Disclaimer: Kimetsu no Yaiba milik Gotoge Koyoharu. Penulis hanya meminjam karakter dan tidak mengambil keuntungan bersifat materi.

Fanfiksi untuk Nisa

Tanjiro x Kanao

Prompt : Affection

.

.


Di dunia yang indah ini, aroma adalah substansi khusus yang paling Tanjiro sukai. Keberadaan aroma-aroma itu memiliki efek dorongan tertentu. Beberapa terasa kuat dan menarik, dan beberapa terasa lembut dan ringan hingga memberi dampak secara emosional.

Di antara semua itu, Tanjiro paling menyukai aroma rumah; jenis aroma yang dipenuhi kebahagiaan. Membawa efek menenangkan dan membuat nyaman, dengan cara yang belum pernah ditemukan di manapun.

Pada hari-hari ketika Tanjiro kehilangan aroma itu untuk selamanya━aroma yang menaunginya semenjak lahir ke dunia━ingatan tentang mereka berpendar menjadi cahaya yang menerangi sudut hatinya. Ia meletakkan mereka di suatu tempat khusus sebagai penghormatan. Aroma tungku yang menguar dari panci rebusan, wangi lavender ketika menetes dari baju-baju basah yang dijemur Nezuko, aroma roti panggang yang dilimuri mentega, aroma susu manis yang menempel di pipi Rokuta, aroma ladang jagung dan semak-semak di pekarangan rumah. Lalu aroma Ibu, yang berbau seperti mawar, seperti aroma kekuatan dan tempat bersandar. Semua kenangan aroma itu membuatnya membumi. Meskipun menyakitkan di beberapa titik, Tanjiro sama sekali tidak menyesal memiliki mereka semua.

Dalam perjalanannya kemudian, Tanjiro berkenalan dengan lebih banyak aroma. Ia menamai masing-masing sesuai kriteria mereka. Ada begitu banyak aroma kenyamanan yang menambah daftar kesukaannya .

Zenitsu dan Inosuke, mereka berbau seperti tanah, dedaunan dan sinar matahari pagi; seperti petualangan liar dan persahabatan. Aroma mereka mengingatkan Tanjiro akan semangat dan kekuatan yang dapat diraih oleh kebersamaan.

Ketika bertemu Kanao, Tanjiro mengenali aroma baru, yang merupakan aroma pilihan paling istimewa. Wangi bunga-bunga, kupu-kupu dan manisnya madu. Itu dicatat dalam kamus wewangiannya, dan segera jenis ini menjadi salah satu favoritnya.

Dalam beberapa hal, aroma Kanao mengingatkannya akan rumah; suatu tempat di mana ketenangan dan kebahagiaan yang diinginkan Tanjiro berkumpul dan melekat.

Pada mulanya, Tanjiro tidak yakin. Ketika ia membantu Kanao dengan keputusan membalik koin saat itu akan mengubah sesuatu. Ia melakukan itu hanya berdasar kepeduliannya terhadap sesama━seperti perhatian yang dia berikan pada Zenitsu dan Inosuke.

Kemudian ada masa ketika Tanjiro menyadari, ada ketertarikan khusus yang dia kembangkan pada Kanao. Ia peduli pada teman-temannya. Ia akan bergembira bila mereka mendapat kesenangan tertentu, dan sebaliknya ia akan ikut sedih dan marah atas hal-hal yang mengecewakan mereka.

Hanya terhadap Kanao-lah ikatan dan perasaannya berkembang, seperti bunga yang mekar. Seperti aroma yang menyelinap secara halus, menyusup melalui indera penciuman. Satu lagi cahaya baru yang mendapat tempat spesial di hidupnya.

"Memikirkan apa, Tanjiro-kun? Kau tampak melamun."

Suara Kanao bergema menyadarkannya. Tanjiro masih bisa mencium aroma dari suara itu━seperti campuran anggur dan rosemary; aroma kelembutan dan tempat bernaung.

Pohon sakura yang sedang mekar memenuhi beranda rumah dengan hujan kelopak bunga. Ada bulan purnama yang bertengger seperti mahkota di puncaknya.

Tanjiro meraih tangan Kanao. Menggenggamnya erat. Ia tak dapat menahan senyuman yang rekah di sudut bibirnya. "Hanya mengingat kenangan lama. Yang terbaik dan yang menyenangkan."

"Apakah ada aku di sana?"

"Kau selalu ada, Kanao. Di sini, tidak pernah ke mana-mana."

Kanao hanya tersipu. Mengeratkan tautan jemari mereka, membalas senyuman manisnya. Mengembalikan perhatian dan kasih sayangnya seperti yang coba ia curahkan melalui sentuhan tangan mereka.

Aroma rumah-nya yang sejati telah ia temukan kembali. Tanjiro berjanji akan terus menjaganya hidup abadi.