CINDERSHOTO

Warning: OOC akut, Typo yang banyak, Bahasa nggak baku, EBI salah semua.

Boku No Hero Academia

Kohei Horikoshi

*

Di masa kini, tepatnya di tahun 2021, hiduplah sebuah keluarga yang nggak bahagia. Di anggotai 1 ayah, Enji Todoroki, 1 ibu, Rei Todoroki, dan 4 anak, Touya Todoroki, Fuyumi Todoroki, Natsuo Todoroki, dan Shoto Todoroki.

Namun... Suatu kejadian nahas menimpa keluarga yang dari awalnya tidak bahagia tersebut. Sang Ibu, dikatakan gila. Gosipnya, gara-gara lelah menghadapi suaminya yang enggan berhenti minta jatah. Jatah apaan? Tanya saja sana sama orangnya.

Lalu anak sulungnya, dikabarkan kabur entah kemana. Katanya sih, Dia capek sama tingkah Ayahnya yang uring-uringan gara-gara di tinggal sang istri.

Dan tersisa lah 4 anggota keluarga, Seorang Ayah dan ketiga Anaknya.

3 Anak ini tumbuh dengan segala tingkah Ayahnya yang moodswing kayak bumil. Namun yang parah dari sekian parahnya, Putra bungsunya yang imut-imut, harus menghadapi kekejaman Ayahnya.

Ayahnya yang ternyata mengidap shotacon dan Lolicon itu, gemar sekali memakaikan Shoto, dengan pakaian maid yang imut-imut. Dan sekalian menyuruhnya mengerjakan seluruh pekerjaan rumah.

Sststt... Katanya sih, Males ke ATM buat ngambil uang tunai, jadi nggak ada uang buat bayar pembantu.

'Lagian... Masih ada anak. Ngapain bayar orang lain? Itu boros kan?' begitulah pikir Pak Enji.

Dan itu membuat 2 Kakak yang tersisa menjadi geram dan ingin gigit jari merasakan tingkah Ayahnya. Meski begitu, tak jarang mereka sembah sujud penuh syukur tidak disuruh ini-itu sama Si Ayah.

Meski begitu, sebagai seorang Kakak, Fuyumi dan Natsuo sangat kasihan terhadap Adiknya yang selalu keringetan bahkan sampai jatuh pingsan membersihkan rumah yang besarnya nggak ada ampunan.

Tapi mau bagaimana lagi? Tema cerita ini kan Cinderella, jadi sang protagonist utama ini seharusnya melakukan semuanya sendiri supaya bisa meluluhkan hati pembacanya. Jadi, dengan keterpaksaan tinggi, 2 Kakak penuh kasih ini harus memunggungi Adiknya, meski hati mereka juga ketar-ketir gemes ngeliat tampang lempeng Shoto.

Jadilah, Shoto yang bangun pagi langsung mandi, mempersiapkan sarapan, membersihkan rumah, istirahat sejenak, membersihkan rumah lagi, menyirami tanaman, dan diperparah dengan pakaian maid yang membuatnya tak jarang tersandung sehingga terantuk, entah itu ke lantai, meja, kursi, atau batu. Rasanya semua barang sudah pernah menjadi tempat mendaratnya jidat Shoto.

Dan Aktivitas itu berlangsung selama bertahun-tahun lamanya hingga...

"KHAAH...? MAUMU APAAN HAH?"

Seorang cowok ganteng yang ngakunya panglima dari pangeran, eh, maksudnya pekerja dari CEO Midoriya Corp, datang menggedor-gedor pintu, dan membanting undangan ke meja.

Shoto yang tadi membukakan pintu, juga yang mempersilahkan si tamu masuk dan memberinya suguhan, harus terkejut saat si Cogan ini berteriak.

"Apa? Aku cuma menjamu tamu" sahut Shoto kalem, datar, dan lempeng pakek banget.

Si Cogan langsung berdiri, "AKU NGGAK BUTUH JAMUAN, HANBUN! AKU CUMA NUGAS NGANTER UNDANGAN!"

"Iya, nggak perlu teriak. Aku sudah dengar kok" Shoto menganguk-angguk konstan.

"SIAPA YANG TERIAK? AKU KALO NGOMONG EMANG GINI! DAHLAH! SI DEKU ITU CUMA MINTA NGANTER NIH UNDANGAN UNTUK PUTRI ENJI TODOROKI YANG KATANYA PERNAH BERTEMU DENGANNYA, KATANYA CANTIK. DAH GUA CABUT DULU..." Si Cogan langsung berbalik dan menghilang. Meninggalkan Shoto yang kini terdiam kagum.

"Sugoii na... Ayah kalau teriak aja langsung kehabisan nafas. Tapi tuh anak, enggak"

Shoto langsung memberikan undangan tersebut pada Ayahnya. Berkali-kali Ayahnya mengernyit membaca Undangan tersebut. 'Ini undangan atau surat cinta?'

Kepada,

Putri Tuan Enji yang cantik Jelita.

Hei... Cantik. Aku mengundangmu untuk datang ke pesta dansa besok malam. Kuharap kau mau datang. Ibuku memaksaku untuk mencari jodoh. Kurasa kau satu-satunya yang aku inginkan. Aku menyukai semua tentangmu, Cantik. Apalagi ketika rambut dwiwarna dan mata hetero mu itu tertangkap mataku. Percayalah, Aku bahkan hendak teriak bahagia.

Jadi... Kumohon datanglah ke acara dansaku. Aku sangat menunggumu putri cantikku...

Orang yang mencintaimu,

Midoriya Izuku.

Enji berkali-kali mengusak rambut sebal, "Yang benar ini yang mana sih? Mau ngundang Fuyumi atau Shoto? Putriku cuma satu, namanya Fuyumi. Tapi putraku yang punya mata hetero itu cuma Shoto. Dan dia itu jelas-jelas cowok. Gila atau gimana tuh bocah?"

Shoto menatap dirinya sendiri, lalu menatap Ayahnya, tangannya terangkat, menarik-narik lengan kemeja Ayahnya, "Mungkin karena bajuku" ucapnya.

Enji menatap balik, dan mengangguk setuju, "Mungkin... Yaudah pergi sana. Lanjut kerja!"

Dan keesokan Harinya.

Enji menyengajakan diri berdiam di rumah, hendak mendandani Shoto untuk pergi ke acara dansa, hitung-hitung kalau putranya itu dapat jodoh.

"Shoto...! Sini... Biar Ayah dandanin, sebentar lagi kamu mau ke pesta kan?" Enji sudah bersiap-siap dengan segala macam kosmetik.

Shoto yang melihatnya langsung bergidik ngeri. Dia pernah melihat Ayahnya mendandani Fuyumi, tapi yang terjadi apa? Fuyumi keliatan kayak badut. Udah bedaknya putihnya kebangetan, mana bibir dan blush on nya merah banget.

Mana mau Shoto mengulang kenangan buruk itu.

Saat ini, Shoto berharap kalau seseorang datang menggantikan Ayahnya.

Wush... Wush... Wush...

Suara kepakan sayap terdengar dari luar rumah, Shoto langsung berlari ke sumber suara, diikuti Ayahnya yang panik sendiri dengan putra bungsunya. "Nak, jangan lari-lari! Nanti kamu jatuh nyungsep. Kasihan wajah kamu nak! Banyak yang mau jadi ganteng! Lalu... Kenapa kamu yang ganteng, malah nyia-nyiain wajahnya?" Ceramahnya. Tak tahu saja Si Enji ini, Kalau wajah Shoto udah berkali-kali kena hantam benda keras gara-gara rok maidnya.

Dan syukuurlah, di acara larinya ini, Shoto tidak harus nyungsep. Sehingga Enji nggak bakal linglung atau panik nggak karuan teriak-teriak "ambulan" di telinga Shoto. Harusnya kan kalau mau manggil ambulan itu telephone kan? Tidak dengan Pak Enji yang terhormat.

Shoto sudah sampai di luar, dan hembusan angin bertiup segar, dan tampaklah seorang pria dengan kacamata, mirip kacamata selam, sedang berdiri diam.

"Hoi... Siapa kamu?" Tanya Enji was-was. Melihat dari fashionnya yang nyeleneh bin eksentrik itu, Enji jadi cemas jika-jika Pikiran Polos Shoto yang ia jaga antara hidup dan mati harus ternoda.

Si Pria menoleh, dan tersenyum lebar, "Halo... Aku Hawks... Aku bakal jadi Ibu, maksudnya Bapak Peri untuk Shoto" dia melambai ramah.

Enji terpesona seketika, Baru kali ini dia bertemu dengan orang yang nggak ngacir duluan saat melihat wajahnya. "Benarkah? Kebetulan sekali. Ini... shoto belum siap-siap. Padahal acara dansanya udah mau mulai"

Hawks memandang Shoto dari atas ke bawah, dan tersenyum hina, "Baju murahan seperti ini tidak akan cocok untukmu, Sayang. Kau berhak mendapat lebih dari gaun murahan ini"

Rasanya... Enji kok tersinggung ya? Baju yang dipakai Shoto itu, Ia pesankan dari desainer terkenal yang konon katanya hidup di kutub utara.

Alis Shoto menukik, "Ya iya, Pak! Aku kan cowok! Nggak ada ceritanya kalau pemeran cowok itu pakek gaun. Harusnya makek jas. Biar keren"

Kini Hati Enji terasa sakit, Apa itu tadi penolakan tak langsung Shoto terhadap hobinya yang nyeleneh? Mungkin iya.

Hawks tertawa, "Oke... Jadi kamu mau pakai jas biar keren?"

Shoto mengangguk.

Hawks memejamkan mata, lalu mulai membaca mantra, "Percaya... Percaya... Aku jatuh cinta... Kamu jatuh cinta... Dia selingkuh... Tapi aku masih mencintainya... Aku emang goblok sekali..."

Dan secara ajaib... Bukan, maksudnya secara kebetulan, mobil dengan segala macam fashion dan kosmetik datang.

Dan mulailah Hawks mendandani Shoto... Sst... Omong-omong... Hawks itu pemilik Salon di komplek rumah Shoto lhoo...

"Nah... Jadi..." Ucap Hawks semangat.

Shoto mengaca di depan kaca. Eh? Emang harusnya gitu kan?

Dia merasa terpana dengan dirinya sendiri, "Aku ganteng juga ya...?"

Enji yang sepertinya sempat tersingkir oleh si tukang Salon, langsung berucap, "Ayo berangkat! Kau akan terlambat!"

Hawks menghentikan Enji, Dia lalu menarik tangan Shoto, dan berteriak, "SEKALI-KALI BIARKAN ANAKMU INI BERSENANG-SENANG TANPA DIRIMU YANG MEMBOSANKAN, PAK TUA!"

Enji terdiam, "Oke, TAPI INGAT! SEBALUM JAM 12 MALAM... BALIK LHOO... ATAU KAMU MAU AKU KURUNG SEHARIAN DI GUDANG?" ancamnya.

Dengan itu, Shoto pergi ke pesta di antar Hawks. Dan mengedarkan pandangan pada kerumunan orang ramai. "Pestanya kok rame sih?"

Hawks yang berdiri di sampingnya hanya menghela nafas mendengarnya, "Apaan sih, Sho? Namanya pesta ya bakalan rame"

"Dahlah... Mau cari cewek aja..." Ucap Shoto seolah lupa dengan undangan untuknya yang bakal dijadiin istri si CEO.

"Hoe... Kamu putrinya Enji Todoroki kan? Ngapain pakai jas? Biar nggak dikira cewek?"

Shoto menoleh mendengar suara bernada rendah, dan mendapati cogan yang teriak-teriak saat mengantar undangan. "Aku bukan cewek. Aku cowok! Nggak liat tubuh tegap nan indah ini apa?"

Si cogan tersenyum meremehkan, "tau... Sejak pertama bertemu. Yang kubingungkan itu... Si deku bodoh sekali menganggapmu cewek..." Sahutnya terdengar arrogan.

Shoto memandangnya datar, tak peduli dengan sahutan si Cogan. Dia justru merasa penasaran, "Kau... Siapa namamu?"

Si Cogan menatap Shoto intens, membuat yang ditatap makin kebingungan, "Katsuki Bakugo" ucapnya sembari mengulurkan tangan.

Shoto menatap tangan si Cogan, maksudnya, Katsuki dengan pandangan bingung, "Hm... Senang mengenalmu. Tapi aku tidak bawa uang receh"

Katsuki merasa kesal seketika, "Hei... Aku mengajakmu berjabat tangan! Bukan minta uang receh. Dikira aku pengamen apa?" Dia menunjuk-nunjuk muka Shoto dengan telunjuk.

Shoto mengangguk paham, dia mengamit tangan Katsuki yang menunjuk-nunjuk wajahnya dan mengajaknya bersalaman.

Katsuki jadi makin gemes pengen nendang nih cowok deh.

Ngiingg...

Suara mikrofon mengundang seluruh atensi para tamu. Di mimbar, maksudnya Podium, berdiri seorang yang gagah berani, tapi sayangnya agak pendek. Mengucap sambutan selamat datang dan ucapan terima kasih.

Dia lalu turun podium dan menghampiri Katsuki, "Yo, Kacchan. Dengan siapa kau bicara kini?" Dia tersenyum ramah pada Shoto yang hanya menatapnya datar.

"Dia yang katamu putrinya Enji Todoroki" sahut Bakugo acuh.

Izuku, Nama Si CEO, tersentak kaget, bahkan terang-terangan melotot dengan matanya yang sudah lebar, "Kacchan...! Kau sudah gila? Aku yakin dia adalah wanita tercantik yang pernah kutemui. Ngapain malah cowok? Dia itu cewek, Kacchan! CEWEK!"

"DIH... AKU NGGAK BOONG, DEKU! NGGAK LIAT RAMBUTNYA? MATANYA? WAJAHNYA? SAMA SEMUA KAN? DAN RELITANYA... DI COWOK! COWOK!"

Izuku menghela nafas, mencoba bersabar, dia lalu menatap Shoto, "Ano... Apa kamu punya Saudari kembar?"

Shoto menggeleng.

Izuku menegang, "Mak! Jangan bilang kalau aku suka cowok? Tapi... Aku beneran liat cewek makek baju maid lagi bersihin halaman..."

Shoto membuka mulut, "Itu aku... Ayah suka sekali memakaikanku baju maid yang imuf-imut, lalu di suruh beresin rumah"

Bakugo tersenyum sombong mendengarnya, "Tuh kan bener..." Ucapnya. "Buruan ajak dansa sana!" Godanya.

Izuku jatuh terduduk, dan nangis keras, lupa fakta kalau dia seorang CEO muda yang berwibawa.

Seluruh tamu undangan memandang iba Izuku yang sepertinya kecewa berat.

Tapi kemudian, Izuku langsung berdiri, dan menatap Shoto teguh, "Tak... Apa... Aku akan tetap mengajakmu berdansa. Tapi... Aku tidak mau menjadikanmu istriku... Maaf!"

Shoto kesal seketika melihat Izuku yang sudah berpose layaknya gentleman hendak mengajak ladies berdansa. Dia itu juga tipe-tipe gentleman, bukan ladies-ladies.

"Dih... Ogah... Aku cowok... Aku mau ngajak Cewek dansa. Bukan malah diajak Cowok! Mau ngejek kemaskulinanku apa?" Sahut Shoto nyolot.

"Enggak, beb! Beneran. Aku udah janji bakal dansa sama putri pak enji yang punya mata hetero. Jadi izinkan aku memenuhi janjiku" Izuku berucap panik dengan sahutan Nyolot Shoto.

"Nah... Bener-bener... Deku sampai janji bakal naikin jabatan aku kalau bisa berdansa denganmu. Jadi ayo setuju dan lakukanlah!" Ucap Bakugo memanas-manasi keadaan.

"Ogah! Gini-gini aku cowok lho... Harga diriku ini tinggi sekali...!" Tolak Shoto.

"Yah jangan gitu, Beb... Bentar aja yaa...? Aku nggak mau ingkar janji!"

"Aku juga mau naik jabatan"

Dan berulanglah semua rayuan Izuku, Promosi demi naik jabatan Katsuki, dan Tolakan Shoto. Melupakan para tamu yang sepertinya terabaikan oleh sang tuan rumah.

Ting.Tong

Jarum jam sudah menunjuk angka 12 malam, Shoto jadi panik, Ayahnya udah nyuruh pulang sebelum jam 12 malam. Tapi kini, dia malah terjebak dengan 2 cogan yang menyuruhnya berdansa dengan si Ijo.

Karena terlampau kesal bin panik, Shoto langsung menempeleng dan melempar muka si 2 cogan dengan sepatu guccinya.

Dan Karena males memakainya lagi, di buanglah sepatu tersebut, tepat mengenai jidat Izuku.

"Halah... Cuma 1 aja kok. Bisa minta Ayah lebih banyak" gumam Shoto nista. Dia langsung menarik Hawks yang malah sibuk makan hidangan.

"Aku nggak dapat gandengan deh" keluhnya masam.

Dan dua cogan ini... Terdiam meresapi jidat mereka yang nyut-nyutan, terlebih lagi Izuku yang dapat bonus lemparan maut dari sepatu Gucci.

Ditataplah dengan tatapan nyalang si sepatu yang tertinggal, "Masukin museum aja lah. Nggak peelu cari pemiliknya... Udah tahu. Lagian dia cowok gitu... Kejam pula..." Dengus Izuku.

"KUPERINGATKAN PADA KALIAN SEMUA! JANGAN ADA YANG MENCARI PEMILIK NIH SEPATU KALAU MASIH SAYANG DENGAN JIDAT KALIAN!" peringat Izuku pada para tamunya.

Wajah Bakugo memerah termakan amarah, "si Hanbun itu... GARA-GARA KAU AKU GAGAL NAIK JABATAN!"

Dan dimuseumkanlan sepatu bekas CinderShoto kita itu.

Sementara di kediaman Todoroki, sudah terlihat ayem tentrem.

Sang Ibu yang tadinya gila sudah sembuh gara-gara melihat berita, jika Sepatu anaknya dimuseumkan. Tentu si Ibu ini merasa bangga, bahkan hilang semua kadar gilanya.

Dan si kakak Sulung, sudah kembali setelah berhasil meminang cewek cantik.

2 Kakak yang selalu menemani Shoto pun sudah punya pekerjaan tetap masing-masing.

Dan Shoto yang kini jadi terkenal gara-gara sepetunya yang dimuseumkan dan direkrut menjadi aktor utama di serial bawang putih dan bawang merah.

Lalu sang Ayah yang udah tobat, gara-gara ucapan nyelekit Hawks tentang selera pakaian aneh untuk putra bungsunya.

Hidup bahagia lah mereka semua.

TAMAT

Gaje sekali nih cerita... Tapi gapapa... Selamat menikmati.