Momotarou suka sama 1 senior spesifik. Sayang, senior itu sukanya bikin mental breakdance dan hati cenat cenut sakit.
(Free! belongs to KyoAni)
-OOC
"Momo, apa kau titip sesuatu? Aku mau ke supermarket." Remaja itu menggeleng dengan mata yang masih terpaku pada game onlinenya.
Pintu ditutup, keheningan mengisi ruangan itu. Momotarou—lebih akrab dipanggil Momo— membanting hpnya kasar saat ia kalah, mendesah frustasi sambil terus menyumpah serapahi tim lawannya.
Momo melihat ke langit-langit kamar, semenit kemudian memutuskan untuk beranjak dari ranjangnya.
Momo berakhir di taman belakang asrama, masih memainkan gamenya. Namun, seorang senior berambut hitam menghampirinya.
"Yo, Momo" Momo menutup matanya kaget 'Duh, hampir saja kelepasan. Oke Momo! Kau sudah berlatih untuk ini' Momo kembali dikejutkan dengan bangku yang bertambah berat. Seniornya membungkuk ke bahunya, bulu kuduknya berdiri saat merasakan napas hangat di lehernya.
"Ah, aku dulu main itu." Momo menoleh dengan mata yang berkilauan. "Benarkah?!" Seniornya mengangguk, lalu melanjutkan perkataannya. "Hm, lalu kuhapus. Aku menang hanya diawal." Momo terlihat kecewa
"Ah, Sousuke-senpai mau bermain di akunku? aku sudah sedikit pro sih.." Sousuke menggeleng lalu meninggalkan Momo begitu saja "Hish, senior atau batu sih?! Menjengkelkan! Sungguh menjengkelkan!" gumamnya.
"Ini jadwal latihan untuk minggu ini. Karena tidak ada turnamen dalam jangka waktu pendek, aku meringankan latihan untuk hari ini." Jelas si kapten, Matsuoka Rin.
Anggota klub renang menjawab serentak dan dibalas dengan anggukan oleh kapten mereka, Momo mengeluh lelah pada teman sekamarnya, Aiichirou.
"Nee, apa kau tidak bisa meminta Rin-senpai untuk meringankan jadwal latihan untuk seminggu?" Aii menepuk lembut kepalanya, menyemangatinya—yang sama sekali tak berefek, fyi— untuk melakukan yang terbaik.
"Eeh, Sousuke-senpai sangat manis pada Rin-senpai." Momo ikut menoleh kearah yang di pandang Aiichirou.
"Hah? Apa-apaan?" Momo bergumam dengan pandangan julid.
Siangnya, Momo memutuskan untuk melewatkan makan siang. Namun sialnya—tidak juga— Momo malah bertemu dengan senior menjengkelkan—sebenarnya biasa saja— di dekat pintu masuk asrama.
"Yo, Momo. Kau melewati makan siang?" Momo mengangguk, toh apa gunanya ia berbohong?
"Senpai juga melewatkan makan siang?" Sousuke mendengus kasar. "Hn, tapi aku sudah sarapan. Tadi pagi aku tidak melihatmu sarapan?" Momo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Aku bangun kesiangan, jadi aku hanya makan energy bar. Tapi aku tak lapar siang ini" Sousuke meletakkan karton susu di atas kepalanya.
"Nih, aku lumayan baik bukan?" Momo melihat karton susu itu sebentar. "Heeh? Bagaimana senpai mendapatkan susu stroberi dan aku mendapatkan yang cokelat?" Sousuke mengangkat bahu, lalu berjalan tak peduli.
Sadar, Momo meneriakkan terimakasih. Sekilas Sousuke mengulas senyum tipisnya.
"Aku menyukaimu!"
"Maafkan aku, aku juga mencintaimu. Namun kau tak bisa menghasilkan keturunan untuk kita"
Momo mencibir pada suara youtube yang dilihat oleh seniornya,—Aiichirou— mendengus kesal pada keluarga si lelaki yang menolak sang heroine.
"Cuih, apa-apaan?! Apa wanita tua itu tidak tau? Didunia ini banyak sekali anak yatim yang menderita!" Aiichirou terkekeh sambil terisak, menonton drama india dengan juniornya merupakan keputusan yang benar.
"Aii-senpai kenapa menangis pada drama cringe seperti ini?" Momo hanya memutar bola mata saat keluarga si lelaki meminta maaf pada si heroine karena ibu mereka yang koma sehabis 'kecelakaan'.
"Oh iya, kulihat kau dekat dengan Sousuke-senpai ya akhir-akhir ini?" Momo memerah. "Hah? Tidak juga." Aii mengangguk mengerti, tidak ingin mengetahui lebih lanjut.
Malamnya, Momo tidak bisa tidur. Apa-apaan?! Dekat dengan senior sedingin es itu?! Well, tidak juga sih. Sousuke bisa menjadi manis, namun tidak pada Momo, lagipula Sousuke kemungkinan besar menyukai Rin.
Momo memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar, tidak ada gunanya memaksakan diri untuk tidur.
Ia duduk di dekat vending machine. Meminum susu strawberrynya dalam diam. Entah kebetulan semata atau paksaan alam, seniornya sudah duduk disampingnya, menyeruput coklat hangat instan yang sepertinya disediakan di vending machine.
"Minum dingin saat malam tidak baik untuk pencernaanmu lho." Momo memutar mata tak peduli. "Tenang saja, toh tidak ada ujian di waktu mendatang" Momo mengangkat bahu tak peduli.
"Hei, bolehkah aku .. " Momo menatap Sousuke penasaran, tumben sekali seniornya meminta sesuatu padanya. "Menciummu?"
Hening.
Tak ada satupun yang berbicara, Sousuke yang merutuki mulutnya yang licin dan Momo yang masih nge-blank.
"Hah?" Dari semua diskusi didalam otaknya, yang Momo katakan terhitung singkat, padat dan tidak jelas.
"Ah- maaf. Anggap saja yang aku katakan angin lalu." Momo masih berdebat sementara waktu terus berdetak. Seniornya akan pergi kapan saja, sedangkan Momo masih berdebat dengan pikirannya.
"Boleh kok." Pada akhirnya, Momo juga merutuki perkataannya. Sedetik kemudian, Momo merasakan campur aduk. Dibibirnya maupun dihatinya.
Mulutnya seakan mau meleleh, sementara hatinya meledakkan diri. Entahlah, Momo tak bisa berpikir banyak.
Ciuman itu bertahan selama 15 detik, lalu Sousuke melepaskan bibir mereka dan tersenyum. "Manis. Bibirmu manis."
Pada akhir hari, keduanya pulang dengan hati yang meledak-ledak dan muka yang merah.
END
Omake
Sousuke mendapati dirinya sedang mencium bibir tipis. Rasanya manis, bekas susu strawberry.
Ah tuhkan, Sousuke jatuh cinta lagi pada setiap fitur Mikoshiba Momotarou.
