Haikyuu!
Furudate Haruichi
.
.
"Day 5 Shopping"
.
.
Warning:
OOC, Typo, Aneh, dll.
.
.
.
"Yang ini, Bro! Percaya deh sama aku"
"Enggak, Bro! Katanya yang ini lebih manjur"
"Yeu... Darimana ceritanya? Yang ada... Ini nih yang lebih manjur."
"Enggak, Bro. Kok kamu ngeyel gitu sih?"
Jadilah Bab ini dibuka dengan perdebatan unfaedah dari 2 tokoh utama kita. Terlihat mereka yang memegang botol di tangan kanan masing-masing, sedang tangan kiri menyender indah di pinggang.
Mulut merekapun turut berkomat-kamit saling lempar argumen, tak jarang pula mata mereka akan bergantian melotot ataupun memincing.
Bahkan... Meski mereka berada di tempat umum, tepatnya di swalayan yang kebetulan lagi rame-ramenya, sepertinya kadar rasa malu mereka enggan turun. Bisikan para pelanggan lain seolah terhiraukan. Benar-benar serasa dunia milik berdua.
"Ini Bro!"
"Ini!"
Tampaknya perdebatan mereka masih belum menemui titik terang. Hingga seorang pria yang tingginya tidak melebihi mereka berdua berdiri tepat ditengah-tengah mereka.
"Kuroo-san, Bokuto-san... Aku sarankan kalian tidak merusak pemandangan! Aku enggan mendapat laporan memalukan tentang kalian. Nggak bakal etis!" Si pria berucap datar dengan tampang datar seperti bosan hidup.
Kuroo dan Bokuto, yang sedaritadi memperdebatkan merek shampo paling manjur mengusir kutu itupun mangap kaget, "Woah... Akashii...? Bagaimana kau bisa sampai disini?" Tanya Bokuto antusias, menepuk keras bahu (korban) mama manisnya tersebut.
Akashi menyingkir dari tepukan bahu Bokuto dan berlalu begitu saja.
"Eh... Sedang apa Akaashi itu?" Bisik Bokuto penasaran.
Kuroo hanya melirik tak minat, "Yah mana saia tahu, Bro... Dikira aku maknya apa? Kamu sendiri kan anggota setimnya, kaptennya juga, masak nggak tahu" Sahut Kuroo nggak bisa woles.
"Eh... Tapi... Kamu 'kan... Kuroo Tetsuroo?" Ucap Bokuto nyeleneh, sontak saja Kuroo menggeplak jidat Bokuto.
"Apa hubungannya, Bro?" Sahut Kuroo acuh.
Bokuto mengaduh sakit, dengan lembut dan penuh perhatian, diusapnya si jidat yang kena geplakan sayang dari Bro-nya. "Nggak ada hubungan, Bro! Kita baru putus" sahut Bokuto yang makin ngawur.
"Sadar, Bokuto! Kamu kenapa sih? Gajelas lama-lama" dengus Kuroo tak paham lagi dengan segala tingkah polah bro-nya.
Bokuto langsung duduk jongkok, "Gitu ya...? Sekarang udah berani ledek aku? Emang aku pernah ledek kamu? Hiks... Kamu jahat deh... Aku benci sama kamu, Bro... Aku jijik... Aku benci..." Ucapan Bokuto makin ngawur rupanya.
Kuroo mendadak sakit kepala dengan segala tindakan Bokuto yang naudzubillah bikin dia ngelus dada dan ngucap istighfar. Di tendangnya sekuat tenaga punggung Bokuto yang menghadapnya, hingga sang empu nyungsep dengan indahnya.
Bokuto berdiri seketika, meski punggung dan wajahnya nyut-nyutan kena hantam kaki kuroo dan lantai swalayan, rasa kesalnya udah stonk tinggi. Dia berkacak pinggang dan hendak memarahi Kuroo, namun...
Kuroo tersenyum dengan elegannya, membawa merek Shampoo yang sedari tadi Bokuto perjuangkan untuk menggebetnya. "Bokuto mau Shampoo merek ini kan? Nah... Ini untuk Bokuto..." Kuroo lalu mengambil merek shampoo yang tadinya ia perjuangkan, "Dan ini untuk Kuroo. Bagaimana?"
Bokuto mengangguk semangat, suasana hatinya mendadak cerah. Akhirnya, Kuroo merestui keinginannya menggaet Merek Shampoo A.
Bukan pertama kalinya mereka mendebatkan sesuatu saat kebetulan belanja bersamaan. Awal-awalnya mereka memang berdebat, terlihat tidak ada yang mau kalah, tapi ujung-ujungnya... Kuroo pasti bakal tersenyum adem, dan memutuskan membeli 2 merek sekalian. Fuckta-nya, semua yang mereka gunakan memang beda merek. Tapi... Kalau nggak ada adegan debatnya... Rasanya kurang afdol... Begitulah pikir 2 Bro penuh kasih (Baca:Ogeb) ini.
"Kau memang hebat dalam hal memutuskan, Bro. Takjub aku..." Puji Bokuto.
Dan Kuroo yang dipuji sudah pasang senyum khasnya, "Oh... Yaiya dong, Bro. Kuroo Tetsuroo gitu lhoo..."
Ya... Gini nih kalau yang satu pinter(licik)nya kebangetan, dan satunya polos(guvluk)nya nggak ukuran.
.
.
.
Yash... Selesai hari kelima...
Okay... Selamat menikmati...
