MATAHARI

Chayeol x Baekhyun

Romance, Friendship, School Life

Oneshoot

YAOI

by rynnrose

Bagi Baekhyun, Chanyeol selayaknya matahari. Matahari hangat seperti pelukan Chanyeol, besar seperti tubuh Chanyeol, namun, matahari akan tenggelam dan menerangi belahan bumi lain, seperti Chanyeol.

Jika ada satu hal yang Baekhyun syukuri selama ia hidup, tentulah itu saat-saat ia bersama Chanyeol. Entah bagaimana, Baekhyun bisa benar-benar tenggelam ke dalam iris coklat gelap itu. Mungkin orang awam akan menyebutnya cinta dan tergila-gila. Dan Baekhyun tak memiliki niatan untuk menyanggah asumsi itu.

Mungkin sekitar tujuh atau delapan tahun lalu. Saat Mrs. Han, salah satu guru di sekolah menengah atas tempat Baekhyun dan Chanyeol mengenyam pendidikan memutuskan untuk menjadikan mereka partner pada sebuah projek sosial.

Baekhyun yang seorang individualis tentu saja merasakan tekanan dengan adanya projek ini. Harkat manusia memang makhluk sosial, namun tidak bagi Baekhyun. Bisa dibilang, ia hanya sudi berteman dengan tokoh/karakter fiksi dari novel dan komik yang ia baca. Oh, perluh diketahui, bahwa ini merupakan projek pertamanya bersama orang lain. Sebelumnya, Baekhyun hanya akan homeschooling di rumah bersama sang ibu. Walaupun tidak bisa dibilang begitu juga.

Berkali-kali Chanyeol mencoba menghubungi nomor Baekhyun melalui sambungan telepon yang didapaat dari bagian administrasi. Deadline projek seminggu lagi dan mereka bahkan belum melakukan persiapan apapun. Walaupun mereka sekelas, Baekhyun sangat gesit untuk menghilang dari pandangannya. Baekhyun akan datang bersamaan dengan guru yang memasuki kelas, membuat Chanyeol tidak memiliki kesempatan apapun untuk berbicara dengannya. Dan ketika kelas berakhir, Baekhyun menghilang seolah tidak ada eksistensi sebelumnya.

Chanyeol yang merasa frustasi mencoba untuk mendiskusikan hal ini dengan Mrs. Han. Dan akhirnya, setelah panggilan Mrs. Han untuk Baekhyun, di sana, di ruangan kantor Mrs. Han, untuk pertama kalinya Baekhyun berbicara dengan Chanyeol. Bahkan Baekhyun masih mengingat percakapan apa saja yang terjadi. Dimulai dengan Mrs. Han yang menanyakan alasan menghindari Chanyeol. Dan kedua pasang mata disana melebar, terkejut, saat Baekhyun mulai berbicara.

"Mohon maaf sebelumnya Mrs. Han, seandainya Anda bisa merubah peraturan untuk penugasan ini, maksud saya, menjadikan projek ini menjadi penugasan individu, saya akan berterimakasih", Baekhyun mengatakannya dengan menunduk menatap kedua sepatunya, tidak berani menatap kedua manusia lain di sana.

"Kenapa Baekhyun, setidaknya aku memerluhkan sebuah alasan bukan?", tanya Mrs. Han dengan bingung.

"Aku sudah selesai mengerjakan projek itu, jadi aku fikir, aku tidak memerluhkan Chanyeol", dan Baekhyun sendiri terkejut dengan pemilihan kalimat yang keluar dari mulutnya. Baekhyun pikir ia telah memilih diksi yang begitu kasar untuk diucapkan. Ia tidak tahu, Baekhyun tak pernah bericara begitu banyak dengan orang lain. Dan percakapan ini membuatnya gugup sehingga ia tidak bisa lagi untuk berfikir.

Sedangkan Chanyeol disebelahnya merasa kecewa.

"Baekhyun, kau tentu tahu, bahwa projek yang diberikan bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan akademis para siswa. Namun juga untuk mengasah softskill kalian, salah satunya kerjasama tim", dan berikutnya yang Baekhyun ingat adalah banyaknya petuah dari sang guru mengenai betapa pentingnya bekerjasama, ia yang memaklumi Baekhyun karena selama ini homeschooling, namun tidak bisa menjadikan itu sebagai alasan untuk mengerjakan projek secara individu, dan lain hal sebagainya.

Lalu, kalimat terakhir Mrs. Han saat itu menjadi pengubah plot cerita hidup Baekhyun.

"Aku tidak akan menerima tugas yang telah kau kerjakan Baekhyun, Kau harus memulainya dari awal bersama Chanyeol", tegas Mrs. Han sembari mempersilahkan anak didiknya untuk keluar.

Baekhyun dan Chanyeol mengalami ketercanggungan setelahnya. Mereka berjalan berdua menuju kelas dalam diam. Sampai akhirnya Chanyeol memutuskan untuk mengakhiri sepi yang ada.

"Aku mencarimu dimanapun tapi tidak dapat menemukanmu. Dan kau tak pernah mengangkat panggilan teleponku", keluh Chanyeol.

"Maaf.. Chanyeol", hanya itu yang bisa katakan setelah semuanya. Sebenarnya Baekhyun bukan orang jahat, ia hanya benar-benar tidak menyukai untuk berinteraksi dengan manusia lain.

Selama di sekolah, Baekhyun bukanlah siswa yang mencolok. Ia tidak masuk dalam golongan prestigious -murid yang terkenal, pintar, kaya, organisator- seperti Chanyeol atau golongan nerd -kutu buku, underdog-. Baekhyun adalah hantu dari antah berantah yang bahkan kehadirannya tidak diketahui.

"Baiklah, mulai sekarang, jawab teleponku dan jangan mencoba menghindar lagi. Setelah bel pulang berbunyi, tetap duduk di bangkumu dan aku akan mendatangimu untuk mendiskusikan projek kita", Chanyeol berbicara dengan hati-hati agar tidak menyinggung Baekhyun. Baekhyun pikir, Chanyeol akan marah dan tidak mau lagi mengerjakan projek bersamanya.

"Bisa kan, Baekhyun?", Namun Baekhyun salah. Baekhyun menjawabnya dengan mengangguk pelan.

Terbesit rasa bersalah dalam dirinya, namun Baekhyun tidak berani untuk berbicara lebih jauh. Baekhyun benci menjadi pemeran antagonis di kehidupan orang lain, namun yang bisa ia lakukan hanyalah menggumamkan beribu kata maaf untuk Chanyeol di dalam hati. Berharap agar Chanyeol dapat mendengarnya.

Lalu kilasan balik itu berputar lebih cepat. Mengenai Chanyeol dan Baekhyun yang selalu pulang telat untuk mengerjakan projek selama seminggu penuh. Chanyeol dengan humor recehan yang bisa membuat Baekhyun tertawa. Dan Chanyeol serta Baekhyun yang mulai membagi hobi bersama, musik.

Chanyeol pikir, diantara ratusan teman sekolahnya, hanya ia yang menyukai sebuah grub musik dari tahun 60an, seperti The Beatles, The Rolling Stones dan sebagainya. Namun nyatanya tidak benar, ternyata Baekhyun juga menyukai genre musik yang sama. Kadangkala, Chanyeol dengan sengaja memutar sebuah musik dan ikut menyanyikan lirik lagu tersebut. Dengan perlahan, Kepala Baekhyun akan mulai mengikuti irama lagu dan berakhir mereka melakukan duet bersama. Bagi Baekhyun saat itulah moment favoritnya bersama Chanyeol.

Baekhyun tidak ingat dengan jelas bagaimana ia berakhir ketergantungan dengan Chanyeol. Yang Baekhun ingat, ia akan pergi berangkat sekolah bersama Chanyeol, duduk belajar di sebelah Chanyeol, makan di kantin bersama Chanyeol, pulang sekolah bersama Chanyeol, bermain bersama Chanyeol, menyanyi bersama Chanyeol, merayakan ulang tahun bersama Chanyeol, dan bercerita mengenai apapun bersama Chanyeol.

Mungkin itulah yang membuat Baekhyun merasa semakin dekat dengan Chanyeol. Awalnya, Baekhyun akan bercerita mengenai novel ataupun komik yang ia baca. Lalu Baekhyun mulai menambahkan opini dari sudut pandangnya mengenai alur cerita. Lalu Baekhyun yang mulai menceritakan hari-harinya ketika Chanyeol sibuk berlatih bersama band sekolah atau sekedar berkeluh kesah mengenai tugas sekolah yang begitu banyak. Dan tepat 16 bulan mereka saling mengenal, Baekhyun mulai terbuka dengan menceritakan sebuah cerita masa kecil yang ia simpan sendiri.

Mengenai Bakehyun si anak tunggal dengan kedua orangtuanya yang memutuskan bercerai. Ayahnya menganggap Baekhyun tidak perluh sekolah karena beranggapan, homeschooling akan menghabiskan lebih sedikit biaya. Sang ayah memutuskan untuk bercerai setelah berselingkuh dengan seorang rekan di kantornya. Ibu Baekhyun yang sebelumnya hanya seorang ibu rumah tangga tentu saja kewalahan untuk kebutuhan sehari-hari. Sehingga ibunya menjadi jarang pulang kerumah dan tak lagi mengajari Baekhyun ketika homeschooling.

Selama ini, sang ibu hanya akan membelikannya buku paket sesuai tingkatan kelas Baekhyun dan setelahnya, Baekhyun akan belajar seorang diri. Baekhyun kecil tumbuh menjadi sosok penyendiri tanpa mengetahui kehidupan luar. Ibunya kadang hanya pulang seminggu sekali untuk memenuhi kulkas dengan persediaan makanan lalu pergi kembali. Baekhyun merasa ia adalah Rapunzel di dalam kastilnya. Terbiasa hidup seperti itu, tanpa bernegosiasi, ibunya memutuskan bahwa Baekhyun akan melanjutkan bersekolah di sekolah reguler seperti teman sebayanya. Tanpa petunjuk apapun, menjadi seorang individualis yang kesulitan bersosialisasi dengan manusia lain.

Chanyeol adalah pendengar yang baik, seperti Mrs. Han, Chanyeol tiba-tiba menjadi sesosok tetua yang memberikan petuah kepada cucunya. Dan Baekhyun tak akan berhenti mengagumi Chanyeol yang seperti itu. Baekhyun yang lama tak mendapat perhatian orangtua seakan memiliki kakak atau ayah atau kakek yang untuk pertama kali, ada seseorang yang mengkhawatirkan masa depannya. Lalu dengan tubuh besarnya, Chanyeol akan memeluk Baekhyun hingga seolah tenggelam dalam dekapan itu.

Bagi Baekhyun, Chanyeol adalah mataharinya. Matahari hangat seperti pelukan Chanyeol, besar seperti tubuh Chanyeol, namun, matahari akan tenggelam dan menerangi belahan bumi lain, seperti Chanyeol.

Baekhyun tahu dengan jelas bahwa Chanyeol tidak sama seperti dirinya. Chanyeol memiliki banyak teman sedangkan Chanyeol adalah satu-satunya bagi Baekhyun. Di beberapa kesempatan, Chanyeol akan memperkenalkan Baekhyun dengan teman yang lain. Chanyeol berharap, Baekhyun dapat mulai berinterksi dengan teman lainnya setelah terbukti Baekhyun dapat akrab dengan Chanyeol. Namun semuanya tidak berjalan seperti yang Chanyeol harap.

"Jadi Baekhyun, Chanyeol berkata jika kau dapat bernyanyi dengan baik, aku rasa kita semua ingin mendengarnya", Ketika Kai -salah satu teman band Chanyeol- berbicara seperti itu, Bakekhyun ingat ia gugup luar biasa. Ia hanya menggigit bibir dan menatap sepatu yang seolah lebih menarik daripada pemandangan lainnya. Chanyeol yang melihat kecanggungan itu mencoba mencairkan suasana dengan sebuah lelucon dan ditanggapi tawa oleh teman yang lainnya.

Namun tidak bagi Baekhyun, berada di studio musik yang sempit dengan lebih dari lima orang di dalamnya membuat Baekhyun pengap. Sebelumnya ia tidak pernah berbagi oksigen dengan orang lain sedemikian rupa sehingga membuatnya sesak. Suara tawa Chanyeol dan teman-temannya seolah menertawai Baekhyun sendiri. Baekhyun tiba-tiba menjadi pusing.

"CHANYEOL AKU INGIN PULANG!", suara teriakan Baekhyun menghentikan tawa di studio itu. Baekhyun yang merasa pening segera berlari keluar dan tanpa sengaja menjatuhkan sebuah piano elektrik. Namun selanjutnya Baekhyun tetap berlari tanpa meminta maaf atau sekedar berhenti untuk mengindahkan panggilan Chanyeol kepadanya.

Di malam hari saat Baekhyun menangis mengingat tindakan bodohnya, Chanyeol tiba-tiba datang dan memberikan sebuah pelukan lain. Seharusnya Baekhyun yang meminta maaf karena telah merusak piano elektrik milik teman Chanyeol, namun nyatanya, Chanyeol yang meminta maaf karena telah membawa Baekhyun dalam situasi canggung. Dan Baekhyun hanya akan menangis semakin dalam tanpa sanggup mengucapkan kata yang lainnya.

Baekhyun berani bersumpah bahwa Chanyeol adalah manusia paling baik hati yang ada di bumi. Mungkin karena ayahnya bekerja sebagai pekerja sosial, atau ibunya yang bekerja sebagai perawat, atau justru karena kakak perempuannya yang bekerja sebagai pengacara HAM. Nyatanya, Chanyeol tumbuh menjadi seorang pendengar dan penyembuh. Dan bukan berarti Baekhyun menjadi satu-satunya.

Baekhyun ingat beberapa nama yang jika bisa, ingin ia hapus dari bumi ini.

Salah satunya Hana. Adik kelas manis yang entah bagaimana berencana melompatkan diri dari atap gedung sekolahnya. Sebenarnya Baekhyun tidak akan merasa jengkel dengan itu, hanya saja, Hana hanya mau berhenti membahayakan diri jika Chanyeol berada di dekatnya. Hana memberikan sebuah alasan yang tidak masuk akal, katanya ia hanya nyaman untuk berbicara dengan Chanyeol. Chanyeol tentu saja, tetap menjadi pendengar yang baik. Chanyeol akan menjemput dan mengantar Hana ke sekolah, terapis, dan berbagai tempat tidak bermanfaat lainnya, seperti playzone di salah satu mall misalnya.

Itu benar, Baekhyun diam-diam berubah menjadi seorang penguntit. Kelihainnya menjadi hantu -tidak terdeteksi orang lain- sejak dulu membuat pengintaiannya menjadi semakin mudah. Dan dengan Baekhyun seperti itu, Baekhyun mulai sangsi. Apa sebenarnya makna kebaikan yang Chanyeol lakukan untuknya?.

Dan semua itu tidak berhenti pada Hana. Terdapat berbagai nama lain yang mendapatkan kebaikan dari seorang Chanyeol.

Ada Luhan -teman sekelas mereka- yang tidak bisa berjalan karena terserempet mobil, sehingga Chanyeol selalu membawakan makan siang untuknya sampai Luhan bisa berjalan kembali. Atau Saewoo, siswi dari kelas sebelah yang selalu Chanyeol bawakan vitamin karena darah rendahnya. Atau Kyungsoo, anggota klub drama yang membuat Chanyeol rela dijadikan lawan main ketika Kyungsoo melatih sebuah script. Nama-nama ini belum seberapa, Baekhyun belum menyebutkan banyak nama lainnya.

Sebut saja Baekhyun egois. Dan itu benar, Baekhyun menginginkan perhatian Chanyeol hanya untuknya. Bahkan alasan tidak masuk akal yang Baekhyun sebut untuk Hana tadi, juga menjadi alasan Baekhyun untuk tetap menginginkan Chanyeol berada di sampingnya. Baekhyun hanya nyaman untuk berbicara dengan Chanyeol. Dan Baekhyun tidak bodoh untuk memastikan bahwa tatapan yang diberikan Hana, Luhan, Saewoo, Kyungsoo kepada Chanyeol bukan hanya tatapan seorang teman. Melainkan tatapan memuja, yang juga Baekhyun rasakan terhadap Chanyeol.

Lalu, apa yang membuat Baekhyun menjadi lebih spesial diantara nama-nama tadi?. Jawabannya tidak ada. Chanyeol hanya terlalu baik, dan Baekhyun menganggap kebaikan itu sebagai sebuah harapan, bahwa kebaikan itu adalah sebuah bahasa cinta dari Chanyeol untuknya.

Namun Baekhyun sadar bahwa Chanyeol adalah matahari. Matahari hangat seperti pelukan Chanyeol, besar seperti tubuh Chanyeol, namun, matahari akan tenggelam dan menerangi belahan bumi lain, seperti Chanyeol.

Matahari Chanyeol tidak untuk Baekhyun sendiri. Tapi juga untuk Hana, Luhan, Saewoo, Kyungsoo dan banyak lainnya. Bahwa Chanyeol, matahari Baekhyun, mulai tenggelam dan menerangi kehidupan manusia selain dirinya. Jika bisa, Baekhyun ingin matahari itu berhenti bergerak dan tetap menerangi dirinya.

Namun angan hanyalah angan bukan?. Jika tidak ada kemauan untuk mewujudkan angan itu. Jadi, ketika Baekhyun dan Chanyeol sedang bermain game di rumah Baekhyun. Diingatannya, Baekhyun memberanikan diri untuk berbahasa.

"Chanyeol, mungkin kau akan terkejut. Tetapi aku rasa aku menyukaimu", Baekhyun berbicara pelan ketika layar TV menunjukkan tulisan gameover. Baekhyun hnanya menatap lantai dan tidak berani untuk menatap Chanyeol secara langsung.

"Tentu saja, aku juga menyukaimu Baek", Chanyeol menjawab setelahnya. Ia melihat wajah dan telinga Baekhyun yang merah padam dan sedikit tertawa geli karenanya.

Baekhyun yang mendapatkan respon seperti itu tentu saja merasa tidak puas. "Bukan menyukai sebagai teman Chanyeol, tapi, rasa suka seperti, seperti...". Baekhyun kebingunan untuk menjelaskan dan Chanyeol tidak tahan untuk menggodanya.

"Seperti apa maksudmu Baek?", tanya Chanyeol.

Baekhyun menghela nafas dengan pelan lalu memberanikan diri untuk menatap mata Chanyeol. "Seperti.. aku menyukaimu dan aku ingin menikah denganmu", Baekhyun rasanya ingin menangis. Sekarang ia menyesal telah mengatakannya. Melihat respon Chanyeol yang diam saja membuat kepala Baekhyun dipenuhi berbagai kemungkinan terburuk. Bagaimana jika Chanyeol menganggap Baekhyun aneh dan tidak mau berteman lagi dengannya, dan Baekhyun tidak yakin dapat menjalani alur hidupnya tanpa Chanyeol.

Chanyeol menghela nafas pelan dan Baekhyun baru sadar bahwa selama itu Baekhyun menahan nafasnya. Apa yang dikatakan Chanyeol selanjutnya menjadi penentuan bagaimana kisah Baekhyun selanjutnya.

"Aku sudah memesan sepasang tempat duduk di sebuah restoran akhir pekan ini untuk menanyakan apakah kau mau menjadi kekasihku, tapi kau bertanya kepadaku lebih dulu Baek", lagi, Chanyeol menghela nafas panjang.

Baekhyun seolah menjadi dungu akan kalimat itu.

"Mari lupakan kejadian hari ini dan tunggu aku di akhir pekan, bagaimana Baek?", kata Chanyeol memberikan senyum hangat seperti mataharinya. Baekhyun yang baru menyadari arti kata itu langsung memeluk Chanyeol dan entah kenapa, Baekhyun menangis di dekapan tubuh besar itu. Yang Baekhyun tahu adalah, bahwa Chanyeol ialah mataharinya. Matahari hangat seperti pelukan Chanyeol, besar seperti tubuh Chanyeol.

ooo

Mengingat betapa jeleknya hari itu, Baekhyun rasanya ingin tertawa.

"Apakah kau ingat Chanyeol, saat itu aku begitu cengeng", Baekhyun menggumam.

"Aku bahkan belum mengetahui alasan kenapa kau bisa menyukaiku yang bahkan tidak bisa berteman dengan orang lain selain dirimu,

"Chanyeol, terimakasih telah ada untukku. Terimakasih telah mendengarku. Terimakasih telah menyembuhkanku,

"Tapi Chanyeol, seharusnya kau tidak perluh menjadi si sok kuat. Seharusnya kau berkata jika kau merasakan sakit dan tidak menahannya sendirian. Setiap hari kau mendengarkan dan menyembuhkan keluhan orang lain tanpa memperdulikan dirimu sendiri. Dan lihatlah, siapa yang sebenarnya kesakitan di sini", Baekhyun mengusap air mata yang jatuh di depan sebuah makam seorang yang ia sukai, kekasihnya, Chanyeol.

"Aku selalu berjanji bahwa aku tidak akan menangis tapi aku tidak bisa", Baekhyun semakin sesengukan mengingat hari terakhir bersama sang kekasih. Empat tahun lalu, beberapa hari setelah kelulusan sekolah, setelah berbagai kemoterapi yang dilakukan oleh Chanyeol untuk berjuang melawan kanker darah. Akhirnya, Chanyeol memilih untuk kembali dalam peraduan Tuhan. Beberapa tahun berlalu dan perasaan yang dimiliki Baekhyun tidaklah berubah. Mungkin sudah jutaan kali banyaknya Baekhyun mengulang-ulang rekaman bagaimana ia bertemu Chanyeol, meragukan Chanyeol, menjadikan Chanyeol sebagai kekasihnya. Namun seolah tak pernah bosan, tetap saja Baekhyun mengulangnya. Lagi, dan lagi.

Dan andai Baekhyun dapat mengulang waktu, ia ingin tahu lebih cepat. Baekhyun ingin beganti untuk menengarkan Chanyeol yang bercerita. Baekhyun ingin menjadi pendengar dan penyembuh bagi Chanyeol. Sehingga Baekhyun akan lebih menghargai waktu dan tidak menyia-nyiakannya untuk meragukan Chanyeol.

"Pada akhirnya, kau tetap matahariku Chanyeol", ujar Baekhyun lemah sembari meninggalkan kompleks pemakaman.

Iya, itu benar. Bagi Baekhyun, Chanyeol selayaknya matahari. Matahari hangat seperti pelukan Chanyeol, besar seperti tubuh Chanyeol. Namun, matahari akan tenggelam dan menerangi belahan bumi lain, seperti Chanyeol, yang sekarang sedang menerangi alam lain tempatnya bersisian bersama Tuhan.

=The End=

yeayyy, di hari bahagia ini, aku membawakan kalian sebuah cerita hahaha. udah liat teasernya exo belum?. gilaa tadi sempet baca ada cherries sama kerries yang nemuin kalo suara bip bip itu kode morse yang artinya E X O. aduhhh pinter banget yang bikin teori.

btw, bener-bener ga nyangka banget setelah comeback terakhir di tahun 2019 akhirnya exo comeback lagi, hiks :"

pinter banget tuan muda oh sehun nge live ig sebelum teaser exo, emang king of spoiler deh hahaha

btw lagi, gimana cerita ini? bingungin ngga? maaf ya, ini pertama kali aku nulis, semoga bisa difahami deh :"

makasih banyak yang udah baca, jangan lupa review juseyoooo