Levi ingat betul, apa yang dikatakan oleh Erwin pagi itu. Nyatanya, komandannya itu mengatakannya secara begitu gamblang tanpa beban membuat Levi bertanya-tanya apa benar Erwin ialah orang yang sama-sama berjuang dengannya sepuluh tahun belakangan.
Juga Hanji, wanita mata empat itu juga mengatakan hal yang begitu penting, terlalu enteng. "Pikirkanlah, Levi. Raja meminta ini secara langsung padaku."
Levi mengingat-ingat apa yang pernah ia katakan pada Kenny si Pencabik, dulu jauh sebelum ia bergabung dengan militer, saat Kenny menawarinya untuk bergabung menjadi Polisi Militer melayani para Raja disana. "Aku tidak melayani siapapun, Kenny." kata Levi saat itu.
Tahun berikutnya ia bertemu dengan Erwin dan bergabung menjadi pasukan militer, skuad operasi khusus Pasukan Pengintai untuk berperang melawan jajahan Marley. Pada saat ia mengunjungi Kenny, pak tua itu menertawakannya, bilang bahwa ia menjilat ludahnya sendiri. "Pada dasarnya kita adalah budak, untuk melayani sesuatu." kata pak tua itu mengejeknya, setelah ia menceritakan bahwa Levi bergabung bersama pasukan pengintai.
"Aku tidak melayani siapapun. Aku berjuang untuk kebebasan." balas Levi, yang kemudian di balas dengan kekehan Kenny, "Bukankah itu sama saja? Kau berjuang mendapatkan kebebasan negeri ini, sama saja melayani Raja."
Kekehan Kenny tidak mendapat balasan dari Levi, benar atau salah pernyataan itu, semua relatif. Apapun itu, Levi tetap bersikeras bahwa ia tidak melayani siapapun. Ia hanya berjuang untuk lepas dari jajahan Negara Marley dan mendapat kebebasannya. Kenny memang memiliki mulut tak tahu diri, Levi beruntung setidaknya sewaktu kecil ia mengingat untuk bertata krama dari ibunya. Terlepas dari Kenny yang suka mengejeknya, terlebih mengkritik tinggi Levi yang sedikit di bawah rata-rata, Levi masih sering mengunjungi kediaman Kenny di kawasan mewah Distrik Stohess.
Terkadang, pedasnya mulut Kenny terdengar masuk akal, saran dari pamannya juga sering membantunya menjernihkan pikiran. Seperti sekarang, setelah apapun itu yang di katakan Erwin dan Hanji, nampaknya tak buruk mendengar apa kata pak tua yang suka bercerita itu.
Tak lama setelah ia mengetuk pintu kayu didepannya, wanita paruh baya yang sedikit lebih tua darinya membukakan pintu. Sorot mata wanita itu tegas, Levi sedikit-banyak mengenal wanita yang secara mengejutkan dinikahi Kenny, Traute Caven.
"Levi." sapanya singkat.
"Apakah Kenny di dalam?" tanya Levi.
"Tentu, masuklah."
Seperti biasa, Levi membawa dirinya ke ruang tamu, di sana di dapatinya Kenny si Pencabik sedang membaca koran dengan kopi paginya. Mendengar derap langkah lebih dari satu orang, Kenny menurunkan korannya, sorot matanya yang tajam menangkap sosok Levi di ambang pintu. "Oi, Levi, aku tidak tahu kau akan berkunjung pagi ini." kata Kenny sambil menggulung korannya. Levi mengambil posisi duduk disebrang Kenny.
"Levi, apa kau ingin teh seperti biasa?" tanya Trauten singkat. "Teh terdengar bagus. Terimakasih, Trauten." jawab Levi sopan.
"Aku curiga kau sering kemari untuk menggoda istriku." kekeh Kenny menyeruput kopinya, sudut matanya yang terlihat jelas keriputannya seolah ikut menyeringai.
"Tch. Aku bahkan tidak berkunjung sesering itu." jawab Levi jengkel mendengar lelucon super payah dari pamannya itu. "Aku masih bertanya-tanya mengapa Trauten mau menikahi mu."
"Sebagai catatan, aku yang mau menikahi dia, kau tahu dia tergila-gila padaku, Cebol. Dan jangan meragukan pesonaku menggaet wanita muda, meskipun aku sudah diujung 50 tahun." jawab Kenny.
"Apa kau menyebarkan gosip tentang ku, Kenny?" tegur Trauten datang membawa nampan berisi teko dan cangkir. Suaranya yang terdengar tegas, tidak menutup sorot matanya yang hangat ke arah Kenny. Entah sudah sesering apa Levi berkunjung, ia masih tidak percaya akan kedua matanya sendiri menyaksikan pamannya, Kenny si pencabik menatap istrinya dengan tatapan teduhnya yang hanya ia tampilkan pada Trauten Caven.
"Hei, itu bukan gosip. Semua orang di Polisi Militer tahu fakta itu." kekeh Kenny, istrinya itu menuangkan teh Levi. "Terimakasih." kata Levi sopan. "Ah, aku bisa gila mendengar ocehan mu itu. Aku akan keluar. Silahkan nikmati waktumu, Levi." kata Trauten.
"Terimakasih untuk tehnya." kata Levi.
"Jadi ada apa kemari? Ku dengar operasi tim mu terakhir berhasil menyingkirkan Militer Marley di laut selatan, minggu depan Raja akan mengadakan pesta kemenangan karna untuk pertama kalinya dalam seratus tahun Paradis akan bisa kembali mengakses dunia luar."
"Ya itu memang berhasil, tapi juga banyak pasukan yang gugur dalam operasi tersebut. Timku dengan jajaran elit, kebanyakan gugur." kata Levi.
"Tentu, Cebol. Darah, keringat, nyawa yang kau korbankan demi kebebasan negeri yang kau impikan itu, kau pikir setimpal? Prajurit-prajuritmu telah mengorbankan hati mereka tanpa tahu hasil akhirnya."
"Tch, terimakasih telah menghiburku dengan kata-katamu itu. Katakan padaku, Kenny. Mengapa kau begitu pesimis dengan nasib negeri ini?"
"Pesimis atau optimis, itu tidak penting. Aku realistis, aku bukan orang sepertimu yang rela terjun langsung mengorbankan nyawaku sendiri maupun rekan-rekanku. Menurutmu kenapa aku bergabung dengan polisi militer dan bekerja di bawah Uri? Karena demi mendapat kebebasan Klan kita. Aku memperhitungkan tiap nyawa. Kau tahu, sekuat apapun kau dan aku, kita tidak bisa menyelamatkan semua orang."
"Mendengarmu memperhitungkan nyawa, mengingat kau telah membunuh lebih dari 100 prajurit Polisi Militer membuatku heran. Apa kau tau panggilan mu masih Kenny si Pencabik sampai sekarang meskipun kau sudah bertaubat?"
Kenny tertawa keras. "Itu jauh sebelum aku mengenal Uri. Hal baiknya, aku tidak harus membunuh banyak orang di Polisi Militer sekarang, setidaknya anggota Klan tidak di bantai lagi. Hei, bahkan aku menikahi seorang Polisi Militer, bukankah itu konyol kalau dipikir-pikir?" kekehnya.
"Tetapi cepat atau lambat, Marley akan menyerang negeri ini."
"Aku tidak peduli tentang perang, itu adalah urusan Uri, bukankah sudah kubilang, kita bekerja di bawah orang yang sama? Dengar, Levi yang kupedulikan adalah kesejahteraanku dan anggota Klan yang tersisa, kau tau aku brengsek, sifat dasar manusia memang egois. Tapi aku harus melindungi Klan setelah apa yang terjadi pada ibumu."
"Kau berhasil. Dari dulu, kau pemimpin Klan ini, dan melindunginya. Apakah Rod Reiss masih mengincar keluarga di daerah Shiganshina?"
"Setelah apa yang ia lakukan 6 tahun lalu ke keluarga cabang Maria? Aku tidak memaafkannya. Aku tahu dia tidak dapat menerima bahwa faktanya, Uri memihak ku. Aku tidak yakin, bila ia mendengar ada yang selamat dari insiden tersebut kurasa ia akan kembali bergerak."
"Apa yang terjadi? Bukankah pembantaian Klan Ackerman disudahi 30 tahun lalu? Mengapa keluarga Reiss kembali mengincar Klan Ackerman?"
"Itu karna Klan Ackerman dan Reiss kembali beraliansi, melalui aku dan Uri, Rod Reiss tahu hal itu dan dia tidak terima."
"Bukankah ia tunduk pada Raja Uri Reiss?"
Kenny terkekeh, "Rod itu orang brengsek yang tidak ada apa-apanya selain darah biru yang mengalir ditubuhnya. Ia ingin memonopoli bisnis Ackerman. Aku menghormati Uri sepanjang hidupku,"
"Aku dengar, Klan Ackerman dan Fritz dulu merupakan klan terkuat negeri ini dan mereka bersahabat. Mengapa klan Fritz balik badan dan malah membantai Klan Ackerman?"
Kenny tertawa keras lagi. "Menurutmu siapa yang membangun negeri yang agung ini? Kau pikir Klan Fritz dapat membangunnya sendiri?"
Levi menggeleng tak mengerti.
Kenny mengelus dagunya yang berjenggot tipis. "Benar juga, aku belum pernah menceritakan hal ini padamu. Kakek ku menceritakan ini hanya kepada keluarga inti dari generasi ke generasi."
Kenny menghela nafas sebelum memulai kisahnya, "Dahulu, saat Raja pertama membangun negeri ini ia dibantu oleh dua Klan terkuat lainnya, Klan Ackerman yang diberkahi kemampuan bertarung melebihi manusia lain. Legenda bilang, lebih 2000 tahun lalu ada monster raksasa bernama Titan yang kini sudah punah, Klan Ackerman merupakan produk dari titan tersebut. Dan kekuatan itu dapat diturunkan ke generasi selanjutnya, itu alasan mengapa kita memiliki kekuatan tak masuk akal ini. Klan kita, lebih dari 2000 tahun membantu Klan Fritz membangun negeri ini dan menjadikannya Raja."
Levi mendengarkannya seksama, tidak pernah sekalipun mendengar tentang kisah ini dari Kenny.
"Klan lain, yang paling ditakuti di dunia ini, ialah Klan Shogun."
"Klan Shogun? Klan Shogun sama dengan Klan Asia. Bukan? Negeri Hizuru di laut barat, maksud mu?"
"Ya. Betul, dulu Klan Shogun yang kini kita tahu adalah Klan Asia atau Klan Oriental. Kau tahu mengapa Marley tidak pernah menyerang Hizuru? Dan Hizuru tidak pernah beraliansi dengan negara manapun? Karena seluruh dunia takut pada Hizuru."
Levi berdecak tak percaya ia pernah mendengar hal tersebut, "Rumor itu tidak benar, bukan?"
Kenny mengangkat alisnya. "Shogun Klan diberkahi kemampuan magis pada diri mereka masing-masing, kemampuan mereka beragam, aku tidak tahu pasti. Tapi yang kudengar, mereka memiliki kemampuan menyembuhkan, bisa membaca masa depan, atau membunuh orang tanpa harus menyakiti seseorang, mereka bilang Klan Shogun adalah Klan penyihir, sementara kita, Klan Ackerman ialah Klan pembunuh."
"Alasan dulu negeri ini begitu maju dan agung, dunia begitu takut akan Paradis, karena mereka memiliki dua Klan terkuat dibumi ini."lanjut Kenny.
"Kalau begitu dengan semua kekuatan kedua Klan itu, kenapa Klan Fritz yang menjadi pemimpin negeri ini?"
Kenny menyenderkan punggungnya, ia sempat berpikir. "Aku juga tidak mengerti. Itu 2000 tahun yang lalu. Kakek ku mengatakan, Raja pertama Fritz merupakan raja yang bijaksana, dan keturunannya diberkahi kebijaksanaan yang sama."
"Lalu jika benar kedua klan itu membantu Raja Fritz, mengapa raja ke 145, Karl Fritz mengeluarkan titah pembantaian Klan Ackerman dan Klan Shogun?"
"Itu karena Karl Fritz adalah orang yang brengsek. Banyak yang bilang, ia adalah raja terburuk sepanjang sejarah, yang menyebabkan Paradis dalam kondisi jajahan oleh Marley sampai sekarang. Dia seperti bukan cerminan Klan Fritz, dia rendah diri dan iri akan kemampuan kedua Klan dan kalah suara tiap kali ada pengambilan keputusan penting, dia juga tidak bisa melihat bisnis Klan Ackerman yang makin berkembang dan ingin menguasainya ataupun ketakutan akan Klan Shogun yang terus memperingatinya bahwa di masa depan Paradis akan hancur. Dia haus akan kekayaan dan membuat fitnah pada rakyat bahwa Klan Ackerman dan Klan Shogun berusaha menumbangkan raja. Maka mulai dari 100 tahun lalu Karl Fritz memerintahkan prajuritnya untuk membantai kedua klan."
"Mulai dari itu, kedua Klan hidup bersembunyi?"
Kenny mengangguk. "Dulu Klan Ackerman memiliki lebih dari 1000 anggota, semua di bantai habis oleh pihak kerajaan, mereka yang berhasil hidup, hidup bersembunyi di kota bawah tanah Sina sepertimu dan Kuchel, ada yang menyembunyikan identitas mereka sebagai Klan Ackerman, ada yang lari berhasil lari sampai ke pegunungan Shiganshina."
"Lalu, mengapa Klan Shogun tidak terpencar seperti Klan Ackerman? Sepertinya aku tidak pernah tahu ada Klan Shogun di Paradis."
Kenny terkekeh, "Bukankah sudah kubilang Klan Shogun adalah sekumpulan penyihir? Mereka telah memprediksi pembantaian oleh kerajaan dan melarikan diri ke daerah laut barat sebelum Karl Fritz mengeluarkan titah itu dan menutup pelabuhan hingga sekarang. Dan kau pernah bertemu Klan Shogun, Levi. Kau ingat pembantaian terakhir oleh Rod Reiss di pegunungan Shiganshina?"
Levi mengangguk, "Kerabat terakhir di daerah Shiganshina."
Kenny terkekeh, "Charlie Ackerman. Pria malang, dia tidak berkesempatan untuk hidup panjang. Kau tau istrinya adalah keturunan terakhir Klan Shogun."
Levi mengingat-ngingat wanita malang bersurai hitam yang dulu ia kunjungi dengan keadaan tak bernyawa. "Ah… ya. Aku ingat wajahnya sangat asing dan berkulit terlampau pucat."
"Klan Shogun terakhir masih ada di Paradis. Begitu juga Klan Ackerman yang tersisa tidak hanya kita berdua."
Levi mengangguk. "Anak yang di adopsi keluarga Dokter Yaeger, bukan?"
Kenny mengusap jenggot tipisnya, "Ya. Ku harap kau mengunjunginya sesekali." katanya. Levi menggeleng, "Kurasa itu tidak perlu. Aku yakin dia baik-baik saja. Ku dengar, keluarga Yaeger adalah keluarga baik-baik dan berpengaruh besar dengan ilmu medisnya. Apakah anak itu masih kerabat dekat kita?"
Kenny menggeleng, "Tidak. Klan Ackerman kota Maria amat jauh dari keturunan kau dan aku dari daerah Sina. Garis keturunan nenek moyang kita sangat jauh, keluarga Shiganshina adalah garis keturunan dari Istri-istri Ackerman, sementara keluarga Sina dan Rose adalah garis keturunan langsung dari Keirren Ackerman, Ackerman pertama yang pimpinannya diturunkan ke keluarga Sina."
"Begitu." jawab Levi singkat sambil menyesap tehnya, "Itu semua tidak penting, pembantaian sudah selesai."
Mereka terdiam sesaat, kemudian Kenny berucap, "Ngomong-ngomong, kau sedang menggali kuburan mu sendiri, Levi." oceh Kenny sambil menatap jendela, terlihat mengawang-awang.
"Apa maksudmu?" tanya Levi, tatapannya menukik ke arah Kenny.
"Aku tahu bergabung dengan Pasukan Pengintai bukan ide bagus dari awal, dia tertarik padamu."
Levi menatapnya tak mengerti, "Katakan maksudmu, paman."
Kenny tertawa keras, "Aku terkejut Erwin Smith belum mengatakannya padamu." lanjutnya.
Mata Levi membelalak sedikit, otaknya kembali mereka ulang percakapannya tadi pagi dengan Erwin. "Kau tahu?"
Kenny tertawa miris kali ini, "Uri mengatakannya langsung padaku."
"Tch. Pada akhirnya aku... belum juga bisa hidup bebas." gumam Levi, dia menatap asap yang keluar masih mengepul bebas dari teko teh itu, kemudian mereka ulang percakapannya pagi ini dengan Erwin.
"Levi. Menikahlah sesegera mungkin." itu kata yang pertama di ucapkan oleh Erwin begitu ia memasuki kantor atasannya pagi ini. Levi tidak menjawabnya, melihat ada Hanji yang duduk di samping Erwin dengan sumringah seperti biasa, Levi hanya berpikir ini adalah cara payah mereka untuk menghibur dukanya yang tak berkesudahan.
"Kau memanggilku sepagi ini. Hanya untuk mengatakan hal itu?" cemoh Levi, tetapi wajah serius Erwin perlahan-lahan membuatnya muak.
"Uri Reiss, raja ke 148 Paradis memintaku untuk merekomendasikan mu segera menikah…"
Saat itu Levi tidak mempercayai pendengarannya sendiri. Hal gila apa yang membuat sang Raja terpikir hal demikian. Belum pulih dari rasa herannya, pernyataan Erwin selanjutnya lebih mengherankan lagi "...dengan Frieda Reiss." lanjut Erwin.
Perlu sekian detik Levi untuk menjawabnya, dia menjawab dengan cemohan, "Jangan bercanda." jawab Levi.
"Dia berkata dalam suratnya, jika kau sudah memiliki wanita dia tidak akan memaksa mu. Ku sarankan untuk segera menikahi seseorang sebelum kau benar-benar dijodohkan dengan putri sulung Rod Reiss."
"Erwin. Kau tahu aku tidak berurusan dengan pihak kerajaan."
"Dia akan mempercayakan Frieda Reiss padamu. Sepertinya dia tertarik padamu karna kau, prajurit terkuat manusia saat ini." kala itu Hanji berkomentar.
Levi mengangkat sebelah tangannya, seolah menepis segala percakapan itu, sambil berdiri dia melenggang keluar dari ruangan, tidak mau tahu lebih lanjut lagi karna semua itu tidak masuk akal.
"Cari alasan lain. Kau tahu aku tidak berencana menikahi siapapun." sebelum ia benar-benar keluar, ia sempat mendengar, "Aku tidak menemukan alasan lain, selain kau harus menikahi seseorang." sahut Erwin.
Dan kini ia berakhir disini, ia bermaksud meminta pendapat Kenny mengenai apa yang harus ia lakukan.
"Aku tidak berminat menikahi siapa-siapa." gumam Levi.
Kenny terkekeh, "Percayalah menikah tidak seburuk itu. Yang lebih buruk adalah kau harus menikahi anggota kerajaan."
Levi tertawa sinis, "Apa kau tidak bisa membujuk Uri?"
"Dan mengatakan kau adalah keponakanku adalah seorang Ackerman juga? Hm, kurasa dia justru akan makin gencar mengejarmu."
"Tch." Levi bergumam kesal.
"Kau tahu, titah keluarga kerajaan tidak bisa ditawar. Kau beruntung Uri Reiss masih memberikan pilihan dan tidak akan memaksamu bila kau sudah punya wanita." Kenny menyeringai, "Bergabung dengan pasukan pengintai membuat mu tampak sangat menonjol. Ayolah Levi, wanita mana yang tidak tertarik dengan prajurit terkuat di negeri ini?" Kenny berkomentar sambil tertawa mengejeknya.
"Aku akan melarikan diri." gumam Levi.
"Itu akan menjadikanmu buronan dan aku tidak bisa berbuat apa-apa. Kau sudah pernah merasakan hidup bersembunyi dan melarikan diri. Kau tidak apa-apa dengan itu?" tanya Kenny. Levi terdiam, ia tidak bisa menjawab ia baik-baik saja dengan pilihan itu.
"Apakah kau tidak punya kekasih?" goda Kenny.
Levi memberinya tatapan sinis, jengkel dengan sikap pamannya yang masih saja bercanda, "Wow… jangan marah aku hanya bertanya. Hm, kau bisa menikahi salah satu prajuritmu atau wanita diluar sana banyak yang bermimpi diperistrimu, kau tahu gosip di kota sana selalu membicarakan tentangmu, Trauten bilang kau cukup populer dikalangan wanita."
"Aku tidak menikahi bawahanku ataupun orang asing."
Mereka terdiam selama beberapa menit, Levi larut dalam pikirannya sendiri begitu juga Kenny yang mengusap-ngusap jenggotnya sambil memejamkan mata.
Levi menghela nafas. Kenny membuka matanya, memajukan duduknya, dengan kedua sikunya bersandar pada lututnya, kedua jarinya bertaut, tatapan pak tua itu serius, kemudian Kenny Ackerman menyeringai. "Nah, Levi, apa kau mau menerima saran brilian dari paman mu ini?"
Levi menatapnya sanksi, terkadang ide pamannya itu tidak masuk akal.
"...apa?"
"Aku akan carikan wanita untukmu."
Levi mendengus, "Aku telah bertahan sejauh ini tanpa wanita, aku baik-baik saja tanpanya."
"Aku tahu. Tapi raja memberimu dua pilihan, kau harus memilih salah satunya." jawab Kenny.
"Dan ini adalah permintaan khusus pamanmu," kata Kenny, seringaian semangat terlukis di wajah pamannya itu, "Well, dia bukan sepenuhnya orang asing. Sore ini kita akan ke Shiganshina."
"Shiganshina?"
"Kita akan mengunjungi kerabat. Kita ke kediaman keluarga Yaeger."
"Jangan bilang-"
"Siapa namanya?" Kenny kembali menyandarkan punggungnya sembari mengusap-ngusap dagunya sambil berpikir keras, pak tua itu tersentak nyaris loncat dari kursinya beberapa saat kemudian, "…Ah ya! Kurasa… Mikasa? Mikasa Ackerman?"
