Namaku Naruto Namikaze, seorang pemuda biasa yang sedang menimba ilmu di universitas Tokyo. Aku akan bercerita tentang diriku sendiri, aku dibesarkan di keluarga Namikaze, kedua orang tuaku sangat baik dan aku menghormati keduanya. Terlebih mereka merawatku sedari kecil, namanya juga orang tua.
Aku menyukai beberapa makanan, terutama Ramen. Bagiku, makanan itu adalah makanan bagi para Dewa, aku seolah memujanya dan selalu memakan Ramen jika ada kesempatan, terkadang Ibuku akan memarahiku karena aku terus saja memakan Ramen, namun dia hanya menghela napas setelah aku memakan beberapa mangkuk.
Ayahku bekerja di sebuah perusahaan sebagai pegawai kantoran, sementara ibuku hanya seorang ibu rumah tangga, beliau akan mengerjakan pekerjaan rumah serta mamasak untuk kami. Aku? Ah, aku hanya bekerja di sebuah minimarket untuk memenuhi kebutuhanku sendiri serta tak membebankan semuanya pada orang tuaku.
"Naruto, duduklah! Sudah lama kita tak mengobrol seperti ini."
Aku melihat kaasan yang mengajakku duduk di sebelahnya, aku menganggukkan kepala dan duduk di sebelahnya. Kami mengobrol tentang banyak hal, termasuk kerja paruh waktu yang saat ini sedang berjalan, aku juga memberitahunya tentang bagaimana kuliahku di universitas Tokyo, sampai pada beberapa guyonan dari kaasan yang entah kenapa membuatku tertawa.
"Ngomong-ngomong, apa kau punya cinta pertama? Yah seperti saat kau menyukai seorang gadis yang sekelas denganmu atau gadis dari luar sekolah gitu."
Aku mencubit dagu berpikir sejenak, cinta pertama ya, ada sih sebenarnya. "Ada kok."
"Katakan, siapa dia? Mungkin kau bisa mengajaknya ke rumah."
"Ehhh, mengajaknya, apa tak merepotkan?"
"Siapa tahu dia mau denganmu."
Aku tertawa kikuk, "Dia tak mau denganku pasti," ujarku.
"Kau itu tampan seperti ayahmu, mana ada yang tak mau denganmu Naruto?"
Aku kembali tertawa kikuk mendengarnya. "Oke, aku katakan, tapi jangan marah ya?"
"Tentu, kaasan tak akan marah kok—Eh, apa yang kau lakukan?" kaasan terkejut saat aku memeluk tubuhnya, lalu mendekatkan tubuhku pada tubuhnya, "Apa yang kau lakukan padaku, sochi?"
"Kau mau tahu siapa cinta pertamaku?" dia mengerjapkan kedua matanya beberapa kali, wajah sudah sangat merona yang artinya dia sangat malu sekarang, lalu aku mencubit dagunya mengangkat wajah cantiknya untuk bisa kupandangi. "Kau, Kushina. Kau adalah cinta pertama dan terakhirku."
Mulutnya megap-megap seolah ingin mencari udara segar, wajahnya sudah benar-benar merona, aku juga merasakan jantungnya berdegup dengan kencang.
"Aku ibumu, dasar bodoh! Dan jangan panggil aku dengan nama depan!"
Dia berteriak malu. "Tak usah malu, kau juga menyukaiku kan?"
"Kita ibu dan anak, oi!"
"Ibu dan anak? Apa itu? Aku tak tahu kalau kita Ibu dan Anak, aku tahunya kita adalah sepasang kekasih yang terpisah karena kau menjadi istri Ayah, dan sekarang aku tak akan melepaskanmu Kushina-chan."
Dan aku pun mencium bibirnya dengan mesra, membuatnya terbuai akan ciuman itu. Dia menarik dirinya dari ciuman tersebut, lalu memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Baka."
"Kushi-chan imut ih!"
"Lepas, baka!"
...
..
.
Naruto by Masashi Kishimoto!
Setelah ini, ada tiga buah cerita oneshoot yang mau gw beresin, setelah itu lanjut yang lain.
