[ Markas Survey Corps, Wall Rose ]
Saat ini, Elzard sedang duduk di tangga, di sebelah Eld. Gunther dan anggota lainnya sedang membicarakan tentang orang yang telah membunuh para Titan yang ditangkap sebelumnya.
"Sepertinya mereka tidak dapat menemukan tentara yang menggunakan Perlengkapan Manuver mereka tanpa izin. Lalu siapa yang telah melakukan hal seperti itu?" Kata Gunther, dia terliat sangat serius.
Eld mengerutkan keningnya. "Tidak ada petunjuk ... Saat ini, aku lebih khawatir tentang upacara pelantikan yang akan datang. Berapa banyak kadet baru yang sebenarnya cukup gila untuk bergabung dengan kita?"
Gunther kemudian melihat ke arah Eren, yang sedang memberi makan kuda.
"Hei, Eren. Apakah ada orang di angkatanmu yang akan bergabung dengan kita di sini?" Tanya Gunther, dan Eren juga langsung berbalik menatapnya.
"Ada beberapa, tapi aku tidak tahu lagi sekarang." Jawab Eren yang sedang masih memberi makan kuda.
Elzard mendengus. "Ya, kamu tidak tahu karena di tahan bersama kita."
Levi kemudian datang dengan menunggang kuda di depan semua orang.
"Bersiaplah. Kita akan berpatroli." Ucap Levi dengan datar seperti biasanya.
"Ya, Pak!" Jawab Eld dan Gunther sambil memberi hormat di dadanya.
"Selamat pagi, Kapten Levi!" Sapa Eren.
Levi menatap Eren dengan tajam. "Dengar, Eren ... jangan pernah menyimpang lebih dari dua ekor kuda dariku. Jangan lupa bahwa satu-satunya alasanmu tidak dikurung adalah karena aku dan Elzard mengawasimu."
"Ya, Pak!" Eren kemudian memberi hormat.
Levi lalu menatap Elzard. "Elzard, aku ingin kamu pergi dengan Erwin ke upacara pelantikan."
"Baik …" Elzard mengangguk saat menjawab ini.
[ Timeskip ]
Ini malam upacara pelantikan lalu saat ini, kemudia Elzard sedang berdiri di samping antara Petra dan Hange.
Setelah naik ke panggung, Erwin kemudian memulai pidatonya …
"Aku Erwin Smith. Komandan Survey Corps ke-13. Hari ini, kalian akan memilih cabang militer. Terus terang, aku di sini untuk membujuk kalian bergabung dengan Survey Corps. Selama serangan Trost baru-baru ini, kalian belajar betapa menakutkannya para Titan, serta betapa terbatasnya kekuatan kalian sendiri. Namun ... Pertempuran itu membawa umat manusia lebih dekat ke kemenangan daripada sebelumnya. Keberadaan Eren Jaeger sangatlah penting. Dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri, dia tidak diragukan lagi membuktikan dirinya sebagai sekutu yang hebat bagi umat manusia. Dengan bantuannya, kami tidak hanya menghentikan gerak maju Titan, tetapi kami juga mendapatkan kunci untuk menemukan sifat asli mereka."
Semua orang memiliki ekspresi terkejut di wajah mereka, kemudian Elzard melihat anak laki-laki berambut pirang dan gadis dengan rambut hitam dengan syal merah tua di lehernya yang bersama Eren sebelumnya.
'Mereka lagi.' Pikir Elzard.
Setelah beberapa saat, Erwin kemudian melanjutkan pidatonya ….
"Kami akan menuju ruang bawah tanah di Shiganshina. Namun, itu mengharuskan kami untuk merebut kembali Wall Maria. Dengan kata lain, tujuan kami tetap sama. Tapi dengan gerbang Trost disegel untuk selamanya, kita harus mengambil jalan memutar dari Karanes di timur. Empat tahun yang kami habiskan untuk membuat rute agar pasukan skala penuh terbuang percuma. Dalam empat tahun itu, lebih dari enam puluh persen dari Survey Corps kehilangan nyawa mereka. Enam puluh persen dalam empat tahun, kami tahu itu persentase yang sangatlah besar."
Elzard menoleh kemudian melihat Petra yang memiliki ekspresi sedih di wajahnya, melihat itu dia meletakkan tangannya di bahunya dengan bertujuan untuk menghiburnya.
Setelah beberapa saat, Erwin kemudian melanjutkan pidatonya …
"Setiap peserta pelatihan yang bergabung dengan kami akan berpartisipasi dalam ekspedisi kami di luar tembok bulan depan. Kami berharap tiga puluh persen tidak akan kembali. Dalam empat tahun, sebagian besar akan mati. Tapi mereka yang berhasil lolos akan menjadi prajurit superior dengan tingkat kelangsungan hidup yang tinggi. Sekarang kalian tahu fakta yang mengecewakan. Siapapun yang mau mempertaruhkan nyawa, tetaplah di sini. Tanyakan pada diri kalian, Apakah kalian bersedia menawarkan detak jantung kalian untuk umat manusia? Itu semuanya yang ingin aku katakan."
Saat Erwin menyelesaikan pidatonya Elzard menoleh dan melihat gadis rambut pirang dengan hoodie putih yang pernah dia lihat selama pertempuran Trost.
"Dia ..." Elzard sedikit penasaran dengan gadis itu.
Tiba-tiba, Elzard merasakan sakit kepala yang membelah dan dia meringis kesakitan, sampai dia berlutut, memegangi kepalanya yang kesakitan dan Petra yang melihat ini segera mendekat ke arahnya.
"Elzard apa yang salah denganmu?" Tanya Petra dengan khawatir.
Elzard tidak menjawabnya dan hanya terus memegangi kepalanya, kemudian dia melihat gambaran seorang gadis pirang, tetapi wajahnya kabur dan Elzard kemudian mendengar dia mengatakan sesuatu.
'Tolong pergi.' ( ? )
Sakit Elzard akhirnya berhenti tapi dia terus menahannya dan Petra membuatnya menatapnya.
"Elzard, apa yang terjadi?" Tanya Petra, dia masih cemas karena melihatnya seperti tadi.
Elzard mencoba membuka mulutnya. "Kepalaku ..."
Elzard kemudian melihat gadis pirang itu berjalan pergi bersama dengan sejumlah besar kadet, bersama dengan anak laki-laki berambut pirang dan gadis berambut hitam dengan syal merah tua, tapi pikirannya kembali ke gadis berambut pirang itu.
'Siapa dia ...?' Pikir Elzard.
[ Timeskip ]
Saat ini, pasukan Levi, bersama dengan Eren sedang keluar untuk mengetahui formasi pengintai jarak jauh yang dibuat oleh Erwin.
"Pasukan Operasi Khusus akan berada di sini, berdiri di tengah barisan terakhir." Gunther menjelaskan.
"Kita cukup jauh dari belakang." Eren mendengus.
"Ini tempat teraman dalam formasi. Kita bahkan lebih dijaga ketat dibanding gerobak suplai. Tujuan kita kali ini untuk mendadak dan kembali dengan selamat. Ekspedisi ini sangat singkat karena ini adalah latihan lari untuk perjalananmu ke Shiganshina." Gunther melanjutkan.
Eren kemudian menatap tangannya. "Um ... aku masih belum tahu untuk apa kekuatanku ini digunakan ..."
Gunther menatap Eren dengan serius. "Apakah kamu mengerti maksud pertanyaan Komandan Erwin saat sedang menyelidiki pembunuh Titan eksperimen itu?"
"Tidak, apakah ada di antara kalian yang mengerti?" Eren bertanya sambil melihat yang lainnya.
"Tidak." Jawab Eld.
Petra menggelengkan kepalanya. "Tidak sama sekali."
"Bohong kalau aku bilang aku mengerti." Sambung Olou.
Eren kemudian menatap Elzard.
"Apakah kamu mengerti, Elzard?" ( Eren )
Elzard perlahan mengangguk. "Ya …."
Kemudian semua orang memandang Elzard dengan heran.
"Benarkah? Apa maksudnya?" Tanya Eren, tampak sangat penasaran.
Elzard hanya menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa memberi tahu kalian."
"Apa, kenapa?" Eren tampak kecewa.
"Karena jika kalian tidak memahaminya, itu berarti kalian tidak harus mengetahui detailnya." Jawab Elzard.
[ Timeskip ]
Setelah semua orang kembali ke markas, sekarang Eren memberi makan kuda-kuda, kemudian dia berjalan keluar dan melihat Mikasa, Armin dan yang lainnya.
"Itu mereka ... Oluo, bisakah aku pergi berbicara dengan teman-temanku?" Tanya Eren sambil menoleh kea rah Olou yang ada di sampingnya.
Oluo hanya memutar matanya. "Pergi saja."
Eren lalu berlari menghampiri Mikasa dan Armin.
"Hei, Mikasa! Armin!" Eren berteriak kepada kedua sahabatnya itu.
Mereka berdua berbalik dan melihat Eren berlari ke arah mereka.
"Eren!" Mata Mikasa berbinar ketika melihatnya.
Eren tersenyum. "Rasanya seperti sudah lama tidak bertemu!"
"Kamu baik-baik saja! Apakah mereka melakukan sesuatu padamu?" Tanya Mikasa, seperti biasa dia sangat khawatir.
Eren menggelengkan kepalanya. "Tidak, mereka tidak melakukannya."
Armin menatap Eren. "Apakah kamu melihat Elzard sejak kamu di sini ..?"
"Ya, aku melihatnya." Wajah Eren menjadi gelap ketika dia mengatakan ini.
Mendengar itu, Mikasa kemudian memasang ekspresi sedih di wajahnya.
[ Timeskip ]
Setelah semua orang sampai ke markas, dan diberi jubah Survey Corps, mereka semua pergi ke dalam dan Jean angkat bicara …
Jean menatap tajam ke arah Eren. "Hei, Eren. Aku mendengar bahwa ketika kamu berubah menjadi Titan, kamu mencoba membunuh Mikasa. Apa maksudnya itu?"
"Tidak. Eren mencoba menabrak-" Mikasa ingin menjawab, tapi dengan cepat dipotong oleh Jean.
"Aku tidak meminta jawabanmu. Mikasa, luka di pipimu itu terlihat sangat buruk." Jean menunjuk ke arah goresan luka di wajah Mikasa.
Mikasa lalu membuang muka dan menutupi bekas luka di wajahnya.
"Kapan kamu mendapatkan itu?" Jean bertanya dengan serius.
Eren lalu melihat ke bawah. "Aku diberitahu itu benar ... Ketika aku menjadi Titan, aku mencoba membunuh Mikasa."
Ekspresi Jean menjadi gelap. "Jadi kamu tidak mengingatnya, bukan? Dengan kata lain, kamu bahkan tidak tahu bahwa kamu memiliki kekuatan Titan, dan kamu masih belum memiliki kendali."
Eren mengangguk. "Benar."
Jean kemudian memandang lainnya. "Apakah kalian semua mendengar itu? Itulah situasinya. Keberadaan umat manusia, dan hidup kita, bergantung padanya. Kita mungkin akan mati seperti Marco, bahkan tanpa disadari oleh Eren."
"Jean, apa gunanya menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu sekarang?" Tanya Mikasa, dia tampak tidak senang dengan semua perkataan Jean.
Jean berbalik untuk menatap Mikasa. "Dengar, Mikasa. Tidak semua orang sepertimu, rela mati demi Eren dan tidak lebih. Kita berhak mengetahui apa yang kita perjuangkan!"
"Kita berjuang untuk kebebasan." Semua orang mendengar suara ini, kemudian mereka semua menoleh ke belakang dan melihat Elzard berjalan ke arah mereka.
"Kita berjuang untuk semua tentara yang telah mati sebelum kalian. Para prajurit yang meninggal mengetahui bahwa kematian mereka tidak sia-sia dan kita akan menjalankan keinginan mereka untuk menyelesaikan pertarungan. Kalian tidak berjuang untuk Eren, Kalian berjuang untuk kebebasan. Kebebasan bukan terkandung dalam tindakan-tindakan yang kita sukai, tapi ada pada hak kita saat mengerjakan sesuatu yang seharusnya, di sini hanya ada dua pilihan, menjadi apatis atau mengikuti arus. Tapi, aku memilih untuk menjadi manusia yang bebas dan bangun dari keterpurukan selama berabad-abad ini." Elzard meringis.
Jean hanya menunduk mendengar itu, kemudian Naruto menatap Elzard, lalu dia melihat pria berambut pirang potongan bob dan gadis berambut hitam dengan syal merah tua berlari ke arahnya.
"Kalian berdua." Elzard mendengus.
"Elzard …." Armin menatapnya dengan sedih.
Mikasa tidak mengatakan apapun dan hanya memeluk Elzard dengan sangat erat, tidak ingin melepaskannya.
"Elzard? Tunggu, bukankah itu nama teman yang kalian katakan meninggal karena serangan Colossal Titan pertama lima tahun yang lalu?" Sela Connie.
Armin menunduk ke bawah. "Iya ... kita semua mengira dia sudah mati ..."
"Kamu hidup ... kamu masih hidup ..." Gumam Mikasa dengan air mata berlinang di matanya, dan terus memeluk Elzard.
Elzard terus menatap Mikasa dengan tatapan bingung dan sedih. "Maafkan aku ... tapi aku tidak mengenalmu ..."
[ A/N : Inilah bab 4 dari Knight Titan. Bab selanjutnya akan menjadi awal dari arc Female Titan. Dan juga, arc season satu untuk Knight Titan ini tidak akan terlalu lama, karena ceritanya sebagian besar semuanya dari sudut pandang Elzard. Tapi seperti biasa, saya harap Anda menikmati bab ini dan terima kasih telah membaca. ]
