Jujutsu Kaisen milik Gege Akutami

Didedikasikan untuk memeriahkan Itafushikugi week meski tidak turut membahas Megumi di dalamnya ;(

D-2: Nightmare

Enjoy this fic!

.

Keheningan dan Kehangatan

.


"Ugh, sialan," rutuk Nobara saat terbangun karena merasakan perutnya nyeri layaknya sedang dicengkram hingga hampir hancur dari dalam. Diraihnya telepon genggam untuk melihat pukul berapa sekarang –yang menunjukkan pukul 01.30.

Nobara bangun untuk memasang pembalut di kamar mandi, dan menemukan persediaan pembalut miliknya sudah habis dua bulan yang lalu—mengingat siklusnya yang tidak lancar dan sering terlambat memang membuat kewaspadaan akan persediaan pembalut menjadi tipis.

Dengan sedikit malas serta menahan nyeri Nobara memutuskan meminum obat pereda nyeri terlebih dahulu sebelum meraih hoodie kuning serta dompet miliknya di atas nakas dan melanjutkan langkahnya untuk pergi menuju toko yang buka 24jam.

"Kugisaki?" Nobara terkejut ketika menemukan lelaki berambut pink tersebut sedang nongkrong di depan kamarnya sambil bermain handphone dan membawa se-cup kopi.

"Sedang apa kau di sini? Mau membobol kamarku hah?!" Yuuji yang mendengar tanggapan sewot Nobara hanya tertawa canggung.

"Bukan begitu, hanya sedang mencari angin saja," balas Yuuji menerangkan, Nobara hanya mengangguk-angguk saja mengingat kamar anak kelas satu memang saling berdekatan. Tak mengacuhkan keberadaan Yuuji, Nobara melanjutkan aksi mengunci kamar dan melangkahkan kakinya kembali.

"Ingin pergi kemana tengah malam begini?" Tanya Yuuji sambil menyusul gadis berhoodie kuning itu meninggalkan kopinya yang tinggal setengah cup.

"Bukan urusanmu," balas Nobara seraya menggenggam perutnya yang masih terasa nyeri.

"Aku ikut!" Yuuji benar-benar lelaki yang tidak punya takut, Nobara hanya mengabaikan perkataan Yuuji. Berjalan beriringan dengan sunyi begini bukanlah mereka sekali, mengingat Nobara memiliki kebiasaan 'tidak bisa diam' seperti dirinya. Yuuji lebih merasa sedang berjalan bersama Megumi ketimbang Nobara jika begini.

"Sakit sekali ya?" Celetuk Yuuji yang berhasil menarik atensi Nobara. 'Sejak kapan dia menyadarinya?' Batin Nobara.

"Ehm,"

"Mau kugendong saja? Lagian keluar tengah malam mau apa?" Tanya Yuuji.

"Aku bisa jalan sendiri, digendong olehmu sangat menakutkan," jawab Nobara sambil mengernyit ngeri mengingat insiden ketika sedang digendong Yuuji secepat itu.

"Maaf, karena waktu itu benar-benar terdesak bukan? Hey! Kau belum menjawab pertanyaanku tadi!" Seru Yuuji menyadari Nobara tak mengacuhkan pertanyaan perihal alasan keluar tengah malam.

"Kau juga tidak menjawab dengan benar pertanyaanku tadi," balas Nobara yang membuat Yuuji tertohok. Tanpa sadar Yuuji mengusap belakang kepalanya karena merasa sedikit bersalah.

Keheningan yang canggung kembali mengisi perjalanan mereka hingga lampu nama toko yang mereka tuju semakin terang.


...


Yuuji pergi ke arah cemilan ringan sedangkan Nobara pergi ke arah perlengkapan wanita, dari sini Yuuji mulai menyadari alasan kepergian Nobara malam ini. 'Dasar wanita.' keluh Yuuji dalam hati. Yuuji sadar Nobara sedang 'dapat' namun dia tidak paham kenapa Nobara sering sekali kehabisan 'barang wanita' miliknya secara mendadak begini.

Sebelum kembali menuju asrama Nobara pergi ke toilet umum di belakang toko dan Yuuji memilih menunggu sambil duduk di kursi yang sudah disediakan di depan toko.

"Yuk!" Ujar Nobara setelah kembali dari tolet umum. Yuuji dengan sigap membawa kantong belanja miliknya dan menawarkan untuk membawakan kantong milik Nobara juga.

"Kenapa tidak bilang jika butuh pembalut?" Tanya Yuuji memecah keheningan diantara mereka.

"Ini sudah tengah malam." Jawab Nobara kesal. Yuuji hanya memasang wajah kebingungan mendengar jawaban Nobara.

"Huh? Lalu kenapa? Bukannya kau tidak pernah ingat waktu jika sedang but—" Ucapan Yuuji terputus karena pukulan Nobara yang tidak main-main.

"Mana pernah aku mengganggu jika tengah malam begini!" Seru Nobara kesal.

"Oh, jadi mulai ngaku nih kalau suka ganggu selain malam hari?" Goda Yuuji yang dihadiahi pukulan sekali lagi oleh Nobara.

"Kenapa kau terbangun?" Tanya Nobara tiba-tiba, Yuuji menegang namunapa salahnya mencoba berbagi masalah?

"Mimpi buruk." Jawab Yuuji pelan sambil menatap langit yang kebetulan saat ini sangat sepi.

"Oh," tidak ingin terlalu menuntut jawaban, sebab Nobara juga tahu, jika memang ingin bercerita tanpa bertanya pun Yuuji akan mengatakannya.

Namun Yuuji tidak mungkin menjawab alasan atau isi dari mimpi buruknya. Biarlah dia, Tuhan, dan Sukuna yang tahu apa penyebabnya.

"Jika bermimpi buruk, cobalah mengingat kenangan indah yang kau miliki, jangan terlalu terpaku pada mimpi buruk. Banyak begadang tidak membuat mimpi burukmu pergi begitu saja, justru dengan begitu mimpi burukmu akan menunggu saat-saat terlengahmu untuk menyerang kembali." Jelas Nobara sambil tersenyum pada Yuuji. Nampaknya obat pereda nyeri yang tadi diminum Nobara sudah mulai bereaksi. Yuuji tertegun melihat senyum dan perkataan Nobara barusan.

"Ya, kau benar Kugisaki." Balas Yuuji sambil tersenyum. Tanpa sadar kedua tangan mereka saling berpegangan. Dan sekali lagi, keheningan menemani perjalanan mereka. Namun kali ini bukan keheningan dengan kecanggungan, justru keheningan yang menghangatkan hati mereka berdua. Oh, mungkin kehangatan itu menjalar dari tangan yang saling bertatut?.

[end]


A/n:

Karena keterlambatan mengsubmit untuk prompt day-1 jadi langsung bikin yg day-2 dulu ya, semoga bisa istiqamah ikut full

Kayaknya ini melenceng sih dari konsep awal promptnya, :'))