Jujutsu Kaisen (c) Gege Akutami

Ryomen Sukuna x Reader


Kamu bernapas karena kamu hidup.

Setiap malam, Sukuna akan memperhatikan tidurmu, diam-diam menghitung napasmu juga, memperhatikan gerakan dadamu yang naik-turun mengambil napas. Sebagai manusia tentu kamu perlu bernapas agar tetap hidup. Berbeda dengannya yang kini bukan lagi manusia. Tapi kamu sebagai manusia yang mencuri hatinya, kamu sangat diperhatikan olehnya bahkan hal sesepele bernapas pun.

Kamu bergerak karena kamu hidup.

Sukuna sering kali bertanya-tanya mengapa kamu, manusia, suka bergerak di luar kemampuanmu, semisal melompat tinggi atau berlari terlalu semangat, yang berisiko membahayakan diri mereka sendiri. Bagaimana jika kamu terjatuh saat melompat, bagaimana jika kamu tersandung ketika berlari?

Sukuna benci ketika kamu terluka—yang sebenarnya bisa dia sembuhkan saat itu juga. Tapi bagaimana jika lukanya terlalu fatal? Bahkan Teknik Pembalik Kutukan miliknya juga memiliki batas, terlebih digunakan pada manusia. Namun, kamu ya kamu, sudah diperingatkan pun masih sering melanggar. Kamu beralasan karena hidupmu yang singkat perlu dibuat indah.

Kamu berbicara karena kamu hidup.

Ketika kamu menggerakkan kedua belah bibir untuk berbicara, Sukuna menyukainya. Melihat bagaimana dua daging kenyal kemerahan itu bergerak semangat untuk mengucapkan kata. Lidahmu yang membantu pengucapanmu juga membuatnya tertarik. Bergerak kesana-kemari dengan lihai seakan menggodanya. Belum lagi suaramu, suara yang amat disukai olehnya, terdengar begitu merdu dan menenangkan.

Kamu tersenyum karena kamu hidup.

Kedua sudut bibir digerakkan ke atas, menciptakan seulas senyum. Sukuna sangat menyukainya. Senyummu yang indah membuatnya damai dan tenteram, seakan terbebas dari posisinya sebagai Raja Kutukan. Senyummu membuatnya melupakan dirinya yang tak lagi manusia, dan senyummu sering kali membuatnya berpikir bahwa dia masihlah manusia. Apalagi jika kamu tertawa. Sukuna rasanya rela menyerahkan apa saja asal bisa melihat senyum dan mendengar tawamu lagi.

Kamu ada, disampingnya, karena kamu hidup.

Dulu kamu hanyalah seorang gadis yang diusir oleh desamu sendiri. Hanya karena kamu tidak beruntung terlahir sebagai anak keluarga kaya, dan utangmu semakin menumpuk, kamu diusir. Mereka tidak sudi memandangmu lagi dan membiarkanmu tinggal bersama mereka. Kamu dengan keadaan menyedihkan, berjalan di bawah derasnya hujan, terseok-seok mencari tempat berteduh.

Dan, kamu bertemu dengan Sukuna.

Tentu saja awalnya Sukuna menolak mentah-mentah kedatanganmu. Mau kamu kedinginan, kelaparan, mengenaskan, atau mati pun, dia tak peduli. Kamu ditinggalkan di luar kuilnya, bermandikan hujan, meringkuk menahan dingin dan melindungi tubuh dengan kain seadanya…Hingga di tengah malam, Sukuna yang penasaran bagaimana keadaanmu, apakah sudah mati membeku atau belum, mengecekmu dan melihatmu separuh sadar akibat kedinginan.

Jika Sukuna masih punya hati, maka dia menggunakannya. Dia bergegas membawamu masuk. Menyelimutimu, memberimu kehangatan, bahkan menyembuhkan lukamu. Melihatmu berjuang mempertahankan setiap serpihan kecil hidupmu membuatnya terusik. Dia tidak pernah berada dalam kondisi seperti ini….

Diam-diam dia takut jika kamu mati di depannya. Bagaimana jika kamu tidak bisa bertahan? Bagaimana jika kamu mati karenanya?

Sungguh jarang Sukuna mau memikirkan manusia…kecuali kamu.

Kamu, hingga saat ini, adalah sumber kekuatannya.

Setiap kamu bergerak, kamu baik-baik saja, dan itu artinya kamu masih hidup, dan kamu…akan selalu berada di sampingnya.

Selamanya.