Tanggal 1 April adalah satu tanggal yang selalu kutunggu setiap tahunnya.

Bukan hari ulang tahunku—bukan, dan kalau mau tahu kadang aku sengaja melupakan kalau hari itu pernah ada. Bukan ulang tahunku, melainkan kakakku, William Nii-san.

Ketika Maret hampir berakhir dan April akan datang dalam hitungan hari, aku selalu mewanti-wanti. Dulu ketika kami masih tinggal di panti asuhan, aku akan menjadi yang pertama mengucapkan selamat padanya. Setelah insiden pembakaran rumah keluarga Moriarty dan mulai belajar memasak juga, kala hari pertama bulan April datang, aku selalu jadi yang paling pertama bangun, lantas membuatkan makanan dan teh kesukaannya untuk sarapan pagi—dan tentu saja, selalu jadi yang pertama mengucapkan selamat ulang tahun. Kalau sudah begitu, Nii-san biasanya akan tersenyum padaku, lalu mengatakan, "Terima kasih, Louis."

Nii-san, aku menyayanginya, selalu. Setiap tahun, aku selalu berharap Nii-san akan membalas ucapanku dengan senyumnya yang teduh. Senyumnya dan suaranya selalu menenangkanku, aku ingin bisa terus melihat dan mendengarnya.

Namun, tahun lalu berbeda.

Aku mungkin masih bisa memasak pai kesukaannya, ataupun menyeduhkan teh yang katanya selalu membuatnya merasa berada di rumah, atau juga mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Akan tetapi, tahun lalu aku tidak bisa melihat senyumnya, atau mendengar suaranya yang membalas ucapanku. Nii-san. Sejak malam itu, aku tidak pernah melihatnya lagi. Aku tidak bisa melihat senyumnya yang menghangatkan, atau pula mendengar suaranya yang selalu membuatku tenang. Tahun lalu tidak bisa.

Nii-san pergi. Aku tidak tahu ia akan kembali atau tidak—sejak malam itu, tubuhnya yang terjun bebas dari jembatan tidak pernah ditemukan, begitu juga tubuh Sherlock Holmes yang turut menyusul terjun sepersekian detik setelahnya. Keduanya menghilang bagai ditelan bumi. Aku tidak pernah mau menyakini bahwa Nii-san sudah mati, akan tetapi sulit juga untuk percaya bahwa Nii-san masih hidup. Kabarnya, bagaimana dia, aku tidak tahu.

Mungkinkah Nii-san masih hidup? Kalau Nii-san masih hidup, Nii-san akan pulang, 'kan?

'Kan?

Nii-san, hari ini, pukul satu pagi pada tanggal satu April—hari ulang tahunmu. Selamat ulang tahun, William Nii-san. Tahun lalu, aku tidak bisa mendengarmu membalas ucapanku. Namun, tahun ini, bisakah? Pagi ini, atau tahun depan, kapanpun.

Kapanpun, asal aku bisa mendengar suaramu dan melihat senyumanmu lagi. Aku akan menyambutmu ketika pulang nantinya, kemudian berkata, "Selamat datang kembali, Nii-san." dan menyeduhkanmu teh kesukaanmu. Bisakah, Nii-san?

Aku mohon.

.

.

.

Moriarty the Patriot belong to Takeuchi Ryousuke and Miyoshi Hikaru

Happy birthday, William James Moriarty (April 1)