Story by SlimeID

Disclaimer :

Naruto by Masashi Kishimoto

Tensei Shitara Slime Datta Ken by Fuse

Warning : Miss Typo, OOC, Diksi kaku, EYD kurang, dan lain-lain.

Genre : Fantasy, Slice of Life, Demons etc.

Rate : M


- Naruto and Tempest -

•••


Di sebuah ruangan nampak seorang Ogre bersurai merah berdiri tegap menghadap ke arah Slime berwarna biru yang berdiri di atas meja depannya.

"Rimuru-sama, kami telah memutuskan untuk menjadi bawahan anda. Tetapi, sampai masalah para Orc selesai". Ucap Ogre tersebut dengan menunduk hormat.

Rimuru bergumam mengerti, "Tidak masalah. Panggil seluruh rekanmu kemari".

Beberapa waktu kemudian, Rimuru menatap ke arah enam Ogre di depannya. Nampak keenam Ogre tersebut memandang Slime bernama belakang Tempest itu dengan pandangan hormat.

"Saa, sebagai hadiah, akan kuberi nama kalian semua". Perkataan Rimuru mendapat pandangan terkejut dari keenam Ogre tersebut.

"Kami semua?". Ogre bersurai merah nampak tak percaya.

Rimuru merubah bentuknya menjadi manusia kemudian menatap dengan senyum maklum, "Itu lebih baik daripada tidak memiliki nama, bukan?".

Disisi lain, pemuda bersurai pirang yang entah dari mana bisa berada disana nampak memandang keenam Ogre dengan pandangan menarik.

'Apakah seheboh itu hanya karena memberi nama?'

"Tapi...".

"T-Tunggu sebentar, memberikan nama itu sangat berisiko. Terlebih, itu adalah sihir tingkat tinggi". Ogre perempuan bersurai merah muda mengatakan itu dengan sedikit khawatir.

"Tidak apa-apa. Aku mengerti batasanku". Rimuru tak ayal menanggapinya dengan santai.

'Paling hanya itu kan, tertidur selama tiga hari karena kehabisan energi. Jika hanya enam, tak masalah'. Batinnya.

"Sihir memberi nama. Sihir yang aneh untuk didengar". Gumam Naruto.

[ Sepertinya memberi nama monster dengan memberi nama seorang manusia di dunia ini berbeda, Naruto. Seperti yang kita tau, monster adalah eksistensi yang memang tidak bernama, hanya ras mereka yang dikenal. Berbeda dengan manusia yang sudah biasa memberikan nama pada keturunannya ]

'Ah, aku jadi ingin mencoba melakukannya'.

"Apa kalian tak suka jika aku memberi kalian nama?". Tanya Rimuru sedikit bercanda pada keenam Ogre tersebut.

"Bukan begitu..".

Ogre bersurai merah nampak memandang dengan serius, "Tidak masalah, saya menerima tawaran baik itu".

Rimuru tersenyum senang, "Baiklah, mari kita mulai".

Slime berbentuk bocah bersurai biru muda itu berjalan ke depan Ogre bersurai biru tua.

"Mulai sekarang namamu Souei". Seketika Ogre tersebut terselimuti aura kuning saat menyerap energi yang keluar dari Rimuru.

'Aa, begitukah cara memberikan nama. Tak kusangka caranya seperti memberi nama pada umumnya'. Naruto menatap ke mereka dengan pandangan tertarik.

Rimuru bergeser pandangannya ke arah Ogre perempuan berambut ungu, "Namamu adalah Shion."

Bergeser kembali ke Ogre bersurai hitam berbadan besar, "Kau adalah Kurobe".

"Namamu, Hakurou". Ucap bocah Tempest itu ke Ogre yang nampak sudah uzur berambut putih.

Pandangan Rimuru berhenti di depan Pemimpin Ogre-Ogre tersebut yaitu Ogrei bersurai merah, "Namamu adalah.., em.., Benimaru".

"Dan kau adalah...,"

Bruk

Rimuru belum sempat menyelesaikan pemberian namanya tatkala dia jatuh pingsan dalam tubuh manusianya membuat semua orang di dalam ruangan tersebut beserta Naruto terkejut. Tak lama kemudian, Rimuru dibawa ke ruangannya untuk beristirahat meninggalkan satu Ogre perempuan yang belum dianugerahkan sebuah nama.

Naruto memandang keenam Ogre yang masih di ruangan dengan teliti. 'Hum, aura mereka sedikit berbeda bukan, Kurama? Terlebih energi mereka..'.

[ Kau benar, Naruto. Entah kenapa energi mereka telah menyatu dengan energi milik Slime itu ]

Iris Naruto melihat ke arah Ogre perempuan bersurai merah muda yang sedang menunduk memikirkan sesuatu. Pemuda bersurai kuning itu berjalan ke depan enam Ogre tersebut.

"Nah, jadi kalian sudah bernama bukan. Yah meski ada satu yang belum. Tapi anggap saja sementara semuanya telah memiliki nama". Ujar Naruto dengan nada sedikit bosan.

"Siapa kau?". Tanya Ogre bersurai merah yang telah diberi nama oleh Rimuru yaitu Benimaru.

"Namaku Uzumaki Naruto. Aku juga tinggal di desa ini dan juga merupakan teman Rimuru".

'Kurama, apa kau yakin aku bisa melakukannya?'.

[ Coba saja gaki. Kita lihat apakah chakra kita dapat berpengaruh layaknya sihir untuk memberi nama ]

Naruto menghela nafas sejenak, "Nee, gadis merah muda. Bisakah kau kemari".

Gadis Ogre yang dipanggil tersentak dan dengan pelan berjalan ke depan Naruto. Benimaru nampak penasaran dengan apa yang ingin dilakukan pemuda bernama Naruto itu pada adiknya.

"Tenang saja, jika kalian bisa percaya pada Rimuru. Tentunya percaya padaku juga tak akan sulit".

"Ano, apa yang ingin anda lakukan?". Tanya gadis Ogre itu dengan penasaran.

"Sebenarnya aku tidak menggunakan sihir untuk bertarung maupun melakukan sesuatu. Aku ingin mencoba mengenai sihir pemberian nama, apakah aku bisa melakukannya atau tidak".

Gadis Ogre itu memiringkan kepalanya, "Maksudnya, anda ingin mencoba pada saya?".

Benimaru menggertakan giginya, "Apakah kau ingin membuat adikku menjadi kelinci percobaanmu?". Ucapnya dengan marah.

Naruto berpikir sebentar, "Ah semacam itu, tapi sepertinya jikalaupun gagal tidak akan terjadi sesuatu yang serius".

Gadis bersurai merah muda yang mendengar pernyataan itu nampak menunduk, "Baiklah, saya tidak masalah".

"Imouto yoo". Sontak perkataan adiknya membuat Benimaru khawatir.

Naruto mengangguk, tersenyum mendengar jawaban gadis di depannya. "Baiklah, mari kita lakukan".

'Sebelum itu aku harus memikirkan nama yang bagus untuknya. Kurama, kau ada saran?'

[ Pikirlah sendiri, Naruto. Aku tak bisa membantu memikirkannya ]

Pemuda bermarga Uzumaki itu sedikit kesal dengan jawaban Kurama. 'Hum, nama yang bagus kah? Ah, aku bingung'.

"S-Shuna..Namamu adalah Shuna". Ucap Naruto setelah sekian lama berpikir.

Wush

Aura biru nampak keluar dari tubuh Naruto kemudian membungkus Gadis Ogre bersurai merah muda itu. Dalam benak Naruto, dia senang karena dia dapat menggunakan sihir memberikan nama.

'Ugh, sepertinya chakraku hilang setengahnya'.

Disisi lain untuk kelima Ogre yang menyaksikan kejadian tersebut nampak tak terkejut tak percaya. Kekuatan yang hebat dapat mereka rasakan pada aura yang membungkus tubuh gadis yang merupakan adik Benimaru itu.

[ Naruto, aku tidak tau ini baik atau tidak. Gadis itu, dia juga menyerap chakraku ]

'Ehh!! Apa maksudmu Kurama?!' Naruto tak bisa untuk tak terkejut saat mendengar pernyataan Kurama.

[ Entahlah Naruto sepertinya saat setengah chakramu keluar membungkus gadis itu, beberapa chakraku juga terseret masuk ]

Naruto masih menunjukkan raut terkejut. Naruto sedikit khawatir dengan apa yang akan terjadi pada gadis Ogre yang ia beri nama Shuna itu. Naruto hanya bisa berharap, semoga tak mengancam hidupnya.

Suasana terkejut pun berhenti disaat aura yang membungkus gadis Ogre itu hilang dan menunjukkan sosok baru dari gadis Ogre tersebut. Memang tidak terlalu banyak yang berubah, hanya tanduk yang mengecil kemudian kulit dan wajah layaknya manusia. Menambah kecantikan dari gadis bernama Shuna itu.

"M-Masaka, imouto...K-kau berevolusi menjadi Kijin". Ujar Benimaru tak percaya.

Gadis merah muda bernama Shuna tersebut melihat tangan tepatnya kulit tangannya kemudian merasakan kekuatan yang besar mengalir dalam tubuhnya. Sedikit tak percaya, karena yang membuat dia bisa seperti ini adalah pemuda bersurai pirang di depannya.

Naruto nampak terpesona melihat tampilan gadis yang ia beri Nama Shuna itu. Tersenyum cerah saat mengetahui jika sihir memberi namanya berhasil.

"Yosh, kita ulang lagi perkenalannya. Namaku Uzumaki Naruto, Yoroshiku ne Shuna-chan".

Shuna dengan senang hati mengangguk, "Yoroshiku onegaishimasu, Naruto-sama".

•••

Gelap..

Hanya hitam yang terpandang dalam benak Rimuru. Sesaat, dia berpikir apakah dia telah mati?

"Shion, apakah kau tidak ingin gantian?". Terdengar suara lembut menyapa indra pendengaran slime biru itu.

"Tidak, Hime-sama. Biar saya yang merawat Rimuru-sama". Suara lain nampak menyahut dan terdengar lagi di telinga Rimuru.

"A-are?". Rimuru dengan tubuh slimenya nampak membuka matanya. Ia tak sadar jika ia berada di pangkuan seorang gadis bersurai ungu.

Kedua gadis berbeda warna rambut yang menyadari Rimuru telah bangun nampak tersenyum, "Selamat pagi, Rimuru-sama".

Slime pemilik nama Tempest itu nampak memandang keduanya dengan bingung, "Eto.., siapa kalian?".

Namun seketika dia ingat sesuatu, "Ah, sebentar. Ingatanku sangat kabur". Gumamnya dengan pelan.

"Jika tak salah, aku memberi nama untuk para Ogre yang akan menjadi bawahanku..".

Pikiran Rimuru terhenti saat ia mendengar suara seseorang di depannya, "Anda sudah bangun, Rimuru-sama?".

Slime tersebut melihat ke arah depannya, pandangannya menangkap seseorang bersurai merah dengan dua tanduk hitam ramping di kepalanya.

"Saya telah berevolusi menjadi Kijin dan anda memberi nama Benimaru kepada saya". Lapornya dengan hormat.

Rimuru teringat akan sesuatu, 'Ah, aku pingsan saat setelah memberi nama pada mereka ya? Dan apa itu Kijin?'

{ Lapor, Kijin adalah spesies langka yang terlahir dari ras Ogre }

'Tubuhnya, telah mengecil seukuran manusia kah? Tapi, kekuatan sihirnya jauh lebih kuat dari sebelumnya. Mungkinkah ini, kejadian mengejutkan yang terjadi seperti Rigurd saat itu?'. Batin Rimuru sedikit memandang ke arah goblin kekar berambut putih.

"Rimuru-sama, nama saya Shion. Saya sangat menyukai nama yang diberikan Rimuru-sama". Ucap gadis Kijin yang sedang memangku Rimuru.

'S-Shion..gadis berdada besar ini sangat manis. Saat keganasannya menurun, dia menjadi sangat menawan'.

"Yang ada di belakang Benimaru, jika tidak salah yang memotong tangan kananku, bukan?". Tanya Rimuru dengan bercanda.

Orang yang dimaksud tertawa pelan, "Hoho, tolong berhenti bergurau seperti itu. Saya tak menyangka dengan kecepatan regenerasi anda, Rimuru-sama".

'Dia sedikit lebih kelihatan muda, sudah kuduga pasti karena berevolusi'.

Rimuru memandang ke arah Kijin bersurai biru tua, "Kau..Jika tidak salah-".

"Souei, itu nama yang anda berikan. Saya senang karena anda dapat pulih dengan cepat, Rimuru-sama". Ucap Kijin itu dengan hormat.

"Jika tidak salah ada satu lagi, bukan?".

"Ah, dia berada di tempat Kaijin-dono". Ujar Benimaru memberitahu.

Rimuru mengangguk mengerti, ngomong-ngomong ada sesuatu yang dia ingat. "Jika tidak salah, aku berhenti memberi nama saat adik Benimaru, bukan?".

Benimaru yang menyadari itu nampak mengangguk, "Benar, Rimuru-sama. Adik saya, Shuna. Telah diberi nama oleh teman anda, Naruto-sama".

"Eh?". Rimuru diam, kemudian berpikir sejenak. Dia tak menyangka jika manusia bernama Naruto yang beri izin untuk tinggal di desanya dapat melakukan itu.

'Hah, tentu saja. Memberi nama untuk satu Ogre itu pasti tidak membutuhkan energi yang banyak'.

"Nama saya Shuna, Rimuru-sama". Rimuru menatap Shuna dengan teliti.

'Shuna, Putri Ogre kah. Dia memang dari awal sudah cantik, tapi entah kenapa dia semakin cantik setelah berevolusi'.

{ Lapor, saya merasakan kekuatan yang sedikit berbeda dengan Kijin yang anda beri nama. Kekuatan Kijin bernama Shuna ini, sepertinya akan memiliki kekuatan warisan dari individu bernama Naruto }

'Petapa Agung, kau juga merasakannya kah?'

"Rimuru-sama telah bangunkah?". Lamunan Rimuru berhenti saat mendengar suara dari luar ruangannya.

Beberapa saat kemudian masuklah, seseorang bersurai hitam berbadan tinggi serta dua tanduk kecil di kepalanya. Kelihatannya dia tak sendiri, terbukti sebelahnya telah hadir seorang pemuda bersurai pirang dengan kaos hitam polos sedang tersenyum ke arahnya.

"Rimuru-sama, untung anda baik-baik saja. Anda tahu kan, Nama saya Kurobe". Ungkap Kijin bersurai hitam itu.

'Oh dia menjadi seperti om-om biasa. Sepertinya tampilan Ogre lebih menakutkan dibandingkan dengan Kijin'.

"Mari kita hidup dengan rukun, Kurobe".

"Tentu saja, Rimuru-sama".

Rimuru melirik ke arah Naruto ingin menanyakan sesuatu, "Naruto-san. Aku sedikit memiliki pertanyaan untukmu".

Naruto mengangguk seolah mengerti, "Hah, tentu saja. Seperti yang kau tau dari para Kijin. Aku memberi nama pada Shuna saat itu".

Rimuru mengerutkan alisnya, "Hum, sebenarnya aku tak masalah untuk itu. Tapi, tanggung jawabnya menjadi berada di bawahmu".

"Aku tak masalah untuk itu. Lagipula, sepertinya dia lebih menyukaimu daripada diriku". Ungkap Naruto.

Rimuru memandang ke arah gadis Kijin bersurai merah muda yang menggeleng, "Apakah benar begitu?".

"Tentu saja tidak, tapi saya tidak bisa mengatakan jika saya tidak menyukai Rimuru-sama. Bagi saya, baik Naruto-sama atau Rimuru-sama, kalian merupakan sosok yang merubah hidup saya".

'Ohh, jawaban yang bagus Shuna'. Batin Rimuru mendengarnya.

"Nah, kau sudah mendengar sendiri, Naruto". Perkataan Rimuru membuat Naruto diam.

"Terserah saja, tapi jujur aku akan bertanggung jawab atas dirimu, Shuna". Dengan itu Naruto berbalik dan meninggalkan ruangan tersebut.

Kepergiannya tentu dilihat oleh Rimuru dan gadis Kijin bersurai merah muda. 'Ah, sepertinya dia serius'.

[ Kau seperti kecewa, Naruto? ]

Di sisi lain Kurama nampak mempertanyakan jinchuurikinya. Yah memang bukan hal yang serius, tapi Kurama sedikit merasa penasaran.

"Tidak Kurama, hanya saja... Saat aku melihat kepadanya aku teringat akan Sakura dan rambut panjangnya seperti Kaa-san".

[ Hah, begitu kah? Kukira kau mempertanyakan chakra kita yang bersatu dengan gadis pink itu ]

"Sejujurnya aku juga penasaran akan hal itu, Kurama. Namun biarlah, tak lama kemudian kita pasti akan tau".

.

.

Di waktu yang sama, terjadi perubahan aneh di Hutan Jura. Di daerah pegunungan terlihat ratusan ribu pasukan Orc yang berjalan dengan zirah dan senjata yang melekat di tubuh mereka. Beberapa pasang mata nampak mengawasi perjalanan para Orc itu.

Tak lain merupakan bangsa yang tinggal di sekitar rawa hutan Jura. Bangsa tersebut terkenal dengan nama Lizardman. Monster kadal yang memakai pakaian tempur di tubuhnya.

Nampak pasukan pengintai dari bangsa Lizardman telah kembali ke wilayahnya. Berenang memasuki tempat pemimpin mereka tinggal.

"Lapor, pasukan Orc terlihat di selatan danau Siss". Ucap salah satu dari tim pengintai itu.

"Kenapa kau malah kembali dan tidak menghajar mereka?". Tampak seorang Lizardman di samping pemimpin yang duduk berbicara dengan kesal.

"Orc kah? Siapkan alat tempur. Kita kalahkan babi-babi itu". Ucap pemimpin Lizardman dengan tongkat di tangannya.

"Berapa jumlah mereka?". Tanya Lizardman berjenis kelamin perempuan.

"J-Jumlah mereka... mencapai 200 ribu".

Seketika para Lizardman yang berada di tempat itu terkejut.

"D-dua ratus?!!".

"Tidak mungkin! Jumlah mereka dua puluh kali lipat dari kita". Ucap tak percaya salah satu petinggi Lizardman.

Lizardman dari tim pengintai itu berujar memastikan, "Saya sudah memastikannya dengan persepsi sihir dan panas. Tidak salah lagi, 200 ribu".

"Dua ratus ribu kah? Dari mana babi-babi itu bisa mengumpulkan pasukan sebanyak itu". Ujar pemimpin Lizardman penasaran.

Pemimpin Lizardman itu pun berdiri, "Putraku! apakah putraku ada disini?".

"Aku ada disini". Sebuah suara membalas saat sang pemimpin Lizardman memanggil seseorang yang merupakan putranya.

"Tapi, oyaji-dono. Bukankah panggilanmu sedikit kasar? Nama saya adalah Gabiru, nama yang diberikan oleh Gelmud-sama". Ujar Lizardman dengan nama Gabiru itu.

"Ada sesuatu yang harus kau lakukan". Perintah sang pemimpin Lizardman.

"Akan saya dengarkan".

•••

Sosok slime terlihat sedang mengamati beberapa goblin yang berlatih dibawah didikan Kijin tua bersurai putih. Seperti biasa seekor serigala berbulu biru putih senantiasa menjadi tunggangannya. Di sebelahnya, terdapat Kijin bersurai merah yang kita tau adalah Benimaru.

"Aa, Orc Lord? Apa itu?". Suara cempreng slime itu terdengar bertanya.

"Sederhananya, sejenis monster". Jelas pria kijin di sebelahnya.

"Dia adalah Orc yang lahir setiap beberapa abad sekali. Monster unik". Jelas Benimaru kembali.

"Unik?".

"Ditambah lagi, dengan memakan rasa takut temannya. Dia memiliki kekuatan luar biasa tak wajar". Timpal Serigala bernama Ranga.

Benimaru berpikir ke kepingan masa lalunya, "Orc yang menyerang desa kami tak peduli dengan kematian teman mereka. Jadi itu mungkin terjadi".

"Hanya itu? apa ada alasan lain kenapa mereka menyerang desa Ogre?". Tanya Rimuru.

Benimaru menatap Rimuru sebentar, "Saya tak tahu ini berhubungan atau tidak, tapi sebelum kejadian itu terjadi, ada iblis yang mengunjungi desa kami. Karena mencurigakan, kami usir iblis itu dan nampaknya dia pergi dengan kesal".

Rimuru sweatdrop mendengarnya, 'Tentu saja dia marah karena diusir'.

"Jika tidak salah namanya...Geri-- Geru-- Gare--"

"Gelmud". Ujar sosok Kijin berambut biru bernama Souei.

"Benar, itu dia".

Rimuru yang mendengarnya berpikir nampak tak asing, "Gelmud? Bukankah itu nama iblis yang memberi nama kakaknya Rigur".

'Kebetulan ataukah si Gelmud ini suka memberi nama pada monster sembarangan'.

"Ngomong-ngomong Rimuru-sama, saya memiliki laporan. Saya melihat kumpulan Lizardmen tak jauh dari desa, karena biasanya mereka tinggal di tanah berawa maka saya memutuskan untuk melapor".

"Ah, begitukah. Kira-kira apa yang ingin mereka lakukan?". Rimuru memandang ke arah langit seraya berpikir.

.

.

Kembali pada pemeran utama kita, Naruto. Dia sedang melakukan rutinitas biasanya, berjalan jalan menelusuri desa goblin. Namun beberapa saat kemudian matanya melihat ke seorang gadis bersurai merah muda yang sedang membeli sayuran di salah satu pedagang goblin.

"Yo! Shuna". Sapa Naruto tatkala memutuskan untuk menghampiri gadis yang ia beri nama Shuna itu.

"Eh, Naruto-sama? Kenapa anda disini?". Gadis tersebut terdengar mengeluarkan nada kaget sekaligus heran.

"Hanya sedang berjalan-jalan. Kau sedang berbelanja kah?".

"Hai', karena beberapa bahan makanan khususnya sayuran habis, saya inisiatif untuk membelinya untuk bahan makan malam".

"Ah, begitu. Ano, bisakah kau tidak usah formal denganku?". Pinta pemuda pirang itu karena jujur dia tidak suka dengan hal formal.

"Tentu saja tidak, Naruto-sama merupakan teman Rimuru-sama dan orang yang telah memberikanku nama".

Naruto menghela nafas pasrah, "Hah, terserahmu saja".

[ Kau nampak senang mengobrol dengan gadis di depanmu ini, Naruto? ]

'Bukan begitu, hanya saja entah kenapa aku merasa memiliki hubungan yang sangat erat dengan gadis ini sehingga mendorongku untuk terus didekatnya'.

[ Sepertinya ini pengaruh dari kau memberi nama Naruto. Bisa dibilang kau merasa memiliki hubungan lebih dekat dengannya karena chakramu ada pada dirinya ]

'Heh, kau berpikir begitu. Aku juga, tapi jujur aku sama sekali tak keberatan dengan hal itu'.

[ Terserah lah, memiliki alasan untuk hidup di dunia itu bagus juga untukmu. Sesuatu yang dilindungi, orang berharga, teman, atau sesuatu yang lebih dari itu ]

'Kenapa kau membahas hal itu, Kurama'.

[ Apa salahnya, bukankah itu bisa melupakanmu dari bayang-bayang dunia kita? ]

'Aku tak menampik hal itu. Yah, semenyesal apapun aku pada duniaku, aku tahu aku tak dapat kembali kesana'.

"Naruto-sama? Kenapa anda dari tadi diam saja?".

Naruto dikagetkan oleh pertanyaan Shuna dan sedikit gugup, "A-ah em..Tidak papa, Shuna".

Shuna yang mendengar itu mengangguk saja, "Jaa, saya kembali terlebih dahulu. Naruto-sama".

Naruto melambaikan tangannya ke Shuna, dan gadis merah muda itu pun pergi meninggalkan Naruto. Pemuda pirang melanjutkan jalan-jalannya yang sempat tertunda.

[ Naruto, tertarik dengan gadis itu? ]

"Sedikit, ngomong-ngomong kenapa kau akhir-akhir ini suka menanyakan mengenai gadis itu?".

[ Bukan apa-apa, aku hanya ingin kau segera punya pasangan. Kau tau, di duniamu kau sangat payah soal wanita. Bahkan kau tak pernah mengencani seorang gadis ]

"Berisik, Kurama. Apa itu penting bagimu?".

[ Bukan penting bagiku, tapi penting bagimu, idiot. Kau merindukan kasih sayang wanita bukan? Aku mengerti disaat tidur kau selalu mengigau mengenai ibumu ]

Naruto menghentikan langkahnya, "Apakah benar begitu?".

[ Lupakan. Apa rencanamu ke depannya, gaki? ]

Naruto memegang dagunya mencoba untuk berpikir, "Entahlah, aku suka hidup di desa ini. Hidup damai tanpa beban pekerjaan. Tapi, tentunya aku juga harus mencari informasi mengenai dunia ini".

[ Jika informasi yang kau cari, kau bisa menanyakan pada slime bernama Rimuru itu. Bukankah kau tidak boleh keluar dari desa ini tanpa ijin dia? ]

"Yah, begitulah". Naruto membalas perkataan Kurama dengan helaan nafas.

•••

Naruto menguap sebentar menatap dengan bosan segerombolan Lizardman yang datang ke desa yang ia tinggali. Dia tidak sendiri, di sebelahnya ada Rimuru yang sedang dalam wujud slimenya berada di pelukan Shion. Kemudian ada Benimaru, Souei, Hakurou, Shuna, dan Rigurd.

Mereka kemari karena menjawab tantangan dari bangsa Lizardman yang ingin mengajak bernegosiasi. Naruto menatap aneh ke arah beberapa Lizardman yang melakukan gerakan-gerakan aneh kemudian diakhiri dengan datangnya salah satu pimpinan mereka.

"Namaku adalah Gabiru. Kalian makhluk lemah, tunduklah di bawah keagunganku". Ucap pimpinan Lizardman itu dengan angkuh beserta pose aneh.

"Gabiru-sama, keren!" "Gabiru-sama, keren!". Beberapa Lizardman nampak terpukau tak jelas dengan aksi pemimpinnya.

Naruto beserta Rimuru dan bawahannya nampak memandangnya dengan pandangan aneh. Namun tidak dengan Shion, Kijin wanita bersurai ungu yang nampak kesal terbukti dengan tangannya mengepal dengan erat sehingga menyakitinya Rimuru yang dibawanya.

"Ano, mohon maaf sebelumnya. Apa hanya itu yang ingin anda sampaikan?". Tanya Rigurd dengan nada sopan.

Rimuru melihat ke arah Gabiru kemudian para bawahan Lizardman itu. Berbeda dengan Naruto yang nampak tak peduli.

"Aku dengar bahwa ada dari suku kalian mengalahkan Direwolf. Tolong bawa dia kemari, akan kujadikan dia petinggiku". Lagi, Gabiru berujar dengan sombong.

"Kami tidak mengalahkan mereka, mereka yang menyerah melawan". Rimuru membalas dengan nada cemprengnya.

Gabiru memandang dengan menaikkan alisnya, "Hah, Slime? Slime yang mengalahkan mereka? Kau pasti bercanda?".

Rimuru nampak mengeluarkan urat dahinya. Tapi Benimaru dengan senyum berkata, "Bolehkah saya membunuh mereka".

"Ah ya...E-eh no!!! Tentu no!!". Teriaknya pada Benimaru yang siap-siap menghajar Gabiru dan bawahannya.

Naruto melirik Rimuru yang nampak bingung, "Bagaimana jika kuhajar mereka untukmu, Rimuru?".

"N-Naruto? Hum, baiklah. Tapi, jangan terlalu keras pada mereka".

Dengan itu Naruto maju ke hadapan Gabiru, "Aku sedikit bosan, jika kau kuat. Ayo sedikit bermain denganku".

Gabiru yang menerima tantangan tidak langsung itu segera menyiapkan tongkatnya, "Heh, manusia kah? Namaku Gabiru, akan kutunjukkan perbedaan diantara kita".

"Gabiru-sama, keren!"

"Gabiru-sama, keren!"

Kedua petarung itu berjalan memberi jarak di antara mereka. Gabiru telah siap dengan menggenggam tongkat kebanggaannya dan Naruto di seberangnya hanya menutup mata.

"Naruto-sama". Gumam Shuna sedikit merasa khawatir.

Kembali ke Naruto yang telah siap dengan mode senjutsunya, "Aku akan menyelesaikan ini dengan cepat".

Wush

Keduanya melesat ke arah masing-masing. Naruto dengan mudah menghindari tusukan tongkat Gabiru. Tangannya mengepal dengan kuat seolah sedang mengumpulkan kekuatan di kepalan tangannya.

Dush

"Aaaaaaaaaaaa!!!".

Teriakan keras terdengar tatkala angin kencang serasa mendorong di samping pipi kanan Gabiru. Rupanya Naruto sengaja membelokkan pukulannya tepat di sebelah pipi kanan Gabiru. Sementara Gabiru menganga dengan mata yang melotot.

Bruk

"Gabiru-sama!".

Pemimpin pasukan Lizardman itu nampak shock karena kekuatan yang baru saja ia rasakan persis di samping pipinya. Dia membayangkan jika ia yang terkena pukulan itu, maka sudah pasti dia akan tamat.

Pasukan Lizardman pun menggendong Gabiru dan segera pergi dari desa itu. Naruto menatap kepergian mereka dengan diam.

"Kekuatan yang hebat, Naruto". Puji Rimuru setelah dia menyaksikan aksi Naruto.

"Begitukah? Kekuatanmu mungkin jauh dari itu, Rimuru". Ungkap Naruto dan segera berjalan kembali ke desa.

Rimuru nampak diam, 'Hah, apakah dia pribadi yang suka merendah?'

"Rimuru-sama". Panggil Souei.

"Ada apa?".

"Tampaknya bayangan saya mendapat info yang cukup penting".

Rimuru mengangguk mengerti, "Yosh, ayo kembali ke desa". Tanpa lama, mereka pun berjalan kembali menuju desa mereka.

Oke Cut!!

Otsukaresama

Okei, udah next. no komen karena jujur ga tau apa yang kubuat ini

Sekian

dan

Terima Kasih

Sampai Jumpa