Summary : Chanyeol hanya berencana untuk minum malam itu. Ia tak menginginkan pembicaraan kotor atau seks kilat saat ia memutuskan memarkir kudanya di depan sebuah Country Club di tepi Edinburgh. Namun ia harus mengakui bahwa ia terpana dengan seorang penari Moonwalk pria yang mengambil topinya dan berlalu dengan kerlingan nakal. Ia membuatnya menghambur di lantai dansa dan menghibur satu Club sementara Chanyeol merasa tertantang dengan keberanian Baekhyun di hadapan seluruh orang. Ia penasaran, bila mereka hanya berdua, apakah ia masih seberani itu?
...
"Anggur merahmu tak membuat dahagamu hilang, bukan begitu, Cowboy Park?"
"Maka buat dahagaku hilang dengan sarimu, Baek."
...
ChanBaek, BaekYeol
Boys Love
Oneshot
Pwp
Mature, 18+
Romance
Western
...
BGM : Cowboys & Aliens - Petter of CHIMMI
.
.
.
Kuda itu berpacu dengan kecepatan tinggi dan meninggalkan debu dari setapak tanah kering.
Sang tuan, Park Chanyeol, berusaha dengan keras untuk tetap berkonsentrasi dalam latihannya kali ini hingga ia menghela nafas lelah dan menghentikan kudanya.
Pikirannya tak bisa tenang akhir-akhir ini dan ia butuh sebuah minuman. Perjalanannya membawa ia pada sebuah County Club di sudut kota Edinburgh.
Tanpa berpikir dua kali, Chanyeol segera memarkirkan kudanya dan masuk ke dalam. Suasana club tak begitu ramai, ia bisa mencium bau alkohol dan kayu manis ketika ia masuk. Ini kali ketiganya ia disini dan tak banyak yang mengenalinya.
Chanyeol benci saat orang-orang memanggilnya Cowboy Park. Baginya itu terkesan mengejek.
"Kau punya Malbec?" tanya Chanyeol kepada sang bartender.
Bartander itu mengangguk tanpa menjawabnya, ia terus mengunyah permen karet dan terlihat tak peduli pada sekitar.
"Minuman Anda."
Chanyeol menerima gelasnya bersamaan dengan lampu yang tiba-tiba mati kemudian terlihat lampu sorot di lantai dansa yang licin dengan seorang lelaki dengan pakaian khas Michael Jackson berdiri ditengah-tengah. Pengunjung club berteriak dengan mengancungkan gelas alkohol mereka.
Alis Chanyeol mengernyit tertarik, sepertinya akan ada sebuah pertunjukan spesial. Suara orang-orang yang berbisik terdengar mengganggu ditelinga Chanyeol, dia mendelik tajam kepada mereka.
Musik ala Billie Jean terdengar mengisi seisi club. Semua orang bersorak lebih keras. Sepatu Chanyeol mengetuk-ngetuk lantai seperti yang sang penari lakukan. Dan saat lelaki itu mulai melakukan gerakan Moonwalknya, para pria dibelakangnya tertawa. Mereka jelas terkesan dengan gerakan legendaris itu.
"Siapa namanya? Apakah dia penari baru disini?"
County Club ini memiliki beberapa jenis pertunjukan, mulai dari penari Pole hingga Drag Queens. Dan malam ini Chanyeol cukup beruntung dapat menyaksikan pertunjukan Billie Jean yang disukai seluruh orang termasuk dirinya.
"Namanya Baekhyun, dia baru bekerja sejak dua minggu yang lalu. Ini pertunjukan keduanya."
"Wow, dia bagus sekali."
"Dan seksi."
Mata berair Chanyeol menatap pinggul Baekhyun dengan kagum. Dan tiba-tiba dia merasa haus.
Dia meminta bartender menambahkan minumannya dan saat ia berbalik, Baekhyun berada di hadapannya dengan tongkat kayunya.
Chanyeol terkejut bukan main, dia sampai berpegangan ke meja sementara sekitarnya bersorak ria. Dia menyadari bahwa Baekhyun melakukan pertunjukan dibawah lantai dansa dan mengajaknya menari bersama.
Oke, Chanyeol mengerti. Tapi kenapa harus dia?
Dan saat petikan gitar terdengar, Baekhyun menunjuknya dengan kedipan mata, Chanyeol menunjuk dirinya kembali. Baekhyun mengangguk dan menariknya langsung bahkan tanpa perlu persetujuan sang empu.
Sang bartender yang tadi memasang taut mengantuk kini ikut berteriak dengan semangat.
"Hei, aku tak bisa menari. Kau salah orang."
"Aku benar, Cowboy Park." Baekhyun tersenyum menyeringai dan Chanyeol membola. Darimana dia tahu marganya?
Chanyeol ingin membuka mulutnya dan Baekhyun berbalik ke belakang dan menjentikkan jari. Chanyeol merasa dipermainkan, musik kemudian kembali terulang. Lelaki itu menatapnya dan Chanyeol menggunakan kesempatannya untuk menatap kedalam mata tajam Baekhyun. Eyeliner dan rahangnya yang tajam membuat wajah lelaki ini begitu khas, Chanyeol tanpa sadar terkagum.
"Jadi, namamu?"
"Kupikir kau sudah tahu?"
Baekhyun menunjuk kebawah. "Dari mereka yang menyebutkan Cowboy Park, tentu saja."
Chanyeol berkedip. "Park Chanyeol."
"Aku Baekhyun. Byun Baekhyun."
Berkenalan di stage, menarik sekali. Chanyeol merasakan jantungnya berdegub dengan keras. Tapi Baekhyun terlalu bersemangat.
"Kau siap?"
Ia lalu teringat bahwa ia pernah menarikan ini dengan mantan pacarnya. Mungkin dia hanya perlu mengingat sambil berenang-senang.
Baekhyun mulai bergerak dan Chanyeol mengikuti. Gerakan mereka berharmonisasi dengan musik Billie Jean, sekali lagi. Dan saat mereka mulai memperagakan gerakan Moonwalk, mereka kembali bergerak bersamaan. Para pengunjung bersorak.
Chanyeol tersenyum puas dan Baekhyun tersenyum bangga. Mereka kemudian menari bersama dengan gerakan yang kompak diiringi tepuk tangan penonton. Suasana club begitu riuh, pertunjukan seorang penari Moonwalk dengan seorang Cowboy telah menyita seluruh isi club.
Lampu menyorot Chanyeol dan dia menjadi gugup dan tak tahu harus melakukan apa, Baekhyun berjalan mundur dan tanpa clue, Chanyeol merentangkan tangan kirinya yang mana langsung disambut Baekhyun yang kemudian berputar. Dia berada di dalam pelukannya, dalam sekejap semuanya terasa mendebarkan.
Baekhyun memutar tubuh berlawanan dengan Chanyeol. Pinggul mereka menempel saat mereka melakukan gerakan menghentak kedepan. Chanyeol fokus menatap wajah Baekhyun dan lelaki yang lebih pendek menoleh, mata mereka bertabrakan. Sexual tension sangat kuat diantara mereka bahkan para penonton pun dapat merasakan.
"Hentakan yang bagus." Puji Baekhyun. Dan di lima belas detik terakhir, mereka menutup penampilan dengan menutup wajah dengan topi mereka.
Begitulah bagaimana mereka tertarik satu sama lain. Bahkan saat penampilan selesai dan Chanyeol telah kembali ke meja bartender, dia masih memikirkan Baekhyun dan penampilan mereka yang tak teduga. Dia bahkan mengabaikan mereka yang memuji dan mengajaknya bicara.
Byun Baekhyun. Dia adalah lelaki ternakal dan terberani yang pernah Chanyeol kenal. Dan dari semua perasaan membingungkan yang Chanyeol rasakan, penasaran adalah yang paling mendominasi. Apakah dia masih seberani itu bila mereka hanya bedua?
Menyadari pikirannya yang kemana-mana, Chanyeol kemudian menggeleng dan kembali meminum Malbec-nya. Saat ia terfokus dengan gelasnya, ia merasakan bahwa topinya tidak ada dikepalanya. Chanyeol menegapkan tubuh dan mengingat bahwa Baekhyun telah mengambil topinya dengan sengaja sebelum ia pergi dan menghilang dibalik kerumunan orang-orang.
Seorang menepuk bahunya, Chanyeol menoleh dan mendapati seorang pria kulit hitam tengah memberikan secarik kertas padanya.
"Apa ini?"
Pria itu mengangkat bahu dan berlalu setelah Chanyeol menerima kertas itu. Ia masih menatap pria itu dengan aneh sebelum beralih ke gulungan kecil di tangannya.
Tanpa pikir panjang, Chanyeol membuka kertas itu.
"Lantai dua, ruangan 13."
Dengan dahi berkerut, ia membalik kertas itu.
"Kemari dan ambil topimu kembali."
Ini Baekhyun. Chanyeol meremas kertas ditangannya.
Tanpa berpikir dua kali, ia langsung beranjak setelah membayar minumannya.
Lelaki itu ingin bermain-main rupanya.
...
Musik jazz mengalun lembut, membuat suasana romantis dan sensual kian kental di kamar bernuansa merah dan cokelat itu. Satu-satunya orang yang berada di kamar itu terlihat sibuk dengan ponselnya. Dan saat sebuah ketukan terdengar, ia segera mengalihkan perhatiannya.
Orang tersebut, Baekhyun, mengernyit dan berdiri. Ia membuka pintu dengan pelan dan mendapati Chanyeol yang berdiri menjulang diatasnya.
Senyumnya kemudian mengembang. "Oh hi, kau datang."
"Aku ingin mengambil topiku."
Si mungil yang seksi itu tertawa renyah. "Nanti akan kukembalikan. Masuklah." Ia mempersilahkan Chanyeol masuk dan menutup pintu dengan kakinya. Berjalan di depan pria itu dengan sengaja menggoyangkan pinggulnya, membuat Chanyeol meneguk ludahnya.
Baekhyun mengajaknya kemari untuk mengembalikan topi atau seks?
"Kau ingin minum?"
Chanyeol mengangguk dengan cepat. Dia tahu pasti Baekhyun mengerti ia haus karena apa. Lelaki ini cerdas dan nakal, Chanyeol dengan segala sikap kakunya mencoba mengikuti alur. Jadi tanpa disuruh, ia duduk di satu-satunya sofa yang tersedia.
"Apakah ini kamar pribadi atau?"
"Hanya kamar biasa yang disewakan untuk pelanggan."
Chanyeol mengangguk. Sambil menunggu Baekhyun, dirinya menelisik ruangan itu. Ia sempat berpikir bahwa ini adalah ruangan VIP namun dari perkataan Baekhyun barusan dapat diartikan bahwa ini merupakan ruangan reguler. Chanyeol bisa melihatnya, club tempat Baekhyun bekerja adalah Club County kelas atas.
"Aku hanya ada ini."
Ia datang dengan dua buah gelas hard liquor dan memberikan satunya kepada Chanyeol. Mereka bersulang dan meminum sedikit. Baekhyun mendesah keras. "Aku suka ini."
Chanyeol menarik alis dan tersenyum miring, nyaris tak terlihat karena kamar ini minim cahaya. Chanyeol tahu dia tidak pandai dalam berbasa-basi dan bercakap-cakap namun ia mencoba.
"Omong-omong, itu tadi sangat tidak terduga."
"Oh, ya." Baekhyun setuju. Dia menggoyangkan gelasnya dan menatap Chanyeol. "Tarianmu luar biasa."
"Tidak, kau yang membuat semuanya menjadi lebih luar biasa. Tadi itu lebih dari rasa berkesan." Kata Chanyeol jujur, sambil mengingat ekspresi para penonton. Dia tak pernah bersenang-senang seperti itu sebelumnya. Baekhyun menanggapi dengan senyuman yang terlampau manis hingga Chanyeol harus mengedipkan matanya beberapa kali.
Baekhyun bergerak ke satu-satunya meja disana dan mengembalikan topi Chanyeol yang ia bawa.
"Topi yang keren." Pujinya. Chanyeol mengambilnya dan tersenyum, "terimakasih."
Kini ia meletakkannya di sofa dan tidak memakainya.
"Kau tampan dengan topi itu tapi jauh lebih tampan tanpanya."
Jadi sebab itulah dia mencoba mengambilnya?
Chanyeol mendengus dan tersenyum miring. "Aku anggap itu sebuah pujian."
Baekhyun kembali duduk dengan kedua kaki yang bersilang.
"Sepertinya menjadi penari cukup menyenangkan."
Baekhyun tersenyum lagi dan mengangguk. "Menyenangkan bila kau menyukainya."
Tapi Chanyeol menangkap maksud lain dari ucapannya. Merasa keadaan menjadi hening, Baekhyun langsung mengalihkan topik. "Aku bisa menari lain, kau ingin melihatnya?"
"Ya? Boleh."
Baekhyun beranjak dan berjalan ke arah penghujung kamar dan membuka jasnya. Dahi Chanyeol berkerut dalam. "Kupikir kau akan menari?"
Baekhyun bergumam dan melepaskan helai terakhir yaitu kemejanya namun ada yang menghalangi tubuh setengah telanjang Baekhyun, Chanyeol berusaha mengenali apa yang ia kenakan di tubuhnya.
Sial. Dia menggunakan harness.
Dia berdiri menantang di depan Chanyeol.
"Apa yang kau lakukan?"
"Apa kau berharap aku akan menari pole dengan suit Michael Jackson?" ia bertanya balik.
Ia menatap tiang pole yang ada ditengah ruangan, Chanyeol mendesah tak percaya. Sejak kapan tiang itu ada disana?
Baekhyun berjalan dengan percaya diri keatas pole yang tak jauh dari ranjang itu dan menunjukkannya sebuah pantat yang sekal. Chanyeol mengernyit. Lelaki ini diluar dugaan sekali. Dengan harness di tubuhnya, ia membuat Chanyeol menggigil ingin menidurinya sekarang juga. Dan saat tangan Baekhyun ingin melepas celananya, Chanyeol menghentikannya. Chanyeol tahu Baekhyun sengaja melakukan semua ini untuk menggodanya.
"Itu sudah cukup."
Sebelum aku menerjangmu dan menidurimu di lantai saat ini juga.
Lelaki itu mengangkat wajahnya yang berkeringat dan menghardikkan bahu seperti itu bukan masalah. Ia berjalan mundur dan menyangkutkan kaki kirinya ke tiang pole dan mulai memutar tubuhnya.
Chanyeol memperhatikan. Baekhyun memanjat dengan mudahnya dan turun dengan lembut. Tangannya yang kuat memegang tiang dan tubuhnya meliuk ke atas. Saat ia mencapai puncak teratas pole, Baekhyun membalik tubuhnya dan turun dengan berputar-putar hingga ke bawah dan diakhiri dengan split.
Chanyeol terpesona dengan penampilan Baekhyun. "Kau adalah penari terbaik yang pernah aku lihat."
Baekhyun berdiri dan tersipu malu. "Terima kasih, Chanyeol."
"Bisakah kau mengajariku?"
Awalnya Baekhyun ragu tapi karena ia suka melihat Chanyeol menari, dia kemudian mengangguk.
Tapi saat Chanyeol juga turut melepas baju dan bertelanjang dada, Baekhyun langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.
Apa ini?
Chanyeol akan membalas dendam?
Baekhyun mengedipkan mata dan meneguk liquornya yang tersisa sedikit.
Tubuh kekar kecokelatan Chanyeol terlihat kontras dengan tubuh seputih susu milik Baekhyun. Dan ototnya yang menantang membuat Baekhyun merasa ingin didominasi.
Sial. Kenapa ia harus setuju untuk mengajari Chanyeol menari pole? Dia terlalu menggoda untuk membuatnya berkonsentrasi.
Namun sepertinya Chanyeol serius, pria itu berusaha keras untuk mengikuti instruksi Baekhyun namun ia selalu gagal. Dia tidak bisa menahan tubuhnya dengan benar karena tangannya berkeringat. Akhirnya Baekhyun dengan terpaksa harus menahan tubuh besar Chanyeol saat ia berusaha naik ke tiang yang katanya licin tapi kemudian ia terjatuh dan menindih tubuh Baekhyun yang lebih kecil dan membuat lelaki itu berteriak keras karena terkejut dan sakit.
"Fuck."
Chanyeol tersentak dan langsung berdiri, ia mendekati Baekhyun yang masih tersungkur di lantai kayu. Tengah mengaduh sambil memegangi pinggulnya yang tertindih pantat Chanyeol.
"Sial, Baekhyun! Apakah kau baik-baik saja?" Ia berseru, membantu Baekhyun berdiri dan mendudukkan lelaki itu diranjang. Mereka berdiam diri selama beberapa menit. Chanyeol merasa takut jika pinggang Baekhyun patah.
Dengan mendesah menyesal, ia berkata. "Maafkan aku, Baek. Apakah sangat sakit? Haruskah kita memeriksakanmu?"
"Tak apa, sekarang rasanya sudah berkurang." Chanyeol meringis. Tubuh besarnya jatuh diatas Baekhyun yang langsing, itu pasti sangat sakit. "Aku hanya terkejut tadi.
"Maaf. Seharusnya aku sadar diri dan tak meminta yang aneh-aneh."
Ya, kenapa pula kunjungan ke kamar beralih menjadi sesi belajar menari pole?
"Tidak apa-apa, Chan. Salahku juga tadi menahanmu ditampat yang salah."
"Apakah kau yakin?"
"Yeah."
Tapi wajah Chanyeol masih tersirat ketidakpercayaan. Baekhyun mendengus. "Sudahlah, jangan terlalu merasa bersalah. Aku juga seorang pria."
Saat dia ingin membalas, Baekhyun langsung memotong. "Bagaimana bila kau menunjukkan tarian yang lebih baik padaku sebagai tebusan rasa bersalahmu? Mungkin aku akan merasa lebih baik karena melihat kau bisa menerima pelajaran dariku dengan baik."
Chanyeol merasa ragu tapi ia tetap mencoba. Ia menaiki pole dengan gerakan pelan dan penuh hati-hati. Otot lengannya tercetak jelas namun yang membuat Baekhyun tak menyangka adalah saat Chanyeol meliukkan pinggulnya ke arah pole dan berkedip nakal setelah ia berhasil tanpa terjatuh.
Oke, jadi sekarang pria balik menggodanya.
Tapi tentu saja ini bukan Baekhyun bila ia tak tertantang. Meski pinggulnya masih sedikit nyeri, Baekhyun mencoba berdiri dan mendekati Chanyeol. Bukan untuk menari tapi menabrakkan bibirnya ke bibir Chanyeol.
Pria itu membuka bibirnya dan memeluk pinggul Baekhyun sementara tangan Baekhyun memeluk tubuhnya dengan erat. Dia sudah menyangka bahwa Baekhyun akan menciumnya sejak beberapa menit yang lalu berkat bahasa tubuhnya.
Bibir mereka saling beradu dengan tergesa dan panas, menciptakan bunyi kecipak yang keras mengisi ruangan. Musik jazz masih mengalun dengan lembut dibelakang dan Chanyeol sudah mengangkat Baekhyun ke dalam gendongannya.
Leguhan manja Baekhyun dan geraman tertahan Chanyeol saling bersahutan. Ia dengan sengaja mengitari ruangan sambil bercumbu dengan panas sebelum berhenti di sisi ranjang dan membaringkan Baekhyun disana.
Si kecil mendesah pelan dan naik lebih keatas. Si besar kini merangkak naik dan menyapu tubuhnya dengan jari yang kasar. Membuai tubuh Baekhyun yang sensitif hingga membuatnya mendesah lemah.
Chanyeol mengecup puting kemerahan Baekhyun diantara harnessnya. "Kau sangat seksi." Bisiknya lalu kembali mengulum bibir tipis lelaki itu.
Baekhyun mendorong dada Chanyeol dan membuatnya duduk tanpa melepaskan pautan bibir mereka. Tangannya meraba paha dalam Chanyeol, membuat pria itu menggeram di dalam ciuman mereka.
"Lakukan lebih."
Ia menjulurkan lidahnya yang langsung dihisap Chanyeol sementara pinggulnya menghentak keatas untuk melepaskan celana. Jemarinya beralih ke celana Chanyeol dan membuka kancingnya, ia menemukan sesuatu yang telah keras dibalik sana dan dalam sekejap mereka telah bertelanjang tanpa helai pakaian.
"Anggur merahmu tak membuat dahagamu hilang, bukan begitu, Cowboy Park?"
"Maka buat dahagaku hilang dengan sarimu, Baek."
Baekhyun menarik Chanyeol dan menciumnya namun Chanyeol kembali membaliknya dengan lembut dan membuat Baekhyun menduduki pinggulnya. Ia bisa merasakan kelamin mereka yang bersentuhan dari kulit ke kulit. Dengan udara yang dingin ini, Chanyeol semakin yakin untuk membuat Baekhyun terasa hangat.
Ia mengecup rahang Baekhyun yang seksi dan menjilat telinganya, membuat Baekhyun menggelinjang nikmat.
"Kau sangat indah dan luar biasa." Katanya dengan suara serak. Membuat bulu halus ditubuh Baekhyun berdiri. Ia berpegangan pada lengan kekar Chanyeol dan mendongak pasrah saat Chanyeol mulai mencumbui leher dan dadanya.
Perkiraan Baekhyun tentang Chanyeol ternyata benar, pria ini adalah raja diranjang meski mereka belum memasuki tahap inti tapi Baekhyun telah menemui pelepasan hanya dengan lidah dan mulut Chanyeol di puting sensitifnya. Ia membuat mereka membengkak dengan cantiknya. Chanyeol melihatnya dengan penuh puja, "sempurna." Katanya dan mendaratkan sebuah kecupan di sana.
Dan saat ia menuju kebawah, pria itu menyeringai dan menyentuh penis Baekhyun, membuatnya bergerak dengan refleks dan Baekhyun membuat suara lembut untuk sebuah sapuan tak terduga. Chanyeol menekuk dan membuka pahanya, Baekhyun menghela nafasnya berat.
"Kau menyukainya?"
Baekhyun mengangguk.
Chanyeol menancapkan giginya dipaha dalam Baekhyun, membuat lelaki itu melepaskan desahan keras. Dia baru saja menggigit saraf sensitifnya. Pria itu menyeringai mengetahui betapa sensitifnya Baekhyun, ia pikir Baekhyun akan melawan? Mengingat ia sangat berani tadi tapi nyatanya dia pasrah dibawah kuasa Chanyeol.
Oh, Chanyeol menyukainya.
Tangan pria itu mengusap pinggul seksi Baekhyun dan mengecupnya, ia meninggalkan bekas disana sebelum mulutnya mengulum keseluruhan penis tegak Baekhyun dan membuat tubuh sang empu melenting keatas.
Lidahnya berputar diantara lubang kencing Baekhyun sebelum menghisapnya. Baekhyun melolong keras dan meremas alas kasur dibawahnya. Ia tidak menyangka ini. Ia pikir Chanyeol telah selesai karena menjauhkan wajahnya tapi dia salah karena Chanyeol sekarang menunduk lebih dalam dan mengecap lubang analnya.
Rasa nikmat dan menggelitik membanjiri Baekhyun, ia mendesah lepas tiap kali lidah Chanyeol menyapu dan masuk ke lubang senggamanya. Maka saat Chanyeol memasukkan satu jarinya, Baekhyun segera menarik dan menciumnya. Dengan cepat ia mengocok kejantanan Chanyeol dan memasukkannya ke lubangnya yang basah dengan perlahan.
Baekhyun mendongak dan Chanyeol mencium lehernya sambil menggeram dalam. Merasakan rektum Baekhyun di sekitar kejantanannya, terlalu ketat dan nikmat hingga ia tak tahan untuk menghembuskan nafas berat dan desahan di ujung tenggorokan. Tangannya mengelus wajah Baekhyun yang terpejam sambil menggerakkan pinggulnya.
"Ohh, nikmat sekali."
"Ahh Ya Tuhan..."
Chanyeol terpejam dan menaik turunkan pantat Baekhyun namun ia teringat bahwa tadi ia jatuh menindih Baekhyun, posisi ini bisa saja menyakitinya. Jadi Chanyeol menghentikan gerakan Baekhyun dan menukar posisi, ia mengecup kembali puting Baekhyun dan menggenggam harness Baekhyun saat ia berpacu dengan keras. Menghantam prostat kecil Baekhyun lagi dan lagi.
"Ohh, sial. Kau sangat nikmat."
"Oh! Cowboy Park!" Baekhyun bergetar dipelepasannya. Tubuhnya mengejang, otomatis membuat lubangnya meremas penis Chanyeol yang masuk hingga kepangkalnya. Urat Chanyeol terlihat, ia mendesah keras sekali lagi. Menarik dan memasukkan senjata besarnya ke tubuh Baekhyun yang sensitif dan datang bagai banjir yang memenuhi rongga Baekhyun.
"Ahh... Luar biasa."
Ia bahkan terasa sangat keras saat menemui pelepasannya, sehingga Baekhyun menggoyangkan pinggulnya lagi. Membuat Chanyeol tergoda.
Dengan sekali angkat, kini Baekhyun terpojok di dinding. Chanyeol mengeluarkan kejantanannya, membuat spermanya meleleh dengan deras dari lubang Baekhyun yang terbuka. Ia menggeram dan mencium Baekhyun. Lidah mereka saling membelit. Yang lebih kecil mengulurkan tangan untuk mengocok milik yang lebih besar, berjongkok untuk mengulumnya.
Chanyeol memejamkan mata, mulut kecil Baekhyun menelan hampir sepertiga penis raksasanya, mengulum, memijit, menjilat dan menghisap dengan keras.
"Ohh, Baekhyun. Kau—" Lelaki itu kemudian memasuk dan mengeluarkan kejantanan Chanyeol dari mulutnya dengan gerakan kilat, saat paha Chanyeol mengencang, ia melepaskannya dan mengocok dengan cepat. Tapi Chanyeol tak membiarkannya menyicipi apa yang lelaki manis itu inginkan, ia menarik Baekhyun untuk memasuki lubangnya dan menghujam dengan keras.
Lagi dan lagi hingga keduanya mencapai pelepasan hebat dengan desahan lepas. Keduanya terengah dengan nafas yang memburu, saling memeluk tanpa sadar.
Chanyeol masih tak menyangka bahwa hentakan mereka di panggung tadi membawa mereka pada hentakan pinggul lain. Ia melihat ke arah Baekhyun, lelaki itu terlihat sangat lelah. Pipinya yang merona kemerahan membuatnya menjadi begitu cantik.
Dia tiba-tiba bertanya di dalam hati, apakah dia telah memiliki kekasih?
Menyadari spermanya yang terlalu banyak kini memenuhi kaki Baekhyun, Chanyeol segera membawanya kembali ke ranjang. Ia membersihkan kaki Baekhyun dan kekacauan yang dia buat sementara Baekhyun kini tertidur.
Suasana ruangan menjadi hening seketika. Suara musik yang teredam terdengar dari kejauhan, Chanyeol yang masih bertelanjang dada kini menatap jendela yang sedikit terbuka. Angin berhembus dengan kencang dan sebuah langkah kaki terdengar menjauh dari balkon.
Mata Chanyeol menyipit. Keparat mana yang rela memanjat lantai dua hanya untuk mengintip orang yang melakukan seks?
Maka dengan menahan kekesalannya, Chanyeol segera berpakaian dan membangunkan Baekhyun yang belum terlalu pulas tertidur. Lagipula dia akan pulang kerumah. Dia tidak akan tidur disini bila tidak ingin di denda oleh bosnya.
Chanyeol dengan perasaan tidak enak menyentuh bahu polos Baekhyun dan menggoncangnya, "Baekhyun, bangunlah. Kita harus pergi."
.
.
.
