Jurnal Harian Jun,
(Saat ini sudah seminggu aku mengamati perkembangan dari boneka aneh yang mengklaim dirinya datang dari dunia alternatif)
(Sulit di percaya namun penjelasan detil darinya membuatku terpaksa mempercayai semua perkataan darinya)
(Situasi yang ia jelaskan, saat ini ia terjebak di dunia alternatif dimana Jun diriku yang masih terjebak dengan permasalahan remaja justru terlibat dengan pertarungan aneh dengan boneka-boneka yang disebut sebagai Rozen Maiden)
(Shinku, Boneka yang ku buat dengan part yang datang dari tempat entah berantah dan mampu hidup tanpa mekanisme apapun yang terang-terangan melanggar hukum fisika dunia membuatku sakit kepala memikirkan tentang konsep hidup ini)
(Melihatnya dengan sesuka hati hidup layaknya manusia membuatku mulai mempertanyakan soal eksistensi diriku, apakah semua hukum fisika adalah kebohongan?!)
(Saat ini aku mulai melakukan analisa berdasarkan penjelasan Shinku dengan menggunakan metode kuantum mekanisme. Jika suatu elektron bergerak secara bebas di dunia kuantum maka normalnya tidak ada yang tahu apa yang terjadi, mirip dengan Kucing schrodinger. Jika aku membagi suatu hal dengan nol maka jawaban yang ku temukan adalah Eror padahal membagi dengan nol koma malah mendapatkan hasil yang jauh lebih besar)
(Asumsikan jika X dan Y adalah suatu koordinat dua dimensi dan ku tambahkan dengan Z sebagai dimensi ruang maka persepsi normalnya adalah di tengah merupakan ruang waktu tiga dimensional. Nah, dimensi keempat adalah waktu itu sendiri, jika benar ini adalah sumber utama dari liku-liku waktu yang Shinku katakan, maka dia datang dari sebuah perumpamaan ruang waktu dimana bukan dari sudut X axis Y axis ataupun Z. Darisini Shinku sudah melanggar hukum fisika yang paling utama dan yang krusial adalah kenyataan bahwa ia dan eksistensi dirinya saat ini juga melanggar hukum termodinamika)
'Apakah ada solusi soal ini...'
(Apa mungkin teori Relativitas Umum melenceng?)
'Mustahil'
(Asumsi berikutnya yang dapat merangkul semua pertanyaan ku adalah, teori dawai yang di populerkan dan di kembangkan secara berkala oleh Profesor Michiko Kaku)
(Andaikan ruang waktu dan dimensi bisa mencapai ke dimensi ke-sebelas maka ini menjelaskan semuanya)
(Untuk saat ini aku belum yakin, aku masih butuh banyak riset soal permasalahan ini. Karena jika ini tak terpecahkan dan sempat bocor ke yang lain. Aku takut semua ilmuwan dunia akan jadi gila dan mereka akan mulai menggunakan teori gila seperti teori simulasi dimana kita hidup tak lebih dari sekedar simulasi belaka dan Paradox ini akan jauh lebih berbahaya)
"Hey"
(Sejauh ini aku masih mengerjakan soal permasalahan rumus yang baik dan bisa memberikan jalan keluar. Rencana saat ini adalah mencegah Shinku berinteraksi dengan siapapun demi mencegah kegilaan ini bertambah besar)
"Hey!"
(Apa yang menarik perhatian ku adalah mengenai desain busana mereka)
"Pelayan!"
(Mereka cukup...)
Tanpa sadar tanganku mulai mengetik sesuatu di layar komputer dan membuka Google tanpa ku sadari juga.
(HM...)
Gothic Lolita Black Dress, saat melihat gambar-gambar cosplayer dengan baju itu imajinasi liarku langsung terbang kemana-mana.
Apa yang menarik adalah semua cosplayer wanita dengan pakaian Gothic Lolita semuanya terlihat sangat imut dan cantik sekali bahkan mataku tak bisa lepas dari penampilan mereka.
'Hmmmmmmmm'
Tanpa kusadari aku bergumam cukup keras saat melihat cosplayer dengan wig putih dan pakaian Gothic Lolita dengan hiasan semacam sayap hitam di punggungnya. 'Man, bisa mati aku'
Pikirku saat melihat ini.
"Ho... Jadi ini yang kau lakukan"
"huah!"
Aku langsung melompat kaget ketika sebuah suara lembut datang dari sampingku.
"Jadi~ Kau berani mengabaikan ku demi melihat wanita-wanita berpakaian aneh seperti ini. Kau sudah mulai berani ya, Pelayan!~"
Kedutan terlihat di dahi Shinku saat tersenyum kearahku.
"..A...apa yang kau katakan, a...aku hanya melihat-lihat saja"
Aku berusaha protes namun Shinku dengan cepat menarik laptop ku dan mengarahkan jendela tab yang ada di browser ku.
"Jadi jelaskan ini~"
"..."
Hal berikutnya yang ku tahu, aku di marahi oleh boneka yang melanggar hukum fisika yang juga merupakan buatan tanganku sendiri.
'Akhirnya dia bisa tenang'
Pikirku saat menerima celotehan dia selama 15 menit dan sekarang aku hanya diam menatap dia meminum teh yang ku buat. Shinku tetap diam namun aku tahu kalau hatinya lagi marah.
"Kebetulan kau melihat itu, ada hal yang ingin ku katakan padamu"
'oh?'
"Yang kau lihat tadi, wanita muda berpakaian aneh itu sebenarnya poteret sempurna dari salah satu boneka Rozen Maiden. Namanya Suigintou"
"Suigintou?"
"Ya, dia adalah Rozen Maiden yang sangat keras kepala dan menyebalkan"
'Menarik'
"Katakan, apa di dunia Paralel dimana aku yang satunya apa membuat kontak dengan Rozen Maiden selain kau?"
Shinku langsung menatapku dengan tatapan tertarik. "Bukan hanya berkenalan, tapi kau yang satu lagi justru membuat beberapa Rozen Maiden justru jatuh hati padamu"
"Hah?!"
"Fufufu... Kau pasti tidak akan percaya bagaimana lengketnya mereka pada Jun, kalau bisa ku bilang mereka bagaikan lem yang mengeras saat mereka berada di dekat Jun"
"Kau pasti terkejut bagaimana Jun yang menyedihkan seperti itu justru menjadi magnet bagi mereka"
Mendengar bagaimana Shinku memuji diriku yang satu lagi membuatku sedikit tertarik soal kisahnya.
"Kau sepertinya sangat dekat dengan diriku yang satu lagi ya?"
Shinku hanya diam dengan ekspresi rumit tertulis di wajahnya.
Melihat Shinku yang diam, aku mulai berjalan kearah papan tulis ku dan kembali membuat beberapa kesimpulan soal permasalahan ini dari informasi yang ku dapatkan.
'Katakan jika ini benar-benar terjadi secara bersamaan dimana Shinku datang karena ada masalah dengan diriku yang satu lagi, maka Shinku datang dari realm 4 dimensi tidak terbantahkan. Permasalahannya adalah bagaimana bisa dia menyebrang antar dimensi dimana persepsi dia tentang dunia tiga dimensi bisa sama dengan persepsi ku menatapnya. Apa mungkin Strings Teori ternyata adalah teori yang paling konkret soal ini?'
Aku mulai menuliskan rumus yang di ciptakan Profesor Michio Kaku tentang teori dawai dan mulai melebarkan rumus itu kedalam pecahan-pecahan dimana aku menyebarkan setiap satu Rumus tersebut.
'Jika realm ternyata saling terhubung oleh semacam pita tali satu sama lain, maka yang perlu ku ketahui adalah E=? darimana mereka menyebrang antara dimensi dengan jumlah energi sebesar ini dengan tingkat ke stabilitas yang sangat akurat. Seandainya...'
"Dan sekarang kau mulai bertindak aneh lagi" Ucap Shinku saat melihat aku mulai sibuk dengan duniaku.
Hingga...
"Itu dia!"
"Apa kau siap dengan teori serba benarmu? Tuan pintar"
"Aku menemukan sumbernya! Ini pasti sumber jalan keluar yang ku cari-cari! Tidak ku percaya kalau semua kerja keras ku adalah OMONG KOSONG! FUKK THIS SH*T!"
"hrrh!" Shinku mulai menjerit kecil saat aku melemparkan semua barang-barang yang ada di mejaku.
"Apa-apaan sih kau ini!"
Protes Shinku saat melihatku mengacaukan segala yang ada di depanku. Aku hanya bisa terduduk di kursi sambil memegang kepalaku.
"H..hey Pelayan?"
Shinku mendekat dan menyentuhku sedikit takut, aku hanya menatapnya dengan frustrasi.
"Apa yang terjadi?"
Tanyanya dengan khawatir.
"Pernahkah kau merasakan bagaimana rasanya semua pekerjaan yang kau lakukan selama bertahun-tahun, ternyata omong kosong"
"ha? Apa maksudmu?"
Aku hanya mengambil kertas yang berisikan coretan-coretan rumus yang justru menambah bingung Shinku.
"Biar aku jelaskan singkat soal ini"
"Saat ini aku membuat kesimpulan soal situasimu, seperti yang kau tahu, kemarin aku ada bilang kalau kau adalah anomali untuk dunia"
"Ya, aku tahu itu. Lantas apa hubungannya dengan ini?"
"..."
"Bayangkan kau berada di sebuah dunia hitam yang tak tahu waktu, tapi kau bisa kesana-kemari"
"Ya aku tahu itu. Aku pernah disana"
'...!'
"Ok, sekarang bayangkan begini. Kau melihat dunia kami dimana kau bisa melihat setiap sisi dan setiap sudut secara tiga dimensional. Apa yang terjadi jika kau berada di atas dunia berdimensi ketiga? Maka jawabannya dunia itu adalah paradox waktu dimana kau melihat dunia kami tak lebih dari sekedar putaran kaset yang memiliki banyak jalur dan alur bagaikan film"
"lalu?"
"Nah, jika kau melihat dunia kami seperti putaran kaset CD yang bisa di putar kapan saja maka persepsi mu terhadap dunia kami tak lebih dari sekedar simulasi. Bukan begitu?"
"Erm... Memang benar, ayah selalu menceritakan kami kalau hidup dunia manusia tak lebih dari sekedar kisah lama di televisi"
"Dengan kata lain, kami ini hidup di dunia simulasi dimana fisika dan semuanya adalah omong kosong!"
Kemarahan ku tak terbendung lagi ketika memikirkan bagaimana semua teori fisika semuanya salah. Jika begitu, Black Hole merupakan kunci dari semuanya. Jika black hole benar-benar menarik sesuatu dan menyimpan informasi genetika saat menariknya ke Singularitas maka dunia black hole adalah dunia realita karena event horizon menyatukan informasi ke wadah datar bagaikan kaset.
-0-
Jun Sakurada dewasa adalah orang aneh
Itulah yang ku tahu sejak aku bangkit di dunia ini. Sejak awal aku bangkit dia selalu membicarakan soal teori-teori aneh yang tak pernah aku tahu.
Dia sangat berbeda dengan Jun yang biasa ku kenal. Jun dewasa terlihat jauh lebih cerdas, memiliki bakat dan hidup di dunia masa depan yang cerah.
Saat ini aku berada di Laboratorium miliknya dimana banyak sekali hal-hal yang tak ku ketahui semuanya ada disini. Sudah seminggu aku berada di laboratorium dan dia selalu melarang ku ikut ke rumahnya.
Pikiranku tak bisa lepas dari Jun Sakurada yang biasa aku kenal, sedikit bosan aku perlahan berjalan kearah lemari dimana ada beberapa kotak yang tak ku ketahui apa itu.
"Hrrrgh... huah!"
Karena tubuhku yang kecil aku sedikit kesulitan mengangkat kotak-kotak ini.
Saat aku mulai melepaskan perekat yang ada di kotak itu aku mulai melihat-lihat isi di dalamnya.
'Ini?'
Aku melihat foto-foto Jun Sakurada, namun apa yang ku lihat adalah sesuatu yang berbeda dari Jun yang ku kenal. Jun yang ini memiliki beragam foto penghargaan dari beragam instansi pemerintah, bahkan aku bisa melihat piagam penghargaan dari Pemerintah.
'Penghargaan sebagai Ilmuan Termuda Jepang, Pemerintah Jepang dan Kementerian Sains Teknologi Jepang'
'Dia jauh lebih...'
Aku tak bisa menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan Jun yang ini.
Aku menghabiskan 15 menit hanya melihat-lihat penghargaan yang ia punya dan tenggelam dalam pikiranku tentang apa yang dia katakan soal kami yang menjadi pengganggu untuk Jun yang satu lagi.
'Apa itu benar kalau kami hanya menjadi penghalang bagi Jun?'
Saat aku memanjat ke meja, aku mulai bergerak ke laptop yang Jun tinggalkan. Disana aku melihat beragam file yang ada di laptopnya.
"Japan Aeronautics, Space Exploration and Administration? Apa itu?"
Aku tak pernah mendengar hal itu, saat melihat folder aneh di laptopnya.
'Jangan bilang kalau dia menyimpan video mesum disini'
Aku yang curiga langsung membuka folder itu yang berisikan 5 video.
'Video mesum?' entah kenapa itu yang terlintas di pikiranku saat melihat video yang memiliki nama STS-136
("Baiklah, aku saat ini sangat gugup sekali. Ini misi pertamaku sebagai perwakilan Jepang di program ISS. Ini merupakan penerbangan pertamaku Space Shuttle. Seperti yang kalian lihat, space shuttle bahkan melebihi tinggi gedung 8 tingkat yang pernah ku lihat")
("Whoa... damn, benda ini sangat luar biasa!")
Jun berjalan-jalan ke sekitar sebuah pesawat raksasa aneh dengan benda besar terpasang di samping sebuah tangki besar berwarna oranye
'pesawat apa itu?'
Pikirku sambil menonton video Jun. Jun terus bercerita berkeliling ke sekitar pesawat aneh itu tanpa sadar aku menghabiskan 2 jam menonton Jun yang berkeliling bercerita hal aneh seperti luar angkasa dan satelit dan banyak lagi hal aneh.
Hingga aku menonton klip video terakhir
'Huh? Dia menaiki benda aneh itu?'
("Hey, saat ini aku sudah di dalam Space Shuttle, keberangkatan kami masih T minus 6 menit dan ku rasa ini adalah pengalaman perdana ku!")
("All system' green and ready to lift off. Space Shuttle Explorer is now on standby waiting for lift off")
Video terus aku tonton dimana kamera berpindah tempat dimana aku bisa melihat dengan jelas pesawat aneh itu
("T Minus 10, 9, 8, 7, 6, Go for main engine start")
("5...4...3...2...1.. zero, and lift off, the final lift off of the Space Shuttle Explorer. Expanding our knowledge and our life in Spaces")
Suara sangat kuat menggema di ruangan ini, aku melihat bagaimana pesawat aneh itu terbang keatas seolah-olah akan menembus angkasa. Beberapa menit aku terus menyaksikan pesawat aneh itu sepenuhnya menghilang di angkasa dan kamera pun di gantikan dengan kamera di sisi samping pesawat aneh itu.
Hingga sesuatu yang luar biasa aku lihat dari kamera itu.
"ini... dunia?"
Sebuah video dimana planet biru ini terlihat sangat jelas di kamera pesawat aneh ini.
Aku terus menyaksikan video ini bahkan aku tak bisa berkata-kata saat Jun dengan bebas melayang-layang di dalam pesawat itu seolah-olah ia menggunakan sihir. Saat Jun mengarahkan kameranya ke kaca dimana bola cahaya amat besar yang di sebut sebagai planet bumi ini terlihat jelas aku hanya bisa terdiam kagum akan kemampuan manusia.
'Mereka... ini luar biasa'
Entah kenapa sesuatu terpancing di dalam diriku saat melihat video ini. Terutama saat aku melihat video dimana manusia mengekang pakaian sangat tebal dengan helm mulai bergerak keluar dari pesawat aneh itu.
Mereka melayang-layang bebas menatap ke planet rumah mereka yang bersinar terang.
'Apa ini sains yang dimaksud Jun?'
Aku terus mengagumi bagaimana kemampuan teknologi manusia ini yang berkembang melebihi dari yang ku ketahui. Mereka bisa mencapai langit tinggi dimana aku hanya bisa berandai-andai bisa kesana.
'Mereka bahkan sudah sampai di bulan! Seberapa maju nya manusia sebenarnya!?'
Apa yang justru mengagumkan adalah fakta kalau manusia masih berambisi tentang eksplorasi alam semesta yang tak pernah mereka jangkau.
-0-
...
...
Jun Sakurada, 24 Tahun. Seorang pria normal atau itulah yang ia klaim sebagai orang normal pada umumnya.
Saat ini ia bangun menatap jendela yang terang dari matahari pagi, Jun mulai merasakan sesuatu yang aneh di tubuhnya, sesuatu yang membuatnya tak bisa bergerak.
'Hrgh!'
'Oh, sangat hebat sekali. Apa yang jauh lebih baik selain melihat kakak perempuan mu yang tertidur di sebelahmu?'
Ucapnya di dalam pikirannya saat melihat Nori Sakurada tertidur pulas dengan wajah damai di sampingnya. Walau sudah berusia 27 tahun kakak perempuannya masih terlihat sama seperti dulu seolah-olah tak ada yang berubah darinya, terkadang dia bertanya-tanya apa tidak apa-apa membiarkan kakak perempuannya bertingkah manja seperti ini terus?
'...'
Jun tersenyum sambil mengelus pelan dahinya membuat Nori mengerang lembut dalam tidurnya.
'Apa diriku yang disana memperlakukan dia dengan baik?'
Jun kembali memikirkan masa-masa dimana dia mengurung diri di kamar dan Nori terpaksa putus sekolah sementara demi mengurus dirinya yang bersikap manja, mengenang hal itu membuat hatinya sakit memikirkan bagaimana kakaknya harus menyerah semua hobi, urusan cinta dan masa remajanya demi dirinya yang bodoh.
Jika dirinya yang satu membuat kesalahan yang sama dan membuat kakaknya menderita, ia tidak akan pernah memaafkan dirinya bahkan jika itu harus membunuhnya.
Pagi hari damai berjalan dengan baik saat Jun selesai menyiapkan sarapan pagi, ia tak mau membangunkan kakak perempuannya setelah melihat wajahnya yang sangat tenang itu.
Hingga
"Juunnn~!"
Pintu terbuka keras dan Nori yang masih dengan pakaian piyamanya berlari kearah ruang tamu dengan panik seolah-olah kehilangan sesuatu.
"Nori nee-san, ada apa?"
"Juun~ kenapa kau pergi!"
(hug)
"Apa maksudmu? Aku tak kemana-mana"
"Mou! Jadi kenapa kau pergi dari kamarmu tanpa membangunkan kakak mu. Kakak mu sedih"
Protes Nori namun Jun hanya membalas dengan senyuman dan kembali mengelus kepala Nori dengan pelan.
"Karena kau terlalu imut saat tidur jadi aku tak bisa membiarkan kakak ku yang manja ini terbangun"
"H..heh...(blushing) b..be..begitu"
Jun terus mengelus pelan rambutnya selama lima menit sebelum ia membawanya ke meja makan dimana mereka menghabiskan waktu damai mereka berdua disini.
Saat Jun akan pergi ke Universitas, Nori yang berdiri di belakangnya mulai menatapnya dengan pandangan aneh.
"Ada yang salah, nee-san?"
"errr...erm... J...Jun... Nee-san selalu kesepian saat kau pergi.. a...apa... apa boleh nee-san meminta hadiah?"
'Oh?'
"Ok, tutup matamu nee-san"
"Fueh! e...e...etto..a...ano.."
Nori langsung memejamkan matanya dengan tubuh bergetar namun wajahnya memerah seperti menahan rasa malu yang luar biasa.
hingga
(chump)
"Fue!"
Nori membelak saat ia merasakan sesuatu di keningnya.
"Itulah hadiahmu, kalau begitu aku pergi"
Melihat Jun pergi dari rumah Nori hanya bisa tersenyum lembut bahagia bagaimana ia bisa dekat dengan adik laki-laki nya, di manja setiap hari dan di perlakukan dengan baik bahkan lebih baik dari mantan pacarnya membuat Nori tidak bisa memikirkan bagaimana jadinya ia harus berpisah dengan Jun.
'Bagaimana jika Jun memiliki pacar? Apa yang harus aku lakukan jika itu terjadi?'
...
-0-
Di perjalanan menuju universitas, Jun Sakurada seperti biasnya melewati jalanan yang cukup padat di lalui orang yang kesana-kemari. Dengan populasi lebih dari 24 juta jiwa, kota ini menjadi kota terpadat di senu kota Jepang.
Saat ia berjalan melewati persimpangan jalan, seseorang menarik perhatiannya atau lebih tepatnya penampilannya yang justru menarik perhatian semua orang yang ada disini.
Wanita dengan rambut putih panjang dengan wajah cantik membuatnya terlihat seperti seorang idol yang baru saja lulus dari ujian masuk grup idol
Saat Jun berusaha mengabaikan wanita itu, entah kenapa sebuah perasaan merinding menusuk tulang belakangnya.
"Aku tahu soal Shinku, jika aku jadi kau sebaiknya kau mempersiapkan diri"
Suara dari belakangnya sontak membuat Jun berbalik badan melihat kearah wanita itu namun anehnya sosok dia hilang begitu saja bagaikan tak pernah ada disana.
'Aneh, apa itu perasaan ku?'
Jun kembali melanjutkan perjalanannya ke Universitas sambil membayangkan lagi wanita aneh itu yang entah kenapa tak bisa lepas dari pikiran Jun
Saat sampai di Universitas Jun seperti biasanya menerima tatapan aneh dari sekelilingnya, apa ada yang aneh darinya sampai-sampai layak untuk di perhatikan setiap harinya ia di kampus?
Jun yang jelas menyalahartikan tatapan mereka kembali berjalan ke laboratorium dimana ia bisa menenangkan pikiran.
Para gadis yang berada di kampus hanya bisa menatap di kejauhan dimana Jun berjalan masuk ke Universitas. Beragam tatapan kagum dan tatapan jatuh hati mereka arahkan sepenuhnya ke Jun namun karena Jun yang sangat buruk dalam menyadari perasaan itu hanya menganggap kalau mereka menatapnya dengan tatapan aneh.
"Jun-san selalu terlihat keren"
"kyaah"
Yap, beberapa dari mereka mungkin memang terlihat aneh.
-0-
(Pintu terbuka)
Saat ia sampai di dalam lab, Jun sedikit terkejut melihat bagaimana keadaan meja kerjanya. Disana, sebuah boneka tertidur pulas di depan laptopnya yang masih menyala
'Apa sih yang dia lakukan?'
Jun sedikit mengintip ke layar laptop dan cukup mengejutkan saat ia mengetahui kalau Shinku membuka file video jurnal hidupnya.
'Oh?'
Jun hanya bisa tersenyum saat melihat riwayat browsing internet dimana semua menunjukkan hasil penelusuran mengenai Space Shuttle yang telah pensiun, eksplorasi ruang angkasa, riset penelitian tentang Teleskop James Webb, Space Exploration Corporation/SpaceX dan banyak lagi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan sains.
'Apa dia tertarik dengan sains?'
Pikirnya saat melihat wajah tenang Shinku.
Memutuskan untuk tidak mengganggu tidurnya Jun langsung membuatkan teh untuknya beranggapan kalau sebentar lagi Shinku akan terbangun.
Saat menyeduh teh, Jun menatap jendela dimana sinar matahari yang cerah menyinari ruang laboratorium. Pikirannya melayang-layang bebas sambil memikirkan bagaimana kedepannya mengenai Shinku.
Jika teori simulasi dari sudut pandang Shinku merupakan hal yang benar, maka hidupnya tak lebih dari sekedar kaset yang telah di putar oleh seseorang atau sesuatu dengan tujuan tak jelas.
Tapi ada banyak yang ia tak pahami dan bisa di bantah dari anggapan itu.
Jika benar ia hidup dalam simulasi maka bagaimana bisa mereka mensimulasikan pengetahuan manusia terutama tentang alam semesta. Tentang bintang, Supernova, black hole, galaksi dan gravitasi
Apa yang membuat simulasi bisa mensimulasikan semua itu?
Tidak masuk akal
-0-
Pertemuan ku dengan Jun adalah sesuatu yang aneh. Aku mulanya bertemu anak aneh yang menyedihkan itu karena ketidakberuntungan ku yang dapat majikan seperti dia
Namun perlahan waktu aku tanpa sadar mulai tertarik dengannya dan aku pun berakhir lengket di dekatnya.
Saat ini aku terjebak di dunia aneh dimana Jun yang ku kenal bukanlah Jun yang sama seperti yang ku ketahui.
Akankah aku bisa kembali lagi
Aku tak tahu ...
