Haikyuu!
Furudate Haruichi
.
.
"Day 6 Fingering The Other's Hair"
.
.
Warning:
OOC, Typo, Aneh, dll.
.
.
.
"Bro! Bantuin...!"
Kuroo yang baru saja bermeditasi, maksudnya berdzikir habis bangun tidur, harus terkejut saat Bokuto beteriak dari kamar mandi. Em... Sebenarnya, Kemarin malam Bokuto kabur dari rumah, katanya mau ngambek sama mama.
Dan jadilah Kuroo yang kena batunya. Bokuto kalau tidur emang anteng, tapi dengkurannya tuh setara sama bapak-bapak yang lagi ngucap woro-woro pakek toa. Di telinga itu, rasanya ngiing... Gitu.
"Bro...! Bantuin. Tanganku capek ini!" Bokuto keluar dari kamar mandi dengan pakaian rapi dan rambut yang masih belum berdiri.
"Bantuin apa sih?" Tanya Kuroo enggan.
Bokuto menunjuk rambutnya, "Ini nih, butuh perjuangan banget supaya nih rambut mau berdiri. Lelah aku menata sedari pagi tadi"
Kuroo mendengus, dan menyuruh Bokuto duduk di samping ranjang, tepat didepannya. "Emang kenapa sih harus berdiri? Nggak berdiri juga tetep keren, Bro!"
Bokuto jadi pengen nangis bombay, terharu ceritanya, mendengar omongan Kuroo, "Bro... Terhura aku dengernya"
Kuroo hanya tertawa, lalu meng-anu-kan rambut Bokuto layaknya para pekerja salon profesional. "Rambutmu halus, bro! Wangi juga." Pujinya, masih sibuk mengelus tiap helaian rambut Bokuto. Bahkan jarinya juga terasa seperti dielus.
Bokuto tersenyum bangga, "ya iya dong. Udah satu bulanan ini aku pakek rijoisnya mama yang hijab, makanya jadi lembut gini"
Kuroo mengangguk mengerti, "Iya... Ngerti kok. Jangan-jangan gara-gara ini kamu bertengkar sama mama owel sampai kabur dari rumah?" Tebak Kuroo yang sepertinya tepat sasaran.
"Hehe... Tau aja, bro!" Sahut Bokuto cengengesan.
Kuroo memutar bola matanya malas, "Udah sering kejadian, Bro. Jadi hapal sama tingkahmu!" Kuroo sengaja mengusak rambut Bokuto, mencoba mengekspresikan ucapannya.
"Eh... Bro...!" Panggil Bokuto yang baru mengingat sesuatu.
"Kenapa?" Tanya Kuroo yang sibuk mendirikan(?) Rambut Bokuto.
"Aku jadi iri sama kamu deh" ucap Bokuto tiba-tiba.
Kuroo mengernyit, "Kenapa? Aku emang ganteng sih. Tapi ngapain iri segala, Bro?" Tanyanya yang masih sempatnya menarsiskan diri.
Bokuto mendecak, "Bukan itu, Bro. Tapi... Rambutmu itu lhoo...!" Ucapnya heboh.
"Kenapa emang?" Tanya Kuroo tak paham. Saking tak pahamnya, tangannya turut terhenti dari acara nyalon rambut Bokuto.
"Nggak perlu susah-susah nata kek rambutku. Bangun-bangun langsung 'bejebul' tertata gitu aja. Keren dah, Bro. Takjub aku" Bokuto berucap kagum dengan wajah bersinar-sinar.
Kuroo tertawa keras, hampir lupa jika masih punya tetangga. "Bro... Ada-ada aja deh."
Kuroo memberikan sentuhan terakhir pada rambut Bokuto. Dan berdirilah salah satu ciri khas Bokuto yang paling khas.
"Wuis, Bro...! Makasih yaa...!" Bokuto menatap cermin di seberang kasur dan mengenyit dadakan saat...
"Bro... Ini kelebihan 2 helai di sini"
Kuroo menganga, nggak nyangka aja kalau Bokuto bisa sedetil itu masalah rambutnya, "yah sorry, bro... Mana aku ingat jumlah helainya. Siniin kubenerin lagi!"
Bokuto mendekat, menunjuk tempat rambutnya yang kelebihan beberapa helai. Dan sebuah sentuhan kilas juga cepat berhasil menyempurnakan kesalahan 'kelebihan helai' yang sempat terlaksana.
"Woah... Makasih, Bro...! Ini nih yang namanya Bokuto Koutaro... Hey hey hey...!"
Kuroo menatap jengah tingkah sohibnya itu, udah biasa juga untuknya menghadapi makhluk abnormal kek gini. Jadi... Udah ada sistem kekebalan tersendiri supaya bisa tahan dengan makhluk macam ginian.
Bokuto berbalik cepat, dan mentap Kuroo intens, Kuroo nyaris mati kutu ditatap begitu lekatnya, "Buruan mandi, Bro! Keramas sekalian! Kemarin rambutmu nggak sengaja kena ilerku! Terus aku bantu rapihin rambutnya"
Kuroo menegang, "iler? Bro... Kamu ngiler di rambutku? Di aset kebanggaan ku? Tega banget sih bro?" Tanya Kuroo tersinggung.
Bokuto tersenyum cerah, "Sorry, bro. Kan aku tidur, jadi nggak sadar"
"Bokuto...!" Kuroo menarik kasar baju Bokuto hendak sekalian memukul wajahnya, wajahnya udah angker aja... tapi tiba-tiba rambutnya di elus-elus. Emang dasarnya, Kuroo itu masih satu spesies Kucing, tepatnya Kucing Garong, sekalinya di elus, pasti langsung luluh dan tenang seketika.
"Rambutmu juga lembut, Bro...!" Ungkap Bokuto terkejut. Nggak nyangka aja kalau rambut mirip jengger ayam itu ternyata selembut bulu kucing.
"Hnng..." Kuroo-nya keenakan gara-gara di elus rambutnya.
Bokuto berpikir keras, "Bro, jangan-jangan gara-gara kebasahan ilerku semalaman ini? Makanya jadi..."
"Sembarangan! Aku ini rutin samphooan dan makek condisyoner! Jangan disamain sama ilermu yang bau * * * itu"
BRAK
Man, Si Kucing Garong ngamuk sampek banting pintu kamar mandi.
"Eh? AKU SALAH NGOMONG YA?" -Bokuto
"TETSUROO, SAYANG! JANGAN NGADAIN ACARA KDRT DI PAGI HARI, NAK!" -Ibu Kuroo.
"BERISIK! JANGAN TERIAK! MALU DIDENGER TETANGGA!" -Kuroo.
"Lah...? Padahal rambut Kuroo emang lembut lho... Mungkin aku berhenti pakek rijois mamah dan beralih ke iler sendiri aja kali ya?" -Bokuto.
.
.
.
Syuuhhh...!
