Story by SlimeID

Disclaimer :

Naruto by Masashi Kishimoto

Tensei Shitara Slime Datta Ken by Fuse

Warning : Miss Typo, OOC, Diksi kaku, EYD kurang, dan lain-lain.

Genre : Fantasy, Slice of Life, Demons etc.

Rate : M


- Naruto and Tempest -

Summary : Naruto menggunakan kekuatan penuh Kurama tanpa sengaja membuat sebuah retakan dimensi. Naruto terlempar ke dunia lain ke tempat aneh dengan teman slime bernama Rimuru yang membantunya. Memutuskan untuk melupakan dunia lamanya, Naruto ingin membiasakan hidup di dunia barunya dan menjalani kehidupan dengan damai. Tentunya tidak selamanya akan damai.

•••


Hitam..

Are? Apakah aku telah mati?

.

.

Tubuhku mati rasa..

Ah, begitu ya..

Aku telah mati..

.

.

Waktu berputar dengan cepat, memutar kepingan kepingan masa-masa yang terjadi sebelumnya.

Iris biru dari eksistensi terkuat yang merupakan harapan bagi dunia shinobi nampak menajam menatap ke arah sosok lain yang merupakan musuh dari semua shinobi elemental nation.

"Keras kepala".

Gumaman yang berasal dari pria bersurai hitam panjang bermata sharingan yang merupakan hantu Uchiha yaitu Uchiha Madara nampak mencibir seluruh shinobi yang menentangnya.

"Kalian, lebih baik menyerah dan mengikuti rencana Tsuki no Me milikku!!".

Lagi, suara pria itu terdengar dengan lantang dan membuat pasukan shinobi aliansi bergetar dan merasa takut. Namun tidak dengan pemuda bersurai kuning dengan iris biru yang malah mengepalkan tangannya dengan kesal. Pemuda tersebut mengeluarkan aura oranye dari tubuhnya dan perlahan maju ke depan.

Uchiha Madara nampak memandang dengan senyuman remeh menempel di wajahnya. "Heh, kapan kau akan menyerah bocah kyubi?".

Tak ada jawaban.

Tap

Tap

Tap

Tap

Hanya terdengar langkah kaki yang semakin lama mengikis jarak antara Madara dengan pemuda itu. Aura orange berbentuk jubah pemuda tersebut nampak berkibar.

Dan, pemuda itu mendongak dan berteriak.

"Ikuzo, Kurama!"

Berlari, mendekati Madara dengan aura yang perlahan membesar.

DUARRR

Ledakan terjadi saat benturan aura pemuda tersebut dengan Uchiha Madara.

Dan

Layar pun menghitam.

•••

Di hutan yang lumayan lebat, terlihat pemuda bersurai pirang dengan jaket orange yang penuh akan sobekan terbaring lemah di bawah pohon. Nampak cahaya matahari tidak begitu menembus hutan tersebut dan membuat suasana sedikit gelap.

"Umh..".

Pemuda bernama lengkap Uzumaki Naruto itu nampak melenguh dan perlahan membuka matanya.

"D-dimana?".

Suara pelan pemuda tersebut menanyakan sesuatu tatkala melihat tempat asing dipandangannya. Tangannya memegang kepalanya yang merasa nyeri dan menyandarkan tubuhnya pada pohon di belakangnya.

[ Kau sudah bangunkah, Naruto? ]

Suara berat dari alam bawah sadar pemuda beriris biru itu membuatnya tersentak.

"K-Kurama! Kau disana kah? Sebenarnya kita ada dimana?". Tanya Naruto pada partner seperjuangannya yaitu Kurama sang Kyuubi.

Rubah dengan warna orange itu nampak mendengus sebentar dan menggeleng, [ Entahlah, Naruto. Aku pun juga tidak tau ini dimana. Karena kita tidak berada di dunia kita sebelumnya ]

Naruto terkejut, "Hey, jangan bercanda. Sebenarnya apa yang terjadi?".

[ Aku tidak bercanda, gaki. Ini terjadi saat kau menggunakan kekuatanku dengan gila sehingga membuat retakan dimensi saat itu ]

"Retakan dimensi? T-tunggu, bagaimana dengan perangnya? Kita harus kembali ke sana, Kurama". Naruto nampak panik dan itu membuat Kurama sedikit menggeram.

[ Sayang sekali, Naruto. Kita tidak bisa kembali ]

Naruto terdiam.

[ Tak ada pilihan lain selain menyerahkan perang tersebut pada shinobi yang lain. Jika kau memiliki sharingan mungkin kita bisa kembali ]

"Sharingan?".

[ Dengan membuat portal dimensi dengan sharingan itu bisa dilakukan. Namun, itu juga bukan sesuatu yang mudah dan pasti akan ada resiko dalam menggunakannya. Dan lagi, kau itu bukan keturunan Uchiha ]

Pemuda bersurai kuning bermarga Uzumaki itu nampak menunduk dengan penuh penyesalan. Sedih karena tidak bisa membantu teman-temannya untuk mengalahkan Madara, kesal karena dia tidak bisa kembali.

Kurama yang melihat pemuda yang merupakan jinchuriki nya tertekan juga turut merasa sedih.

[ Lupakan masalah dunia kita, Naruto. Mau kau menangis sekali pun, tidak akan merubah sesuatu yang terjadi. Kita harus membiasakan diri untuk hidup di dunia ini ]

"Kau mudah mengatakan, tapi bagaimana denganku yang memikirkan teman-temanku berjuang melawan Madara tanpa kekuatan yang seimbang".

[ Percayalah mereka bisa melakukannya ]

Naruti bangkit dari duduknya dan menghela nafas dalam. Dalam benaknya, tak ada yang harus disesali toh juga semua telah terjadi. Dan dia tidak bisa merubahnya. Mungkin ini yang dinamakan takdir, memikirkannya membuat Naruto sedikit tertawa.

"Jadi, ada dimana kita?". Tanya Naruto pada partnernya.

[ Dunia ini terasa asing bagiku, Naruto. Tidak ada pengguna chakra yang hidup di dunia ini selain kita. Dan aku merasakan banyaknya energi-energi berbeda yang memenuhi hutan ini ]

"Begitukah? Bagaimana jika kita berjalan-jalan menelusuri hutan ini". Ujar pemuda kuning itu dan melangkahkan kakinya untuk pergi dari tempat itu.

•••

Beberapa menit berjalan di hutan itu, Naruto dikejutkan oleh tiga monster semut berwarna merah yang nampak ingin memangsanya saat pemuda tersebut melihatnya.

"Uwah.. Kenapa ada semut sebesar ini". Gumam Naruto dengan sedikit heran.

Duarr

Dentuman terdengar saat semut merah tersebut mencoba menyerang Naruto dan malah mengenai tanah. Naruto tentunya melompat menghindari serangan tiba tiba semut di depannya.

Naruto membuka matanya dan terlihat mode senjutsu nya telah aktif.

Brugh Duarr

Tanpa lama-lama ia melesat turun dan menginjak kepala salah satu semut sehingga membuat kawah yang cukup besar.

"Kawazu kumite".

Bugh Dushh

Naruto memukul angin dengan tangannya mengenai salah satu semut dan membuat semut tersebut terdorong jauh. Salah satu semut yang tersisa nampak takut dan kemudian berlari kabur.

Naruto melihatnya dengan helaan nafas dan menonaktifkan Sage Mode nya.

[ Nampaknya monster disini tidak terlalu masalah bagi kita ]

Naruto mengangguk, "Yah semoga. Ngomong-ngomong, Kurama. Apa kau merasakan sesuatu di dalam hutan ini?".

[ Aku merasakan banyak energi di hutan ini, dan salah satunya terlihat membentuk sebuah kumpulan dengan satu energi berbeda, yang aku tidak tau mengapa ada disana ]

"Ah, begitu. Sepertinya kita harus menelusuri lagi hutan ini, siapa tau ada desa di dalam hutan lebat ini". Naruto memutuskan linknya dengan Kurama dan berujar pergi.

Tapi..

"Tunggu sebentar!".

Interupsi sebuah suara cempreng yang membuat Naruto berhenti melangkahkan kaki. Naruto berbalik dan mencari asal suara dan tidak menemukan siapapun.

"O-oy, aku di bawah". Lagi suara itu terdengar dengan sedikit nada kesal.

Naruto menurunkan atensinya ke bawah dan melihat sebuah gumpalan seperti jelly berwarna biru berbentuk bulat yang melihat ke arahnya. Pikirnya sedikit aneh, apakah benda tersebut yang memanggilnya.

"Kenapa kau memandangku seperti itu?". Tanya si benda tersebut pada Naruto.

"Tunggu-tunggu, makhluk apa kau? Slime? terlebih lagi kau berbicara?".

Si benda tersebut alias slime berwarna biru nampak sweatdrop sebentar kemudian memandang manusia kuning di depannya.

"Namaku Rimuru Tempest. Seperti yang kau lihat, aku adalah slime. Dan ya, aku dapat berbicara".

Naruto berkedip pelan kemudian memasang wajah terkejut, "Ehhh!!!!".

•••

Di sebuah rumah atau gubug nampak pemuda bersurai kuning yang mengangguk-nganggukan kepalanya seperti mengerti akan sesuatu.

"Hum, hum. Jadi hutan ini bernama Jura dan desa ini merupakan desa para goblin dengan slime-san sebagai pemimpinnya".

"Yah begitulah. Jadi, bagaimana denganmu?".

Naruto nampak berpikir sebentar terlihat sedang menghubungi Kurama. 'Bagaimana ini, Kurama?'

[ Bagaimana jika kau bilang, kau berasal dari negeri yang jauh saja, Naruto ]

Naruto nampak sependapat dengan ide Kurama, "Ah, sebenarnya aku berasal dari negeri yang sangat jauh dari sini dan mengembara hingga tersesat di hutan Jura ini".

Slime berwarna biru yang mendengar penjelasan Naruto nampak diam berpikir, dia nampak sedikit ragu. 'Petapa Agung, Bagaimana menurutmu?'.

{ Lapor, Individu bernama Naruto ini nampaknya tak ingin mengungkapkan identitasnya dengan mudah. Individu ini juga memiliki aura yang kuat }

'Aura yang kuatkah?'

"Maa, baiklah. Yoroshiku, Naruto-san".

Rimuru nampak menyambutnya dengan senang dan nada cempreng khasnya.

"Jaa, Rigurd". Panggil Rimuru pada goblin bertubuh kekar berambut putih.

"Hai', Rimuru-sama".

"Beri Naruto-san tempat tinggal, pakaian, dan makanan. Mulai sekarang dia akan tinggal bersama kita".

Ucapan Rimuru membuat Naruto terkejut, tentu saja bagi Naruto yang merupakan makhluk asing dari desa tersebut dengan mudah diterima untuk tinggal, itu sangat aneh. terlebih pemimpinnya nampak tak meragukannya.

"Rimuru-san, kau tidak bercanda kan?".

"Tentu saja tidak. Bagi kami, mau manusia atau pun monster, jika itu baik maka tak ada masalah". 'dan tentunya melihat dari auramu itu, aku ingin melihat apakah kau berbahaya untuk tempat ini, Naruto-san'. Ujar Rimuru beserta batinnya diakhir.

"Perintah anda, akan segera saya kerjakan, Rimuru-sama. Mari, Naruto-san". setelahnya Rigurd pergi menunjukkan arah dengan Naruto mengekor mengikutinya.

Dengan Rimuru, slime tersebut nampak bergoyang-goyang kemudian merubah bentuknya ke bentuk manusia. Manusia bertubuh kecil dengan rambut biru muda yang cerah. Iris emasnya melihat kepergian Naruto dan Rigurd dengan diam.

"Petapa Agung, menurutmu apakah ada sesuatu yang disembunyikan oleh Naruto-san?".

{ Lapor, selain auranya yang kuat, individu bernama Naruto tersebut juga memiliki sumber energi yang terkumpul di perutnya }

"Apa maksudnya itu?"

{ Sepertinya sumber terbesar kekuatan individu bernama Naruto itu berada di bagian perutnya. Saya juga merasakan, energi yang menumpuk dan anehnya tidak bertabrakan }

Rimuru mencubit dagunya sembari berpikir, "Tapi saat dia mengalahkan monster semut itu, kekuatan apa yang digunakan?".

{Jawab, Senjutsu. Kekuatan dari alam, cara mendapatkannya ialah dengan menyerap energi alam yang berada di dunia untuk mengkolaborasikan dengan energi pada tubuh. Kekuatan tersebut dapat meningkatkan semua kekuatan dalam tubuh dan seluruh indra akan semakin tajam }

"Senjutsu kah? Kekuatan yang hebat. Ano na, Petapa Agung. Apakah aku bisa menggunakannya?".

{ Lapor, tentu saja. Tapi butuh keterampilan yang tinggi untuk dapat ketahap yang sempurna }

"Ternyata tidak semudah yang kupikirkan. Yosh, saatnya untuk kembali bekerja".

"Rimuru-sama"

Rimuru berhenti melangkah dan terlihat terkejut. "Suara ini...".

{ Suara ini berasal dari Ranga. Ranga menghubungi lewat telepati saat dia berada dalam bahaya dan kondisi yang sulit }

Tanpa pikir panjang Rimuru berlari pergi menuju ke tempat Ranga tanpa mempedulikan panggilan rakyat goblin yang menyapanya. Dengan topeng putih peninggalan seseorang berharga baginya, Rimuru berlari masuk lebih dalam ke hutan Jura.

•••

Naruto melangkahkan kakinya menuju ke sebuah rumah dimana seorang pandai besi dari desa tersebut. Rigurd telah memberitahu dimana letak tempat tinggalnya dan menyuruhnya untuk ke pandai besi di desa agar dibuatkan pakaian dan senjata.

"Disini kah?". Naruto nampak berhenti di depan rumah kecil yang sepertinya tempat tinggal pandai besi yang dimaksud.

"Permisi".

Tang Tang Tang Tang

Suara benturan besi nampak terdengar di indera pemuda beriris biru itu. Matanya melihat ke arah pandai besi bertubuh gemuk dengan memakai kupluk dan kacamata sedang telanjang dada dan memukul besi panas dengan palu di tangan kanannya. Badan pandai besi tersebut nampak berkeringat.

"Ah, pemuda-san". Nampaknya pandai tersebut menyadari kehadiran Naruto dan menghentikan kegiatannya.

"Ano, apakah aku bisa mendapatkan pakaian dan senjata disini?". Tanya Naruto dengan sopan.

"Tentu saja. Namaku Kaijin, aku telah diberitahu Rimuru-dana tentang kehadiranmu di desa ini".

Naruto menghela nafas lega mendengarnya, "Apakah aku bisa meminta dibuatkan pedang?".

Kaijin mengerutkan alisnya, "Tentu. Jika boleh tau, pedang seperti apa? dan ngomong-ngomong aku akan menyampaikan pesanan bajumu ke Garm".

"Garm?".

"Ah, dia yang membuat pakaian disini beserta saudaranya Dord".

Naruto mengangguk mengerti, "Untuk pedangnya, bisakah dibuat seperti katana saja?".

"Katana? Ah pedang tipis namun tajam itu? Tentu saja aku bisa". Sanggup Kaijin dengan memukul dadanya.

"Terima kasih banyak". Ucap pemuda Uzumaki dengan menunduk.

Naruto keluar dari tempat pandai besi Kaijin dan berjalan-jalan mengelilingi desa goblin itu. Beberapa jenis monster disini Naruto sudah tau atas bantuan Rigurd, dimana goblin disini merupakan Hobgoblin untuk laki-lakinya, dan Goblinas untuk perempuannya. Di desa ini juga ada serigala yang selalu berpasangan dengan para goblin yaitu Tempest Wolf. Selain itu, Kaijin dan teman-temannya dari Dwargon merupakan ras Dwarf yang Naruto belum banyak ketahui.

Rigurd juga menceritakan bagaimana Rimuru dapat bertemu dengan para Goblin dan yang lain, serta mengapa Rimuru bisa menjadi pemimpin mereka. Naruto yang mendengarnya tentu saja takjub, Rimuru ternyata memiliki kekuatan yang hebat selain dia hanya sebuah slime.

[ Aku merasakan bahwa makhluk bernama Rimuru itu memiliki kekuatan yang cukup berbahaya, Naruto. Terlebih auranya yang sangat mengerikan itu. Cobalah jangan mencari masalah dengannya ]

Naruto yang mendengar nasihat Kurama tentu mengangguk. Dia tau betapa kuatnya Rimuru itu, dan dia tak ingin mencari masalah. Terlebih Rimuru sangat baik padanya, dengan senang hati menampung dirinya di desanya.

Langkah Naruto terhenti disaat melihat keramaian di gerbang desa.

"Rimuru-sama" "Rimuru-sama"

"Rimuru-sama" "Rimuru-sama"

Terlihat para goblin melambai-lambaikan tangannya ke arah slime yang sedang di atas seekor serigala berbulu biru putih dengan kepala dan simbol bintang serta tanduk di kepalanya. Di belakangnya nampak pasukan goblin rider dan Rigur yang merupakan anak dari Rigurd berjalan dengan senyum.

Mata Naruto menyipit tatkala melihat enam sosok lain di belakang Rimuru dan pasukannya. Rimuru turun dari tunggangannya yaitu serigala bernama Ranga dan menuju ke tengah-tengah desa diikuti keenam sosok yang Naruto lihat.

"Uhum. Mereka adalah Ogre, mereka kemari atas ajakanku untuk ikut ke pesta malam ini. Perlakukan mereka dengan baik". Ujar Rimuru dengan nada cempreng.

"Hai', Rimuru-sama!" Ucap semua goblin disana serentak.

Naruto hanya diam sambil melihat keenam sosok Ogre yang di belakang Rimuru. dua perempuan, satu berambut ungu dengan satu tanduk hitam di dahinya, satunya lagi perempuan manis bersurai merah muda memakai kimono dengan dua tanduk besar di kepalanya.

Kemudian empat laki-laki Ogre. Bersurai merah, bersurai putih, bersurai hitam, dan bersurai biru dongker. Naruto sedikit ngeri saat melihat gigi taring mereka yang sedikit mencuat.

Malam Harinya

"Wahh, enaknyaaa". Ungkap Rimuru setelah menyantap sate daging yang disajikan oleh koki dari desa mereka.

Sontak kesenangan Rimuru dibalas oleh sorakan para goblin yang kemudian memulai memakan dan menikmati pesta makan malam yang diadakan di desa tersebut.

Rimuru mengunyah daging yang telah masak itu dengan senyum yang terus mengembang di wajahnya.

'Ah, bahagianya. Setelah sekian lama tidak merasakan rasa makanan. Yah, karena tubuh slimeku'.

Di sisi lain, Naruto sedang menyantap makanannya dengan duduk di karpet ditemani oleh, Rigurd, Rigur, Kaijin dan tiga orang dari bangsa Ogre.

Kaijin nampak terkejut saat ingin meminum minumannya. "Ras Orc menyerang Ogre?".

"Itu tidak mungkin". Ucapnya dengan pandangan terkejut.

Ogre bersurai merah dengan dua tanduk di kepalanya terdiam, tapi kemudian berujar, "Itu kenyataannya".

Kaijin menoleh bertanya pada Rigurd, "Apakah itu mungkin?".

Rigurd hanya bisa menggeleng, "Saya pun tidak tahu".

"Apakah itu aneh?". Naruto mulai bertanya karena jujur dia bahkan tak tahu mengenai perseteruan ras di hutan Jura.

Kaijin menyipit, "Tentu saja, ada perbedaan besar antara Orc dan Ogre. Bahkan dari segi kekuatan pun sudah tidak mungkin. Berani menantang Ogre itu sudah hal mustahil".

"Tapi, mereka benar-benar datang. Mereka tiba-tiba menyerang desa kami. Memakai zirah dan bersenjata. Jumlah mereka sangat banyak hingga memenuhi hutan. Karena babi-babi itu, desa kami hancur". Jelas Ogre bersurai merah itu yang nampak dengan marah.

"Orc memakai zirah?"

"Seperti yang dipakai manusia. Zirah Full Plate".

Kaijin tentu tau dimana batasan ras Orc. Untuk memakai zirah dan melakukan serangan secara terstruktur, tentu pasti ada seseorang yang mengarahkan para Orc itu.

"Melakukan serangan secara terorganisir, tentunya ada sesuatu dibalik mereka". Ungkap Kaijin.

"Benar. Dalam pertarungan itu, aku menemukan seorang iblis. Tidak salah lagi, Iblis tingkat tinggi". Balas Ogre merah itu.

"Jika iblis yang melakukan itu, untuk apa?". Kali ini pertanyaan muncul dari Rigur.

"Entahlah, intinya dari 300 lebih Ogre yang hidup saat itu, hanya tersisa 6 orang saja".

Naruto yang sedari tadi menyimak cukup paham dengan masalah yang menimpa para Ogre ini. Memang pembantaian itu hal yang sangat menyedihkan. Dengan banyak yang kehilangan, terlebih sisa dari Ogre hanya 6 orang.

Hah, ini mengingatkannya pada pembantaian klan Uchiha oleh Uchiha Itachi. 'Bagaimana menurutmu Kurama?'

[ Tentu mereka akan membalas dendam, Naruto. Apalagi Ogre merah itu nampaknya memiliki dendam yang sangat besar ]

'Semoga saja, hal ini cepat berlalu'.

"Begitu. Pantas saja kalian kesal". Sebuah suara mencairkan suasana, suara tersebut berasal dari rimuru yang sedang memakai tubuh manusianya.

"Rimuru-dono, bagaimana dengan hidangannya?". Tanya Ogre bersurai merah.

"Aa, aku hanya ingin beristirahat sebentar. Ngomong-ngomong, adikmu sangat hebat. Dia dapat dengan mudah beradaptasi dan banyak yang menyukainya".

"Dia memang begitu, dia merupakan perempuan terbaik di bangsa kami".

Rimuru bersandang pada pohon di belakangnya, "Ah, itu bagus. Semoga kalian terus akur dan saling bekerja sama".

"Lalu, apa yang akan kalian lakukan selanjutnya?". Tanya Rimuru penasaran.

"Melakukan bagaimana?". Ogre tersebut nampak berpikir.

"Cara membalas dendam atau berpindah ke suatu tempat. Nasib teman-temanmu adalah tanggung jawabmu, bukan?". Naruto nampak menimpali pertanyaan Rimuru.

[ Heh, kenapa kau menyarankannya untuk membalas dendam, Naruto? ]

'Aku hanya memberikan dia pilihan, Kurama'.

"Sudah jelas, mengumpulkan kekuatan dan melawan kembali". Jawab Ogre merah itu.

Rimuru menaikkan alisnya, "Kamu tahu caranya kah?".

Ogre merah itu tersentak, kemudian memilih meminum minumannya.

'Tanpa rencananya kah'. Batin Rimuru dengan masam.

"Aku punya saran, bagaimana jika kalian menjadi bawahanku?".

Ketiga Ogre yang mendengar saran tersebut nampak terkejut. "Tapi jika itu terjadi, kalian akan ikut terlibat dengan balas dendam kami".

" Bagiku tak masalah. Tentu aku hanya bisa menyediakan tempat tinggal, makanan, pakaian. Namun, aku juga bisa ikut bertarung dengan kalian. Aku tak pernah meninggalkan temanku".

"Jika para Orc itu menginginkan kekuasaan tempat di Jura ini..". Rimuru berhenti menjelaskan.

"Tentunya tempat ini tidak juga aman". Naruto menyambungnya kemudian meminum minumannya.

Oke Cutt

Minna san Otsukaresama

Hai hai, jadi ini sebenarnya percobaan aja sih karena aku udah lama ga buat fic

Yah, begitulah. Okei, cukup sekian

dan

Terima Kasih