro : pahlawan]
[2. Ochako Uraraka : pahlawan]
[3. Tsuyu Asui : pahlawan]
[Pertarungan kedua]
[Pemenang]
[1. Koda Kouji : penjahat]
[2. Hanta Sero : penjahat]
[3. Denki Kaminari : penjahat]
"SAATNYA PERTARUNGAN KETIGA!" Naruto, Momo, dan Midoriya berada di gerbang selatan yang siap dibuka.
Naruto memejam mata dengan tubuhnya mengeluarkan aura orange seperti api, rambutnya memanjang, taringnya meruncing, dan cakarnya menajam.
Naruto membuka matanya memperlihatkan mata merah dengan pupil vertikal yang mengintimidasi siapapun tidak terkecuali Momo dan Midoriya di sampingnya.
"Quirk tipe transformasi yang merubah seperti mutant…" Momo bergumam melihat perubahan Naruto.
"Ini perubahan pertama yang meningkatkan serangan, pertahanan, kecepatan, penyembuhan, dan ada sembilan perubahan lagi yang lebih kuat. Jika ditambahkan quirk lain peningkatannya akan berkali-kali lipat"
"Mungkin mampu menghancurkan kota…" Naruto mengepalkan tangan merasakan kekuatan yang mengalir di dalamnya.
Pada saat ini dia hanya mampu mencapai ekor enam yang kekuatannya setara dengan All Might yang mampu menghancurkan beberapa blok kota.
"Luar biasa!" Midoriya mengeluarkan buku kecil dan mencatatnya cepat.
"3! 2! 1! PLUS ULTRA!" Ketiga gerbang terbuka secara bersamaan.
"Momo!" Momo mengangguk mengerti dan naik ke punggung temannya, dia sedikit malu menekan dadanya di punggung Naruto.
"Plus Ultra!" Midoriya menyalurkan kekuatan One For All ke kakinya dan berlari kencang.
"Pegangan!" Momo mendekapnya lebih erat, Naruto mulai berlari kencang menyusul Midoriya.
Keduanya berlari sangat cepat membuat kekaguman All Might dan teman-temannya yang menonton dari balik layar di gedung tempat istirahat.
Dari gerbang timur terdapat kepulan asap dan suara ledakan yang menandakan Bakugou dan Iida juga telah bergerak.
Dari gerbang barat terdapat hawa dingin memenuhi jalanan karena lintasan es yang dibuat Todoroki.
"Peraturan tidak tertulis di pertarungan ketiga, siapa cepat dia dapat, kedua kelompok memilih meninggalkan teman-teman mereka" All Might tidak bisa menyalahkan mereka karena kurang pengalaman.
"Midoriya-san! ganbatte!" Uraraka bersorak melihat mereka.
"Ayo Uzumaki-san!" Seorang gadis berambut merah jambu dengan kulit yang sama dan mengenakan kostum pahlawan bersorak juga. Mina Ashido.
"Todoroki-kun memilih bergerak sendiri karena kekuatannya mampu melawan banyak orang" All Might menganalisa.
"Bakugou-kun memiliki ledakan yang menghancurkan apapun dan Tenya-kun tidak perlu dipertanyakan lagi soal kecepatan"
"Midoriya-kun dan Uzumaki-kun bagaimana kalian menghadapi ketiganya…" All Might menunjukan senyum bersemangat.
"Gedungnya disana!" Midoriya menunjuk salah satu gedung di persimpangan jalan dan masuk kedalamnya.
"Mereka belum sampai" Naruto menurunkan Momo.
"Kita akan melumuri minyak di setiap tangga" Momo mengangguk mengerti dan berbalik menciptakan tangki minyak dari dadanya.
Momo memberikan tangki minyak pada Midoriya dan menjalankan rencana memperlambat penjahat lain sampai ke lantai atas.
"Aku ditinggalkan!" Seorang gadis tidak terlihat yang mengenakan sarung tangan dan sepatu berlari kelelahan di jalan kota. Tooru Hagakure.
"Bakugou-san tidak bisa membawaku dan Iida tidak bisa melanggar norma membawa gadis telanjang" Hagakure sedikit murung.
"Eh? bukannya itu Tokoyami-san dan Mineta-san" Hagakure melihat seorang pemuda berkepala burung hitam yang mengenakan kostum pahlawan. Fumikage Tokoyami dan Mineta yang juga mengenakan kostum pahlawan.
"Oi! Tokoyami-san dan Mineta-san!" Hagakure berteriak memanggil keduanya.
"Hagakure-san!" Keduanya menjawab bersamaan saat melihat sarung tangan yang melayang mendekat.
"Kalian juga tertinggal?"
"Ya begitulah… Todoroki-san terlalu cepat untuk kami kejar, dia juga tidak bisa membawa kami karena meluncur diatas es" Mineta menggaruk kepalanya.
"Aku juga begitu…" Hagakure kembali murung.
"Sepertinya kita bisa membuat aliansi sementara untuk sampai ke gedung ujian" Tokoyami mengusulkan.
"Ide yang bagus!" Hagakure bertepuk tangan.
"Sial! pasti Deku dan Rambut Nanas sudah sampai lebih dulu!" Bakugou marah-marah di depan gedung ujian.
"Kita harus sampai ke lantai atas" Iida berbicara di sampingnya.
"Aku tahu!" Bakugou dan Iida segera masuk ke dalam.
"Tidak ada jebakan" Iida melihat-lihat sekitar sampai akhirnya menemukan tangga yang telah dilumuri minyak.
"Sial! mereka melumuri tangga dengan minyak" Bakugou yang melihat itu semakin meledak-ledak.
"Kita akan melubangi lantai" Bakugou mendapat ide dengan menunjuk atap.
"Aku tidak bisa keatas"
"Kau tunggu disini menjaga pintu masuk, sepertinya Todoroki akan segera sampai" Bakugou menjawab.
"Kau menyuruhku bertarung dengan Todoroki-san?" Iida menaikan alisnya dari balik helm.
"Aku tidak menyuruhmu bertarung! kau hanya perlu memperlambatnya dengan sesuatu!"
"Sepertinya kalian merencanakan sesuatu padaku" Tidak lama kemudian muncul seorang pemuda berambut putih dan merah dari luar. Shoto Todoroki.
"Sepertinya kalian lebih mudah diandalkan, ayo kita membentuk aliansi sementara" Todoroki menawarkan perdamaian. Bakugou dan Iida saling menatap seakan memiliki pikiran yang sama.
"Baik! ayo bekerja sama menjatuhkan Deku dan Rambut Nanas!"
"Sepertinya mereka telah sampai di lantai dasar" Naruto dapat mendengar sedikit keributan di lantai dasar.
"Todoroki dan Bakugou mempunyai quirk yang merepotkan, kita harus bekerja sama menjatuhkan salah satu dari mereka dulu" Naruto menatap keduanya yang telah mengamankan replika roket dari plastik yang cukup mudah dibawa.
"Kacchan memiliki quirk ledakan, dia lebih rentan terhadap air" Midoriya berpikir.
"Momo, keluarkan air dan balon" Momo mengangguk mengerti.
"Tapi kupikir kita harus menghentikan Todoroki lebih dulu, dia bisa membekukan ruangan membuat kita terjebak" Momo memberi usulan.
"BOOOMM!" Suara ledakan di lantai dasar berhasil mengalihkan mereka.
"Mereka melubangi atap…" Naruto dapat mengetahui dari getaran yang dihasilkan.
"BOOOMM!"
"BOOOMM!"
"BOOOMM!"
"BOOOMM!"
"Mereka tepat dibawah, bersiap!" Naruto memperingatkan keduanya, tidak lama kemudian muncul ledakan di lantai depan mereka yang mengeluarkan ketiga teman kelas.
Iida membantu Bakugou melompat tinggi melubangi setiap atap dengan ledakan, Todoroki membuat lintasan es keatas, dan Bakugou mendorong Iida dan Todoroki untuk naik dengan ledakan.
"KERJA SAMA MEREKA SANGAT HEBAT UNTUK NAIK SETIAP LANTAI!" All Might bersemangat menyaksikan kerjasama ketiganya.
"Hebat, mereka bekerja sama dengan sangat baik, kero" Asui juga memuji ketiganya.
"Sepertinya ada jurang besar antara kita dan mereka..." Ashido bergumam namun mereka dapat mendengarnya dan diakui kebanyakan murid.
"JANGAN BERPUTUS ASA PAHLAWAN! SUATU HARI KALIAN BISA BERDIRI SEJAJAR BERSAMA-SAMA!" All Might menyemangati mereka yang sedikit murung.
"Lihat! Uzumaki-san berencana melawan Todoroki dan Tenya sendirian" Kirishima berhasil menarik perhatian mereka untuk kembali menonton.
"Midoriya, Momo, amankan roket"
"Uzumaki-san! kau berencana menghadapi Kacchan, Todoroki-san, dan Iida-san sendirian?!" Midoriya bertanya panik.
"Tidak ada pilihan lain, kita berada di lantai enam. Aku akan membuka jalan, kalian turun dengan lubang yang dibuat Kepala Ledakan"
"Hah! siapa yang kau panggil Kepala Ledakan, Rambut Nanas!" Bakugou mulai meledak-ledak.
"Kau juga rambut nanas" Naruto menatap tajam Bakugou.
"BOOM! sialan!" Bakugou melesat dengan ledakan di tangannya.
Naruto melesat cepat menghadapinya, Bakugou yang dekat dengannya bersiap mengeluarkan ledakan namun dihentikan oleh Naruto yang melempar balon air dari balik punggungnya.
"Sialan- buaagh!" Bakugou terlempar jauh saat Naruto menghajar perutnya.
"Momo! Midoriya!" Midoriya dan Momo yang sebelumnya mengikuti Naruto segera berlari melewatinya menuju lubang lantai.
"Tidak semudah itu" Todoroki menggunakan kekuatannya menutup lubang.
"Jangan lari!" Iida melesat mengejar keduanya dengan tenaga pendorong di kakinya.
"Aku sudah memperkirakannya" Naruto melesat lebih cepat menangkap Iida hingga mereka terjatuh.
"Midoriya!"
"HYAAA!" Midoriya menggunakan One For All di kakinya menghancurkan permukaan es dan berhasil kabur dengan Momo yang membawa roket.
Todoroki ingin mengejar mereka namun tubuh Iida melayang mengincarnya.
"CRRRR…" Todoroki membuat dinding es melindunginya dari Iida yang dilempar Naruto.
"Kau sangat kuat"
"Hahaha, terima kasih!" Naruto menyeringai senang.
"Guhhh… sialan! aku akan membalasmu ratusan kali lipat!" Bakugou kembali bangkit dan melompat dengan ledakan.
Naruto kembali mengeluarkan balon air namun Bakugou telah menghindar dengan ledakan yang diarahkan ke bawah hingga tubuhnya melayang tinggi.
"Terima ini! ping! BOOOOMMM!" Bakugou mengeluarkan ledakan besar yang menghancurkan sebagian lantai setelah dia menarik pelatuk yang terdapat di gear tangannya.
Dari balik asap muncul aura orange membentuk ekor yang memanjang menjerat Bakugou yang berada di udara.
"Usahamu cukup brilian" Naruto kembali muncul dengan aura orange yang membentuk tubuh rubah ekor satu yang melindunginya dari ledakan.
"Bakugou-san!" Iida yang kembali sadar berteriak memanggil temannya.
"Sial! BOOM! sial! BOOM! sialan...! BOOM!" Bakugou mencoba melepaskan diri dengan ledakan berkali-kali namun ekor orange yang menjeratnya kembali beregenerasi.
"Ayo!" Naruto melesat cepat menggunakan kedua tangan dan kakinya sambil membawa Bakugou.
"Iida menyingkir!" Todoroki menghentakan kakinya membuat bongkahan es yang membekukan seluruh lantai.
"Kurang cepat!" Naruto melompat dan memutar tubuhnya cepat melempar Bakugou.
"Bakugou-san!" Iida berusaha menangkap temannya hingga ikut terpental menabraknya.
Naruto kembali ke permukaan dan berlari seperti harimau mengincar Todoroki yang tinggal sendiri.
"HAAAA!" Todoroki mengerakan kepalan tangan keatas menciptakan bongkahan es membentuk jarum yang muncul dari permukaan berusaha menghentikan Naruto.
Naruto bergerak cepat melompati jarum es dan menghirup udara sampai perutnya mengembung.
"BOOHHH! PUUUUHHH…!" Naruto mengeluarkan gelombang kejut yang menghempaskan Todoroki.
Naruto kembali ke permukaan dan melesat cepat menggunakan kedua tangan dan kakinya mengejar Todoroki di udara.
"Kau belum pingsan dengan itu" Naruto melompat dan bersiap menendangnya ke bawah.
"PERTARUNGAN SELESAI! KELOMPOK MIDORIYA MENANG!" Naruto mengurungkan niatnya, berputar di udara dan menampakan kakinya di permukaan. Naruto berubah normal kembali.
"Brukk! uhh…" Todoroki jatuh secara kasar dan mengerang sakit di punggung.
"Kau kuat sekali…" Todoroki kembali bangkit sambil mengusap punggungnya.
"Aku membutuhkan latihan 2,5 tahun untuk menguasainya"
"Aku lebih dari itu tapi tidak bisa sepertimu" Todoroki berjalan mendekatinya.
"Shoto Todoroki" Todoroki mengulurkan tangannya, dia mulai mengakuinya.
"Naruto Uzumaki" Naruto menjabat tangannya.
"Bah! dimana aku!" Bakugou kembali sadar setelah menghantam kuat Iida.
"Uhh… kepalaku pusing" Iida melepas helmnya.
"Rambut Nanas! aku belum selesai denganmu!" Bakugou kembali bangkit menunjuk-nunjuk Naruto.
"Pertarungan sudah usai, kita kalah" Todoroki bangga mengakuinya.
"Aku tidak terima ini! lain kali aku akan menghajarmu!" Bakugou menginjak-injak lantai meluapkan kekesalannya.
"Uzumaki-san!/Naruto-san!" Naruto mengalihkan pandanganya pada lubang sebelumnya, dari atas dia dapat melihat Midoriya dan Momo yang melambaikan tangan di lantai dasar setelah mereka mengalahkan tiga temannya yang lain.
"PERTARUNGAN YANG LUAR BIASA! HAHAHAHA…!" All Might menjadi sangat bersemangat berdiri di hadapan para murid yang telah usai melaksanakan ujian.
"Uzumaki-san! bagaimana kau bisa sekuat itu?" Kirishima sangat bersemangat mendekatinya diikuti yang lain.
"Hahaha… hanya latihan rutin setiap hari" Naruto menjawab sedikit canggung dikerumuni teman-temannya.
"Khe… aku jadi ingin berlatih lagi sekarang!" Seorang pemuda berambut pirang yang memiliki ekor tidak bisa menyembunyikan semangatnya. Mashirao Ojiro.
"Kau sangat keren dalam mode itu, Uzumaki-san!" Seorang pemuda berambut hitam yang dapat mengeluarkan perban dari siku memujinya. Hanta Sero.
"Semuanya, panggil saja aku Naruto" Mereka semua tersenyum senang.
"Sangat hebat, Naruto-kun!" Momo tiba-tiba memeluknya dari belakang yang mengejutkan mereka semua, terutama kaum laki-laki.
"Ehhhh…!"
"Ini tidak adil!" Mineta menangis teraniaya.
"Anak kalian sudah tumbuh besar dan kuat, Kushina, Minato" All Might ikut senang.
"Bagaimana dengan sekolahmu hari ini?" Nemuri bertanya sambil makan malam.
"Tidak buruk" Naruto ikut melahap makanannya.
"Aku sudah mendengar apa yang terjadi hari ini dan menontonnya, kedua temanmu itu sepertinya bertarung dengan niat membunuh" Nemuri memotong steak di piringnya.
"Tapi aku masih hidup dan makan denganmu" Naruto memasukan daging ke mulutnya.
"Haaa… baiklah" Mereka kembali memakan dengan hikmat.
"Tunggu, bukannya aku harusnya tinggal di asrama?!" Naruto menemukan kejanggalan.
"Kamu mendapatkan perlakuan khusus setelah mendapat poin tertinggi di ujian masuk, terlebih kedua tes hari ini juga mendapat poin tertinggi, kami sepakat kamu mendapat hak istimewa bisa tinggal di rumah" Nemuri menjawab.
"Tidak mungkin…" Naruto mengingat kembali perkataan gadis yang ditemuinya pagi tadi.
"Kamu harus menikmatinya, ini akan menjadi kesempatan kita mendekatkan diri" Nemuri tersenyum senang.
"Terserah…" Naruto kembali memakan makananya.
"Tapi bisakah kamu berpakaian di rumah? aku tetaplah remaja normal" Nemuri tersenyum yang hanya mengenakan pakaian dalam berwarna hitam.
"Kamu tidak bernafsu dengan ibumu kan? tapi aku bisa mengajarkanmu jika kamu mau" Nemuri tersenyum genit.
"Oh terima kasih, tapi aku hanya bermain dengan gadis seumuranku" Nemuri seakan tersambar petir mendengarnya.
To Be Continue...
Support dengan follow dan favorite serta review yang positif.
Note :
Kembali lagi dengan saya namun dengan fanfic baru, setelah menonton season 5 My Hero Academia dan membaca komiknya membuat saya terinspirasi membuat cerita lain.
God Devil tidak saya tinggalkan dan sudah jadi setengah, tunggu saja updatenya.
Note : _ replaced .
drive_google_com
(1) Naruto Hero Form
drive_google_com/file/d/1nyUHms0ZOp_Zxzwz0ad7pt83NE3uZnfL/view?usp=drivesdk
Thank You
