"H-hoy Deku! Kamu lagi birahi ya?"
Baik Katsuki maupun Shoto sama-sama terdiam melihat tingkah laku Izuku yang makin menjadi. Bukannya apa, hanya saja itu tidak baik bagi mental junior mereka yang suka horny. Apalagi melihat bokong menungging Izuku yang celananya sedikit turun karena keberadaan sang ekor.
Duh, rasanya nyut-nyutan.
"Midoriya jangan gitu," Shoto pun berujar lembut sembari mengangkat tubuh Deku yang tadi asik mengelus kaki mereka. Memeluk Deku ala koala lalu berkata, "Kamu bukan kucing, kamu kelinci."
Agaknya Katsuki tetap merasa tidak terima dengan penuturan Shoto barusan. "Dia bukan kelinci bodoh, dia Deku!"
"Tapi dia lagi jadi kelinci!"
"Tapi dia tetap Deku, sialan!"
"Ya udah kelinci Midoriya!"
Perdebatan kecil pun kembali terjadi. Memang sebenarnya Katsuki dan Shoto adalah 2 makhluk yang sulit untuk disatukan. Yang satu tukang ngamuk, yang satu gak mau kalah. Yang satu gas LPG, yang satu dispenser.
Biasanya di saat-saat seperti ini, Izuku lah yang menjadi penengah di antara mereka. Namun apa mau dikata, bila dirinya saja sedang menjelma jadi manusia jadi-jadian. Alhasil anak itu hanya bisa menonton dalam diam sambil menempelkan pipinya pada dada bidang Shoto.
"Berisik, dispenser! Mending kamu pergi belikan bahan-bahan, dapurmu kayak dapur anak laki aja gak ada isinya!"
"Ya emang anak laki!" Memilih untuk mengalah, remaja berambut dwi warna itu pun menyerahkan Deku kepada Katsuki. "Kalo gitu kamu yang jagain Midoriya. Nih, tapi jangan dikasarin!"
"Bacot, udah sana pergi!"
Jujur saja, Shoto sedikit ragu ketika harus menyerahkan Izuku pada gendongan Katsuki. Hari-hari biasa saja Izuku sudah sering kali kena pukul sama dia. Yaa... walaupun dia tahu kalau Katsuki itu suka tsundere di dekat Izuku, tapi tetap saja, gengsinya menembus lapisan bumi.
Setelah kepergian Shoto, Katsuki pun menunduk untuk menatap Izuku yang kini tengah menyembunyikan wajah pada dadanya. Anak itu tidak berani menatap wajah iblis Katsuki.
"Cih, badanmu kayak anak gadis aja, Deku!" Ia berkata sambil mendudukkan Izuku di atas meja. Mana bisa Katsuki masak jika harus sambil menggendong manusia kelinci itu.
Izuku hanya diam. Menonton Katsuki yang tengah memotong sayur-sayuran, tidak berani bersuara karena tahu Katsuki akan meledak kapan saja.
"Kelinci harusnya suka wortel, kan? Nah, makan," perintah Katsuki. Ia menyodorkan sebuah potongan wortel yang telah direbus ke hadapan Izuku.
Awalnya anak itu diam, memperhatikan wortel yang diapit oleh ibu jari dan telunjuk si pirang. Lalu mulutnya terbuka, membuat Katsuki mendadak kena serangan jantung. Ya gimana gak kaget kalau ternyata kedua jari Katsuki ikutan masuk ke dalam mulut?
Mungkin Katsuki kebanyakan menghina Shoto juga sehingga ia kini merasakan aura panas dingin berlebih. Belum lagi saat lidah mungil si hijau terasa melilit jari-jari panjangnya. Uhh, Katsuki tidak kuat.
"H-Hoy Deku!" Tarik napas, keluarkan. "Kau kelinci nakal!" Katanya sih begitu, tapi malah membiarkan Izuku menghisap habis kedua jarinya. Bahkan ketika dua benda itu telah keluar dari mulut si kelinci, Katsuki justru menjilati bekas air liur yang tertinggal di sana.
Cup.
Manik hijau Izuku berkedip tiga kali. Agak kaget karena Katsuki tiba-tiba saja mengecup bibirnya. Berhubung Izuku kini sedang dalam mode manusia setengah kelinci, jadi ia tidak begitu memahami apa yang telah si pirang itu lakukan terhadap bibir perawannya. Ah, perjaka maksudnya.
"Sebut namaku."
Izuku memiringkan kepalanya.
"Sebut namaku, Deku!"
Makin tidak paham. Duh, ingin rasanya menggeplak kepala si hijau tapi tidak tega. Padahal biasanya Katsuki belum pernah begini.
"Sebut Kacchan!"
"A-Acchan?"
Damn. Katsuki menyeringai senang meski dalam hati dag-dig-dug tak menentu. Ini kah yang selalu dirasakan Mineta setiap kali kerdil mesum itu melihat dada wanita? Katsuki mengerti, meski objek mereka berbeda jauh.
"Good bunny."
"Hoy kepala es serut, ngapain beli baju cewek gini? Kamu banci?!"
Imajiner merah mendadak muncul pada dahi Shoto. Ini orang mulutnya lemes banget minta dislepet, batin si Todoroki junior. Lagi pula, apa-apaan panggilan kepala es serut tadi?
"Bukan, bego. Aku beli ini buat Midoriya. Kayaknya lucu kalo dia pake gini, cocok juga buat telinga sama ekornya."
Katsuki mengernyitkan alis. Menatap lama satu set pakaian yang baru dibeli oleh Shoto sambil berpikir. Mungkin... idenya kali ini tidak begitu buruk, Katsuki rasa. Tapi tentu saja, ia mana mau bicara terang-terangan di hadapan sang rival.
"Emangnya Deku bisa ganti baju sendiri?"
Pertanyaan barusan membuat kedua remaja berbeda watak tersebut saling terdiam. Hening melanda untuk beberapa saat, hingga pada akhirnya mereka kembali angkat bicara.
"Aku yang gantiin!"
"Aku yang gantiin."
Oh, tak disangka-sangka bahwa kalimat barusan keluar secara serentak. Mengakibatkan Katsuki dan Shoto saling menatap sinis satu sama lain. Bahkan tampaknya Katsuki sudah ingin memulai perang dunia ketiga.
"Apa maksudmu hah, manusia termos?! Sudah jelas aku yang bakal gantikan baju Deku!"
"Apa-apaan, udah jelas aku yang beli bajunya kan?!"
"AKU YANG KENAL LEBIH LAMA!!"
"Aku yang paling dekat!"
"AKU YANG PALING KUAT!!"
"Aku yang paling ganteng!!"
"AKU JUGA GANTENG YA, SIALAN!" Katsuki menghebuskan napas kasar. Anak ini benar-benar menyebalkan, rasa ingin diledaki saja, pikirnya.
Namun, apakah dengan diam sementaranya Katsuki membuat kedua remaja jangkung tersebut berhenti? Oh tentu tidak, pemirsa.
"Kamu tahu, aku sudah mendapati ciuman pertama Deku tadi!" Si pirang menyeringai senang, merasa akan menang kali ini.
Tapi ternyata ekspresi Shoto sangat di luar dugaan. "Oh ya? Aku sudah pernah menciumnya saat Izuku sakit dua minggu yang lalu."
Urat di dahi Katsuki mulai berkedut. Sialan, jadi dia telah menodai bibir suci Deku-nya selama ini?! Bakugo Katsuki tidak terima.
Tidak tahu saja mereka bahwa sebenarnya ciuman pertama Izuku sudah direbut duluan oleh Shinsou Hitoshi——si anak dari kelas sebelah——seusai pertandingan Izuku melawan Hitoshi waktu itu.
Percikan api di kedua tangan Katsuki pun mulai keluar. Begitu pula dengan Todoroki Shoto yang telah mengeluarkan hawa dingin.
"Brengsek——"
"Acchan! Choto!"
Huh? Katsuki dan Shoto lagi-lagi terdiam untuk ke sekian kalinya. Menunduk, mereka mendapati Izuku yang (sekali lagi) mengelus pipinya pada kaki Katsuki dan menggesekkan bokongnya pada kaki Shoto.
Sudah dua kali terjadi pada hari ini, dimana kejantanan mereka mendadak tegang hanya karena melihat Izuku yang sedang menggoda manja di bawah sana.
"Midoriya?! Udah aku bilang jangan kayak gitu lagi, kan?"
"Kamu ini bener-bener lagi birahi, ya, Deku?!"
Shoto mendelik. "Midoriya itu jantan."
"HAAH?! Emangnya jantan gak bisa birahi?! Lagi pula, Deku itu jantan berjiwa betina!"
"Iya juga sih."
Iris heterochromia itu kembali menunduk. Mengangkat tubuh Izuku dan menggendongnya naik. "Aku benci bilang ini, tapi ayo berbagi. Kita gantikan berdua."
Katsuki mendecih. "Aku paling gak suka yang namanya berbagi, tapi ya sudahlah." Benar, Bakugo Katsuki adalah orang yang posesif. Ia tidak suka berbagi, namun jika hal itu bisa membuatnya mendapati Izuku tanpa banyak resiko, maka biarlah. Kali ini ia berusaha menekan ego sekuat mungkin.
Pun, Todoroki Shoto juga bukan tipe yang senang berbagi. Selama ini ia selalu mendapatkan apa yang ia mau. Meski begitu, Shoto selalu berpikir logis. Jika berkelahi dengan Katsuki pasti akan menyebabkan banyak bencana dan kekacauan. Bahkan bisa saja mereka tanpa sadar malah melukai Izuku. Jadi ini adalah jalan terbaik yang bisa ia lakukan, meski rasanya sangat berat.
Shoto membawa Izuku ke kamar. Mendudukkannya di atas ranjang lalu Katsuki mengambil pakaian yang tadi dibeli oleh si merah-putih.
"Kenapa gak sekalian beli bikini aja? Tanggung banget ini."
"Maunya sih gitu, tapi itu aja udah dilihatin sama mbak-mbak kasirnya, apalagi bikini."
Katsuki berdecak, tapi tetap mengambilnya. Jujur saja, ia tampak ragu saat hendak menarik celana si hijau. Bukan ragu sih, lebih ke takut kelepasan saja. Sama halnya dengan Shoto yang badannya udah panas-dingin kini tambah panas-dingin lagi. Anak itu mendadak tremor saat mau membuka kaos Izuku.
"Bakugo, jangan kelepasan."
"Bicaralah pada dirimu sendiri, sialan!"
Perlahan namun pasti, rintangan terbesar yang pernah dilakukan oleh 2 remaja terkuat di UA itu pun pada akhirnya berhasil. Izuku telah berganti pakaian dan kini jadi tampak sangat menggemaskan. Uhh, mau mimisan saja rasanya.
(ps: untuk penggambarannya bisa dilihat di cover)
"Acchan Choto!" Izuku berujar girang. Sepertinya dia suka dengan baju ini.
"Post ke snapgram aman gak ya?" Shoto meracau sambil terus memotret. Oh, jangan lupakan sebelah tangannya yang sedang menutup hidung.
"Jangan aneh-aneh, anak om janggut api! Deku bukan tontonan!"
"Benar juga. Lagi pula kita bisa ketahuan Aizawa-sensei."
Di tengah momen uwu antara Katsuki-Izuku-Shoto, tiba-tiba saja terdengar suara bising yang berasal dari handphone sang Todoroki muda.
Ini teh kantong bundar sari murni
Yang rasanya enak sekali
Semua suka aromanya nikmat
Bikin kita jadi semangat!
Katsuki mengernyit jijik. "Kayak gak ada ringtone lain aja."
"Ya maaf, handphone-ku habis dibajak Kak Touya kemarin."
Shoto pun menekan tombol hijau yang tertera di layar. Namun tiba-tiba saja panggilan tersebut mati sendiri. "Tumben Yaoyorozu gak ada pulsa."
Memilih mengabaikan, Shoto kini beralih untuk mengecek aplikasi WhatsApp yang ternyata sudah banyak pesan masuk. Urutan teratas diisi oleh grup 'Denki Ganteng Fix No Kecot!' membuat dahinya berkerut. Sejak kapan nama grup kelas mereka jadi menjijikkan begini?
Lalu ada juga pesan masuk dari Iida, Uraraka, Yaoyorozu, serta kontak bernama 'Bukan Bapakku'. Dari semua pesan tersebut, Shoto memilih untuk melihat pesan si gadis yang konon katanya merupakan saudara kandung Sisca Kohl. Alasannya simpel, anak itu tadi menelponnya meski hanya sebatas missed call.
Beberapa saat setelah membaca, kedua iris berbeda warna miliknya sontak terbelalak. Persetan dengan OOC, mulutnya kini sudah mangap-mangap bak Mineta kalau lihat Midnight-sensei.
"Hoy, kamu kenapa hah?! Lihat bokep ya?!" Nah kan, Katsuki jadi suudzon. Padahal diam-diam dia ikutan panik juga ngelihat ekspresi Shoto.
"Gawat."
"Gawat apa?"
Todoroki Shoto menatap dalam manik semerah batu rubi milik Bakugo Katsuki. Seolah sedang mentransfer rasa panik pada si pirang.
"Malam ini bakal ada kunjungan All Might dan Hawks. Jadi Aizawa-sensei minta kita semua untuk kumpul sekarang."
.
.
.
TBC
Hai hai, buat yang pengen baca fanfic-ku yang lain (ada deku fanfic, Itadori yuuji, harry potter) bisa mampir ke wattpad ku ya akunnya @binidanielradcliffe (。•̀ᴗ-)Bcs di sana lebih lengkap(︶)
