"Leeeviiiiiii!!!"
Hanji berlari ke arah Levi sambil membentangkan tangannya.
Cih...
...
"Itte... Rivai... Sakit..."
"Jangan memperlakukan ku seperti itu jika tidak ingin di tendang.."
"Ahh...Padahal aku hanya--"
"Aku tidak butuh."
Levi sudah tahu apa yang akan Hanji katakan. Tentu saja Hanji akan mengatakan bahwa dia hanya ingin bercanda atau ingin memberikan Levi kehangatan.
Levi tidak perlu lagi penjelasan dari Hanji. Levi sudah mengerti. Ia berjalan meninggalkan Hanji yang masih duduk di lantai (tendangan Levi masih saja keras seperti biasanya).
.
.
.
.
Hanji masuk ke ruangan Levi, membuka pintunya perlahan-lahan, berdiri di depan pintu lalu menyerukan nama Levi.
"Lev--"
"Jangan sekarang, Hanji."
"Aa...Apa?"
"Aku malas melayan kebodohan mu. Aku sibuk."
"Sesibuk apapun kita, tentu saja kita butuh istirahat!!" jawab Hanji dengan wajah yang penuh semangat.
"Hn..."
"Ahh... Kau dingin sekali, Levi.."
"..."
"Aku pergi ya..."
"Hmm...
"J-ja...Selamat mengerjakan tugas, Levi."
"Hm."
.
.
.
.
"Leeviiiiii!!"
Usik ahh...
"Hm?"
"Peluk.."
Levi sempat berdecih sebelum membuat Hanji terduduk lagi di lantai.
"Levi! Bisakah kau berhenti menendang bokong ku!? Itu sakit!"
"Salahkan diri sendiri. Berhentilah mengusik ku. Itu sangat menggangu ku. Kau mengganggu."
Sekali, Levi meninggalkan Hanji yang --lagi-lagi-- berada di lantai.
.
.
.
.
Beberapa hari ini Levi merasa kesepian. Tapi penyebabnya apa? Levi sama sekali tidak tahu.
Levi merasa ada yang kurang. Dia merasa lebih sepi dari biasanya. Banyak pertanyaan tidak jelas yang mulai bersarang di kepala Levi. Dia merasa ada yang ganjal.
Suatu saat, Levi berjalan di koridor. Ia melihat Hanji yang baru saja masuk ke ruangannya sendiri. Tetapi, Hanji tidak bertindak seperti biasanya. Dia sekarang menjadi lebih normal.
Iya. Normal. Tidak lagi berisik dan suka mengganggu Levi seperti di saat-saat seperti ini. Levi senang, tidak perlu lagi mendengar ocehan tidak penting Hanji.
Tapi... Apakah dia merasa kesepian karna Hanji sudah tidak lagi berisik seperti biasanya.
Tidak, tidak.
Levi sangat benci dengan Hanji yang berisik.
Sambil memikirkan hal itu, ia pun masuk ke ruangannya sendiri.
...
Mungkin Hanji sekarang sedang sibuk dengan tugas penelitian nya tentang titan yang baru saja mereka tangkap beberapa hari yang lalu.
Pikir Levi di suatu saat ketika sedang berada di ruangan pribadinya ketika sedang beristirahat
Mengingat tentang kejadian menangkap titan itu, Levi sempat tersipu karna sesaat setelah menangkap titan itu Hanji ingin memeluk Levi waktu itu.
Walaupun begitu, tentu saja hal itu bisa membuat Levi malu.
Levi tidak dapat membayangkan reaksi wajah squadnya dan squad Hanji jika saja waktu itu dia menerima pelukan Hanji.
Malu sekalian ada rasa ganjal ketika dia menolak pelukan itu.
Ahh! Perasaan apa ini?!
Kepala nya penuh dengan bayang-bayang Hanji saat sedang berbicara dengannya.
Mata Hanji yang penuh dengan antusias, rambut cokelat nya yang berkibar mengikuti arah angin. Senyumnya, tawa nya, suaranya, ceritanya yang tidak ada habisnya.
Dan...Levi tiba-tiba saja ingin merasakan lagi pelukan Hanji. Sama seperti saat dia kehilangan kedua sahabat pertama nya.
"Levi!!"
Tiba-tiba Levi merasakan sepasang lengan memeluknya dari belakang.
Hangat...
"AKU DATAAANG!! APAKAH KAU MERINDUKAN KU?!! APAKAH KAU--"
...dan suara berisik yang ternyata dia cari-cari.
"KAU TAHU! REAKSI MEREKA SANGAT IMUT KETIKA AKU-- Levi?"
"Hm..."
"Kau sangat aneh hari ini. Biasanya pada saat-saat seperti ini bokong ku pasti sudah-"
"Bukankah ini yang kau mahukan?"
"..."
"Biarkan dulu seperti ini..."
Hanji tersenyum hangat "Kau kesepian ternyata. Aku sibuk beberapa hari ini. Aku jadi tidak dapat mengusik mu lagi..."
"Hanji.."
"Hm?"
"Eratkan lagi pelukan mu. Berikan aku kehangatan seperti yang selalu kau katakan."
"Eh..."
"Cepat lakukan..."
Tanpa perlu perdebatan yang panjang, Hanji di desak oleh Levi untuk melakukan hal yang di mintanya. Ia memeluk Levi dari belakang. Mengerat kan pelukannya sehingga membuat Levi merasa nyaman. Saking nyamannya sehingga Levi mengantuk.
Mengingat beberapa hari ini, Levi memang kesulitan tidur daripada biasanya.
•
•
•
•
"Hanji..."
"Hm..?"
"Aku ingin tidur...Peluk aku seperti ini sehingga aku bangun semula."
"Eh..."
"Cepat."
"B-baiklah..."
Saat itu, diam-diam Levi tersenyum.
•
•
•
•
End...
.
Note:
Lah...ini paan yak? Awokawokawok..GJ
Sungguh ending yang membengongkan :v
Semoga kalian ngerti ya. Soalnya ini ff ku yang kedua.
Btw, thanks ya buat yang udah kritik cerita ku di ff sebelumnya. Maap, aku baru nyimak... Soal nya aku lumayan pelupa sih... Tolong kritik juga ya cerita ku yang ini. Masih pemula~
Thanks.
