Pagi yang cerah di Mansion yang sepi terdapat 9 orang yang tertidur lelap di tempat acak, mereka adalah Andi Adinata, Alia Adelia, Nia Redalion, Lumi Celestia, Zen Gunawan, Haato Akai, Tommi, Yuusuke Onodera, dan Opic. Saat Andi yang tertidur lelap menjatuhkan HPnya semua yang tertidur pun terbangun terkecuali Alia yang sudah terlatih untuk tidak terbangun di segala kondisi.
"Oh, cuma HP gua aja yang jatoh" Ucap Andi.
"Ku kira apaan, ternyata HPmu toh yang jatuh itu" Ucap Nia.
"Ehem, Zen? Mimpi buruk lagi kah?" Tanya Lumi dengan senyuman sadisnya.
"eh, umm- E-enggak kok!" Jawab Zen mencoba mengelak perkataan Lumi.
"Ini di mana?" Tanya Opic yang masih setengah mengantuk.
"Jujur aja nih, saya juga nggak tau kita sedang ada di mana ini" Ucap Zen.
"Haachama..." Ucap Haato menghawatirkan saudarinya.
"Alia, Alia bangun Alia!" Ucap Andi sembari membangunkan Alia.
"Ada kambing kah di luar? Aku barusan dengar suara kambing" Tanya Opic sembari berjalan ke arah pintu kayu di depannya.
Seketika Alia pun bangun dan hinggap di punggung Opic.
"Mana? Mana kambengnya?" Tanya Alia sembari memeluk punggung Opic.
Setelah Opic membuka pintu ternyata hanya padang rumput yang kosong.
"Ini di dimensi mana lagi?" Tanya Opic sembari melihat sekitar.
"Bocil siapa yang dipeluk Alia itu?" Tanya Tommi sembari menunjuk ke arah Opic.
"Aku bukan bocah, Bodoh! Umurku 14!" Ucap Opic menyangkal perkataan Tommi.
"Eh, maaf, aku tadi langsung refleks saat kamu bilang 'Kambeng'" Ucap Alia sembari menjauh dari Opic.
"Ah, iya tidak apa-apa, lagipula aku terbiasa kok dengan pelukan itu. Oh ya, namaku Opic salam kenal" Ucap Opic sembari tersenyum.
"Salam kenal, aku Alia Adelia" Ucap Alia sembari memperkenalkan dirinya.
"jangan bilang lu fakboi kan?" Ucap Andi sembari berjalan menuju Alia.
"Abang!" Ucap Alia cemberut.
"Tidak, lagipula menjadi fakboi itu tidak menyenangkan" Ucap Opic membantah Ucapan Andi.
lalu dari TV datar ruang tamu muncul orang yang memakai topeng badut yang mirip dengan badut kerajaan
"Everybody! Selamat pagi!" Ucap orang bertopeng.
"Hey kamu! beritahu kami bagaimana kami bisa keluar dari sini?!" Tanya Lumi sembari mengeluarkan Trisula miliknya.
"Oi, sabar, nanti ndak jadi tinggi loh" Ucap Orang bertopeng tersebut.
"Apa?!" Ucap Lumi sembari mengacungkan Trisulanya ke TV datar.
"Jika kalian mau keluar dari sini, kalian Harus bermain permainan yang bernama 'Ou-sama Game'. Dan hanya satu orang yang memenangkan permainan ini" Ucap Orang bertopeng tersebut.
"'Ou-sama Game'?" Ucap Zen sembari membayangkan sesuatu. (intinya dia ngayal kalo dia menang dia bakal bebas manggil lumi dengan panggilan "Pen Deck").
"Kenapa kau ini Zen?" Tanya Nia heran.
"T-tidak kok!" Ucap Zen menyangkal perkataan
"Sepertinya aku pernah dengar nama Game itu kalo tidak salah" Ucap Opic sembari mengingat.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Yuusuke.
"Aku tidak apa-apa, aku hanya kehilangan Saudariku, Haachama" Ucap Haato.
"Apa kalian sudah paham cara bermainnya? jika sudah, Everybody 'Ou-sama Game' ronde pertama, mencari panci! Carilah ke seluruh Mansion ini, waktu yang sudah ditentukan adalah 10 menit yang dimulai dari sekarang!" Ucap orang bertopeng itu dan tampilan TVnya seketika berubah menjadi Timer 10 menit yang membuat mereka harus mencari Panci tersebut.
Timer: 07:15
"Lumi udah nemu?" Tanya Nia.
"belom" Ucap Lumi sembari mencari Panci.
Di Kamar Mandi
"Hey, apa kau sudah menemukannya?" Tanya Yuusuke.
"mana aku tau lah kampret, cari sendiri!" Ucapan Kasar dari Tommi.
Di salah satu kamar
"Ini, aku menemukan 2, ambillah satu" Ucap Opic sembari memberikan 1 panci pada Haato.
"Ah, Terima kasih" Ucap Haato sembari tersenyum.
"Iya, terima kasih, kamu mau menemaniku" Ucap Opic sembari membalas senyuman Haato.
di Kamar dekat tangga
"Kalo aja gw bareng Cewek pirang itu, pasti gk kaya gini" Ucap Zen sembari mencari Panci.
"Elah, sabar lah! ini juga gegara pembagian timnya inih" Ucap Andi kesal.
Saat pembagian tim untuk mencari panci
"Ayo Hompimpa aja, nanti ada yg nyari sendiri, ada yg 2" Ucap Zen.
"Hompimpa!" Ucap Semua kompak sembari memainkan Hompimpa.
Di Kamar dekat ruang tamu
Timer: 04:30
"Aduh, Kok gk nemu yah?" Ucap Alia sembari mencari ke lemari.
"Bang Tommi, bang Tommi" Ucap Alia, sembari memanggil Tommi
"Ada apa Alia?" Tanya Tommi sembari memegang panci.
"Uwoo i-itu kan p-panci, aku boleh pinjam ndak bang Tommi?" Tanya sembari menunjuk panci yang dipegang Tommi
"Eeeh, Enak aja. Gak gak" Ucap Tommi sembari menghindar dari Alia.
"Ayolah bang, nanti aku traktir Nasi Padang deh" Ucap Alia merayu Tommi.
"Kalo gak ya gk Alia, toh belum tentu kita bisa keluar" Ucap Tommi menolak tawaran Alia.
Timer 00:59
"Semua Udah?" tanya Opic.
"A-aku belom" Ucap Alia.
"Nih, tapi nanti timbal balek ya" Ucap Zen sembari memberikan pancinya ke Alia.
00:03
00:02
00:01
00:00
"Ohoho, waktu habis! Apa ada orang yang tidak dapat pancinya?" tanya orang bertopeng
"Saya" Ucap Zen percaya diri.
"Oh, percaya diri sekali anda, Bapak Zen Gunawan" Ucap orang bertopeng.
"Tentu saja, saya kan Jantan" Ucap Zen menyombongkan dirinya.
"Waktunya Hukuman!" Ucap orang bertopeng sembari menunjuk ke cermin yang ada di dekat TV datar tersebut.
"Haachama-Chama!" Ucap Haachama sembari keluar dari cermin dan mengincar Zen.
"Hey, ma-mau apa kamu?!" Tanya Zen sembari berjalan mundur.
"Tenang, ini gk bakal sakit kok" Ucap Haachama sembari mengejar Zen.
Lalu Haachama dan Zen kejar-kejaran hingga di luar Mainsion.
"Ampun, ini mah lebih parah daripada siksaan Lumi, t-tolong!" Ucap Zen sembari mengelak dari sergapan Haachama.
Lalu setelah Zen kelelahan, Ia pun disergap Haachama dan dijadikan jus nanas oleh Haachama. Tak lama setelah itu, Lumi menemukannya dan meminumnya karena kehausan.
"Ah, jus ini terasa sangat segar!" Ucap Lumi sembari meminum jus Nanas.
"Lumihhhhh..." Ucap Zen merintih kesakitan, namun tidak terdengar suaranya.
Di Ruang Tamu
"Zen udah ketemu?" Tanya Andi.
"Nggak, aku malah nemu ini" Ucap Lumi sembari menunjukan jus nanas (Zen).
"Ooh, ehh?! Lumi jangan minum itu!" Ucap Andi sembari menghentikan Lumi.
"Eh, kenapa kan segar" Ucap Lumi.
"Yang kamu minum itu Zen, yang kamu sering ancem jadi jus nanas!" Ucap Andi sembari menunjuk ke jus nanas tersebut.
"Jadi... kita akan dijadikan seperti Zen?" Tanya Lumi.
"Tergantung" Ucap Opic yang kebetulan berada di tengah mereka.
"Kita tidak boleh kalah di Game berikutnya!" Ucap Andi dengan penuh semangat.
"Osu!" (Baik!) Ucap Alia Dkk.
