Tunggu
Disclaimer: DMM.
Warning: OOC parah, typo, dll.
Author tidak mengambil keuntungan apa pun dari fanfic ini. Semata-mata dibuat demi kesenangan pribadi, dan untuk ulang tahun Nakajima Atsushi (05/05/2021).
Sejak pertama kali, kenang-kenangan dan pribadi Nakajima Atsushi direkam kembali untuk melahirkan representasi sastrawan, ia sudah merasa selalu saja menanti-nantikan seseorang.
Siapakah yang sekiranya Atsushi tunggu bersama pemikiran, ia akan mencari sekian dekade lagi apabila mereka tidak kunjung bertemu? Awal-awal, Atsushi hanya menduga itu sesederhana rekan sesama penulis. Mungkin orang tersebut adalah Koizumi Yakumo, Edogawa Ranpo, Izumi Kyouka, atau Yoshikawa Eiji–siapa pun yang pokoknya pernah terlibat dalam masa lalu Atsushi.
Sambil menunggu, agar sang sosok berhenti menjadi entahlah siapa, Atsushi menghabiskan waktu-waktu yang menyenangkan di perpustakaan. Atsushi turut mengenal Hagiwara Sakutarou dan Muroo Saisei, berkat rasa suka terhadap kucing. Nankichi Niimi pun kerap dibacakan dongeng oleh Atsushi. Tengah malamnya lantas terkadang tiba-tiba mendengarkan cerita horor dari Yakumo. Atau di sore hari Atsushi menikmati manisan bersama Kyouka yang ia hormati.
Tentunya kewajiban utama Atsushi, yakni memurnikan buku dari shinshokusha, tak pernah sekali pun ia lewatkan, walau sering kali kurang berjalan mulus. Jadilah tahu-tahu ia sudah banyak merepotkan para staf perpustakaan, termasuk pula Tokuda Shuusei yang amat memperhatikan kebutuhan para bungou.
Bungou lainnya pun memang sangat baik. Namun, tetap saja Atsushi merasa, separuh dari dirinya belumlah selesai; tidak juga utuh. Ternyata bukan Kyouka, Yakumo, Ranpo atau Eiji yang Atsushi nantikan. Sampai akhirnya pada suatu hari, Ranpo memberikan kepingan puzzle yang selama ini Atsushi cari, dalam sebentuk pertanyaan.
"Cih. Aku benar-benar enggak suka sama dia. Perasaan kepo banget jadi orang."
Pertama-tama, Ranpo sedikit menjelaskan bahwa ketika delving, Atsushi mendadak berubah 180 derajat. Kepribadiannya, cara Atsushi bertarung yang sedemikian brutal, penampilannya yang digambarkan lebih seperti preman–semua itu tentu mengejutkan Atsushi, walau akhirnya ia lega sebab paham, ternyata dorongan keras yang sempat diterimanya yang seolah-olah menenggelamkannya dalam hitam, bukanlah sesuatu yang jahat.
"Jika Ranpo-san tidak bertanya, sepertinya membutuhkan waktu lebih lama untukku menyadari keberadaanmu. Maaf soal itu, omong-omong."
"Buat apa minta maaf? Seharusnya aku, kan, yang mengucapkan ... itu?"
Tangan yang mendorong Atsushi setiap kali ia berangkat delving, justru adalah tangan yang sangat menyukai kebaikan. Semuanya agar Atsushi tidak merasai luka dari serangan shinshokusha. Makanya ketika dia ingin meminta maaf begini, Atsushi jadi panik yang tambahannya adalah, mulutnya mendadak gatal sekali untuk memujinya sebagai rasa manis.
"E-eh? Kok jadi begitu? Meski ada yang bilang kamu kasar, buatku itu enggak masalah, kok."
"Maksudku itu, kau sampai repot-repot delving ke buku agar aku merayakannya juga."
Pipinya bersemu merah teringat kejadian tadi siang. Ia yang diajak delving ke buku putih oleh Ranpo ditemani Niimi, Yakumo, Kyouka serta Eiji, ternyata sudah direncanakan duluan sehari sebelum lima Mei. Saking paniknya ia gara-gara di sini tiada shinshokusha, dirinya yang berpikir ia hanyalah alter ego dari sastrawan Nakajima Atsushi, jadi tak sengaja menabrak Niimi yang memberikan kejutan lewat belakang. Kuenya pun terbang bebas di udara. Semuanya tertawa karena katanya, mengenai wajah Nakajima dengan amat pas.
"Tentu saja kamu harus merayakannya. Sejak alkemis memanggilku, kita ini adalah dua orang yang merupakan satu kesatuan. Berarti ulang tahunmu juga lima Mei. Lalu daripada kami bingung harus memanggilmu apa, aku pun mengusulkan kepada mereka agar kamu dipanggil Nakajima."
"Habis mempersiapkan kejutan di buku putih, bahkan kau juga menemuiku di sini. Aku yang lain ini benar-benar sangat baik, ya." Ada nada tak habis pikir di sana. Namun, berkat itulah senyuman Nakajima dapat selapang ini. Bersama Atsushi semakin menjadi harta karunnya, apalagi semenjak Nakajima melihat wajah Atsushi yang tahu apa itu tersenyum, juga menangis, terutama bagaimanakah Atsushi memahami caranya memperhatikan seseorang.
"Tinggal aku yang belum mengucapkan selamat ulang tahun padamu. Kalau bukan di saat-saat tidur seperti ini, aku tidak tahu juga bagaimana caranya menemuimu."
"Di dalam sini gelap padahal, karena bukan bermimpi juga."
Akan tetapi, hitam inilah yang memberitahu Nakajima bahwa ia hangat, karena di luar sana Atsushi masih bernapas. Bahkan bukan hanya menghela udara seperti itu. Atsushi tak tahu saja setiap kali ia memperoleh kenangan baru, Nakajima akan menyaksikan beribu-ribu cahaya kuning riuh melayang-layang yang mengumpamakan kunang-kunang.
Mungkin kalau Atsushi menangis, Nakajima merasai hujan.
Apabila Atsushi marah, entah mengapa Nakajima membayangkan petir bersuara tangisan kanak-kanak.
Jadi, meskipun di sini adalah suatu tempat yang gelap dan tanpa apa pun, bagi Nakajima ini merupakan yang terindah, sebab ia berada di dalam Atsushi. Dengan begitu, Nakajima bahkan selalu menjadi yang pertama tahu, apa saja yang terjadi pada Atsushi. Ditambah lagi
"Makanya untunglah aku menemuimu. Berada di tempat segelap ini kalau enggak delving, pasti rasanya bosan, ya."
"Enggak bosan, kok. Ketika kau menunggu untuk bertemu denganku, maka aku juga menunggu untuk melindungimu. Penantian tersebut adalah waktu paling berharga buatku, dan selamanya akan begitu."
Lantas keduanya sama-sama memiliki tawa yang kecil. Walaupun tadi siang Nakajima gagal menikmati kuenya, setidaknya sekarang ia bisa mendapatkan yang lebih manis; suara Atsushi yang memuji bahwa Nakajima manis ketika malu-malu seperti tadi.
Tamat.
A/N: Gak kepikiran sesuatu yang spesial emang. Cuma pengen aja atsushi ngerasa, kalo sejak awal dia nunggu seseorang, dan akhirnya ketemu sama orang yang dia tunggu itu (alter ego-nya). Sekali lagi kuucapkan HBD buat dede atsu. Baik itu di BSD maupun BTA, aku sayang banget sama atsu.
Thx buat yang udah baca, fav, follow, review, atau numpang lewat doang. Mari bertemu di fanfic lainnya~
