DUA

"Tubuhku, lemas sekali", Utahime mulai terbangun dari tidurnya. Tubuhnya lemas setelah apa yang terjadi semalam. Perlahan ia bangkit dengan tubuh telanjang yang hanya tertutupi selembar selimut.

Dengan jalan perlahan, ia menuju kamar mandi, dan mendapati tempat sampah yang penuh dengan tumpukan beberapa kondom bekas pakai. Utahime lalu membasuh wajahnya, memakai gaunnya kembali.

Ia keluar dari kamar, dan mendapati kedua pria itu sedang sibuk di dapur. Nanami sibuk menyiapkan sarapan, sedangkan Gojo sibuk menyeduh kopi.

"Ah, Hime, kamu sudah bangun? Ayo sini, ikut sarapan", Utahime lalu mengambil posisi di meja makan dekat dengan Gojo. Nanami lalu menghidangkan segelas susu dan sebuah roti lapis untuknya.

"Namamu Utahime kan? Siapa nama margamu?", tanya Nanami dengan datar.

"Tidak ada, aku tak punya nama marga"

"Kau tinggal dimana?"

"Aku tak punya tempat tinggal. Aku sudah diusir oleh orang yang sudah menampungku"

Utahime jelas tak mau membiarkan kedua pria itu mengetahui siapa sebenarnya dia. Namun, satu yang jelas bagi kedua pria itu, Utahime memang gadis yang polos, tapi ia penuh misteri.

"Soal semalam, maaf saya sudah lancang", ucap Utahime sambil tersipu.

"Ah, tidak usah berkata begitu. Kami pun menikmatinya", Gojo tersenyum menggoda Utahime.

"Gojo, hentikan, jangan buat dia semakin tersipu"

"Oh iya, Utahime. Karena kau tidak punya tempat yang kau tuju, kau bisa tinggal disini"

"Benarkah?"

"Aku setuju dengan Gojo, kau boleh tinggal disini"

"Te-terima kasih banyak. Mohon, biarkan saya yang mengerjakan pekerjaan rumah"

Gojo dan Nanami mengangguk bersamaan. Utahime lalu tersenyum dan tertunduk. Setidaknya ia bisa sedikit tenang karena jauh dari mantan suaminya yang jahat.

Utahime sedang sibuk dengan pembersih debu membersihkan ruang tengah, tiba-tiba bel berbunyi. Utahime melihat layar kamera pintu, terlihat dua orang pengantar paket.

"Siapa?"

"Kami pengantar paket nyonya", Utahime lalu membuka pintu.

"Nyonya Utahime?"

"Ada beberapa paket untuk anda", Utahime mengambil beberapa paket berukuran besar itu.

Utahime meletakkan semua paket itu, yang ditujukan untuk dirinya. Tak lama, telpon rumah berdering. Utahime lalu mengangkat panggilan itu.

"Hime, ini aku Nanami. Semua paket itu untukmu, dari aku dan Gojo"

Isi dari semua paket itu adalah beberapa pakaian dan alas kaki untuknya. Ukurannya sangat pas. Utahime lalu tersipu.

"Tentu saja mereka sudah tahu ukuranku. Itukan berkat semalam"

Utahime sedang menonton TV di ruang tengah, kemudian terdengar kunci pintu yang terbuka. Ia melihat Gojo yang sudah pulang.

"Ah, Hime. Aku senang ada yang menyambutku pulang", Utahime hanya terdiam, karena dia tahu, Gojo sedang agak mabuk.

Gojo lalu menarik tangan Utahime, lalu mendekapnya dan mengecup bibir wanita itu. Dengan lembut Gojo membarikan tubuh Utahime di atas salah satu sofa, menindih tubuh wanita itu, dan lanjut menciuminya.