WHO BE STRONGEST


Disclaimer:

Naruto - Masashi Kishimoto

My Hero Academia - Kōhei Horikoshi

Genre: Action, Adventure, Superpower, Romance.

Rating: M

Pairing : Harem

Warning: Typo, OOC, OC, OverPower, Naru!Quirk


Summary:

Menjadi yang terkuat, pahlawan atau penjahat bukan masalah.


"Okaa-san! Otou-san! bangun…!" Seorang anak berumur enam tahun menangis menggoyangkan kedua tubuh yang sudah terbujur kaku bersimbah darah.

"OKAA-SAN!-"

"OKAA-SAN!-" Naruto berteriak bangun dari tidur.

"Tuk! Naruto-kun, kamu tidak apa-apa?" Nemuri datang menyalakan lampu dengan hanya mengenakan lingerie hitam.

"Hanya bermimpi buruk…" Naruto mengusap dahinya berkeringat.

"Tidak apa-apa, itu hanya mimpi" Nemuri duduk di pinggir kasur memeluknya.

"Aku memimpikan orang tuaku" Naruto menyandarkan kepala di pundaknya.

"Tidak apa-apa, aku ada disini" Nemuri mengusap punggungnya, Naruto merasa bernostalgia dan kembali mengantuk.

"Okaa-san…" Naruto bergumam sebelum tertidur, Nemuri tersenyum lembut dan membaringkannya lagi.

"Mimpi indah…" Nemuri mencium keningnya.


"Aku sudah melihat nilai evaluasi kalian" Aizawa berdiri di depan kelas.

"Bakugou, berhentilah bersikap seperti anak kecil" Bakugou mendengus.

"Todoroki, jangan tinggalkan teman meski kalian tidak cocok" Todoroki tidak bereaksi.

"Midoriya, menggunakan kekuatan bukan untuk menyakiti tubuhmu" Midoriya tersenyum kikuk.

"Uzumaki, jangan terlalu nekat menghadapi bahaya sendirian" Naruto bersandar dengan melipat tangannya di belakang leher.

"Kalian orang-orang merepotkan…" Aizawa berbicara malas dan melihat daftar siswa.

"Baiklah, sekarang saatnya pemilihan ketua kelas" Aizawa menaruh kembali daftar siswa.

"Aku mau menjadi ketua kelas!" Kirishima mengangkat tangannya tinggi.

"Pilih aku! pilih aku!" Mineta melompat-lompat di barisan belakang.

"Aku juga mau melakukannya" Seorang gadis berambut ungu dengan kabel earphone di telinganya ikut mengangkat tangan. Kyouka Jirou.

"Posisi ketua kelas biar aku saja!" Ashido tampak bersemangat.

"Aku saja!" Bakugou mengangkat tangannya tinggi.

"Tunggu!" Suara seseorang berhasil menarik perhatian.

"Posisi ketua kelas bukanlah hal yang bisa dilakukan sembarangan orang hanya karena mereka ingin, dibutuhkan tanggung jawab dan kepercayaan murid lainnya!" Iida menjelaskan.

"Aku mengajukan pemungutan suara!" Iida sangat bersemangat berdiri di tempat.

"Baik... kita mengadakan pemungutan suara, tulis nama seseorang di kertas kecil" Aizawa mengeluarkan kotak undian dari balik meja, dia sudah mempersiapkannya.


"Kenapa jadi aku?" Naruto berdiri di depan kelas setelah memperoleh enam suara yang tertinggi.

"Tidak apa-apa Naruto-kun, kita bersama dapat melakukannya" Momo berdiri di sampingnya setelah memperoleh tiga suara.

"Jadi ketua kelasnya Naruto Uzumaki dan wakilnya Momo Yaoyorozu" Aizawa berbicara malas.

Sementara di pojok ruangan tampak Iida tertunduk lesu setelah kalah dalam pemilihan ketua kelas.


"Gehh… Naruto-san dan Midoriya-san beruntung sekali" Mineta menatap iri mereka yang makan bersama para gadis di kantin.

"Menjadi orang populer selalu seperti itu" Sero menyendok makanannya.

"Bikin iri saja!" Kirishima menyantap makanannya dengan cepat.

"Orang populer sangat indah" Aoyama mengibaskan rambutnya.

"Todoroki-san, kenapa tidak kau gunakan ketampananmu mendekati seorang gadis" Sero mengajaknya bercanda.

"Aku tidak tertarik" Todoroki menyendok makanannya dengan tenang, sementara murid lelaki mulai menggeser kursi mereka menjauh.


"Nasinya enak!" Uraraka tampak gembira menyendok makanannya.

"Pelan-pelan, Uraraka-san!" Midoriya sedikit panik memperingatkannya.

"Kenapa kalian memilihku sebagai ketua kelas?" Naruto menopang kepalanya malas sambil menyendok makanannya.

"Seperti yang dikatakan Iida-san, kamu mendapat kepercayaan kami" Momo duduk di depannya.

"Kamu juga sangat hebat saat ujian, Naruto-san!" Ashido terlihat bersemangat.

"Aku juga memilihmu, kero" Asui mengakuinya.

"Permisi, boleh kami duduk disini?" Itsuka datang menghampiri mereka bersama temannya.

"Tentu, silahkan" Momo tersenyum ramah.

"Terima kasih" Itsuka segera duduk di sampingnya bersama seorang gadis cantik berambut hitam yang duduk di kursi tersisa samping Naruto. Yui Kodai.

"Itsuka?" Naruto mengenal gadis di depannya.

"Halo, Naruto-san!" Itsuka melambai tangan menyapanya.

"Kalian saling kenal?" Momo melihat interaksi keduanya, para gadis juga penasaran.

"Tentu saja!" Itsuka tersenyum.

"Yui Kodai" Yui mengulurkan tangan di sampingnya.

"Naruto Uzumaki" Naruto menjabat tangannya.

"Kamu yang merayu Itsuka saat hari pertama sekolah?"

"Ehhhh...!" Para gadis tersentak hingga mengundang perhatian, Midoriya terbatuk mendengarnya.

"Tu-tunggu! Yui-chan!" Itsuka segera menutup mulut temannya.

"N-naruto-kun?!" Momo memerah sempurna, menatapnya seakan meminta penjelasan seperti seorang pacar.

"Aku mengatakan dia cantik, itu saja"

"Dia mengakuinya!" Semua orang serempak berbicara dalam hati.


"Huaaa! ini tidak adil!" Mineta menangis di mejanya, mereka dapat mendengar obrolan para gadis.

"Dia diperebutkan banyak gadis..." Sero menjatuhkan sendoknya ke dalam sup.

"Utsukushii…" Aoyama mengibaskan rambutnya.

"Apakah ini yang disebut keberuntungan?" Ojiro meringis mengingat nasibnya.

"Naruto-san kakkoi!" Seorang pemuda dengan kepala seperti batu berbicara ceria. Koji Koda.

"Dia terlalu beruntung..." Kaminari menempelkan kepala di atas meja.

"Sepertinya aku harus meningkatkan otot-otot agar populer di antara para gadis" Seorang pemuda berambut putih memamerkan tangannya yang banyak. Mezo Shoji.

"Aku juga harus meningkatkan ketahanan gula menjadi lebih berotot" Seorang pemuda berambut coklat berbicara. Rikido Sato.

"Sangat terang" Tokoyami kembali menyantap makanannya.

"Tsk! dia hanya populer, tidak lebih!" Bakugou kesal melihatnya.

"Tapi kau dikalahkan olehnya" Todoroki menyendok makanannya dengan tenang tanpa memperdulikan Bakugou yang memanas.

Sementara Iida hanya diam menghabiskan makanannya tanpa banyak berbicara, dia masih memikirkan pemilihan ketua kelas.

"KRINGGG!" Semua murid tersentak mendengar bunyi alarm.

"Alarm?!" Midoriya bertanya panik.

"PENGAMANAN LEVEL 3 TELAH HANCUR"

"PARA MURID SEGERA EVAKUASI DIRI"

Semua murid mulai berhamburan keluar dari kantin dengan berdesak-desakan.

"Tunggu! maksudnya apa ini?" Iida yang sebelumnya diam mulai menarik salah satu murid yang berlari.

"Artinya ada orang yang menyusup di sekolah, kalian juga cepat berlindung!" Murid itu sedikit tidak senang namun masih memberikan penjelasan.

Iida dan teman-temannya segera ikut berdesakan keluar dari kantin, tapi saat melihat keluar jendela dia melihat puluhan wartawan yang menjadi penyebab bunyinya alarm.

"Semuanya itu hanya wartawan!" Iida berusaha meyakinkan mereka di tengah kerumunan, tapi tidak ada yang mendengarkannya.

Naruto juga melihat keluar jendela dan menemukan gerombolan wartawan yang memasuki halaman sekolah.

"Ini aneh…" Naruto dapat memikirkan wartawan tidak mungkin dapat menghancurkan pengamanan yang sangat ketat SMA Yuuei.

"Semuanya tetap tenang!" Naruto meyakinkan para gadis dan Midoriya yang tertinggal di belakang.

"Ta-tapi kita harus berlindung..." Midoriya berusaha menyakinkannya.

"Aku akan melindungi kalian jika terjadi sesuatu" Naruto mengeluarkan aura jingga membentuk kepala rubah yang melindungi mereka. (1)

Kepala rubah itu memenuhi sebagian kantin yang membuat para murid yang melihatnya ketakutan.

"Ini hangat…" Momo merasa hangat berada di dalamnya.

"Momo, bisakah kamu membuat pengeras suara?" Momo mengangguk mengerti dan menggulung lengan bajunya membuat pengeras suara.

"PERHATIAN SELURUH MURID! TIDAK ADA ANCAMAN SERIUS! ALARM DISEBABKAN WARTAWAN YANG MENEROBOS! SEMUA DIHARAPKAN KEMBALI TENANG!" Naruto berbicara melalui pengeras suara yang berhasil menarik perhatian, murid lainnya ketakutan saat melihat kepala rubah yang menyeringai seakan ingin memangsa mereka.


"Naruto-san, kamu sangat hebat meyakinkan semua orang!" Ashido sangat bersemangat membicarakannya, mereka kembali mengerumuninya di kelas.

"Kepala rubah tadi sangat menakutkan, Naruto-san!" Sero juga sangat bersemangat mengatakannya.

"Aku juga terkejut saat kamu melakukannya, kero" Asui mengakuinya.

"Kamu jadi bahan pembicaraan satu sekolah, Naruto-kun!" Momo juga terlihat antusias.

"Aku hanya bertindak sesuai keadaan, tidak lebih" Naruto sedikit canggung dikerumuni teman-temannya.

Iida yang sebelumnya memikirkan pemilihan ketua kelas mulai menerimanya, Naruto Uzumaki memang orang yang pantas menjadi ketua kelas.


"Apakah wartawan bisa melakukan ini?" Salah satu pahlawan bertanya.

"Kalian segera selidiki ini" Seorang mutant yang menyerupai tikus berbicara pada orang-orang di belakangnya. Nezu.

Mereka memperhatikan gerbang sekolah yang hancur seperti melapuk meninggalkan tumpukan debu.

"Mereka sangat berbahaya dan tersembunyi, wartawan yang kita tanyakan tidak tahu apa yang terjadi pada gerbang sekolah yang tiba-tiba hancur" Seorang pria dengan gigi besar yang mengenakan kostum pahlawan berbicara. Ectoplasm.

"Mungkin ini sinyal perang, kita tidak bisa membiarkan penjahat yang sangat berbahaya lolos" Nezu kembali berbicara.


"Apa kamu tahu sesuatu?" Naruto bertanya.

Mereka berada di sofa menonton berita yang menayangkan penyerangan SMA Yuuei tadi siang.

"Aku tidak tahu apa-apa" Nemuri sengaja berbohong menutupi masalah.

"Begitu ya…" Naruto tidak ingin memaksanya.

"Tapi mulai sekarang kamu harus lebih waspada pada orang asing" Nemuri mengusap kepala Naruto yang tidur di pangkuannya.

"Baik… tapi bisakah kamu berpakaian sekali saja di rumah?" Naruto merasakan payudara besar dengan bra merah menempel di kepalanya, dia sudah terbiasa melihat wanita telanjang setelah setahun bekerja di klub malam.

"Dulu aku membaca artikel jika orang yang telanjang di rumah adalah orang pintar, aku jadi terbiasa" Nemuri sengaja menunduk semakin menempelkan payudaranya menggoda Naruto.

"Berarti penemu pakaian adalah orang bodoh dan hewan berada di puncak peradaban" Nemuri tertawa kecil sambil menutup mulutnya.

"Kurasa kamu lebih pintar" Nemuri tersenyum.

"Tentu saja aku pintar"

"Baiklah anak pintar, aku berikan pertanyaan. Jika ada perempuan mencintaimu bagaimana kamu menanggapinya?"

"Tentu saja aku menerimanya" Naruto menjawab.

"Jika dia lebih tua darimu?" Nemuri tersenyum menggodanya.

"Kamu tidak bermaksud mengkategorikan dirimu sendiri dalam pertanyaan ini bukan?" Naruto menaikkan sebelah alisnya.

"Kamu manis sekali, anakku!" Nemuri mendekap kepalanya.


"Untuk pelajaran dasar kepahlawanan hari ini adalah Latihan Penyelamatan" Aizawa berbicara di depan kelas.

"Aizawa-sensei! bukankah pelajaran dasar kepahlawanan diajarkan oleh All Might-sensei?" Iida bertanya dengan mengangkat tangannya.

"Benar, tapi kali ini aku, All Might, dan satu pahlawan lagi akan bekerja sama membimbing kalian"

"Tiga pahlawan bekerja sama? apakah ini pelajaran spesial!" Midoriya menjadi bersemangat.

"Latihan penyelamatan sepertinya sulit..." Kirishima menggaruk kepalanya tidak gatal.

"Pekerjaan pahlawan memang seperti ini!" Sero menjawab.

"Tanganku sangat cocok menyelamatkan banyak orang" Shoji memamerkan otot-otot tangannya.

"Apa kita akan menyelamatkan gadis cantik?!" Mineta berubah memerah.

"Aku hanya perlu meledakan penjahat dan orang-orang akan selamat!" Bakugou menyeringai senang.

"Hahaha...! apa di kepalamu hanya berisi ledakan, Bakugou-san?!" Ashido tertawa mengejeknya.

"Hah! kau ingin aku ledakan!" Bakugou menatapnya marah.

"Jika kau menyerang murid kelas ini, aku akan menghajarmu" Naruto ikut menanggapi.

"Hah! kamu berani?!" Bakugou juga menatapnya marah.

"Hentikan pertengkaran kalian" Aizawa berhasil menghentikan mereka.

"Karena tempat latihannya lumayan jauh, kita kesana naik bus" Aizawa menekan remote yang mengeluarkan loker dari dinding yang menyimpan kostum pahlawan.

"Cepat bersiap-siap" Semua murid segera mengambil kostum pahlawan mereka.


Naruto menopang kepalanya melihat pemandangan di luar bus yang berjalan, dia kembali mengingat pertama kali menaiki bus bersama orang tuanya mengunjungi Kyoto.

"Kamu tidak apa-apa, Naruto-kun?" Momo duduk di samping memperhatikannya.

"Tidak, aku tidak apa-apa" Naruto mencoba tersenyum.

"Oh, aku mendengar kamu sekarang tinggal bersama pahlawan Midnight?" Momo memulai topik baru.

"Ya, aku diadopsi"

"Kamu dari panti asuhan?" Momo terkejut mengetahuinya.

"Begitulah…" Naruto membenarkan.

"Bagaimana rasanya tinggal disana?" Momo penasaran.

"Terkadang menyenangkan dan terkadang menyebalkan" Naruto mengingat menyelinap keluar setiap jam malam untuk berlatih dan selalu kesiangan berangkat sekolah hingga dimarahi para pengasuhnya.

Sampai akhirnya dia meminta izin untuk tinggal sendiri saat mendapat pekerjaan secara tidak sengaja setelah menyelamatkan teman ayahnya dari perampokan.

"Sepertinya sangat menyenangkan hidup bebas…" Momo menyandarkan kepalanya ke belakang.

"Sejak kecil aku selalu dikekang orang tuaku untuk menjadi yang terbaik di sekolah…" Momo mengingat masa lalu.

"Berasal dari keluarga terpandang yang menjalankan perusahaan besar membuatku diharapkan menjadi penerus yang membanggakan, tapi aku memilih menjadi pahlawan yang membuat mereka kecewa" Momo menatap ke atas.

"Aku ingin menyelamatkan orang-orang seperti para pahlawan, tapi menjadi pahlawan dibutuhkan keberanian dan kekuatan, sampai akhirnya aku melihatmu bertarung dengan gagah berani" Momo tersenyum menatapnya.

"Aku ingin menjadi seperti dirimu yang berani dan kuat seperti seorang pahlawan yang sesungguhnya…" Momo tersenyum cantik.

"Kamu pasti dapat mencapainya" Naruto bersandar dengan melipat tangannya di belakang leher.

"Terima kasih, itu membuatku senang" Momo tersenyum.


"Midoriya-san, aku selalu berpikir quirkmu mirip seperti All Might" Asui duduk di sampingnya.

"Ehhh! be-begitukah…? a-aku tidak terlalu memperhatikannya, hahaha!" Midoriya berubah panik.

"Aku juga selalu berpikir seperti itu, Midoriya-san" Uraraka menanggapi.

"Uraraka-san juga!" Midoriya semakin panik.

"Tapi perbedaanya All Might tidak pernah terluka" Kirishima ikut menanggapi.

"Aku sedikit iri dengan quirkmu yang membuat kehebohan, sementara aku hanya mengeraskan tubuhku seperti batu" Kirishima menunjukan tangannya yang mengeras.

"Tapi kupikir quirkmu sangat hebat dapat menyerang dan bertahan, itu membuatmu hampir tidak terkalahkan seperti pahlawan pro" Midoriya berbalik memujinya.

"Kalau soal kuat dan heboh tidak akan lengkap tanpa menyebut nama Naruto-san, Todoroki-san, dan Bakugou-san yang selalu marah-marah" Asui menunjuk mereka terutama Bakugou.

"Dia tidak akan populer seperti Naruto-san" Asui menyulutnya.

"SIALAN! AKU JUGA AKAN POPULER SEPERTI RAMBUT NANAS!" Bakugou berdiri dari kursinya.

"Siapa yang kau sebut rambut nanas, Kepala Ledakan" Naruto mengejeknya dari kursi belakang.

"SIALAN! RAMBUT NANAS!" Bakugou berbalik melihat ke belakang.

"Bakugou selalu meledak-ledak, kupikir otaknya adalah sumbu ledakan" Semua murid tertawa saat Naruto kembali mengejeknya.

"KEPARAT KAU NARUTO!" Bakugou menatapnya marah.

"Kau ingin kuhajar lagi?" Semua murid kembali tertawa.

"Luar biasa! Kacchan dibully disini! Naruto-san kakkoi!" Midoriya hampir tidak mempercayainya.

"Kita hampir sampai, semua murid diharapkan tenang" Aizawa menatap malas ke belakang.

"Ha'i sensei!" Semua murid menjawab serempak.


"LUAR BIASA! KITA DI UNIVERSAL STUDIO JAPAN!" Kirishima menjadi sangat antusias.

"Lihat! bukannya itu pusaran air!" Sero menunjuk wahana roller coaster yang mengarah ke air.

"Aku akan unggul di air, kero" Asui berbicara.

"Ada bangunan tertimbun tanah! maksudnya itu simulasi longsor?" Ashido bertanya.

"Aku bisa meringankan semuanya!" Uraraka bersemangat.

"Kenapa bangunan itu dibiarkan terbakar?" Kaminari menunjuk salah satu wahana.

"Mungkin simulasi penyelamatan kebakaran" Tokoyami menjawab.

"Selamat datang anak-anak!" Seorang pahlawan yang mengenakan kostum astronot berjalan di belakang mereka. Thirteen.

"Kalian pasti sudah melihat berbagai simulasi bencana yang sudah kubuat" Thirteen menunjukan dirinya.

"Pahlawan luar angkasa, Thirteen!" Midoriya menjadi sangat bersemangat.

"Dia pahlawan yang melakukan pekerjaan menghentikan banyak bencana!" Midoriya bertambah bersemangat.

"Kau tahu banyak" Naruto menanggapi di samping.

"Tentu saja!" Midoriya mengepalkan tangannya sangat antusias.

"Aku selalu menyukai pahlawan Thirteen!" Uraraka juga bersemangat.

"Dimana All Might?" Aizawa berjalan menghampirinya.

"Errr… All Might menjadi kelelahan setelah memberantas penjahat saat perjalanan sampai waktunya habis" Thirteen mengelap helmnya yang tidak kotor.

"Dia sangat tidak logis" Aizawa berubah datar.

"Ayo mulai saja" Aizawa dan Thirteen mulai mengajak para murid.

"Sebelum itu aku punya hal yang ingin kusampaikan, quirkku adalah Black Hole yang dapat menghisap semua materi menjadi abu"

"Itu keren!" Para murid mulai memujinya.

"Tapi quirk ini dapat membunuh orang dengan mudah" Suasana berubah hening.

"Quirk kalian juga dapat dengan mudah membunuh orang" Para murid masih terdiam.

"Sebelumnya kalian sudah menjalankan berbagai tes bagaimana bertarung dan menghancurkan sesuatu, Ujian Pertempuran yang diajarkan All Might membuat kalian sudah melihat quirk masing-masing yang saling mengalahkan satu sama lain"

"Pelajaran ini dimaksudkan menggunakan quirk kalian yang seharusnya berbahaya untuk hal mulia, yaitu menyelamatkan nyawa seseorang"

"Jadi aku berharap setelah pelajaran ini kalian dapat menanamkan pemikiran bahwa quirk kita ada untuk menyelamatkan orang lain" Para murid mulai tersenyum.

"Itu saja hal yang ingin saya sampaikan dan terima kasih mendengarkan dengan sabar!" Thirteen membungkuk dengan mengangkat salah satu tangannya ke atas seakan habis menunjukan bakatnya.

"Itu hebat!" Uraraka bertepuk tangan diikuti yang lain.

"Baiklah untuk pelajaran pertama-" Aizawa sebelum menyelesaikan perkataannya, dia melihat pusaran hitam muncul di alun-alun dibawah mereka.

"KALIAN SEMUA SALING BERDEKATAN DAN JANGAN KEMANA-MANA!" Aizawa berteriak memperingatkan para murid membuat mereka bertanya-tanya.

"THIRTEEN LINDUNGI PARA MURID!" Thirteen baru menyadari sesuatu melihat segerombolan orang yang keluar dari pusaran.

"Siapa mereka, apa mereka bagian dari ujian?" Kirishima masih tidak mengerti.

"Bukan, mereka orang-orang yang tidak diundang" Naruto berdiri di depan teman-temannya.

"KALIAN JANGAN BANYAK BERGERAK DAN TETAP BERSAMA THIRTEEN! MEREKA PARA PENJAHAT!" Semua murid baru menyadari situasi berubah menjadi sangat berbahaya.

"Hanya Erased Head dan Thirteen, dimana All Might? menurut kurikulum yang kami dapatkan seharusnya dia ada disini" Seorang mutant yang menyerupai kabut hitam dan mengenakan pakaian pelayan. Kurogiri.

"Jadi kalian yang menyusup dan mencuri database kami!" Aizawa memakai kacamata khusus yang melindungi matanya.

"Dimana dia…? aku sudah repot-repot mengumpulkan orang-orang namun dia tidak disini? bukankah kami yang dipermainkan?" Seorang pria berambut perak dengan banyak tangan menempel di tubuhnya. Tomura Shigaraki.

"Apa kita perlu membunuh anak-anak ini untuk memancingnya keluar?!" Semua murid dan guru menegang mendengarnya.

"Sensei! bagaimana dengan sensor alarm? kenapa tidak berbunyi?!" Momo bertanya panik.

"Tentu saja kami sudah memasangnya, tapi…" Thirteen tidak yakin menjawabnya setelah melihat puluhan penjahat muncul tanpa membunyikan satu sensor pun.

"Artinya mereka memiliki seseorang dengan quirk yang dapat membatalkannya" Todoroki menjawab.

Todoroki mengangkat tangan mengeluarkan udara dingin dan berniat menyerang sebelum Naruto memegang tangannya.

"Jangan bertindak gegabah, kau hanya akan membuat fokus Aizawa-sensei hilang" Naruto memperingatkannya.

Todoroki mengangguk mengerti dan mempercayai perkataan Naruto yang telah diakui.

"Thirteen, segera hubungi pihak sekolah dan evakuasi para murid, mungkin ada quirk yang mengangguk sinyal elektronik" Aizawa berbicara tanpa menoleh.

"Kaminari, coba hubungi sekolah dengan quirkmu" Kaminari mengangguk mengerti.

"Sensei! apa kau berniat melawan mereka sendirian?!" Midoriya bergerak maju ingin membantu, tapi Naruto menghalanginya.

"Naruto-san?!"

"Jangan bertindak gegabah, Midoriya. Ini bukan latihan, satu kesalahan kau akan terbunuh dan membahayakan lainnya"

"Dengarkan Thirteen dan ketua kelas kalian, aku mengandalkan kalian berdua" Aizawa segera melompat dari tebing miring menuju para penjahat.

"Sensei! apa yang harus kita lakukan sekarang?" Uraraka bertanya.

"Kita harus segera evakuasi diri!" Thirteen menuntun mereka menjauh dari area latihan.

"Tidak semudah itu, ferguso" Kurogiri muncul dan keluar dari pusaran di hadapan mereka.

"Salam kenal semuanya, kami dari Liga Penjahat, kami kesini untuk membunuh simbol perdamaian. Bolehkah kami melakukannya?" Semua murid menegang, terutama Midoriya yang membeku di tempat.

"KAU PIKIR KAMI MENERIMANYA!" Bakugou dan Kirishima berlari menyerangnya.

"Jangan impulsif!" Naruto berteriak mencoba menghentikan mereka.

"BAGAIMANA KAMI BERHENTI JIKA PENJAHAT SUDAH DI DEPAN MATA! SHINEEE! BOOMMM!" Bakugou berteriak sebelum mengeluarkan ledakan dari tangannya menyerang Kurogiri.

"Itu tidak mempan!" Thirteen memperingatkan mereka.

"Kalian akan kusiksa dan kubunuh… WOOOSSH...!"Kurogiri membuat kabut hitam yang menyebar berniat mengurung mereka.

"BRUUUUSSSHH!" Tapi sebelum itu aura jingga meledak eksplosif membentuk kepala rubah yang membuyarkan kabut hitam yang hampir menelan mereka.

Semua orang termasuk Kurogiri terkejut mengetahui ada seorang murid dapat membatalkan kemampuan perpindahannya.

"Aku yang akan membunuhmu" Naruto berjalan ke depan dengan tangan mengepal di depan dada.

Naruto memperlihatkan mata jingga dengan pupil vertikal dan horizontal yang tumpang tindih mengintimidasi orang yang melihatnya.

Naruto mengeluarkan dan menggabungkan kedua quirknya membuat pertahanan kepala rubah dapat menetralkan semua serangan manipulasi, kecuali mutant dan senjata.

Senjutsu quirk memiliki kemampuan yang meningkatkan kekuatan hingga dua kali lipat dan menetralkan semua serangan.

"BRUUSSH!" Naruto membentuk tubuh rubah ekor satu dari aura jingga yang menyelimutinya.

"Kalian semua segera evakuasi diri" Naruto sedikit menoleh ke belakang.

"Ta-tapi bagaimana denganmu?!" Momo menjadi emosional melihat temannya kembali mengorbankan diri.

"Hanya aku yang bisa menghadapinya, aku akan mengulur waktu sampai bantuan datang"

"Sensei, aku akan mengandalkanmu" Thirteen mengangguk mengerti, dia tidak ingin mengganggu pertarungannya.

"BAASH!" Naruto melesat cepat keluar dari kepala rubah dengan membentuk cakar besar menyerang Kurogiri.

"BOOMM!" Kurogiri bergerak menjauh menghindari serangan Naruto yang menghancurkan tempatnya berdiri.

Tidak lama kemudian pertahanan kepala rubah menghilang dan menunjukan para murid yang berdiri melihat teman mereka bertarung.

"Tidak waktu lagi, cepat!" Thirteen segera memimpin mereka keluar dari area latihan.

Di perjalanan ada belasan penjahat yang mengejar mereka namun para murid dapat mengatasinya.

"Jangan mati Naruto-kun…" Momo tanpa sadar meneteskan air mata dan berlari mengikuti yang lain mencari tempat aman.


"Kemampuanmu tidak berguna di hadapanku! BUUAGH!" Naruto berputar di udara dan menendang bahunya ke bawah hingga Kurogiri jatuh berlutut dengan membentuk retakan di permukaan.

"Bagaimana bisa kemampuanku tidak berpengaruh padanya…" Kurogiri mengerang kesakitan, meski seperti kabut dia memiliki tubuh mutant di dalamnya.

"BUUUAAGH!" Naruto memutar tubuh dan membenamkan pukulan berkekuatan penuh di wajah Kurogiri hingga terpelanting menghantam tanah berulang kali.

"Siapa anak ini? dia kuat sekali… mengingatkanku pada pahlawan Namikaze..." Kurogiri bangkit kembali dengan tubuh bergetar menandakan dia telah mencapai batas.

Kurogiri mencoba kabur menggunakan kabut hitam sebelum tangan besar berwarna jingga menghantamnya ke permukaan.

Naruto tidak bisa membiarkannya muncul di berbagai tempat yang akan membahayakan teman-temannya.

"WUUSH!" Naruto tersentak melihat seseorang terlempar ke arahnya.

"TAAAP! sensei!" Naruto menangkap orang itu yang ternyata gurunya Aizawa.

"Uzumaki… lari…" Aizawa terkulai tidak berdaya.

"BAAARRR! DEM! DEM! DEM!..." Makhluk hitam besar melompat jatuh dan berlari kencang ke arah mereka. Noumu.

"HYAAAA...!" Naruto berteriak mengeluarkan kekuatannya lebih banyak membentuk ekor tiga yang melambai di belakangnya.

"DOOOMMM!" Naruto dengan cepat membentuk tangan besar menahan pukulan berkekuatan penuh dengan gelombang kejut yang menghancurkan area sekitarnya.

"Uzumaki… kau…" Aizawa dapat melihat muridnya bertindak sebagai pahlawan yang sebenarnya.

"Keselamatan sensei adalah yang utama, aku tidak bisa meningkatkan kekuatan lagi tanpa menghancurkan sekitar" Naruto dipaksa menahan diri oleh situasi.

"DOOM! DOOM! DOOM!..." Noumu melancarkan pukulan bertubi-tubi berusaha menghancurkan tangan besar yang menghalanginya. Naruto yang terpojok menggunakan ketiga ekornya menyerang Noumu.

"GWAAAA!" Noumu memberikan perlawanan dengan menyerang ketiga ekornya yang terus beregenerasi saat dihancurkan.

Naruto mengambil kesempatan menggendong Aizawa di punggungnya dan menghirup udara sampai perutnya membesar.

"BOOHH! BAAAAAAAAARRRRRRRR…!" Noumu tidak bisa menahan gelombang kejut yang menghancurkan seluruh permukaan sampai terhempas membentuk lintasan.

"Apa-apaan anak itu?" Tomura sampai terkejut melihatnya.

"Tomura-kun, kita tidak bisa melanjutkan miso, ini hanya membuang-buang waktu tanpa adanya All Might" Kurogiri keluar dari pusaran dengan memegangi bahunya yang patah dan wajahnya yang rusak.

"Bagaimana dengan Noumu?" Mereka melihat makhluk itu bangkit kembali di ujung lintasan.

"Kita masih memiliki banyak sampel, kita bisa membiarkannya mengamuk merepotkan para pahlawan" Tomura mengangguk mengerti dan masuk ke dalam pusaran bersama Kurogiri.


"Makhluk apa sebenarnya itu..." Naruto dapat melihatnya bangkit kembali.

"Serangan jarak jauh hampir tidak berpengaruh padanya…" Aizawa mulai membaik berada di punggung muridnya setelah aura jingga perlahan mengobatinya.

"Dia datang…" Aizawa berkata sesaat melihat makhluk itu berlari kencang ke arah mereka.

"BOOOMM!" Noumu tiba-tiba terpental menghantam bangunan saat muncul seseorang menghajarnya.

"AKU SUDAH DATANG!" All Might berdiri dengan gagah berani di depan Naruto dan Aizawa.

"Naruto-san! Aizawa-sensei!" Semua orang yang sebelumnya di evakuasi datang kembali.

"Momo! cepat buat alat medis pertolongan pertama! Aizawa-sensei banyak kehilangan darah!" Meski aura jingga bisa meringankan luka namun tidak bisa menutup luka sepenuhnya.

Momo mengangguk mengerti dan membuat alat medis pertolongan pertama sambil berlari ke arahnya.

"Kau sudah melakukan tugasmu dengan baik, Uzumaki-kun! sisanya serahkan padaku!" All Might menengok ke belakang dengan tersenyum seperti biasanya.

"BAASH! SMAAASHU!" All Might melesat sangat cepat menghajar makhluk itu sampai terpental lagi.

"BOOM! BOOM! BOOM!..." Noumu menghantam tanah berulang kali sebelum All Might muncul menendangnya ke bawah.

"BOOOOMMM!" Permukaan tanah hancur melepaskan asap yang menjulang tinggi.

"Apa?!" All Might merasakan ada yang memegang kakinya dan benar saja, Noumu menariknya sampai terjatuh.

"BAARR! BAARR! BAARR! BAARR! BAARR!..." Noumu membantingnya berulang membuat banyak retakan di permukaan.

"WUUUSSH! BOOOMM!" Noumu melemparnya ke salah satu wahana sampai runtuh menimpanya.

"All Might-sensei!" Para murid berteriak panik.

"Thirteen-sensei!" Para murid berteriak lagi saat menyadari guru yang lain menyerang Noumu.

"GWAAA!" Noumu seakan membaca pergerakan Thirteen menghindar dengan melompat ke belakangnya.

"A- BOOAAR!" Sebelum Thirteen menyelesaikan kalimatnya, Noumu sudah menghancurkan punggungnya.

"THIRTEEN-SENSEI!" Semua murid berteriak histeris melihat guru mereka hampir hancur.

"JANGAN IMPULSIF THIRTEEN!" Aizawa yang dalam pengobatan juga berteriak melihat temannya.

"Aku…" Thirteen jatuh ke tanah, Noumu berniat menginjaknya.

"BUUAAGH! BOOOMM!" Naruto melesat sangat cepat menendang Noumu sampai terpental menghantam bangunan.

"Sangat cepat!" Semua semua serempak berbicara dalam hati, bahkan Midoriya membeku di tempat.

"Kecepatanya menyamai All Might…" Midoriya menganalisanya.

Naruto segera membawa Thirteen menjauh dari sana dan kembali ke tempat teman-temannya.

"Thirteen-sensei!" Mereka semua menatap khawatir termasuk Aizawa yang masih harus menjaga kesadarannya.

"Sero! kau punya banyak kain, cepat baluti sensei" Todoroki yang sebelumnya pasif mulai bertindak.

"Baik!" Sero segera melakukan tugasnya membungkus Thirteen.

"Hyaaa…" All Might muncul kembali dengan mengangkat bebatuan yang menimpanya.

"ALL MIGHT-SENSEI!" Para murid bersyukur melihat guru mereka selamat.

"AKU BAIK-BAIK SAJA!" All Might berbicara seperti biasa menyembunyikan darah yang terus ditelannya.

All Might melihat makhluk itu yang kembali bangkit setelah berulang kali dihajar.

"Ohok!" All Might menyembunyikan batuk darah dan terpaksa menelannya.

"Aku sudah mencapai batasku…"

"WAAAAAGGGHH…!" Noumu tiba-tiba berteriak kencang yang mengejutkan semua orang, tubuhnya mulai membesar semakin berotot.

"Apa-apaan makhluk ini?" All Might menyadari situasi semakin memburuk.

"Sensei kami akan membantu!" Midoriya, Bakugou, Todoroki, dan Kirishima berlari ke arahnya.

"Jangan! kalian tetap disana!" All Might berhasil menghentikan mereka.

"WEEEEE! BAAASSH!" Noumu berlari kencang menargetkan keempat murid.

"Dasar bodoh!" All Might mengejar makhluk itu yang lebih cepat dari sebelumnya.

"Midoriya! Bakugou! menyingkir!" Todoroki mengeluarkan ratusan balok es menyerang Noumu yang semakin mendekat.

"SHINEEE! ping! BOOOOMMM!" Bakugou mengeluarkan ledakan besar setelah menarik pelatuk di gear tangannya.

"BOOSH!" Mereka membulatkan mata saat melihat makhluk itu keluar dari ledakan tanpa terluka dalam gerakan lambat.

"BAKUGOU-KUN!" All Might berteriak tidak sempat mengejar makhluk itu yang melancarkan serangan dalam gerakan lambat.

"Apa aku akan mati…" Bakugou dalam gerakan lambat melihat pukulan berkekuatan penuh yang mengincar kepalanya, ketiga temannya berteriak dan berlari ingin menyelamatkannya dalam gerakan lambat.

"Tapi matamu mengatakan seperti meminta bantuan…" Bakugou mengingat masa lalu saat Deku mengulurkan tangan saat dirinya jatuh di sungai.

"BUUUUUAAAAGGGHH!" Sesosok makhluk berwarna merah darah dengan ekor empat yang melambai tiba-tiba muncul melayangkan pukulan menghancurkan kepala Noumu hingga menciptakan gelombang kejut yang menghancurkan segala sesuatu di belakangnya sampai menghilangkan sebagian tempat latihan.

All Might menutup matanya dan bertahan dari tekanan angin yang menerpanya, dia seperti merasakan kekuatan penuh di masa jayanya.

"Kekuatan ini… Kushina, tapi lebih kuat!" All Might mengingat seorang pahlawan yang mempunyai nama panggilan The Red Hot Habanero.

Setelah gelombang kejut berhenti suasana mendadak hening, semua orang melihat mutant menyerupai rubah berekor empat berwarna merah darah.

Kulitnya menyusut memperlihatkan wajah seseorang yang mereka kenal berambut pirang dengan tubuh berotot yang mengenakan sepotong celana.

"Uzumaki-kun?" All Might bertanya memastikan sesuatu.

"Kenapa sensei melihatku seperti orang asing" Naruto tersenyum.

"MY BOY UZUMAKI!" All Might bahagia memeluknya.

"KAU PAHLAWAN! NARUTOO!"

"UUOOOO! NARUTOOO!"

"NARUTO-SAN KAKKOI!"

"HEBAT! NARUTOO!"

"NARUTO-KUN!"

"NARUTO-SAN!"

"NARUTOO!"

Semua murid bersorak dan berlari ke arahnya dengan suka cita, bahkan tidak sedikit yang menangis bahagia.

Aizawa yang terbaring tidak berdaya hanya tersenyum melihat murid-muridnya bahagia melewati bahaya hari ini.

"Apa semua orang baik-baik saja?!" Pihak sekolah dan polisi mulai berdatangan ke tempat latihan yang menjadi medan pertempuran hidup dan mati.

Semua murid semakin bahagia setelah munculnya bala bantuan, para gadis jatuh menangis mensyukuri keselamatan mereka semua.


"Jadi kami libur selama seminggu?" Naruto bertanya.

"Ya, pihak sekolah sepakat meliburkan kalian untuk menenangkan diri" Nemuri menjawab.

"Bagaimana keadaan Aizawa-sensei dan Thirteen-sensei?"

"Mereka baik, Aizawa yang kehilangan banyak darah sudah mendapat pendonornya dan mulai pulih. Thirteen perlu dirawat lebih lanjut tapi dia sudah melewati masa kritis"

"Syukurlah semua baik-baik saja" Naruto menghela nafas lega.

Nemuri mengerti anaknya tidak menanyakan keadaan All Might yang tampak selalu sehat di depan publik, tapi dibelakang dia yang terluka sangat parah, kekuatannya menurun drastis yang sebelumnya dapat bertahan 3 jam menjadi 15 menit dalam sehari.

"Tapi aku selalu bertanya-tanya saat melihat All Might, kekuatannya seperti melemah setiap hari dan terkadang menjadi orang yang berbeda dengan menunjukan senyum palsu seperti menyembunyikan sesuatu…" Nemuri terkejut mendengar intuisi anaknya yang hampir tepat.

"Setiap orang mempunyai masalahnya sendiri, sayang…" Nemuri mendekap kepalanya.

"Baik… tapi bisakah kamu tidak tidur di kasurku malam ini?" Nemuri tersenyum dengan hanya mengenakan lingerie ungu.

"Bukankah seorang ibu terkadang tidur dengan anaknya saat masih kecil?"

"Tapi aku sudah berusia 15 tahun dengan hormon yang meledak-ledak" Naruto menjauhkan Nemuri yang memeluknya dari depan.

"Tapi kamu masih anak di bawah umur, jadi tidak ada salahnya kamu dianggap masih kecil" Nemuri kembali memeluknya lebih erat dan menempelkan payudara besarnya membuat Naruto pasrah.

"Tapi jangan salahkan aku jika ada yang berdiri"

"Tentu saja sayang!"


To Be Continue...


Support dengan follow dan favorite serta review yang positif.


Note :

Terima kasih untuk dukungan kalian semua, fanfic ini mendapat respon yang lebih positif yang membuat saya bersemangat membuat kelanjutannya.


Note : _ replaced .

drive_google_com

(1) Kyuubi Head Shield

drive_google_com/file/d/1tGZnx-PR8l9Ao64WLeoKnqIMqUcadJvi/view?usp=drivesdk


Thank You