Story by SlimeID
Disclaimer :
Naruto by Masashi Kishimoto
High School Dxd by Ichie Ishibumi
Warning : Miss Typo, OOC, Diksi kaku, EYD kurang, dan lain-lain.
Genre : Magic, Devil, School, Romance, etc.
Rate : M
- Fallen Dawn -
Summary : Perbedaan Ras membuat keduanya mengalami pertentangan. Kedua insan yang jauh bukan karena jarak namun karena takdir yang melekat pada mereka sejak lahir, tidak membuat semua cahaya harapan mereka padam. Cinta, hal yang mendasari kekeras kepalaan sepasang makhluk ternoda seolah mengalahkan segalanya. Mereka akan terus bersama, bahkan jika seluruh dunia menentang mereka.
•••
Gadis bersurai merah panjang nampak memasuki ke sebuah ruangan. Sekilas jika dilihat dari luar akan terlihat seperti gedung tua. Namun, saat masuk lebih dalam, kita bisa melihat ruangan dengan banyak ornamen kuno yang menghiasinya.
Gadis itu bernama lengkap Rias Gremory. Bukan gadis biasa, tetapi seorang iblis. Ruangan itu adalah ruang klubnya yang ia beri nama Ruang Penelitian Ilmu Gaib atau dalam bahasa inggrisnya Occult Research Club. Dia bersekolah di Kuoh Akademy, seragam yang ia gunakan adalah identitas akademi tersebut.
Rias merupakan iblis bangsawan dari keluarga Gremory. gadis itu sudah memasuki tingkat High Class Devil dan telah menerima Evil Piece. Dia memiliki beberapa budak dibawah kendalinya sebagai pemegang King.
(Mungkin kalian sudah pada tau)
Rias saat ini tengah bersandar di sofa ruang klubnya sembari memegang pipinya. Matanya sibuk melirik ke arah kertas di atas meja. Bukan surat laporan kegiatan klub atau yang berhubungan dengan hal tersebut, namun sebuah surat yang tidak ia tau siapa pengirimnya.
Singkatnya setelah gadis bersurai merah itu membaca surat tersebut, dirinya penasaran dengan siapa yang mengirimnya. mata gadis itu menajam saat otaknya ikut berpikir.
'Siapa?'. Pikirnya.
Rias mengambil kertas berisi pesan itu kemudian menegakkan tubuhnya. Melihatnya sekilas, kertas di tangannya mulai hancur karena kekuatan Power of Destruction miliknya.
"Yo, Rias-chan. Maaf memberi kabar menggunakan surat. Yah, aku banyak kerjaan akhir-akhir ini. Meskipun ketiga Fraksi telah berdamai, tapi aku tak bisa ke area iblis tanpa ijin Semhazai-sama. Mungkin kau ingat aku, e-em atau mungkin tidak. Aku tak masalah, cukup tau jika aku selalu mengawasimu. Aku Naruto, Malaikat Jatuh kesayanganmu. Hehe, itu yang kau bilang padaku dulu. Ah sudah dulu ya, mungkin ini jadi suratku yang pertama dan juga yang terakhir. Jaa na, aku mencintaimu. Gadis Iblisku".
Tes
Sebuah butiran air jatuh di atas tanah. Gadis merah bernama lengkap Rias Gremory itu tak bisa tuk membendung air mata yang mengalir dari pelupuk matanya. Kepingan memori-memori yang pernah ia lalui di masa lalu mulai terbuka.
.
"Ne, Naruto-kun. Kenapa kau menyelamatkanku?". Tanya seorang gadis bersurai merah pada pemuda bersurai pirang.
Pemuda yang ditanya menoleh kemudian memegang dagunya, "Kenapa, ya?".
"Em, mungkin karena kau cantik". Ucapnya dengan senyum tulus di wajahnya.
"Naruto-kun, apa ini cocok?". Gadis bersurai merah nampak menanyakan pendapat pemuda di depannya.
Pemuda bersurai kuning yang melihat gadis bersurai merah dengan dress merah yang cocok dengan rambut gadis itu nampak merona pipinya.
"Um, itu cocok. Kau sangat cantik memakainya, Rias-chan".
.
Rias duduk memegang lututnya, dirinya masih ingat mengenai pemuda itu. Pemuda dari Fraksi Malaikat Jatuh itu, orang yang berharga baginya, kekasihnya, Malaikat Jatuh kesayangannya. Gadis itu terisak saat kembali mengenang kenangan-kenangan masa lalunya.
"Naruto-kun, gomen". Gadis bersurai merah nampak menunduk tak berani menatap ke arah mata pemuda di depannya."
"Kenapa, Rias-chan? Apa yang terjadi?". Respon pemuda itu.
"Seharusnya kita tak bersama. Kita, berbeda". Pemuda bersurai kuning itu tersentak mendengarnya.
Pikirannya mulai melayang tentang arah pembicaraan mereka. Haruskah ia mengerti? Haruskah ia pura-pura peduli?
"Apa maksudmu, Rias?".Gadis itu tercekat sesaat suffiks panggilan biasanya mulai hilang dari penyebutan pemuda yang ia cintai. Menandakan jika pemuda di depannya ini, serius.
"M-maaf jika aku telah menyembunyikan hal ini. A-aku, dijodohkan". Ungkap gadis itu mendapat reaksi shok pemuda di depannya.
"A-apa, t-tidak mungkin kan? A-apa maksudmu, Rias?". Rias tak berani menjawab, ia gigit bibir bawahnya. Sedangkan pemuda di hadapannya nampak bergetar, tidak menduga bahwa hal ini akan menimpa hubungan mereka.
"Dengan siapa, kau akan dijodohkan?". Tanya Naruto dengan pelan, dia harus kuat.
"Riser Phenex. Pewaris Clan Phenex".
Pemuda bersurai kuning itu terdiam. Ia pegang kepalanya kuat-kuat dengan kedua tangannya. Ini bercandakan? Pemuda itu jatuh berlutut, matanya menatap ke bawah dengan redup.
'Iblis Phenex ya. Aku bisa menghancurkannya, tapi itu bisa melanggar perjanjian gencatan senjata. Tidak-tidak, aku harus tenang. Ayolah Naruto, kau harus bisa mengendalikan keadaan'. Pikir pemuda itu.
.
Rambutnya sedikit terlintas ke bawah hingga matanya tak terlihat. Gadis yang melihat pemuda yang ia cintai nampak terpuruk, tak bisa melakukan apa-apa. Dirinya tak ingin egois, gadis itu juga memikirkan keluarganya
Rias nampak berhenti menangis, namun posisinya masih sama. Gadis yang merupakan pewaris dari Clan Gremory itu tak punya pilihan lain waktu itu. Dia pikir pilihannya sudah tepat. Tetapi, hal tak terduga terjadi. Dan itu menjadi puncak dari kesedihan yang melandanya.
.
Jlebb
"Guakhh".
Gadis bersurai merah itu terdiam, tubuhnya mematung. Ia lirik pemuda pujaan hatinya, meneteskan darah dari mulutnya setelah sebuah pedang menusuk perut pemuda itu."
NARUTO-KUN!!!". Teriak gadis itu.
"Apa ini, dua makhluk berbeda saling berhubungan". Ucap sebuah suara dari sosok laki-laki bertelinga runcing sesaat setelah menusukan pedangnya.
"Memalukan! Kau membuat malu fraksimu sendiri, dasar pengkhianat!".
Brugh
Tubuh pemuda itu jatuh terlentang ke tanah saat sosok sang penusuk tanpa ampun menarik pedangnya dan menendang pemuda itu.
"K-kokabiel-sama". Ucap pemuda itu melirik si penusuk yang merupakan Jendral Malaikat Jatuh dengan nada menahan rasa sakit.Gadis yang melihat kekasihnya dalam kondisi mengenaskan nampak berlinang air mata.
"Naruto-kun!". Dengan cepat gadis itu menghampiri pemuda yang menjadi kekasihnya itu dan menaruh kepala pemuda itu di pangkuannya.
Kondisi pemuda itu sangat parah, bekas tusukan dengan darah yang masih mengalir dan wajahnya yang nampak pucat. Mulut pemuda itu mengeluarkan darah.
Dalam pikiran pemuda tersebut ia harus segera menyelamatkan gadisnya. Tak peduli jika ia harus mati, dirinya mementingkan keselamatan Rias. Atasannya pasti tak akan berhenti setelah membunuhnya, pasti dia juga akan membunuh Rias.
'Gawat, itu tak boleh terjadi. Aku harus menyelamatkan Rias'. Pikirnya dengan keras.
"Ada apa gaki? Kau ingin melihat gadis iblis ini kubunuh?". Ucap laki-laki bertelinga runcing itu dengan seringai menakutkan di wajahnya.
Pemuda itu mengepalkan tangannya erat, ia tak peduli dengan rasa sakit di perutnya. Dirinya tak akan membiarkan Kokabiel membunuh kekasihnya.
'Aku harus menggunakan 'itu', energiku menipis. Aku harus memindahkan Rias secepat mungkin'. Batin pemuda itu kemudian menatap ke arah wajah cantik kekasihnya yang tengah menangisinya.
"R-rias, aishiteru". Ucap pemuda itu dengan senyum tipis di wajahnya, sedangkan gadis itu membalas dengan senyum yang dipaksakan. Gadis itu menaruh tangan kanan pemuda itu di pipinya.
"Hiraishin no Jutsu".
.
Rias tak tau lagi kelanjutannya, yang ia tau dia masih mencintai pemuda itu. Selamanya akan begitu, meskipun orang-orang terdekatnya menyuruhnya untuk berhenti dan menerima kenyataan. Itu adalah kejadian dua setengah tahun yang lalu, saat dia masih duduk di bangku tahun ajaran pertama di Kuoh.
Rias menangis kembali, kali ini tangisan bahagia. Jika surat itu dari Naruto, berarti kekasih pirangnya itu masih hidup. Tapi kenapa pemuda itu baru memberi kabar sekarang.
Dia akan ke tempat Naruto. Perasaan di hatinya tak bisa di bendung lebih lama lagi. Ia ingin menemuinya.
"Azazel-sensei pasti tau tentangnya". Ucap gadis bersurai merah itu kemudian beranjak dari tempatnya.
Beruntung tiga Fraksi telah berdamai dan Azazel merupakan salah satu perwakilan dari fraksinya yang ada di Kuoh.
'Aku akan menghubungi yang lainnya dan mengadakan rapat dadakan'. Batin Rias dengan tersenyum.
.
.
Ruang ORC
Telah berkumpul Rias dan para Peeragenya beserta Azazel yang duduk tenang di sofa.
"Ada apa kau memanggilku, Putri Gremory?". Tanya pria dewasa bersurai hitam dengan bagian depan berwarna kuning.
"Benar Bochou, tumben sekali kau menyuruh kami untuk berkumpul saat jam pelajaran sedang berjalan". Tanggap salah satu pemuda bersurai coklat bernama Issei Hyodou.
"Ara, ara, Issei-kun. Mungkin Bochou memiliki hal penting yang ingin disampaikan".
Kali ini tanggapan dari gadis bersurai hitam diikat ponytail yang merupakan Queen dari Rias, Akeno Himejima. Disana juga telah ada beberapa budak dari gadis bermarga Gremory itu. Pemuda lain bersurai pirang, Kiba Yuuto. Gadis kecil bersurai putih, Koneko Toujo. Gadis manis bersurai pirang panjang, Asia Argento. Gadis bersurai biru, Xenovia Quarta. Dan gadis yang sebenarnya laki-laki, Gasper Vladi.
Rias menatap ke arah peeragenya dengan tatapan serius. Kemudian mengalihkan atensinya ke arah Azazel.
"Aku ingin bertanya sesuatu padamu, Azazel-sensei". Ucapnya serius.
Azazel menaikkan alis mendengarnya, sedikit penasaran. "Oh, apa yang ingin kau ketahui, Rias?".
Rias mengatur nafasnya, "Apakah kau tau mengenai pemuda bernama Naruto?".
"Hoo, kau masih ingat ternyata". Ucap Azazel dengan nada tertarik.
Rias menggigit bibir bawahnya, "Tentu saja. Tolong beritahu aku, apa dia baik-baik saja, Azazel-sensei?".
Para peerage dari Rias nampak tak mengerti dengan pembicaraan antara Rias dengan pria dari Fraksi Malaikat Jatuh itu. Naruto? Siapa Naruto? Ada hubungan apa pemuda bernama Naruto dengan King mereka.
"Ara, ara. Siapa pemuda bernama Naruto itu Buchou?". Tanya Akeno dengan nada penasaran.
Rias menundukkan kepalanya, tangannya mengepal erat. "D-dia. Pemuda kesayanganku, kekasihku, Akeno". Ucapnya dengan lirih.
Para peerage Rias nampak terkejut. Kekasih Bochou mereka? Serius? Mereka bahkan tak tau jika selama ini Rias memiliki pujaan hati.
"A-apa m-maksudmu, Bochou?". Tanya pemuda bersurai coklat bernama Issei yang menatap ketuanya itu meminta kejelasan.
"D-dia kekasihku, Issei. Mengertilah, selama ini aku menolak untuk kau dekat denganku karena aku telah menjadi milik orang lain". Rias tak mampu menatap pemuda pemegang Pawn kesayangannya itu.
"Begitukah? Jadi itu alasannya". Issei menunduk dan berujar dengan lirih nampak kecewa.
Asia yang dekat dengan Issei nampak menatap keduanya sendu. Tak kuasa tuk diam, gadis bersurai kuning itu memeluk Issei lembut.
"Tidak papa, Issei-san". Bisiknya pelan di telinga pemuda.
"Tak usah bersedih begitu, bocah mesum".
Azazel menatap ke arah muridnya dengan seringai kecil. Hah, permasalahan anak muda. Dirinya memang tak pantas untuk kembali ke masa muda, dia masih ingat umur. Yah, setidaknya Azazel pernah menikmati apa itu masa muda.
"Jadi, kau menanyakan tentang Naruto kan?". Azazel menatap ke arah Rias dan mendapat anggukan dari gadis itu.
Azazel menghela nafas, "Baiklah. Apa boleh buat". Ucapnya memberi jeda.
"Naruto adalah salah satu Jenderal di Grigory. Jabatan itu ia dapat setelah kematian Kokabiel, yang berarti baru bulan kemarin dia dipromosikan. Nama lengkapnya Namikaze Naruto, aku menyelamatkannya dua setengah tahun yang lalu dari Kokabiel. Pemuda itu terluka parah dan tak sadarkan diri selama sebulan".
"Aku pernah menanyakan alasan kenapa ia hendak dibunuh Kokabiel, dan itu membuatku tercengang setelah mengetahuinya. Pemuda itu memiliki hubungan dengan salah satu iblis bangsawan di Underworld. Dan siapa sangka jika gadis yang dimaksud adalah kau, Rias Gremory". Jelas Azazel membuat para peerage dengan Rias sendiri terkejut.
"D-dia menjadi Jenderal Malaikat Jatuh?". Rias menahan perasaan yang menggebu di dadanya.
Air mata kembali berlinang dari mata lentiknya, "Y-yokatta hiks, dia baik-baik saja".
Azazel memandang Rias dengan sedikit iba, "Dia pasti menggunakan teknik hiraishinnya untuk menyelamatkanmu, bukan?".
Rias mengangguk sedikit terisak. Tak ia sangka kekasihnya berani mempertaruhkan nyawanya demi keselamatan gadis payah seperti dirinya. Dirinya sangat bersyukur jika Naruto berhasil selamat saat itu.
"A-azazel-sensei, Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih". Ucapnya dengan penuh syukur.
Azazel mengerti dengan perasaan gadis Gremory di depannya itu. "Y-yah aku mengerti, aku mengerti, Rias. Tak usah berlebihan, aku hanya kebetulan menyelamatkannya waktu itu". Balas Azazel sedikit kikuk.
Rias menggeleng pelan kemudian mengusap matanya, "Um, aku berhutang padamu, Azazel-sensei". Katanya dengan senyum tipis.
Para peerage Rias nampak menatap ke arah ketuanya merasa terharu, mereka sedikit mengerti mengenai kisah Rias dengan pemuda bernama 'Naruto' itu.
"Jadi, apa yang terjadinya setelahnya?". Tanya Rias.
"Naruto bangun sebulan kemudian. Tubuhnya masih lemah, bocah itu tak berhenti menanyakan tentangmu. Aku sempat terkejut saat dia mengatakan akan ke Underworld dan aku melarangnya. Naruto sangat keras kepala, dan selalu membuat orang lain kerepotan atas ulahnya. Itu dulu, beberapa bulan kemudian, bocah itu menjadi salah satu Malaikat Jatuh muda terkuat di Grigory".
"Kau tau, setelah ia mendengar berita tentang pertunanganmu itu, dirinya menahan diri untuk tidak membawamu pergi dari Underworld".
Rias dan peeragenya kembali terdiam. Untuk Rias sendiri, gadis merah itu merasa senang saat tau kekasihnya menjadi sosok yang kuat. Perasaan pemuda itu padanya tidak berubah, sama dengan perasaannya pada Naruto. Dia cukup senang karena Naruto memiliki niatan untuk membawanya pergi dari pertunangan yang tidak ia inginkan.
"Lalu, kenapa Naruto-kun tidak jadi membawaku pergi dari Underworld?". Tanya Gadis merah itu.
"Dia tidak bodoh. Dirinya tau dengan konsekuensi yang akan menimpanya jika ia melakukan hal nekat itu. Alhasil dirinya menahan diri, dan menyuruhku untuk membuat Issei yang membatalkan pertunangan itu". Jelas Azazel.
Issei yang merasa namanya disebut nampak bingung, "Ada apa denganku?".
"Dengan menyuruhku melatih Issei dan membuat pertunangan itu batal. Itulah yang ia lakukan".
Rias tak percaya dengan itu. Naruto telah memikirkan sejauh itu untuk membatalkan pertunangannya. Dirinya semakin menyayangi kekasihnya itu, kenapa dirinya merasa senang mendengar itu. Padahal Issei seolah menjadi bidak yang dimanfaatkan.
"Puncaknya saat Kokabiel berulah dan berniat membunuh kalian dan gadis dari Clan Sitri itu. Vali menyelamatkan kalian bukan karena perintahku, namun permintaan dari Naruto. Vali dan pemuda itu adalah teman dekat dan Vali sendiri dengan senang hati melakukannya". Azazel mengakhiri penjelasannya.
Rias mulai mengerti, dan tak bisa untuk membendung perasaan senang di hatinya. Dirinya ingin menemui pujaan hatinya itu, gadis itu merindukannya dan ingin memeluknya.
"Apakah kau bisa membuatku bertemu dengannya, Azazel-sensei?". Tanya Rias penuh harap.
Azazel memegang dagunya nampak berpikir, "Entahlah, mungkin aku bisa menghubunginya. Saat itu terjadi, akan kuberitahu tempat pertemuannya".
Rias tersenyum senang mendengar balasan pria dewasa berambut aneh di depannya itu. Dirinya sangat menantikan pertemuannya dengan pemuda kesayangannya itu. Ah, rasa tak sabar memenuhi hatinya.
"Terima kasih, Azazel-sensei". Rias mengucapkan itu dengan nada senang mendapat balasan anggukan dari Azazel.
"Kalian boleh kembali ke kelas masing-masing".
Perintah gadis merah itu pada peeragenya mendapat anggukan dan persetujuan dari mereka. Azazel sendiri segera bangkit dan pamit meninggalkan ruang klub itu. Ruang tersebut menjadi sepi kembali, hanya terdapat Rias yang sedang bersandar di sofa dengan senyum cantik menghias wajahnya.
Di Grigory
Tepatnya di sebuah gedung pemerintahan terdapat seorang pemuda bersurai pirang jabrik dengan jas hitam dan celana hitam sedang duduk santai di sebuah kursi kebanggaannya. Mata biru pemuda itu nampak membaca dengan serius ke arah berkas yang ada di mejanya.
"Dasar, Azazel. Seenaknya menyuruh orang lain mengerjakan pekerjaannya". Gerutu pemuda itu nampak kesal.
Tok Tok Tok
Atensi pemuda itu berpindah saat suara ketukan pintu terdengar di telinganya.
"Masuk".
Perintah pemuda tersebut pada si pengetuk pintu. Masuklah seorang wanita bersurai hitam pendek dengan membawa sebuah dokumen di tangannya.
"Ada apa, Shizune-san?". Tanya pemuda itu masih membaca ke arah berkas yang ia periksa.
"Maaf mengganggu, Naruto-sama. Azazel-sama ingin menemui anda di dunia manusia". Ujar wanita bernama Shizune itu memberitahu.
"Azazel?". Pemuda bernama Naruto itu menunjukkan ekspresi penasaran.
"Iya, Naruto-sama".
"Baiklah, aku akan ke dunia manusia. Shizune-san, tolong urus disini sebentar". Kata Naruto kemudian beranjak dari duduknya.
"Saya mengerti, Naruto-sama". Balas Shizune dengan menunduk hormat dan melihat ke arah tuannya yang sudah menghilang dengan seberkas kilat berwarna hitam.
With Azazel
Pria dewasa berambut aneh terlihat sedang menyeruput kopi di sebuah kafe. Pria itu sendirian, terlihat sedang menunggu seseorang.
"Yo, Azazel". Sapa sebuah suara mendapat atensi dari pria dewasa itu.
"Hisashiburi, Naruto". Balas pria bernama Azazel itu.
Pemuda yang menyapa Azazel nampak mendudukkan dirinya di depan Azazel. Pemuda bernama Naruto itu menatap secangkir kopi milik Azazel yang telah habis setengahnya.
"Menunggu lama, kah?". Tanya Naruto.
Azazel menggeleng pelan, "Tidak. Yah sebenarnya lumayan". Balasnya dengan sedikit tertawa.
Naruto mengangguk mengerti, "Begitukah. Jadi, ada masalah apa?". Azazel mendapat tatapan serius dari pemuda bermata biru di depannya itu.
"Gadis Gremory itu, ingin bertemu denganmu". Seketika ungkapan Azazel mendapat respon terkejut dari Naruto.
Naruto mengontrol ekspresinya kemudian menghela nafas sejenak, "Ah, jadi begitu". Ucapnya tak menduga.
"Kau harus menemuinya, Naruto. Sudah cukup lama kau menghindari gadis itu". Saran Azazel dengan nada bijak.
"Aku tau, Azazel. Aku hanya tak menduga jika akan secepatnya ini". Mendengar perkataan Naruto, Azazel hanya bisa memijit pelipisnya.
Naruto menyesap kopi yang telah diberikan waitress kafe tersebut. Pikirannya sedikit menerawang ke arah pembicaraan mereka. Dia tak tau harus merespon seperti apa.
'Aku tak mengerti'. Batinnya.
.
.
Keesokan Harinya
Rias Gremory, gadis itu merasa sebuah perasaan rindu yang luar biasa di hatinya. Setiap hari ia selalu teringat oleh kenangan lama yang membekas di hatinya. Tak elak semua itu membuat perasaannya semakin meningkat.
Gadis itu mengambil sebuah handuk di lemari bajunya. Kemudian melangkah menuju kamar mandi klubnya.
beberapa saat kemudian, gadis itu keluar dengan handuk melilit tubuhnya. Betapa seksinya tubuh yang ada dibalik handuk itu. Bagi Rias, tubuhnya bukanlah hal yang sempurna. Dia sebenarnya tak menyukainya, banyak lelaki memandangnya dengan pandangan tak biasa. Tentu pandangan nafsu mereka. Sedangkan para kaum hawa sering memandangnya dengan tatapan iri.
Rias tak suka menjadi bahan pandangan, dia tak suka terlalu mencolok. Tapi apa daya, memang begitulah yang terjadi.
Rias keluar dari kamar klubnya dan sekarang menggunakan pakaian biasa bukan seragam. Mengingat hari ini sekolah sedang libur karena tanggal merah. Gadis itu nampak cantik dengan sweater merah muda dengan rok selutut berwarna merah. Tak lupa sepasang stocking berwarna hitam menutupi jenjang kakinya.
"Naruto-kun, aku sangat merindukanmu". Bibir gadis itu nampak bergetar saat mengucapkan kalimat tersebut.
Oke Cut !!
Sebenarnya cerita ini merupakan cerita lama yang mungkin sudah hampir 1 tahun di draft file ku. Dulunya niat buat cerita one shoot tapi karena aku bingung mau namatin jadi one shoot nya gimana, aku milih ganti cerita lagi yang mungkin pernah kalian baca berjudul "Mine".
Aku ga tau ini cerita bagus apa engga, tapi silakan baca aja yang minat.
Sekian
dan
Terima Kasih!
