Selamat Membaca, Semoga Kalian Semua Suka Cerita Saya.
.
Pewaris : T_AliceAlthea_T
Story Line by. JAS
Pairing : Alice Althea X Shu De Vancouver
Rate : T (For Teen)
Genre : Romance, Drama, Family
[Yang lain berkembang sesuai dengan ceritanya.]
Warning : OC, Typo's, EYD yang tidak sempurna, Penggunaan Kata-kata Kasar, dll berkembang sesuai dengan cerita.
.
Chapter 1 : Teriakan dan Matanya
Di suatu pagi yang cerah, terlihat seorang perempuan yang sedang duduk santai di sebuah gazebo kecil yang ada di taman belakang rumah itu, jika dilihat kisaran usia perempuan itu mungkin sekitar 17 tahun-an. Perempuan itu tidak sendiri, dia didampingi beberapa pelayan dan beberapa penjaga yang juga berdiri di belakang, di sisi kanan dan juga sisi kiri perempuan itu.
Sementara perempuan itu sendiri duduk dengan santainya sembari mengengam sebuah notebook kecil keluaran terbaru dari brand terkenal. Perempuan itu sedang mengetikan sesuatu pada notebook itu, sejak dia duduk di gazebo itu dia tak berhenti untuk mengetik di notebook itu, hingga ada salah satau pelanyan baru yang bingung dengan tingkah sang nona itu, hingga karena rasa penasaran yang sudah amat tidak bisa pelayan itu tahan, akhirnya ia berani menguungkapkannya, dengan bertanya tentunya.
"Nona muda jika saya boleh tahu apakah yang sedang nona tulis itu?" Tanya pelayan itu.
Perempuan yang di panggil nona itu hanya diam, lalu ia mendongakkan kepalanya, dan meliat ke arah pelayan itu, yah bisa di bilang pandangannya cukup dingin mungkin bisa lebih dingin dari lemari pembeku kali ya.
Jika kau bertanya bagaimana nasib pelayan itu, maka akan saya beri tahu bahwa sang pelayan kini sedang bergetar ketakutan dikarenakn tatapan nona mudanya itu, bahkan samapai-sampai tak sanggup menatap nona mudanya itu, pelayan itu hanya berani melihat kebawah, sepertinya pelayan itu lebih memilih untuk melihat sepatu saja wkwk.
"Hahahahahah… maaf aku hanya tak tahan ekspresimu itu lucu sekali." Ucap nona muda itu yang sedang berusaha menahan tawanya.
"Ah ya, aku tahu kau pasti pelayan baru ya?" Tanya nona muda itu.
"Ah ya nona muda saya adalah pelayan baru." Jawab pelayan itu.
"Hah, sudah kuduga. Jika kau pelayan lama sudah jelas kau tidak mungkin untuk bertanya tentang hal itu, hmm… Apakah pelanyan yang lain tidak memberitahunya padamu? Dan kenapa juga kau bisa menjadi pelayanku jika kau tak tahu apa-apa tentangku?" Nona muda kembali berbicara lagi.
"Ah maafkan saya nona muda, tidak akan saya ulangi lagi, emm… dan jika pertanyaan saya mengangu saya tidak akan bertanya mengenai hal ini lagi." Pelayan itu hanya bisa menjawab sambil menundukkan kepalanya.
"Hehhh, baru segini sudah menyerah." Gumam nona muda
"Apakah nona mengatakan sesuatu?" Tanya pelayan itu, karena seperti mendengar suara nona mudanya itu.
"Tidak…" Jawab nona muda singkat.
"Intinya tidak apa deh, dan karena kau pelayan baru maka akan ku jelaskan saja, dan dengarkan baik-baik." Akhirnya nona mud aitu menyerah dan memilih untuk menjelaskannya.
Ada jeda sesaat sebelum nona muda menjelaskan, pertama harus menarik nafas, yah sudah jelas karena yang akan dia jelaskan sangat amat sangat panjang sekali, dan semoga kalian gak ngantuk bacanya ya.
"Mula-mula apakah kau tahu usiaku berapa?" Tanya nona muda itu.
"Saya tidak tahu berapa usia nona pastinya tapi menurut perkiraan saya nona baru berusia 17 tahun.?" Jawab pelayan itu.
"Hmmm sepertinya kamu memang tidak tahu apa-apa soalku ya." Jawab nona muda.
"Perlu kau catat aku ini sudah berusia 18 tahun tahu." Nona muda itu memberitahu berapa usianya.
"Ah maaf nona akan saya catat." Jawab pelayan itu dengan gugup.
"Astaga itu hanya perumpamaan, dasar aneh-aneh saja kau ini. Oke mari lanjut."
"Sekarang akan aku jelaskan, aku adalah seorang penulis novel remaja yang lumayan terkenal sih kayaknya di dalam dan luar negeri deh. Dan untuk sekarang aku sedang mengerjakan projek baruku, namun sayangnya aku belum tahu judulnya jadi tak bisa ku bari tahu juga padamu, dan asal kau tahu saja ya cerita ini bukan cuma kiasan. Ini adalah cerita nyata yang pernah ku tulis untuk pertamanya dalam sejarah karirku. Gimana hebat kan?" Jelas nona muda.
"Ya nona hebat." Jawab pelayan itu dengan mata yang berbinar-binar saking kagumnya.
"Jika kau mau tahu aku bisa memberikan gambaran untuk sinopsisnya." Sepertinya nona muda sudah mulai terbuai deh wk.
"Saya mau nona." Jawab pelayan dengan semangat.
"Hmm.. seperti ini saja deh. Bagaimana jika kau yang berasal dari masa depan menceritakan semua kejadian masa lalumu tiga tahun yang lalu." Ucap nona muda.
"Bukannya cerita itu sudah banyak nona seperti time travel, atau seperti future from the past dari penulis Double A?" Tanya heran pelayan itu.
"Ahh kau suka dengan penulis itu ya?" Tanya nona muda penasaran.
"Ya nona saya sangat menyukai penulis dan semua cerita yang ia tulis." Jawab pelaya itu.
"Oke, oke pertanyaan mu akan kujawab dengarkan dengan baik ya." Kata nona muda.
"Baik nona." Setelah itu pelayan pun duduk dengan tenang untuk mendengarkan majikannya bercerita.
"Mungkin ini hanya menjadi salah satu dari konflik cerita ini, namun dimana bisa kau lihat aku adalah penulis novel remaja, maka sidah pasti di cerita itu akan aku masukan unsur percintaan, namun selain itu juga ada konflik keluarga, dan lain-lain lah. Aku juga belum terlau jelas untuk bisa mendreskripsikan bagaimana bagan dari cerita itu." Jelas nona muda.
"Apakah kau mau dengar ceritanya?" Nona muda kembali bertanya.
"Ya saya mau bila nona tak keberatan." Jawab pelayan itu.
"Tidak, duduklah aku akan membacakannya untukmu." Jawab nona muda itu
"Hmmm enaknya aku mulai dari bagian mana ya? Ah ya prolog saja deh. Dengarkan baik-baik ya." Perintah nona muda.
"Ya nona." Jawab pelayan itu.
Prolog
Hai namaku Althea Alice, yah nama yang cukup aneh untuk seorang anak perempuan. Sekarang usiaku dua puluh tahun, aku sedang membangun perusahaan yang bergerak dalam bidang pembaharuan tecnology dan penciptaan tecnology baru. Dan sekarang adalah tanggal 1 Juni tahun 2023 , aku bilang usiaku dua puluh tahun yah, sebenernya baru-baru aja sih. Dan bisa di bilang baru 30 menit yang lalu. Hmmmm ku kira segitu aja dulu deh perkenalannya ya. Sekarang aku ungin bercerita tentang kisah ku di usia 15 tahun, dan semoga kalian semua suka ya silakan di simak.
"Aku akan menekankan sesuatu pada mu sebelum aku melanjutkan cerita ini." Kata nona muda itu.
"Apakah itu nona?" Tanya pelayan itu penasaran.
"Aku tekankan sekali lagi bahwa konsep cerita ini adalah dimana seseorang dari masa sekarang menceritakan masa lalunya yang berbeda, namun mungkin berbeda itu akan sulit digambarkan oleh kata-kata oleh sit ooh utama. Memang mungkin aku akan-"
"HOIIIIII ALICEEEEEE KAU DIMANAAAA!" Seru seorang wanita yang munkin berusia 40 tahun atau lebih, yang suaranya sangat keras hingga membuat nona muda yang sedang berbicara terhenti.
Para pelayan senior atau yang sudah lama bekerja di tempat itu hanya bisa tersenyum geli dan ada juga loh yang menahan tawanya, sungguh deh jika tidak takut dipecat, maka para pelayan-pelayan itu akan langsung tertawa terpingkal-pingkal namun yah apa daya walau sebagaimana di sembunyikan akan tetap terlihat kok.
"Gawat ibu marah, kau kita tunda dulu acara berceritanya. Dan aku berjanji untuk meneruskan cerita ini padamu ya. Kau mengerti ?" Tanya nona muda.
"Ah ya aku hampir lupa sipa namamu? Karena kau baru aku juga belum tahu nama mu"
"Saya mengerti nona, dan nama saya Nia." Jawab pelayan yang bernama Nia itu.
"Oke salam kenal nia, namaku Althea Alice, kau bisa panggil aku sesukamu, asalakan masih berhubungan dengan namaku. Dan maaf belum bisa memberikan penyambutan yang layak. Dan sampai jumpa juga ya."
"Ah ya nona." Jawab pelayan itu.
Setelah itu nona muda alias Athea Alice itu pun pergi untuk mencari salah satu pelayan senior yang biasa bersamanya. *Mari kita panggl nonam muda itu dengan Alice aja oke.*
Nia Pov
'Jadi nama nona muda itu Althea Alice, nama depannya sama seperti nama nyonya, tapi kok namanya aneh nya, namanya dua kata, tapi harusnya itu kan jadi nama depan semua.'
'Lalu, kalau tidak salah dengar, nona Alice menggunakan namanya sendiri dalam ceritanya, keren juga ya. Ishh jadi penasaran sama lanjutan ceritanya, bisanya cerita yang di awal biasa aja lanjutanya bakalan oke nih hehehe.'
*Selama Pov seseorang orang tersebut akan berbicara, namun hanya dalam hati saja.*
Nia Pov End
"Aria! Dimana kau?" Seru Alice, kenapa dia berteriak, karena walau sudah celingak celinguk mencari pelayan yang bername tag Aria, nona Alice masih beum menemukannya.
"Saya disini nona Ada apa nona memanggil saya?" Tanya Aria, selaku kepala pelayan.
*Oke saya berikan keterangan sedikit soal si Aria ini, dia adalah salah satu pelayan lama di tempat itu dan termasuk pelayan senior di usiannya yang baru dua puluh dua tahun dan hebatnya lagi Aria adalah sahabat sekaligus kepala pelayan dari Alice, oke perkenlan selesai kita lanjut ke cerita.*
"Lakukan seperti biasa Aria, dan ingat semakin sedikit yang tahu, semakin bagus. Faham?" Tanya Alice
"Baik nona, silakan menuju tempat biasa ketua pengawal *alias penjaga* Ari akan menemani nona selama nona berada disana." Jawab Aria.
"Hmm oke aku ke sana Aria trims ya, dan untuk yang lainnya sampai bubye" Alice pergi dengan dikuti oleh kepala pengawal Ari.
Lalu setelah Alice pergi lumayan jauh, datanglah wanita yang berseru tadi itu, dan ternyata wanita itu adalh ibu dari Alice, atau nyonya di rumah ini. Namanya adalah Althea Jiana.
"Ah. Aria kau lihat Alice? Tadi aku mendengar suaranya di sini." Tanya Jiana.
"Tidak nyonya, nona tidak ada disini." Jawab Aria dengan tenang dan kalem *biar gak ketahuan wk.*
"Hmmm begitukah? Padahal ini tempat favoritnya sejak dia kecil, kalau dia tidak di sini, dia dimana lagi?" Jiana hanya bisa bergumam, namun masih bisa didengar oleh Aria.
'Mohon maaf saja nyonya, tapi sekarang bukan gazebo kecil ini yang menjadi tempat favorit nona.' Aria hanya bisa berkata dalam hati.
Tiba-tiba datanglah roh jahatt hahahhaha, bukan kok canda aja.
Tiba-tiba datang laki-laki muda, lalu berkata.
"Mom sudah cari di kamarnya." Kata laki-laki muda itu.
"Ah ya belum, oke deh mom cari dikamarnya dulu ya Jian." Jawab Jiana.
"Oke." Sahut laki-aki muda yang ternyata bernama Jian itu.
*Oke akan saya adakan dulu perkenalan karakter baru
Pertama adalah Ibu dari Alice dan Jian, namanya Althea Jiana usia empat puluh tahun seorang ibu rumah tangga
Yang kedua adalah Altheo Jian kakak laki-laki Alice, berusia dua puluh tiga tahun seorang direktur muda di perusahaan keluarga.
Oke lanjut cerita ya.*
Tiba-tiba Jian mendekat ke Aria, dan berbisik tepat di telinganya. Tapi ingat ini bukan adegan romantis, tetep ada kok romantisnya tapi masih lama.
"Aria." Jian berkata sambil berbisik.
"Ya tuan muda." Jawab Aria juga dengan berbisik.
"Dimana dia?" Tanya Jian.
"Nona di tempat biasa tuan muda, nona ditemani oleh Ari jadi tuan muda bisa merasa tenang." Jawab Aria tenang.
"Dan kau adalah?" Tanya Jian pada pelayan baru, yaitu Nia.
"Ah saya Nia tuan muda, dan saya adalah pelayan baru nona muda." Jawab Nia dengan menundukan kepalanya.
"Ck pasti dia lagi, mau berapa banyak pelayan yang dia pakai tetap tidak bisa merubah situasi itu bodoh." Gumam Jian.
"Tuan muda anda mengatakan sesuatu?" Tanya Nia, karena mendengar tuan mudanya itu seperti berbicara.
"Tidak, lanjutkan saja pekerjaan mu aku pergi dulu bye." Tidak ada yang menyahut para pelayan itu hanya menundukan badan hingga membentuk sudut 90 derajat. Mereka terlalu takut dengan aura tuannya yang begitu kelam.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….." Sebelum Jian pergi jauh terdengar sebuah teriakan yang bisa di katakan sangat memilukan.
"Huh." Jian yang terkejut sontak menoleh ke arah datannya suara teriakan itu.
Semua serempak menengok kearah teriakan itu bersumber. Dan sangat terkejut karena merasa mengenal suara teriakan ini.
"Ada apa?" Tanya seorang laki-laki tua lain yang baru datang itu.
"Ayah itu suara Alice." Seru Jian dengan nada panik.
"Kau benar Jian. Kita ke sana sekarang."Lalu mereka berjalan dengan Jian memimpin jalan. Mereka semua, ya semua pelayan, Jian, dan laki-laki tua yang ternyata ayah dari Jian dan Alice, dengan usia empat puluh empat tahun, yang masih terlihat taman dan awet muda pun mengikuti mereka dengan lincah.
Lalu Jian berhenti di depan tanaman rambat yang banyak ini, sangat indah, pemandangan ini sangat indah. Dimana tanaman rambat yang menjuntai kebawah, dan berbunga warna-warni sekali bunganya.
Tapi Jian tidak terkejut dengan keindahan itu, ia sudah sering kesini, Karena itu ia tau dengan baik tempat ini. Ayahnya dan para pelayan hanya bisa terkejut dan takjub ketika melihat Jian kembali berjalan melewati tanaman rambat itu, tentunya semua yang ikut dengan Jian juga melewati tanaman rambat itu.
Dan sekarang mereka telah sampai di tempat yang snagat indah, dimana ada sebuah rumah dari kayu dengan ukuran sedang ditemani taman yang indah dan pepohonan yang rindang. Tak lupa ada gua kecil yang alasi dengan kalin dan digantungi leh hiasan origami dan lain-lainnya.
Jujur sang ayah terkejut meyadari ada tempat ini, ia tahu jika tempat ini tadinya adalah taman yang tidak di pakai hingga di biarkan, ia tak sangka jika anak perempuannya mengubah tempat ini menjadi begitu indah.
Jika para pengawal dan pelayan senior sudah jelas lah pasti biasa aja, tapi bagi pelayan baru seperti Nia sepertinya tidak akan berhenti untuk tidak menutup mulutnya.
"Kakak kau disini? Ada apa?" Tanya Ari, btw apakah saya sudah bilang kalai Ari itu adiknya Aria? Kalau sudah saya ulang lagi deh, tapi kalai belum biar saya beri tahu, kalau Ari itu adiknya Aria. Btw lagi mereka itu kembar ya.
"Kau ini bertanya ada apa? Apanya coba. Kau tidak dengar tadi nona teriak? Padahal kan kau ada di sini." Jelas Aria.
"Ah tadi nona sempat terbagun dan bilang, bahwa dia hanya sedang bermimpi buruk, tapi dia sempat meminta obat penenang dosis rendah sih, jadi aku kasih aja kak." Jelas Ari menjawab perntanyan Aria.
"Oh baguslah sekarang dimana dia?" Tanya Aria.
"Sepertinya sekarang nona sedang duduk-duduk santai sambil mengumplkan tenaga lagi." Jawab Ari dengan santai.
"Astaga tolong seriu sedikit dong, masalah ini menyangkut nona muda kita loh.
*Mari kita jelaskan secara singkat bagaimana posisi Aria dan Ari.
Aria adalah kepala pelayan dan Ari adalah kepala pengawal dari Alice, yah jika di hitung mungkin ada sekitar dua puluh lima pengawal dan lima puluh pelayan pribadi dari Alice, kalian bilang kebanyakan, ya saya juga bilang kok, tapi jangan salahkan saya salahkan saja ayahnya, yang berngapan jika banyak pengawal maka Alice akan baik-bak saja, dan jika banyak pelayan dia tidak akan kesepian lagi, dan tidak akan mencari cara untuk meiliki teman di luar rumah.
Untuk informasi tambahan, ayah Alice itu namanya Altheo Ryan usia empat puluh lima tahun pemilik dan pemimpin dari perusahaan keluarganya.*
"Sial bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Kenapa kehidupanku yang baik-baik saja harus berakhir di tempat seperti ini? Sial! Sial! Sial! Sunguh sial!" Teriak seseorang, namun teriakan yang tidak bersuara sama sekali, kenapa? Karena ia tidak bisa berteriak di depan orang lain saat ini atau jika ia berteriak maka hal yang paling berharga dalam dirinya akan direnggut paksa.
Alice Pov
"Aku terbangun dengan mimpi yang selalu aku alami sejak hari itu, namun sepertinya durasi tidurku yang terlalu lama hingga mimpi itu sekarang menjadi sangat menggangu, dan sepertinya aku tidak akan bisa lepas dari bunga tidur satu itu, dan kini laki-laki itu mengatakan akan pergi, biasanya setelah mimpi itu datang, dia akan datang dan selalu berkata semuanya akan baik-baik saja. Dan tak terasa juga sudah dua tahun dia menemaniku dalam setiap aku tidur, dan mungkin sekarang waktunya aku untuk melupakan dia dan perlahan kembali seperti semula, dan sepertinya fobiaku juga sudah mulai menghilang."
"Walau masih sulit untuk terbiasa dengan laki-laki selain Ari dan dokter yang menangani ku saat itu, tapi setidaknya aku sudah bisa berkomunikasi dengan lancar dengan laki-laki lain."
"Apakah kalian tahu saat masa terlusit dalam hdupku adalah saat masa perkuliahan, dimana fobiaku yang masih terlalu terlihat hingga aku selalu menyendiri, dan sialnya lagi, jurusan yang aku pilih dalam kuliah itu rata-rata mahasiswa nya adalah laki-laki. Tapi untungnya aku bisa melewati itu semua dan bisa berkuliah dengan lancar jaya."
"Dan untuk tambahan aku ini sudah S-2 loh, aku mengejar kuliah dengan S1 selama satu tahun dan S-2 satu tahun berikutnya."
*Gaes ini cuma ada di cerita ya, mana mungkin kuliah cuma satu tahun doang, mana dapat ilmunya wk.*
Alice Pov End
Setelah perdebatan Aria dan Ari selesai, mereka semua masuk ke rumah sederhana itu, pelayannya gak masuk semua kok, nanti yang ada rumahnya gak muat wk.
"Nona anda baik-baik saja?" Tanya Ari, jelas sekali terselip nada panik yah walau tidak terlalu terlihat.
"Apa di matamu aku kelihatanya apa aku baik-baik saja huh?" Bukan menjawab Alice malah balik bertanya, dengan sarkas. Jujur moodnya hancur drastis akibat mimpi tadi.
"Saya rasa anda baik-baik saja nona." Ingat loh sebagai bawahan harus tetap menjawab bila ditanya, bahkan jika kau bertanya duluan.
"Alice kau baik-baik saja?" Tanya Ryan.
Bukanya menjawab langsung, Alice hanya menatap mata Ryan ayahnya, sorot matanya menjadi dingin penuh kebencian namun tersirat kesedihan yang amat mendalam.
Karena tidak sanggup melihat sorot kesedihan, kemarahan, dan kekecewaan lagi akhirnya Ryan memutuskan kontak mata itu.
"Ya saya baik." Jawab Alice dengan singkat padat jelas, setelah Ryan memutuskan kontak mata dengannya.
.
.
.
.
.
Bersambung
