Hari ini tanggal 19 Mei tahun 1831 dimana sedang terjadi badai salju di kota Wayerd. Sudah enam jam berlalu namun badai salju tak kunjung reda, meskipun demikian hal itu tidak menghentikan niat salah seorang penyihir muda untuk menghadiri pertemuan perintah magang yang akan segera dilaksanakan pada pukul 1am di sebuah Academy penyihir dan vampir yang bernama Witcva. Diterjang angin dan badai salju penyihir muda tingkat dua itu tak henti-hentinya mengomel di atas sapu terbangnya, ya dia adalah Emillie Berdine penyihir tingkat dua di akademi Witcva yang akan menghadiri pertemuan perintah magang di sekolahnya.

"Arghhh...kenapa mereka mengadakan pertemuan selarut ini?!" Teriak Emillie mempercepat sapu terbangnya. "Mengesalkan!"

WUZHHHH

Sapu milik Emillie terbang begitu cepatnya di tengah badai salju. Kurang lebih sepuluh menit tibalah dia di depan pintu masuk akademinya, ketika dia hendak berlari memasuki gedung, tak sengaja dia melihat seorang pria berdiri di bawah pohon di tengah badai salju, pria itu tampak sedang menunggu seseorang dengan kedua tangan saling menggenggam, Emillie yang penasaran lantas menghampirinya dan menanyakan kepada pria itu apa yang sedang dilakukannya di tengah badai salju, lalu sang pria menjawab kalau dia sedang menunggu saudara kembarnya yang bernama Kamui Shirou, Emillie pun mengangguk-anggukan kepalanya menandakan dia sudah mengerti.

"Baiklah selamat menunggu . . . ." Emillie bingung harus memanggilnya apa

"Subaru..." Jawab Subaru sang vampir. "Subaru Sumeragi."

"Ah Subaru..." Emillie mengangguk. " Baiklah selamat menunggu tuan Subaru...sampai ketemu lagi."

"Ya..."

DRAP DRAP DRAP

Secepat kilat Emillie berlari memasuki gedung akademi dan secepat kilat juga dia berhenti di tengah perjalanannya, sejenak terlintas di kepalanya bahwa vampir bernama Subaru yang dia temui baru saja di bawah pohon tampak sedang kedinginan, dia pun mengingat-ingat bagaimana kondisi Subaru ketika dia menemuinya lalu dia memutuskan kembali menemui Subaru yang sedang berada di bawah pohon, untuk mempercepat langkahnya dia menaiki sapu terbangnya secepat mungkin hingga akhirnya dia tiba di bawah pohon dan membuat Subaru sedikit terkejut.

"Apakah seseorang yang kau tunggu masih belum datang juga?" Tanya Emillie sambil menuruni sapunya

"Iya..mungkin dia sedikit sibuk." Jawab Subaru tersenyum

Lalu Emillie melepaskan Syal yang menghangatkan lehernya dan memakaikannya di leher Subaru sambil berkata: "Kau bisa memakainya di tanganmu kalau kau kedinginan..sampai ketemu lagi."

Seusai memakaikan syalnya di leher Subaru Emillie kembali menaiki sapu terbangnya menuju aula pertemuan, sedangkan Subaru hanya terdiam sambil memegang syal Emillie. Selang beberapa menit dari kepergian Emillie, akhirnya kembaran Subaru bernama Kamui tiba, mereka kemudian berjalan memasuki gedung akademi, disaat kedua vampir kembar itu sedang berjalan menuju salah satu ruangan di gedung akademi sesekali Kamui melirik syal yang sedang dipakai oleh saudara kembarnya, Subaru, dia sedikit penasaran terhadap syal tersebut karena sebelumnya Subaru tidak pernah memiliki syal seperti yang sedang dipakainya sekarang ini. Kamui pun segera menanyakan kepada Subaru mengenai syal tersebut, sambil memegang syal yang ada di lehernya Subaru memberitahukan Kamui bahwa syal itu adalah milik seorang gadis penyihir yang tanpa sengaja bertemu dengannya di bawah pohon saat sedang menunggu kedatangan Kamui, gadis penyihir itu mengira kalau Subaru sedang kedinginan di tengah badai salju sehingga dia memberikan syalnya kepada Subaru saat itu.

"Kita harus mengembalikannya secepatnya." Kata Kamui bernada sedikit kesal

"Tapi Kamui...aku barusaja memakainya."

"Subaru, kita tidak boleh terlalu dekat dengan penyihir terlebih lagi gadis penyihir yang tak dikenal."

Dan Subaru hanya diam, dia tidak dapat membantah perkataan Kamui karena apa yang dikatakan oleh Kamui adalah benar.

... Di Aula Pertemuan ..

Suasana aula begitu tenang tak ada keributan sedikitpun, terlihat seluruh penyihir dan vampir tingkat dua sedang duduk mendengarkan informasi penting yang disampaikan pimpinan magang sebagai syarat kenaikan tingkat 3 di atas podium, setelah informasi penting mengenai magang disampaikan, para penyihir serta vampir dipersilahkan mengambil buku magang mereka yang berada di ruang perpustakaan, ujung koridor lantai satu. Emillie bersama kedua teman dekatnya, Aya dan Kanaria berjalan menuju perpustakaan, di dalam perjalanan ke perpustakaan, Aya berharap mendapatkan buku dari vampir idolanya sementara Kanaria berharap dia akan mendapatkan buku Wakil Akademi.

"Kalau kau ingin buku milik siapa, Emillie?" Tanya Aya menoleh ke arah Emillie yang ada di sebelahnya

"Ntahlah...aku hanya berharap buku magangku tidak menyusahkanku."

"Haaa...harapan yang mustahil..."

Tak berapa lama kemudian sampailah mereka bertiga di ruang perpustakaan, disana mereka berpencar, mendatangi salah satu rak yang tertulis di secarik kertas yang ada tangan mereka, Emillie yang mendapatkan rak bernomor 16 segera menyentuh dinding rak buku yang menjulang tinggi dan panjang itu sehingga keluarlah sebuah buku dari dalam rak, terbang menuju Emillie. Ketika buku itu sudah berada di tangan Emillie, Emillie melihat nama penulis buku itu di bagian paling bawah sampul buku.

"Kamui Shirou dan Subaru Sumeragi." Baca Emillie. "Hah?! i..inikan kalau tidak salah nama vampir tadi..."

Emillie pun segera membuka halaman buku tersebut, dia merasa begitu penasaran dengan isinya, akan tetapi matanya terperajat ketika dia membuka halaman demi halaman, dia tidak dapat menemukan apapun disana, hanya ada lembaran-lembaran kosong di setiap halaman, bahkan satu huruf pun tidak ada di halamannya. Lantas Emillie kembali melihat sampul buku itu, dia juga tidak menemukan judul buku tersebut. Lalu muncullah sebuah layar melayang di atas ruang perpustakaan, itu adalah pimpinan magang, yaitu Fai D. Flowright, dia memberitahukan kepada seluruh peserta magang apabila mereka telah mendapatkan buku magang, mereka dipersilahkan mendatangi penulis buku untuk meminta persetujuan magang, bagi peserta yang tidak mendapatkan persetujuan magang dari sang penulis buku ataupun melewatkan jam mulai magang, maka akan dinyatakan gagal dan mengulang 1 tahun lagi, selesai memberitahukan informasi tersebut Fai menghilang dari layar digantikan oleh data ruangan para penulis berada.

"Ruangan 15 lantai 3." Baca Emillie

Dengan sapu terbangnya Emillie bergegas mendatangi ruangan 15 lantai 3, begitu juga para penyihir serta vampir lainnya bergegas mendatangi ruangan penulis buku magang mereka. Di dalam perjalan menuju ruangan 15 lantai 3, Emillie bertemu dengan kedua temannya Kanaria dan Aya, dia juga tak menyangka bahwa kedua teman dekatnya mendapatkan buku yang sama sepertinya, mereka bertiga secepat kilat terbang ke ruangan 15 lantai 3 dengan sapu terbang mereka. Sesampainya mereka di depan ruangan 15 lantai 3, pintu ruangan tersebut terbuka dengan sendirinya, Emillie bersama kedua temannya perlahan-lahan berjalan memasuki ruangan, disana mereka melihat vampir kembar yang tampan sedang duduk di sofa menunggu kedatangan mereka.

"Wahhh...seperti mendatangi surga." Ucap Kanaria bernada pelan

"Selamat datang..." Sambut Subaru tersenyum

"Terima kasih..." Jawab Aya dan Kanaria serentak, mereka terlihat sangat bersemangat

"Hei...kenapa kau diam saja?" Kanaria menyenggol lengan Emillie. "Ayo katakan terima kasih."

"Ah iya maaf...terima kasih." Ucap Emillie

Untuk beberapa saat Kamui melihat ke arah Emillie serta Subaru yang duduk di sebelahnya, dia sedikit curiga kepada Emillie yang menatap Subaru kembarannya. Kemudian dia memperkenalkan dirinya juga Subaru kepada ketiga gadis penyihir tersebut, setelah kedua vampir tersebut memperkenalkan diri mereka kini giliran ketiga gadis penyihir itu memperkenalkan diri mereka. Seusai memperkenalkan diri masing-masing, Kamui menjelaskan mengenai aturan dan peraturan magang di dalam bukunya, bukunya tidak seperti buku magang lainnya, bukunya tidak memiliki waktu yang pasti kapan mereka dapat keluar dari bukunya seperti buku-buku lain, tidak hanya itu para peserta magang harus dapat bertahan hidup di dalam bukunya karena jika mereka kehilangan nyawa mereka di dalam buku, maka mereka dipastikan juga akan kehilangan nyawa mereka di dunia nyata, tujuan dari buku itu adalah membunuh sang penyihir serta menemukan sang putri.

"Apakah kalian sudah mengerti?" Tanya Kamui

"Ya.." Jawab mereka serentak

"Kemarikan buku kalian..aku dan Subaru akan membuka segelnya."

Ketiga buku tersebut pun diletakkan oleh mereka di atas meja, selanjutnya Kamui bersama Subaru meletakkan salah satu tangan mereka di atas ketiga buku tersebut, sehingga keluarlah sebuah cahaya dari telapak tangan Kamui dan Subaru, cahaya itu memunculkan ketiga nama penyihir tingkat dua di sampul depan buku. Setelah nama ketiga penyihir itu muncul, Kamui segera mengembalikannya kepada mereka bertiga dan memerintahkan mereka bertiga kembali ke rumah mereka masing-masing, menunggu waktu magang di mulai. Sewaktu Emillie hendak menaiki sapu terbangnya di koridor, tiba-tiba saja Subaru memanggilnya.

"Hmmm?" Emillie menoleh ke arah Subaru yang berjalan mendekatinya

"Terima kasih.." Ucap Subaru sambil memberikan Syal Emillie.

"Apakah kau sudah selesai memakainya?"

"Iya...terima kasih banyak."

Emillie hanya tersenyum melihat Subaru mengembalikkan syalnya, lantas Emillie mengambil syalnya dari tangan Subaru dan kembali memakaikannya ke leher Subaru. Subaru hanya terkejut melihat apa yang dilakukan Emillie padanya, sementara Kamui menonton mereka berdua dari belakang Subaru sambil menyandar di pintu.

"Badai salju belum reda...pakai saja." Emillie tersenyum

"..." Subaru hanya terdiam memegang syal Emillie di lehernya

Dengan wajah kesal Kamui mendatangi mereka berdua, Kamui melepaskan syal di leher Subaru, dia juga menarik salah satu tangan Emillie dan meletakkan syal Emillie di telapak tangannya.

"Kami tidak menerima syal dari penyihir asing." Kata Kamui bernada kesal

"Baiklah kalau begitu." Emillie tersenyum

Kemudian Emillie menarik tangan Kamui balik, dia mendekatkan Kamui dan Subaru agar lebih dekat lagi dan memakaikan syalnya di leher mereka berdua. "Agar vampir kembar tidak kedinginan..hehehe."

WUSHHH

Terbanglah Emillie bersama sapu terbangnya meninggalkan tempat itu. Subaru hanya tersenyum sambil memegang syal Emillie di lehernya sementara wajah Kamui sedikit kesal karena dipermainkan oleh seorang penyihir muda yang tak dia kenal sebelumnya. Setibanya di rumah Emillie langsung mengganti pakaiannya dan menunggu waktu magang tiba sambil duduk di depan meja belajarnya.

"Cerita apa yang ada di dalamnya?" Emillie menyandarkan dagunya di atas meja. "Sepertinya tidak sesuai harapanku..tapi ya sudahlah..mau bagaimana lagi..aku harus semangatttt..!"

Detik demi detik berlalu, menit demi menit berganti, akhirnya waktu magang dimulai, buku magang yang di atas meja mengeluarkan cahaya dan terbukalah halaman 1, diwaktu yang bersamaan Emillie langsung jatuh tertidur, jiwanya masuk ke dalam buku, maka dimulailah hari pertamanya magang.