Sudah satu bulan semenjak game kematian Sword Art Online dimulai. Namun, belum ada yang bisa mengalahkan lantai satu. Ditambah dengan 4500 player yang telah mati.

"Ohayou, Naofumi" Sapa Kirito ketika melihat Naofumi keluar dari penginapan.

"Ohayou, Kirito. Jadi, kita hari ini akan mengikuti pertemuan itu?" Tanya Naofumi yang sudah siap dengan armornya.

"Ya, kita akan menghadiri pertemuan persiapan menghadapi bos lantai satu. Rasanya seperti ketika akan melawan wave" Kata Kirito teringat masa-masa di Melromarc.

"Ya, memang. Yasudah, ayo, mereka tidak akan menunggu kita" Kata Naofumi berjalan ke arah tempat pertemuannya.

"Baiklah, namaku adalah Diavel. Jobku adalah ksatria" Kata seorang pria berambut biru yang menjadi pusat perhatian semua orang.

"Apa-apaan kau ini? Tidak ada job disini" Kata seorang player kemudian semua pun tertawa.

Wajah Diavel pun berbuah menjadi serius. "Kita akan membahas tentang bos lantai 1. Kulihat, kalian semua sudah mempunyai party. Jadi, aku akan langsung saja. Sebelum aku melanjutkannya, ada yang ingin berbicara terlebih dahulu?" Tanya Diavel secara ramah.

"Aku!" Sebuah sosok player berambut spike oranye melompat dari tempat duduknya. "Namaku adalah Kibao. Cih, tunjukkan diri kalian wahai beta tester! Dan minta maaf pada 4500 player yang telah mati!" Teriak Kibao seolah-olah menyalahkan para Beta tester. Kirito di tempat duduk nya hanya menundukkan kepalanya.

"Kau kenapa Kirito?" Tanya Naofumi pada sahabatnya, namun tak ada balasan. "Jangan-jangan, kau..." Sebelum Naofumi menyelesaikan kalimatnya, Kirito sudah mengiyakan perkataannya. Ya, Kirito adalah salah satu beta tester.

Tiba-tiba seorang pria berbadan besar dan botak berdiri dan menghampiri Kibao. "Namaku adalah Agil. Kibao-san, jadi maksudmu adalah para Beta tester adalah penyebab 4500 player telah mati?" Katanya menyimpulkan. Kibao hanya mengangguk. "Kau pasti mempunyai buku ini, kan? Buku ini diberikan secara cuma-cuma kepada mu kan?" Katanya lagi mengeluarkan sebuah buku.

"Lalu? Apa hubungannya?" Tanya Kibao tidak paham.

"Buku ini ditulis oleh para Beta tester. Jadi, mereka yang telah mati, itu karena mereka mungkin tidak membaca buku ini" Kata Agil membuat Kibao kehabisan kata-kata.

"Baiklah, muncul kabar mendadak. Buku ini berasal dari para Beta tester. Bahkan kejelasan mengenai boss lantai 1 juga ada" Kata Diavel memulai kembali. "Nama bosnya adalah Illfang, The Kobold Lord. Di awal dia akan menggunakan kapak dan perisai. Setelah HP bar terakhirnya mencapai titik merah, bos akan mengubah pola serangan dan akan menggunakan Talwar" Kata Diavel membaca bukunya.

Kirito hanya terdiam bingung. "Bukan Talwar, tapi Nodachi. Apa aku harus bilang?" Batin Kirito yang kemudian terkagetkan oleh Naofumi yang menepuk bahunya.

"Kau tak apa, Kirito?" Tanya Naofumi khawatir.

"Setahuku, Illfang akan menggunakan Nodachi, bukan Talwar" Jawab Kirito.

"Lalu? Bilang saja. Memangnya kenapa?" Balas Naofumi dengan pertanyaannya.

"Karena, bisa saja berubah. Sama seperti drop item salamander kemaren. Dan juga nama item yang kugunakan" Jelas Kirito. "Namun, yang masih ku bingungkan adalah, apakah Illfang akan menggunakan Nodachi atau Talwar?"

"Untuk sekarang, kita biarkan saja terlebih dahulu" Jawab Naofumi menenangkan Kirito. Mereka pun kembali ke penginapan mereka.

(Skip time)

Keesokan harinya, mereka berjalan ke tempat bos pertama, Illfang The Kobold Lord. Sesampainya mereka disana, Diavel berdiri di depan pintu masuk. Dan memberikan kata-kata penyemangat. "Baiklah, semuanya, kita akan menghadapi bos lantai 1. Kita harus menang"

Begitu pintu dibuka, muncullah sosok yang jelas tidak asing bagi Kirito. Illfang The Kobold Lord pernah Kirito hadapi bersama dengan 3 Kobold Sentinel sendiri.

"Tim A dan C serang. Tim B bertahan!" Perintah Diavel seolah-olah dia memang pemimpin kami."Tim E dan F atasi para Sentinel" Perintahnya lagi. Kirito dan Naofumi langsung menghadapi sentinel nya dan berhasil membunuh satu.

"Haaa!" Teriak Kirito menebas Sentinel kedua. Illfang pun sudah terlihat mencapai titik merah terakhirnya.

"Semua, minggir!" Perintah Diavel yang langsung dituruti oleh semuanya. Dia pun mengeluarkan skill level tinggi.

"Bukankah harusnya kita melawannya bersama?" Pikir Kirito bingung dengan yang dilakukan Diavel.

Illfang pun melempar senjatanya dan mengambil yang berada di belakangnya. Ketika itu pula Kirito menyadarinya, itu memang bukan Talwar tapi itu, "Nodachi. Sial, berarti aku memang benar" Pikir Kirito langsung menebas sentinel terakhir.

"Semua! Awas! Itu bukan Talwar itu-" Sebelum selesai, Illfang sudah bergerak dan menebas Diavel, membuatnya terpental jauh. Kirito pun menghampirinya bersama dengan Naofumi.

"Kenapa kau melakukannya sendiri?" Tanya Kirito mengeluarkan sebuah potion dan hendak menyembuhkannya. Namun, Diavel menolak.

"Kau... Beta tester juga. Kau pasti tau apa yang aku lakukan..." Katanya terengah-engah pada Kirito.

"Kau mengincar last attack bonus. Kau juga beta tester" Kataku dengan penuh ketidak percayaan.

"Lakukanlah, demi semuanya" Diavel pun hancur menjadi poligon. Dia telah tiada. Ketika itu pula aku menyadari, kejamnya dunia ini.

"Aku akan ikut bersama mu" Kata Naofumi yang berdiri di samping Kirito. Kirito hanya mengangguk, mereka pun langsung menghadapi Illfang. Naofumi terus-menerus menangkis serangan Illfang sedangkan Kirito terus menyerang.

"Waktunya menghabisi" Pikir Kirito kemudian menggunakan skill, "Sonic Leapt!" Kirito pun berhasil membunuh Illfang.

"Kalian berhasil" Kata Agil mengucapkan selamat pada Kirito dan Naofumi.

"Kenapa?!" Sebuah suara tiba-tiba memecah momen kemenangan. "Kenapa kau biarkan Diavel mati?! Kau pasti tau itu bukan Talwar. Kau pasti beta tester. Seandainya saja kau beritahu dari awal, Diavel tidak akan mati" Suara Itu berasal dari player bernama Kibao.

"Hoi, kau ini bicara apa, Kibao?! Dialah yang menyelamatkan kita" Kata Agil yang kemudian terjadi keributan.

Ingatan tentang perkataan Diavel muncul dalam pikiran Kirito. "Demi semuanya"

Kirito tiba-tiba tertawa jahat yang kemudian mengagetkan seluruh orang yang ada disana. "Beta tester? Jangan samakan aku dengan mereka. Mereka hanya orang-orang bodoh yang bahkan tak tau cara meningkatkan level. Kalian masih lebih baik dari mereka"

"Apa maksudmu?!" Kata Kibao bingung dan kesal.

"Aku telah bertarung dengan bos-bos dari lantai yang jauh di atas kita. Aku mempunyai informasi yang bahkan Info-broker pun tidak tau" Lanjut Kirito

"Berarti dia, Cheater" Kata salah satu player. "Beta tester dan cheater, berarti dia beater" Kata player lain.

"Ya, boleh juga. Aku adalah beater" Kata Kirito menggunakan item last-attack bonus. "Jangan samakan aku dengan mereka lagi" Ketika Kirito sedang berjalan ke pintu keluar, tiba-tiba sebuah suara menghentikannya.

"Kirito, apa kau lupa tentangku?" Suara itu berasal dari Naofumi. "Jangan lupakan bahwa aku yang telah membantumu"

"Tunggu, pakaian itu, perisai itu, dia adalah si pahlawan Perisai. Jangan-jangan dia-" Kata seorang player yang kata-kata nya terpotong.

"Oh iya aku lupa. Ya, kau benar. Dia adalah the Devil" Kata Kirito masih berpura-pura.

"Begitu ya, kalian telah merencanakan ini" Kata Kibao tambah kesal.

Tanpa menghiraukan mereka lagi, Kirito dan Naofumi langsung pergi ke kota terdekat dan mengaktifkan teleporter.

3 bulan setelah penyelesaian lantai 1, para player makin serius menanggapi permainan ini. Sekarang, Aincrad sudah mencapai lantai 10.

"Kirito, aku ingin bertanya" Kata Naofumi menghampiri Kirito.

"Ada apa?" Balas Kirito singkat.

"Bagaimana kita nanti bisa mengetahui monster yang mana di lantai mana?" Tanya Naofumi pada Kirito.

"Ketika kita akan memasuki ruangan bos di Melromarc, aku melihat angka yang sepertinya adalah tempatnya di Aincrad" Jawab Kirito menjelaskan.

"Bagaimana kau tau itu benar?" Tanya Naofumi lagi.

"Kita akan memastikannya di sekitar lantai 10,11 dan 12" Jawab Kirito. Mereka pun sedang bersantai menikmati hari itu.