— S m i l e —
Sugawara Koushi x Shimizu Kiyoko
Genre : Friendship, Romance, Drama
Warn : Typo, OOC, alur aneh dan lain-lain
Haikyuu not mine! But this story is mine
Enjoy!
.
.
.
Kiyoko memandang datar pada sosok pemuda bersurai abu-abu yang saat ini sedang berjongkok di semak-semak, mengintipi sosok Sawamura Daichi yang sibuk menyiapkan mental untuk menyatakan perasannya pada sosok gadia bernama Michimiya Yui di taman belakang sekolah yang sepi dan damai.
Harusnya acara pernyataan cinta Daichi pada Yui berjalan mulus dan lancar. Sangat lancar malah. Kalau saja tidak ada si itik abu-abu yang diam-diam tingkahnya bikin sakit kepala.
Jangan tanya kenapa Kiyoko bisa berada disini juga. Jawabannya mudah saja. Dia sedang kabur dari kejaran Tanaka dan Nishinoya yang kelihatannya tidak juga menyerah untuk mengejarnya. Lalu saat dia berpikir untuk bersembunyi di taman belakang sekolah yang sepi dan nyaman, Kiyoko malah melihat sosok Daichi dan Yui yang sedang berdiri berhadapan dengan wajah memerah.
Sadar akan situasi, Kiyoko hendak pergi dengan senyuman tipis—akhirnya sang Kapten peka juga dengan perasaan Yui—tapi tidak jadi saat melihat sejumput rambut abu-abu tengah mengendap-endap, bersembunyi di balik semak-semak yang agak lebat tidak jauh dari Daichi dan Yui berada.
Tanpa perlu melihat dari dekat Kiyoko tahu pasti siapa itu. Siapa lagi kalau bukan teman seangkatannya yang bernama Sugawara Koushi. Si abu-abu yang kelihatannya kalem dan sweet itu ternyata diam-diam punya sifat tengil yang bahkan melebihi Nishinoya dan Tanaka kalau lagi kambuh.
Kiyoko tahu pasti apa yang sedang Koushi rencakan saat ini. Lihat saja, wajah si itik abu-abu itu terlihat bahagia dengan senyuman cerah. Juga gregetan sendiri karena Daichi tidak kunjung menyatakan perasaanya, malah sibuk berbasa-basi. Padahal kelihatan sekali kalau Yui sudah tidak sabar di tembak olehnya.
Hm, ini tidak bisa di biarkan. Koushi kalau di biarkan semakin lama bisa meresahkan.
Kiyoko mau tidak mau menghampiri Koushi. Berusaha sebaik mungkin agar tidak ketahuan oleh sepasang sejoli di depan sana, juga si itik abu-abu yang sudah sibuk dengan ponselnya. Kiyoko berjalan perlahan-lahan agar tidak ketahuan, sedikit membungkuk.
Ia pun sampai tepat di belakang Koushi yang tampaknya terlalu sibuk merekam aksi pernyataan cinta Daichi pada Yui hingga tidak menyadari keberadaan sosoknya. Dengan gesit tangan Kiyoko pun bergerak ke arah Koushi—niatnya ingin menepuk pundak si itik abu-abu, tapi kalau di pikir-pikir jangan deh. Nanti Koushi malah teriak karena kaget, kan kacau jadinya.
Tangan Kiyoko pun mendarat tepat di mulut Koushi, langsung membungkamnya cukup erat. Koushi tersentak kaget, tanpa sadar hampir menjatuhkan ponselnya. Dia segera menoleh ke belakang dengan mata melebar, mendapati sosok gadis cantik berambut hitam berkacamata kini berada tepat di belakangnya dengan wajah datar. Telunjuk Kiyoko bergerak ke arah mulutnya sendiri, menyuruh Koushi untuk tetap diam dan jangan berteriak.
Koushi yang masih dalam keadaan kaget pun hanya menurut, menganggukkan kepalanya patah-patah.
Kiyoko melihat sekali lagi ke arah Daichi dan Yui. Tampaknya suasannya mulai serius, mereka harus segera pergi dari sini sebelum Koushi semakin menjadi. Kiyoko pun dengan senang hati menyeret Koushi—tentu saja harus pelan-pelan supaya Daichi dan Yui tidak mengetahui keberadaan mereka berdua.
Setelah merasa cukup jauh dari keberadaan kedua sejoli itu, Kiyoko pun baru bisa menghela napas lega. Untung saja tidak ketahuan, kalau ketahuan bisa bahaya. Daichi kalau marah seramnya tidak main-main. Bahkan bisa bikin nyali Tanaka dan Nishinoya ciut seketika.
"Hahh, hampir saja. Dasar, kau ini kenapa sih selalu melakukan hal yang tidak penting?" Ucap Kiyoko setelah nafasnya mulai netral, langsung menoleh kesal ke arah Koushi. "Kau itu sudah kelas 3, Suga. Kau harus bisa menahan sifat menyebalkanmu itu. Kau 'kan tahu kalau Sawamura paling tidak suka jika hal-hal pribadinya di ganggu. Meskipun kau teman dekatnya, kau juga harus tahu situasi dong."
Dan di mulailah Kiyoko dengan ceramahan panjang lebarnya.
Koushi malah memandang Kiyoko dengan polos, berkedip-kedip. Ano, ini mau di jawab gimana? Tangan Kiyoko masih setia mendarat di mulutnya. Dan Kiyoko kelihatannya tidak sadar dan terus mengoceh ini dan itu.
Tiba-tiba sekelebat ide jahil mendarat di kepala Koushi. Kiyoko tidak sadar bahwa bibir laki-laki itu sudah membentuk sebuah seringai. Kiyoko masih sibuk mengoceh ini-itu selagi Koushi masih bungkam dan tidak menjawab apapun.
Namun, seketika ocehan Kiyoko pun mendadak terhenti ketika ia merasakan sesuatu yang basah dan hangat seperti sedang menjilati telapak tangan kanannya. Kiyoko terdiam cukup lama, lalu beralih memandangi tangannya.
Wajah pun langsung meledak oleh warna merah ketika sadar apa yang sedang terjadi. Kiyoko segera menjauhkan tangannya dari mulut Koushi, memandang tajam si itik abu-abu. Bisa di lihat lidah Koushi terjulur sedikit sebelum dia terkekeh dengan senyuman menyebalkannya.
ANAK INI BENAR-BENAR..!
"Gomen, Shimizu. Salahmu sendiri karena tidak mau melepaskan tanganmu dari mulutku." Ucap Koushi dengan watados, masih terkekeh.
Kiyoko mundur dua langkah dari Koushi, memandang tajam si itik abu-abu yang kelihatannya cukup menikmati perbuatannya barusan. Jujur saja, jantungnya sudah berdetak kencang dan entah kenapa malah sulit di netralkan. Wajahnya pun kian terasa memanas, apalagi saat melihat senyuman lebar Koushi—Hah?! Sadarlah, Kiyoko!
"D-Dasar Suga bodoh!"
"A-Ah, Shimizu! Matte!"
Terlambat, Koushi. Kau sudah membuat Kiyoko kesal dan malu hingga akhirnya memilih kabur dari pada terus-terusan bersamamu. Selain membuat Kiyoko semakin kesal, juga membuat jantung Kiyoko dalam keadaan bahaya.
Koushi memandangi tubuh mungil Kiyoko yang semakin lama semakim menjauh hingga akhirnya menghilang di belokan. Ia pun menghela napas panjang, mengacak rambutnya pelan.
Apa yang tadi itu berlebihan ya? Masa sih.
Hm.
"Are, Sugawara? Sedang apa kau disini?"
A-A-A-A-A mampus.
Kiyoko marah padanya dan sekarang malah ketemu sama duo Kapten Volly Karasuno. Dua orang yang tadinya ingin dia intipi acara tembak menembaknya tapi gagal karena keburu di seret oleh Kiyoko yang mendadak sudah berada di belakangnya.
Mungkin Yui tidak akan curiga dengan keberadannya yang tiba-tiba ada disini. Tapi itu semua tidak berlaku untuk Kapten Klub Voli Putra satu ini. Buktinya saat ini Koushi sudah merasakan hawa-hawa gelap dari arah belakang yang sudah dapat di pastikan berasal dari sosok Sawamura Daichi.
Koushi berbalik patah-patah, tersenyum sedikit kaku. "O-Oh, hai, Michimiya! Ah, aku hanya sedang—umh, mencari Hinata dan Kageyama!"
Alasan macam apa itu?
"Eh? Bukankah gedung anak kelas satu berlawanan dari tempat ini?"
Nah 'kan. Inilah karma—bukan Akabane Karma yaw—seorang Sugawara Koushi karena memiliki niatan buruk ingin mengintip acara penyataan cinta Daichi-Yui dan membuat Kiyoko marah.
"Suga."
Hm, oke. Mari kita kabur sekarang. Daichi sudah semakin murka padanya, lihat senyuman penuh tanda bahaya itu.
"A-AH, AKU LUPA JIKA AKU ADA JANJI DENGAN ASAHI! KALAU BEGITU AKU PERGI DULU, DAICHI, MICHIMIYA! JAA!" Teriak Koushi dengan mengambil langkah seribu saat merasakan aura-aura Daichi semakin mencengkam.
"Ada apa dengan, Sugawara?" Yui memandang tidak mengerti sosok berambut abu-abu itu, memiringkan kepalanya sedikit. Daichi menghela napas panjang, memijit pelipisnya yang tiba-tiba terasa berdenyut nyeri. "Hahh, aku juga tidak tahu, Michimi—"
"OH! JANGAN LUPA PJ-NYA YAAAA!!"
"SUDAH KU DUGA KAU MENGINTIPI KAMI 'KAN SUGA?!"
"E-EH?!"
Hm, benarkan? Sugawara Koushi itu kalau sifat tengilnya lagi kambuh, bahkan Nishinoya dan Tanaka saja kalah dengannya.
.
.
.
"Psst! Noya-san!"
"Ada apa, Ryuu?"
Tanaka melirik kedua manusia berbeda jenis kelamin yang saat ini tengah berdiri agak berjauhan dengan suasana aneh yang agak canggung.
"Apa kau merasa ada yang aneh dengan anak kelas tiga?" Tanya Tanaka setelah melihat Kiyoko, Daichi dan Koushi berkali-kali.
Nishinoya ikut mengamati kedua manusia yang di maksud Tanaka, mengangguk setuju. Ada yang aneh dengan para senpai mereka. Terutama Koushi dan Kiyoko.
"Tapi yang lebih anehnya lagi, dari tadi Daichi-san terus menatap Suga-san dengan wajah 'Kau bergerak sedikit saja, ku sleding langsung hingga ke ujung dunia' tidak sih? Serem banget. Sebenarnya ada apa dengan mereka bertiga?"
Tanaka pun mengangguk. "Aura Daichi-san semakin mengerikan. Asahi-san saja tidak berani berbicara dengannya sejak tadi."
Nishinoya dan Tanaka terus saja menatap ketiga senpai mereka dengan tatapan penuh selidik dan rasa penasaran. Tanpa sengaja Nishinoya dan Tanaka pun melihat sepucuk kepala orange tengah ribut bersama sosok laki-laki tinggi berambut hitam yang tampaknya tengah bersiap menghajar sosok orange itu.Tubuh kedua seketika membeku dengan wajah horror.
Kenapa harus di saat seperti ini..?
BAHAYAA! HENTIKAN PERKELAHIAN KALIAN SEKARANG JUGA, KAGEYAMA, HINATA!!
Daichi yang lagi tensi begitu di tambah Hinata dan Kageyama yang lagi-lagi berkelahi, sungguh kombinasi yang sangat pas untuk membuat amarah seorang Daichi mendarat tepat di puncaknya.
Tanaka dan Nishinoya pun mau tidak mau turun tangan untuk menghentikan perkelahian kedua manusia biang rusuh itu. Di sisi lain, Koushi yang sejak tadi sibuk cemberut dan memantulkan bola voli ke arah dinding pun langsung menoleh begitu mendengar suara ribut-ribut yang akrab di telinganya.
"KENAPA KAU TIDAK BISA DI AJARKAN SIH?! LOMPATANMU ITU KURANG TINGGI, HINATA BOGE!"
"HAH?! KAU SAJA YANG TIDAK BENAR MELEMPARNYA, BAKAGEYAMA!"
"KAU YANG SALAH, BODOH!"
"KAU!"
"KAU!"
"KAU!"
"KAU!"
"KAU!"
"KAU HINATA BOGE!"
Asyik kelahi. Ayo lanjutkan, aku juga lagi bosen nih kebetulan. Batin Koushi dengan wajah sumringah menahan tawa dan tangan sibuk memegang ponsel, merekam perkelahian mereka.
Sebentar, kepada Suna Rintarou tolong jangan merasuki Sugawara Koushi. Sifatnya yang ini saja sudah tengil, jangan di tambah dengan sifatmu yang lambe turah itu, please..
Kiyoko tentu saja ada disana untuk melihat perkelahian itu. Wajahnya tampak agak khawatir saat melihat Hinata dan Kageyama masih sibuk berkelahi meskipun Nishinoya dan Tanaka sudah berusaha menghentikan mereka. Sisanya sibuk menonton dengan wajah maklum dan pasrah, tidak berani ikut campur saat melihat bagaimana kondisi sang Kapten. Asahi sendiri sudah tidak terlihat lagi dimana pun, tidak mau kena imbasnya, dia pergi bersama Yachi yang sudah gemetar di tempat saat melihat Daichi yang sejak tadi sudah masuk mode dark.
"Pfft—bagus, Hinata! Teruskan! Haha!"
Nah ini dia.
Suara yang amat Kiyoko kenali menyusup masuk ke telinganya di sela-sela suara berisik Kageyama dan Hinata dan seruan Nishinoya dan Tanaka yang menyuruh keduanya berhenti.
Kiyoko mengedarkan pandangannya ke sekitar, terhenti tepat pada satu sosok berambut abu-abu yang sibuk menahan tawa sambil merekam.
Harusnya Kiyoko tidak heran lagi. Karena hari ini sifat tengil Koushi memang sedang kambuh-kambuhnya.
"Oh tidak, Daichi mulai bergerak!" Seru Koushi pelan dengan mata berbinar saat melihat Daichi dengan aura gelapnya mulai berjalan menuju Hinata dan Kageyama. Tanaka dan Nishinoya sudah mundur seribu langkah saat merasakn hawa gelap sang Kapten semakin mendekat.
Sugawara Koushi semakin meresahkan.
TAP!
"Hinata. Kageyama. Ikut aku ke keluar gym, sekarang."
Nah 'kan. Kena deh.
Di saat Hinata dan Kageyama sibuk mematung dengan wahah memucat, seisi gym yang tadinya ribut pun langsung hening. Tidak ada yang berani bersuara sama sekali. Koushi malah sibuk menahan tawanya, masih setia merekam ketiganya. Hinata dan Kageyama di seret keluar sari gym oleh Daicihi.
BLAM!
Hening.
Hening.
Hening.
"Dua orang bodoh yang tidak pernah belajar dari pengalaman. Si Ou-sama dan Chibi-chan yang malang."
Tsukishima dan segala kata-kata mutiaranya. Di balas tawa kecil oleh Yamaguchi di sebelahnya.
"Sugawara,"
Koushi menghentikan tawanya, tersentak kaget, menoleh ke samping. Kiyoko berdiri di sebelahnya dengan wajah kesal dan tangan terulur ke arahnya. Koushi berkedip-kedip tidak mengerti, sok polos.
"Eh, ada apa, Shimizu? Mau minta di gandeng tangannya? Mana sini?"
GYUT!
"ADUDUDUH! SHIMIZU SAKIT! IYA YA AMPUNN! AKAN KU HAPUS VIDEONYA! ITTAI! ITTAI!"
Kiyoko tidak mendengar, terus saja menyeret Koushi dengan tangan di telinga si itik abu-abu itu. Biarkan saja telinganya bengkak terus memerah. Biar Koushi tahu rasa!
Seketika keadaan kembali hening. Kiyoko dan Koushi keluar dari gym menyusul Daichi dan kedua biang rusuh.
Setelah keadaan kembali tenang, Nishinoya pun kembali mendekati Tanaka dan berbisik. "Kok aku iri ya.." Tanaka di sebelahnya mengangguk setuju dengan air mata menetes dan wajah pura-pura kesakitan. Mereka berdua tidak tahu, kalau Shimizu Kiyoko sudah marah bahkan Koushi, Daichi dan Asahi pun tidak bisa berkutik sama sekali di hadapannya.
Dan kali ini Koushi harus merasakan itu sendiri. Poor, Koushi.
.
.
.
.
.
Shimizu Kiyoko tidak akan pernah menyangka bahwa menghilangnya sifat tengil dan menyebalkan Koushi akan membuatnya merasa hampa.
Dan Shimizu sama sekali tidak pernah membayangkan bahwa lenyapnya senyuman cerah Koushi yang selama ini selalu tercetak manis di wajah laki-laki itu membuatnya mengerti apa arti kata 'rindu' dan 'candu' yang sebenarnya.
#To Be Continue
—————
Hellawww~
Iya aku tahu, ada dua story yang belum tamat tpi aku malah up yang lain:")
Habisnya tanganku gatel banget pengen buat fanfic tentang mereka berdua pas nyelesain anime-nya sampai season 4.
Ada rasa tidak rela ternyata SugaKiyo bukanlah shop canon:") Padahal itu udah lama banget ya, tapi tetap masih baper hiks. Kenapa gitu:(?
Plis ini ya, aku gatau kenapa aku ga bisa ngeship-in para ship Yaoi:D Jadi maaf banget buat kalian yang para shipper BL di anime Haikyuu, aku tidak bermaksud demikian:')
Btw, sorry kalo ceritanya mungkin gaje dan bakal random banget:v soalnya emang ini bener" twink! muncul gitu aja:v
See you!
