Disclaimer : Harry Potter bukan punya saya, tp punyanya JK Rowling

Enjoy


Melangkah panjang - panjang, aku menyusuri jalanan penghubung antara Hogwarts dan Shrieking Sherk untuk membersihkan kekotoran sisa semalam. Menjentikkan tongkat ke arah dahan yang tengah menggila, aku melafalkan mantra yang kini menghentikan frekuensi pukulan, hingga akhirnya berhenti bagaikan pohon biasa. Merunduk, aku memasuki terowongan yang begitu rendah, sehingga aku harus merangkak walaupun rela membiarkan kemeja putihku kotor terkena permukaan terowongan yang kini terasa lembab.

Mengumpat, menyadari kalau perjalanan masih akan panjang, aku menahan diri untuk tak berhenti sekedar melemaskan persendian yang kini terasa begitu ngilu. Membersihkan siku yang kotor, aku kembali melanjutkan perjalanan.

Setelah melewati terowongan yang begitu pengap, kotor dan melelahkan, aku berdiri sambil mengibaskan beberapa bagian pakaian yang kini berwarna kehitaman. Mengamati sekeliling ruangan, aku menatap tidak percaya dengan pemandangan yang terpampang di depan mataku. Aku tahu yang terjadi semalam memang cukup heboh, mengingat Remus entah kenapa menjadi lebih agresif. Tapi aku tak pernah mengira kalau kerusakkannya akan seperti ini. Ranjang yang biasa kami tiduri patah, bahkan telah terbelah menjadi 2. Piano yang berada di sisi lain ruangan pun keadaannya tidak lebih baik, lantai dipenuhi lapisan debu dan serpihan kayu, dinding yang penuh bekas cakaran, maupun langit - langit yang jebol sana sini, dengan lampu yang hampir putus. Menjentikkan tongkat, aku melafalkan mantra yang akan memperbaiki keadaan ruangan.

"Reparo"

Benda - benda yang sebelumnya sudah tidak berbentuk lagi kini kembali seperti sediakala. Mengibaskan tangan dengan puas, aku bersiap untuk kembali ke Hogwarts, sebelum ada satu tangan yang menahan pundakku.

"Mengapa begitu terburu - buru, Prongs?"

Mengusap dada sembari mengatur nafas yang tidak berhembus karena keterkejutan, aku hampir saja melemparkan kutukan kepada orang yang masih belum melepaskan tangannya dari pundakku. Jika saja aku tidak tanggap kepada suaranya yang begitu familiar, aku pasti tidak akan berani menjamin keselamatan orang ini. Menghela nafas kesal, aku berbalik untuk menghadap wajah yang sedang tersenyum usil.

"Waktunya tidak tepat, Padfoot. Aku sedang tidak mood untuk menanggapi kejahilanmu."

"Kau marah Prongs? Itu jelas bukan sifatmu."

Memutar kedua bola mata bosan, aku memperhatikan ia yang kini menurunkan tangannya dari pundakku, kemudian berbalik untuk melihat keadaan ruangan. Menaikkan sebelah alisnya, ia bertanya padaku.

"Yakin kau baik - baik saja, kuperhatikan kau memang agak pucat. Kalau tidak biar kutemani ke Hospital Wings." Ucapnya.

Menggeleng, aku berkata agar dia tak perlu khawatir. Membalas ucapanku dengan anggukan, dia tampak tak begitu yakin saat melihatku akan bergegas keluar ruangan.

"Kurasa kita tak perlu kembali ke kastil sekarang, Sejarah sihir akan berlangsung 15 menit lagi dan ku yakinkan kau kalau kita hanya akan menghabiskannya dengan tidur. Jadi, bagaimana kalau ke Hogsmeade?"

Inilah Sirius Black, begitu cerdas tapi pemalas, tampan tapi tak peduli terhadap wanita, dan kaya tapi lebih memilih dicoret dari silsilah keluarga. Tersenyum menenangkan, aku menanggapinya dengan gelengan bahwa aku tak ingin yang lainnya jadi khawatir. Akupun mengajaknya kembali ke kastil, tapi ia tak bergeming.

"Kau berbeda pagi ini, memangnya separah apa semalam?"

Akupun menceritakan kalau Remus tidak tenang semalam, ia selalu mencakar dan meraung ingin keluar. Menghadang Remus juga bukan hal yang baik, mengingat Remus tipe serigala memiliki kemampuan yang berkali - kali lipat lebih besar ketimbang seekor Rusa jantan yang hanya sendirian. Mengangguk takzim, tampak prihatin dengan penderitaanku, ia pun menawarkan diri untuk memintakan izin sakit untukku hari ini, sampai aku merasa lebih baik.

"Tak perlu segitunya Sirius, harusnya yang kau perhatikan itu Moony, bukannya aku."

"Aku sudah liat keadaan Remus tadi, dia ada di Hospital Wings. Madam Pomfrey telah mengurusnya dengan baik. Pergilah bersama Remus, kau sedang tidak sehat sekarang."

Aku tak percaya kalau Sirius yang kulihat sekarang begitu keras kepala dan cerewet. Mengalah, aku mengiyakan keinginannya. Tapi sebelumnya aku melontarkan candaan ringan.

"Kau siapa dan kemana Sirius ku?"

"Aku Padfoot dan well, aku masih normal Prongs."

Tergelak ringan, kami berduapun bersisian kembali ke Hogwarts, tempat dimana kutemukan arti kehidupan bersama mereka, sahabat - sahabatku, The Marauders.


Review dari teman teman akan sangat membantu saya memperbaiki diri.