Warning!
Cerita ini mengandung unsur dewasa dari segi bahasa maupun seksual
Dimohon bijak dalam membaca!
"Menikah"
Sebuah kata yang belakangan ini menjadi buah pikiran Levi Ackerman. Kata sakral yang terus di ucapkan oleh sanak keluarganya setiap mereka bertemu atau hanya sekedar bertelponan.
"Menikahlah. Sudah waktunya kamu mencari seseorang yang bisa merawat kamu dan Falco."
Mama adalah orang yang begitu ingin Levi mewujudkan satu kalimat itu. Bukan karena tidak peduli dengan kondisi yang Levi alami, tetapi rasanya tidak tega jika melihat putra dan cucunya harus hidup tanpa kehadiran seorang ibu.
Bagaimanapun juga mereka tetap membutuhkan sosok tersebut.
"Sulit untuk aku mewujudkannya, Ma."
"Kamu masih berharap Petra kembali? Apakah kamu bisa memastikan dia berada di sini dalam waktu dekat?"
"Ma...,"
"Lev,"
Mama kembali memberikan tatapan penuh harap pada Levi "Mungkin bukan kamu, tetapi Falco yang membutuhkannya."
"Mikasa Arlert"
Nama yang tak asing di pendengaran Levi. Tidak pernah akan menjadi asing baginya, karena nama itu telah menjadi sedikit kenangan masa lalu di saat dirinya masih berseragam sekolah.
"Calon istri kamu."
Kini julukan 'calon istri' telah tersemat pada diri wanita itu. Tidak membutuhkan waktu satu bulan untuk mendapatkan peran sebagai calon istri sekaligus ibu tiri untuk seorang duda anak satu.
Dikatakan senang? Bisa jadi. Siapa yang tidak mau menikah dengan seorang pengusaha yang masih terbilang muda lalu ditambah dengan kekayaan yang cukup berlipat ganda dari gajinya. Tetapi, tentu bisa dikatakan ini adalah sebuah cobaan berat bagi Mikasa, karena harus berhadapan dengan pria yang begitu membenci dirinya.
Berminat lanjut tak ? Xixix
