Chapter 1

Disclaimer:Semua karakter yang ada di cerita ini bukan milik saya.

Setelah bertempur dan menang lalu mati melawan Uchiha Madara selama 100 Tahun lamanya, kini Naruto Uzumaki terbangun 5000 tahun setelahnya.

Naruto : After 5000 years

Pair :Naruto x …?

Genre :Fantasy, Adventure, Action.

Warning :Typo, OCNaru, Alur berantakan.

Rate : M

" Halo " Berbicara

' Halo ' Batin


4 Tahun kemudian

Tidak terasa waktu berlalu begitu cepatnya tanpa aku sadari, sudah 4 Tahun aku bereinkarnasi ke dunia ini dan kurang lebih 5000 tahun aku terjebak di kegelapan itu, serta datangnya sebuah cahaya misterius yang entah kenapa menyelamatkan ku dari kekosongan itu. Hampir setiap hari aku selalu berpikir, apa alasannya 'dia' menyelamatkan ku. Tapi kalau memang ini adalah kesempatan ke dua bagiku, maka aku akan menikmatinya dan melakukan apa pun yang aku mau.

Sekedar informasi, di dunia ini seluruh makhluk memiliki energi yang bernama 'Mana' ,jika diriku bandingkan dengan Chakra, maka perbedaan nya lumayan jauh. Namun entah kenapa ke dua hal tersebut memiliki sebuah kesamaan yang cukup signifikan, Aku berani bertaruh bahwa Chakra lebih kuat daripada 'Mana', Chakra hanya perlu sebuah handseal untuk mengeluarkan Jurus ,tanpa harus Mengucapkan Mantra yang nyatanya lebih rumit bagiku. Namun entah kenapa aku tidak mempunyai energi Mana yang seharusnya hal pasti didunia ini, karena yang aku punya adalah energi yang dulu aku miliki yaitu Chakra,dan itu adalah kasus yang belum pernah terjadi sebelum nya dalam sejarah, hal ini masih aku rahasiakan dari khalayak umum bahkan orang tuaku pun tidak mengetahui nya.

Ohhh iyah... Namaku sudah berganti menjadi Maelstrom Croants Putra pertama dari orang tuaku, tapi tetap saja itu adalah nama lain dari Naruto, cuman bedanya sekarang diriku memakai Marga dari Ayahku yang menjadi seorang Raja kerajaan Croants, dengan kata lain aku adalah calon Putra Mahkota dari kerajaan ini. Tapi aku tidak tertarik dalam mengambil takhta tersebut, jika aku mengambil hal tersebut, maka kebebasan yang aku inginkan tidak akan terwujud. Karena itulah aku memiliki sebuah rencana untuk mundur dari bagian pengambilan tahkta, dan membiarkan adik-adik ku yang lain yang akan mengambilnya lewat jalur-jalur politik yang begitu memuakan bagiku.

Sungguh, aku begitu membenci politik.

Selama beberapa tahun ini ,aku selalu mengasah kembali kemampuan ku secara sembunyi-sembunyi hingga dapat melebihi kemampuan ku dahulu, jika diukur dalam peringkat Shinobi, tingkatan ku yang sekarang berada di High-Genin, cukup mengesankan tetapi aku belum puas akan hasil yang aku peroleh sekarang ini. Untuk persiapan di beberapa tahun mendatang, secepatnya aku harus kuat, setidaknya cukup kuat untuk bertahan hidup dan menjaga diri sendiri.

Kaki kecil ku dengan pelan menyusuri lorong istana yang begitu megahnya, beberapa kali aku mendapatkan bungkukan hormat dari para pelayan yang aku temui di sepanjang jalan. Aku berjalan sendiri tanpa di temani oleh satupun pelayan yang berada di samping ku, walaupun ibuku memaksa agar aku di temani oleh salah satu pelayan, aku selalu menolaknya dengan dalih hanya jalan-jalan biasa disekitar istana.

Kerajaan Croants berada di tengah benua Fluel, di mana berbagai Ras yang dulunya aku anggap hanya sebagai mitos belaka kini berada. Saat pertama kalinya aku tahu hal tersebut pun, tidak sedikit pun adanya rasa kaget dalam diriku... Mungkin karena emosi ku hampir membeku didalam kegelapan itu.

Untuk penampilan ku, aku memiliki perawakan tubuh yang lebih berkembang dari anak seumuran ku, bahkan orang tuaku pun kaget saat mengetahui bahwa pertumbuhan ku lebih cepat. Rambut ku memiliki warna pirang keemasan yang halus namun terkesan acak-acakan, ditambah memiliki warna kulit cerah seperti mutiara dengan wajah yang begitu tampan...

Apa?! gak suka?!


Normal P. O. V

[P. S... Disini saya hanya akan menyebutnya Naruto bukan Mael lee.. ralat, maksudnya Maelstrom kecuali jika orang lain yang bilang]

Dengan kedua tangan disaku, Naruto terus berjalan santai menelusuri lorong istana yang begitu luas, sambil melirik sisi kanan dan kiri untuk melihat apa ada hal yang membuatnya tidak bosan.

Tak berselang lama Naruto kini berada di halaman pelatihan istana, dimana disana terdapat banyak sekali prajurit yang sedang berkumpul sambil mengasah setiap kemampuan mereka. Para prajurit dibagi dalam masing-masing keahlian nya, ada yang dikhususkan dalam pertarungan tangan kosong atau Kombat, Mage atau Penyihir, Menggunakan senjata atau Warrior/Weapon Master, Dan terakhir sebagai... errr Tumbal mungkin atau disebut Tanker.

Teriakan-teriakan Prajurit yang menggema dengan semangat diseluruh halaman, membuat mereka bisa menambah semangat dalam berlatih.Kapten pelatih dengan semangat nya memberikan arahan pada semua prajurit.

''KALIAN ADALAH PRAJURIT KEBANGGAAN KERAJAAN CROANTS!!! JANGAN MEMBUAT MALU SANG RAJA DENGAN MENUNJUKAN KELEMAHAN KALIAN!!! PAHAM SIAHHH!!!.''

''KAMI PAHAMMM!!!!.''

''UWOOOHHHHHHH!!! DEMI SANG RAJAAAA!!!!. ''

Naruto hanya diam melihat begitu bersemangat nya mereka, sedikit ingatan mulai melintas didalam benaknya, tentang perjuangan nya bersama teman-temannya dalam berperang untuk mengalahkan Si Uchiha bangkotan itu.

''Ōji Heika.''

Naruto mengalihkan perhatiannya pada seorang lelaki kekar dihadapannya itu.

''Ahh.. yah paman?.''

''Apa Ōji Heika sedang melihat-lihat Istana lagi?.''

Paman itu bertanya dengan nada yang begitu menghormati Naruto, karena baginya hal ini begitu membuat nya bangga memperlihatkan kegagahan pasukan nya pada Pangeran Mahkota dihadapannya ini. Bukan hal umum lagi bagi orang-orang di Istana mengetahui bahwa Pangeran Mahkota mereka ini selalu begitu tenang dan dewasa,meski di umurnya yang masih begitu belia, bahkan saat lahirpun dia tidak menangis dan malah memandang orang tuanya dengan heran, seperti kebingungan dengan apa yang tengah terjadi padanya.

''Begitu lah, namun saat melihat mereka yang begitu bersemangat nya untuk bisa berguna bagi kerajaan ini... ''

Naruto dan Kapten pelatih tersebut menatap para prajurit ,yang masih begitu bersemangat dalam berlatih walaupun di bawah Panas teriknya Matahari yang menggatung diatas sana.

''... Selalu membuat ku mengingat betapa berharganya mereka bagi kami, bukan sebagai alat namun sebagai sesama manusia.''

Perkataan dari Naruto sukses membuat Lelaki yang kini berdiri disampingnya terharu, karena inilah mereka sangat menyukai dan siap berkorban demi kerajaan ini. Sang Raja yang begitu ramah tamah serta bijaksana bagi rakyatnya, dan Pangeran Mahkota yang begitu tenang dan selalu menghargai setiap usaha orang-orang disekitarnya, membuat mereka dengan sukarela menjadi Pasukan untuk melindungi kerajaan ini dengan taruhan nyawa.

''Kami tidak pantas menerima pujian dari Anda Ōji ,itu terlalu berlebihan.''

''Kami hanya memberikan kalian perintah, dan kalianlah yang merasakan dan menanggung resikonya,maka...''

Naruto mulai membalikan tubuhnya dan berjalan pelan untuk pergi dari tempat pelatihan, Sang Kapten menatap punggung Naruto yang mulai menjauh sambil mendengar kelanjutan ucapannya itu.

''...Kalian pantas disebut sebagai...

.

.

...Pahlawan daripada kami.''

Tubuh sang Kapten membeku terdiam saat mendengar lanjutan dari ucapan Pangeran nya, setitik air mata nampak disana. Tubuhnya mulai membungkuk 90 kearah Naruto yang kian menjauh.

''Kami tidak pantas menerima Titel itu, tapi jika Ōji menganggap kami seperti itu, maka dengan rasa senang dan rasa bangga kami akan menerima nya, Arigatō Ōji!!!.''

Tubuhnya mulai dia angkat kembali sembari tersenyum senang, tubuhnya mulai panas akan semangat yang kini membara tak terkendali.

''KITA AKAN BERLATIH 2X.. TIDAK 8X DARI BIASANYA!!!!.''

''EEEEEEEEEHHHHHHHHHHH!!!!!!!...''

Mungkin Terlalu membara.


Setelah meninggalkan tempat pelatihan, kini Naruto berada diluar Istana tanpa adanya prajurit atau pelayan yang menemaninya,hal ini sering dilakukan oleh Naruto karena dia ingin bebas kemanapun dia mau, Naruto keluar Istana dengan cara melompat-lompat lewat tembok istana setinggi 15 meter. Untuk mengelabui para penjaga, Naruto selalu menyembunyikan hawa kehadiran nya, walalupun begitu tetap saja akan ketahuan jika yang menjaga gerbangnya adalah Prajurit Terlatih atau Veteran.

tap!.

Pendaratanya mulus tanpa menimbulkan suara walaupun melompat dari ketinggian yang tinggi, inilah kemampuan dasar seorang Shinobi,untuk sebisa mungkin menyembunyikan tanda-tanda akan kedatangan nya.

Kini dihadapan Naruto sudah terpampang sebuah Hutan yang terawat di bagian belakang istana, rencana Naruto datang kesini ialah untuk jalan-jalan menuju ibukota kerajaan untuk pertama kalinya , tidak perlu khawatir jika ada yang mencari nya, karena dia sudah menyimpan sebuah Bunshin di Istana.

Naruto mulai melompat dari pohon satu ke pohon lainnya, sebagaimana seorang Shinobi lakukan yang nyatanya masih melekat erat dalam Jiwanya.

Dengan lincah Naruto melompat kesana kemari tanpa ada kesusahan yang berarti.

Beberapa menit kemudian Naruto mulai menapakan kakinya ke tanah, saat tujuan yang akan di tuju sudah berada tidak jauh di depan matanya. Kini dihadapan Naruto telah terpampang sebuah kota yang begitu megah dan indah, dengan berbagai macam kegiatan orang-orang yang terjadi disana.

Naruto mulai melangkahkan kakinya santai, pakaian pun telah dia ganti menjadi pakaian yang sesuai dengan penduduk kota, agar tidak mengundang masalah yang akan membuat nya kerepotan.

Setelah sampai di pusat ibukota, Naruto mulai berjalan-jalan sambil melihat-lihat sekitar, dia melihat setiap orang yang begitu sibuk akan kegiatan nya masing-masing tanpa memperdulikan keadaan disekitarnya. Hingga Naruto dapat melihat seorang anak perempuan berusia 6 tahun nan dengan pakain lusuhnya sedang mencuri sebuah roti di pojok kirinya dengan hati-hati. Setelah mendapatkan beberapa potong roti tersebut, dia langsung berlari kencang menuju sebuah gang.

''Sudah pasti akan ada hal semacam ini, jadi apa yang akan bocah itu lakukan setelah nya, seperti nya akan ada kejadian yang menarik.''

Senyumam... tidak, lebih tepatnya sebuah seringaian tipis tercipta di bibir Naruto.


Kakinya berlari dengan kencang di gang sempit menjauh dari pusat ibukota, dalam dekapannya kini terdapat 2 potong roti yang dia dapatkan hasil mencuri saat di ibukota tadi. Perbuatannya memang lah salah, tapi apa boleh buat, kondisinya dan satu adik perempuan nya sedang sangat kesusahan, perempuan berambut pink sebahu dengan warna mata hijau pudar itu selalu ditanya oleh adiknya darimana dia mendapatkan makanan tersebut ,dan selalu dijawab bahwa dia mendapatkan nya dari pemberian orang lain atau dengan upah pekerjaan.

Setelah keluar dari gang, Dia harus sedikit menempuh perjalanan yang tidak terlalu jauh dari ibukota kerajaan. Kaki lelahnya tidak dia pedulikan, agar dia bisa dengan cepat sampai kegubuk bobrok dimana dia dan adiknya tinggal. Namun langkah nya terhenti dengan mata membola dan bergetar ketakutan, saat melihat dihadapannya terdapat Seekor Serigala besar dengan taring tajam yang kini tengah menggeram padanya.

Padahal dia hampir sampai menuju rumahnya, tapi malah ada kejadian tidak terduga semacam ini. Sialnya lagi, dia bahkan tidak memiliki ilmu beladiri apapun, bahkan untuk melawan Monster tingkat rendah semacam ini. Rasa putus asa kini mulai tumbuh di hatinya, dan berharap bahwa dia masih bisa selamat walaupun dengan bagian tubuh yang tidak utuh,agar setidaknya bisa memberikan roti ini pada adiknya.

''Woww... Apa yang aku temukan disini?!.''

Serigala dan Perempuan itu mengalihkan perhatiannya saat mendengar ada orang yang berbicara, diatas pohon yang lumayan tinggi itu, terdapat anak lelaki yang usianya mungkin 4 tahun nan itu sedang menatap si Serigala dengan seringaian kecil dengan sedikit aura kengerian yang terbentuk di sekitar tubuhnya.

''Bisa kau tinggalkan bocah ini untuk ku... Anjing imut.''

T. B. C.

Semoga saja cerita ini bagus dan para Reader menyukainya.

silahkan berikan tanggapan dan saran kalian para reader sekalian.

Jaa Nee~...