Present By GoodMornaing
THE HOSTESS
Part II
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
Baekhyun berjalan lunglai melewati lorong berlantai karpet mahal dari lantai 2 tempat Bar di gedung miliknya ini, sambil menenteng skateboard miliknya, Baekhyun berhenti di depan lift lalu menekan tombol untuk ke atas.
Dengan mata lelah Baekhyun menatap jam di pergelangan tangannya. Telah jam 3 pagi, sebentar lagi Club dan Bar miliknya tutup. Dan dirinya telah bekerja dengan sangat keras hari ini.
Ding.
Pintu besi lift terbuka. Dan sepasang mata melengkung milik Baekhyun langsung bertemu dengan sepasang mata lebar bulat milik Chanyeol yang ternyata telah lebih dulu berada didalam lift.
Chanyeol tersenyum manis kepada pria yang selalu dipanggilnya Bos Kecil itu.
Dengan langkah lunglai Baekhyun memasuki kotak besi yang akan mengantarkannya ke lantai 4, lantai paling atas dari Bar dan Klub miliknya ini.
Singkatnya, HappinessDelight terdiri dari 4 lantai, dan satu ruang bawah tanah. Dengan berurutan; Lantai pribadi Baekhyun, Club malam, Bar, Hotel untuk costumer, dan terakhir lantai teratas atau bisa dibilang lantai 4 adalah lantai yang menjadi tempat para karyawan menganti kostum, bermakeup, ataupun menginap dan beristirahat. Untuk saat ini lantai teratas-lah tujuan Baekhyun.
Baekhyun menilai penampilan Chanyeol, dan ditilik oleh matanya akan bagaimana makeup di wajah Chanyeol yang telah luntur sebab berkeringat sehabis manggung itu mengasumsikan tujuannya sama seperti Baekhyun. Tempat istirahat.
Keduanya sekarang berdiam sunyi menikmati lift yang menuju ke atas.
"Apa konsepmu malam ini?" Tanya Chanyeol melihat penampilan Baekhyun yang memakai T-Shirt Oversize berwarna madu, dengan celana olahraga menutupi seluruh pahanya berwarna hitam, lalu kaus kaki sepanjang setengah betis dengan warna hitam berdua garis putih horizontal, dan sepatu kets putih hitam. Dan jangan lupakan topi abu- abu yang dipakai terbalik itu dan skateboard dengan gambar abstak dilengannya.
"Konsep melelahkan. Si jenius yang suka membuat onar. Namun tak akan pernah masuk kantor polisi sebab orang tuanya sekaya Sultan Arab. Mimpi buruk untuk seluruh karyawan perusahaan orang tuanya setiap dirinya berkunjung. Ps : Dirinya hanyalah anak yang kurang kasih sayang dan mencari perhatian sebab orang tuanya sibuk mencari uang." Jawab Baekhyun sambil menyandarkan diri pada dinding lift dibelakangnya, dirinya terlampau lelah.
Chanyeol tersenyum mendengar itu.
"Aku dapat membayangkan bagaimana kesalnya anak- anak lain dan peserta audisi hari ini menanggapi seluruh kelakuan menyebalkanmu sesuai konsepmu itu." Komentar Chanyeol dengan suara geli.
Baekhyun mengangguk membenarkan.
"Aku sudah berkomentar pedas kepada lebih dari 600 orang. Cukup menyenangkan, tapi sayangnya menjadi pembuat onar sungguh memakan banyak tenaga." Ujar Baekhyun dengan suara lemah.
Ding.
Keduanya telah sampai dilantai paling atas. Dan Baekhyun yang lebih dulu melangkah keluar, Chanyeol mengamati dari belakang bagaimana terseoknya langkah kaki Baekhyun.
Kemudian keduanya berdiri diam di depan lift lantai 4.
"Chanyeolku.." Panggil Baekhyun pelan.
Mendengar itu membuat Chanyeol menggigit pipi bagian dalamnya. Berusaha untuk tak tersenyum lebar. Terlampau senang dengan panggilan itu.
Lalu Baekhyun memutar badannya untuk menghadap Chanyeol yang berdiri dibelakangnya. Membuat keduanya berhadapan.
Baekhyun mendongak untuk membuat wajahnya berhadapan dengan Chanyeol. Dan Chanyeol menunduk untuk menatap Bos kecilnya.
"Park Chanyeol." Panggilnya lagi dengan suara lemah.
Chanyeol tersenyum menatap pria mungil 30 tahun yang malam ini tampak bak seorang anak Sekolah Menengah Atas sebab dandanannya yang sangat mendukung wajah baby facenya itu.
"Yup, satu- satunya dan milikmu. Ada apa Tuan Muda?" Gumam Chanyeol menjawab Baekhyun yang memanggil namanya.
Jawaban Chanyeol sungguh memuaskan. Membuat kekehan kekanakan keluar dari bibir pria yang hari ini memakai konsep The Little Troublemaker itu.
"Gendong."
Kedua alis Chanyeol kompak naik keatas.
Satu kata itu Baekhyun ucapkan dengan suara lemah dan lelah. Namun sarat akan perintah seolah dirinya sungguh seorang anak manja dari keluarga konglomerat kepada salah satu pelayannya.
Kekehan langsung tercipta dari bibir Chanyeol.
"Baiklah Tuan Muda." Jawab Chanyeol kemudian, lalu mendekati sang Tuan Muda.
Dengan mata setengah tertutup, kedua lengan Baekhyun memeluk leher Chanyeol yang telah menunduk untuk meraihnya. Dan Baekhyun merasakan badannya langsung terangkat keatas setelah Chanyeol mengangkatnya dengan cara menaikan pantat Baekhyun ke perut pemuda tinggi itu. Kaki Baekhyun menjuntai lelah di kiri dan kanan badan Chanyeol.
Bam!
Suara keras yang diciptakan oleh Skateboard milik Baekhyun yang semula berada ditangan kanan sang Tuan Muda jatuh ke lantai.
Dan seakan telah membaca pikiran satu sama lain. Keduanya kompak tak mempedulikan benda tersebut. Chanyeol justru mulai berjalan ke kamar yang biasa Baekhyun gunakan untuk istirahat, sedangkan Baekhyun mengeratkan pelukannya pada leher Chanyeol, menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher si pria tinggi.
"Kau bau keringat." Gumam Baekhyun yang sangat terasa jelas ditelinga Chanyeol.
"Maafkan saya Tuan Muda. Saya manggung hampir selama 5 jam." Chanyeol memberikan alasan.
"Aku maafkan hari ini karena aku terlalu lelah untuk menghukummu. Namun lain kali tak akan kumaafkan, Ayahku akan memotong gajimu." Chanyeol terkekeh pelan mendengar bagaimana Baekhyun yang masih saja memerankan konsepnya meski sudah lelah setengah mati.
"Tak biasanya Tuan Muda selelah ini." Komentar Chanyeol.
"Aku mengaudisi 700 pria dan wanita untuk menjadi Hostess baru kita. Diantara 700 orang itu aku akan meloloskan 20 orang saja. Dan audisi itu baru selesai setelah 20 jam. Rasanya aku akan mati. Pekerjaan melelahkan sialan, harusnya aku menerima lamaran salah saru pelanggan VIP saja, menjadi suami seorang konglomerat, aku tak perlu bekerja dan yang aku lakukan hanya perlu duduk manis, menjadi cantik, pura- pura dungu tak tahu suamiku sedang berselingkuh, lalu menghamburkan uang dan minum Wine sepanjang malam untuk mengisi hati yang kosong. Atau mungkin aku pergi ke pulau tak berpenghuni saja, menikmati hidup primitif tanpa uang dan kapitalisme." Baekhyun terus mengeluarkan semua keluhan tentang pekerjaannya dengan mata tertutup dan suara mengantuk.
Chanyeol mendengarkan semua keluhan Baekhyun dalam diam. Membawa pria mungil itu masuk ke dalam salah satu kamar lantai 4, bernomor 1004. Lalu menidurkan Baekhyun dengan perlahan diatas ranjang empuk dalam kamar tersebut. Melepaskan topi, sepatu, dan kaus kaki Baekhyun. Membuka laci- laci meja rias dikamar tersebut dan menemukan pembersih makeup didalamnya. Dan dengan perlahan membersihkan makeup dari wajah Baekhyun menggunakan kapas.
"Senangnya... aku punya Chanyeol." Gumam Baekhyun dengan bisikan pelan, lalu akhirnya tidur menjemput sang Bos Kecil tersebut. Menutup konsepnya yang menjadi seorang Tuan Muda Manja hari ini.
Chanyeol menatap wajah angelic dari pemilik Club dan Bar tempat dirinya bekerja itu dengan wajah tak terbaca.
"Ya.. Aku juga senang bisa dimiliki olehmu." Jawab pria Park itu dengan suara serak. Sebelum akhirnya memberikan kecupan selamat malam pada ubun- ubu si Bos Kecil.
.
.
.
Bekerja di dunia malam membuat Baekhyun memiliki kebiasaan tidur yang terbalik, dirinya akan segar saat malam dan mengantuk dan tidur saat siang hari. Dan satu lagi kebiasaan yang didapatkan olehnya sejak berkecimpung pada dunia hiburan dan alkohol ini adalah, tak terkejut lagi saat terbangun dengan orang asing di ranjang yang sama denganmu.
Meski tak sering, hampir tak pernah malah. Bukan berarti Baekhyun tak pernah mengalaminya. One Night Stand yang sayangnya terlupakan sebab terlalu mabuk.
Baekhyun dengan refleks memeriksa tubuhnya. Dan sedetik kemudian menampilkan ekspresi takjub menyaksikan dirinya yang masih berpakaian lengkap. Lalu wajahnya menunduk ke bawah, melihat sebuah lengan yang terasa kokoh dan kekar melingkari pinggang miliknya. Dan dengan merasakan napas teratur yang berhembus di ujung kepalanya, Baekhyun tahu bahwa pria yang tengah memeluknya dari belakang-semalaman- ini masih tertidur.
Dengan perlahan Baekhyun membalikkan tubuhnya, dan pemandangan dada telanjang seseorang adalah yang pertama dirinya lihat. Kemudian pria mungil itu mendongak, dan wajah tampan Chanyeol yang sedang tertidur adalah yang kedua dirinya lihat. Lalu Baekhyun melirik jam digital di dinding belakang Chanyeol, dan jam yang menunjukkan pukul 11 siang adalah yang ketiga dirinya lihat. Lalu perasaan lapar adalah yang pertama Baekhyun rasakan, sebelum akhirnya jantung berdebar sebab pelukan Chanyeol yang semakin mengerat di pinggangnya adalah yang kedua Baekhyun rasakan.
"Hei bangun, kita perlu makan untuk tetap hidup." Ujar Baekhyun pada Chanyeol.
Chanyeol bergumam pelan, sebelum akhirnya mata bulatnya yang lebar itu mulai terbuka. Baekhyun menatap itu semua dengan ekspresi datar.
"Lima menit lagi." Gumam Chanyeol, lalu kembali menutup matanya.
"Kau boleh tidur sepuasmu, tapi lepaskan dulu pelukanmu, aku mau bangun dan makan." Ujar Baekhyun dengan nada suara biasa.
Mendengar itu Chanyeol langsung membuka matanya lebar.
"Apa konsepmu hari ini?" Tanya Chanyeol dengan suara serak bangun tidurnya.
Baekhyun terdiam sebentar lalu menjawab, "Byun Baekhyun yang libur kerja, itu konsepku hari ini." Ujarnya dengan nada suara alami seorang Byun Baekhyun. Sama sekali tak ada lapisan lain diatasnya, Baekhyun menjadi dirinya sendiri hari ini.
Mendengar itu Chanyeol langsung tersenyum.
"Konsep kesukaanku untuk saat ini." Gumamnya. Lalu selanjutnya Baekhyun berdecak merasakan pelukan dipinggangnya yang semakin kuat bukan sebaliknya.
"Lepaskan kubilang." Peringat Baekhyun dengan suara kesal. Dan ekspresi kesal pria umur 30 tahunan itu tampak ringan sekali keluar.
Tanpa mengindahkan ucapan Baekhyun. Chanyeol justru mengecup kedua mata bulan sabit milik pria mungil dipelukannya.
"Good Morning Baekhyun." Sapanya dengan ceria.
"Good Afternoon Chanyeol." Jawab Baekhyun dengan nada mencemooh.
Chanyeol menampilkan ekspresi terkejut palsu. "Wahh sudah siang ternyata." Ujarnya dengan suara takjub yang sama sekali tak terdengar tulus terkejut didalamnya.
Baekhyun memutar bola matanya jengah.
"Cepat lepaskan sebelum aku berganti konsep lagi." Peringatan terakhir Baekhyun, dan kontan saja Chanyeol langsung melepaskan pelukannya dari si Bos kecil.
"Ehehe jangan marah Bos kecil. Anda sungguh sensitif saat lapar. Baiklah, ayo kita bersiap. Mau mandi bersama? Biar saya gosokkan punggung mulus anda." Tawar Chanyeol sambil mendudukkan diri, memandang Baekhyun yang telah menjauh dari kasur tempat keduanya tidur dari subuh tadi.
"Aku hanya cuci muka dan gosok gigi. Kau yang perlu mandi karena sangat berkeringat semalam." Ujar Baekhyun menuju kamar mandi. Chanyeol menganggukkan kepalanya seraya menjawab kata Baik dengan patuh.
.
.
.
Baekhyun memakan dengan lahap omlet masakan koki dari Bar kesayangannya Do Kyungsoo. Ah.. rasanya sungguh menyenangkan menjadi diri sendiri setelah sekian lama, gumam Baekhyun dalam hati.
Beberapa pegawai lain juga menampilkan wajah penasaran pada Baekhyun yang terlihat lebih rileks daripada hari biasanya. Terbukti dengan bagaimana pria Byun Bos dari HappinessDelight itu hanya memakai piama hari ini.
Memakan omlet dan jus jeruk sebagai brunch dengan ekspresi persis seperti anak kecil. Jangan lupakan kakinya yang berjuntai dan bergoyang kedepan ke belakang diatas kursi tinggi didepan meja Bar. Sungguh kontras dengan konsep interior Bar yang seksi.
"Seorang Byun Baekhyun asli kembali, yang artinya kau tak memiliki pelanggan malam nanti." Ujar Chen si Bartender rupawan yang selalu menyajikan semua minuman pesanan pelanggan Bar dari HappinessDelight.
Baekhyun mengangguk setuju.
"Begitulah, dengan adanya 20 orang Hostess baru, jadwalku menjadi lebih senggang." Jawab Baekhyun sambil mengunyah omletnya.
"Apa rencana hari liburmu? Melihat kau sudah memakai piama, apa kau berencana tidur seharian?" Tanya Chen sambil melap hingga mengkilap beberapa gelas kaca di depannya.
"Begitulah, aku akan makan banyak hingga mengantuk. Lalu tidur hingga besok." Jawab Baekhyun lalu tersenyum menyuap sendok terakhir omletnya.
Chen membalas senyum Baekhyun.
"Bersama Chanyeol?" Tanya Chen dengan nada suara biasa, seolah hal tersebut adalah hal ternormal di dunia.
Sepertinya sudah menjadi rahasia umum bagi seluruh orang di HappinessDelight akan bagaimana ambigunya kedekatan si Bos Kecil dan Penyanyi Bar miliknya itu.
Baekhyun tak langsung menjawab. Dirinya meminum jus jeruknya dengan tegukan perlahan.
"Hemm aku rasa tidak. Chanyeol akan sibuk hari ini. Dia akan melatih beberapa Hostess untuk bernyanyi." Jawabnya acuh tak acuh.
Chen mengangguk paham mendengar jawaban Baekhyun.
"Kapan kau akan menerima cinta bocah itu?" Tanya Chen pada teman seperjuangannya itu.
Baekhyun tersenyum jenaka seraya menjawab, "Mungkin akan aku terima bila dia menyanyikan lagu Pernyataan Cinta untukku." Jawabnya dengan suara kekanakan dan sangat terdengar tak serius.
Chen pun terkekeh setelah mendengarnya.
"Hari ini kau Baekhyun pria atau wanita?" Tanya Chen, sekali lagi dengan nada suara biasa, dan ekspresi seolah hal tersebut adalah hal ternormal di dunia.
"Pria tentu saja. Aku ingin merokok hari ini. Dan merokok tak baik untuk wanita dan kandungannya. Ck. Dunia sungguh tak adil." Jawabnya seraya merogoh kantung celana piamanya, lalu mengeluarkan kotak kecil berwarna hitam dengan beberapa belas batang rokok di dalamnya.
"Ada lighter?" Gumam Baekhyun bertanya dengan sedikit tak jelas sebab berbicara sambil mengapit sebatang rokok dibibirnya.
Chen menggeleng tak habis pikir. Lalu merogoh matches dari kantung celananya sendiri. Menghidupkannya di depan mulut Baekhyun, yang tentu saja Baekhyun langsung menyambut itu dengan menaruh ujung rokoknya ke dalam api kecil ciptaan manusia tersebut, menghisap pelan kapas kecil dibibirnya, lalu beberapa detik kemudian mengeluarkan asap dari mulutnya.
Sama sekali tak merasa bersalah telah mengepulkan semua asap itu kepada wajah Chen.
"Chanyeol akan menceramahimu bila dia tahu kau merokok lagi. Bukannya kau berjanji akan berhenti?" Chen kembali mengelap hingga mengkilap gelas- gelas kaca kesayangannya.
"Persetan. Dan kau keliru di satu poin, aku tak pernah berjanji untuk berhenti. Aku hanya bilang akan mencoba berhenti. Kenapa bocah itu selalu mengatur hidupku? Harusnya 3 tahun lalu aku tak usah menerimanya bekerja disini." Jawab Baekhyun dengan nada suara acuh tak acuh.
"Kau dan aku tahu, bahwa setiap kata dari semua kalimat yang kau ucapkan itu adalah kebohongan." Chen menyeringai saat mengatakan itu seraya meletakkan satu asbak kaca ke depan Baekhyun. Dan kemudian bartender itu tertawa bahagia, puas setelah melihat kesalnya ekspresi Baekhyun sekarang.
"Ingat kembali alasan mengapa kau membuka Club dan Bar ini dengan menggunakan uang asuransi kematian kedua orang tuamu. Dasar anak durhaka." Ucapan Chen itu membuat Baekhyun terdiam.
"Aku ingin bebas mengekspresikan diriku. Seberapa pun tak normalnya itu." Jawab Baekhyun dengan suara pelan, lalu menjentikkan sedikit abu rokok ke asbak di depannya.
Chen mengangguk puas.
"Lalu mengapa kau terus berpura- pura seakan Chanyeol tak penting bagimu padahal kenyataannya 180 derajat berbeda?" Tanya Chen pada Baekhyun yang sekarang tampak terdiam.
"Aku seorang Tuan/Nyonya Bar, seorang pemilik Club, seorang Hostess yang menjual wajah dan tawaku pada pelanggan. Aku menyajikan minuman keras pada pemabuk yang tak sedikit dari mereka adalah psikopat gila. Aku menjual suaraku untuk menenangkan para pria dan wanita kesepian jiwa itu dengan kalimat penghibur atau nyanyian merdu. Meski aku tak menjual tubuhku. Namun aku menjual waktuku untuk mereka Chen. Diriku bukanlah milikku. Diriku milik semua orang, untuk menghibur semua orang. Jika kita hidup di zaman Juseon maka aku adalah seorang Gisaeng, dan Gisaeng tak boleh memiliki kekasih."
Chen mendengarkan semua ucapan Baekhyun dengan seksama. Sungguh jarang Baekhyun memakai konsep sebagai dirinya sendiri. Jadi inilah saat dimana Chen dapat mengajak Bos Kecil itu mencurahkan isi hatinya.
Chen tersenyum saat Baekhyun menatapnya sambil terdiam setelah banyak berbicara. Lalu Baekhyun membalas senyuman itu.
Chen menghela napas.
"Dan jangan lupakan kau yang telah tidur dengan beberapa pelangganmu atau teman- temanmu meskipun itu berdasarkan suka sama suka, kau tak dibayar demi sex, jadi itu tak dapat disebut prostitusi dimana kau memenuhi nafsu mereka demi beberapa Dollar." Chen seperti menambahkan minyak pada api. Membuat Baekhyun kesal dan berimbas dengan menghisap kuat rokok di mulutnya lalu meniupkan segumpalan asap pada pria bermarga Kim di depannya.
"Itu masa lalu, itu diriku yang masih sangat muda bertahun- tahun yang lalu, okay? Itu terjadi setelah aku putus dari Yixing, diriku baru awal 20-an. Namun bahkan saat itupun aku tak pernah menerima ajakan tidur dengan siapapun kecuali mereka berani membayar Triliunan Dollar USD. Jika itu hanya beberapa juta Dollar, maaf saja, aku sendiri dengan mudah dapat menghasilkan uang sebanyak itu tanpa perlu menjual tubuhku." Baekhyun menghisap rokoknya dengan ekspresi dendam, sepertinya Hostess cantik ini sudah kenyang di ajak tidur oleh hampir semua pelanggannya, atau bahkan bukan pelanggannya.
Baekhyun akhirnya berdecak kesal, mengingat salah satu sisi menyebalkan dari pekerjaannya ini.
"Tentu saja aku belum tentu akan setuju tidur dengan mereka bahkan bila di tawarkan Triliunan Dollar padaku. Aku hanya akan berhubungan sex dengan orang yang aku mau. Bila aku tak suka mereka, maka aku tak mau. Bila aku suka mereka, maka apa salahnya menikmati satu malam indah bersama. Toh sex tidak ilegal di negara ini, aku bukan seorang anak dibawah umur. Dan aku cukup waras untuk tak tidur dengan seseorang yang sudah menikah." Baekhyun menarik hisapan terakhir pada rokoknya, lalu mematikan api rokok tersebut ke asbak kaca yang sudah dipenuhi abu rokok miliknya sendiri.
"Iya Baekhyun iya, kau sudah berbicara seperti seorang pria dewasa yang sungguh liberal sekarang. Bebas sekali hidupmu. Kau menciptakan uang sendiri, hidup dengan gaya hidup yang kau sendiri inginkan, dan dapat tidur dengan siapapun yang kau sendiri pilih. Kau sudah amat sangat bahagia di kehidupanmu saat ini. Kau tak berhak mengeluh apapun. Kau hidup jauh lebih berkecukupan daripada banyak orang diluar sana. Kau cantik, cerdas, kaya, dan berkarakter kuat. Kau sempurna." Chen mengatakan semua itu dengan nada sarkastik.
Baekhyun berdecih dibuatnya.
"Langsung ke intinya saja." Perintah Baekhyun.
"Kau sendiri yang terus berbicara memutar, langsung ke intinya saja Baekhyun, kenapa kau gantung cinta milik Park Chanyeol kesayanganmu itu? Seluruh orang disini tahu bagaimana dekatnya kalian. Jangan mencoba mengelak bila bukti bahwa dia adalah kesukaanmu diantara semua pegawai disini sungguh terbukti, dia memiliki semua kunci akses ruanganmu, dia bebas keluar masuk kamarmu, dan jangan lupakan seluruh pelukan dan ciuman itu, kalian bahkan sudah seperti sepasang kekasih. Statusnya saja belum di ubah. Jadi Baekhyun, cepat jawab." Chen balik memerintah.
Baekhyun menghela napas dibuatnya. Ingin mengeluarkan satu batang rokok lagi dari kotak rokoknya, namun ditahan oleh Chen.
"Satu saja cukup. Sekarang, jawab pertanyaanku." Suara Chen terdengar serius, dan itu membuat Baekhyun ikut serius meresponnya.
"Dia muda, tampan, dan memiliki kelompok penggemarnya sendiri diantara pengunjung kita. Dia bisa mendapatkan yang lebih cocok untuknya daripada aku. Aku seorang Pemilik Bar, seorang Hostess, sulit untuk berkomitmen dalam sebuah hubungan apalagi bila ada cinta didalamnya, tak akan ada orang yang tahan memiliki kekasih yang menghabiskan waktu dengan bermabuk- mabukan dengan pria atau wanita lain setiap malamnya. Itu yang membuatku tak dapat menerima cinta Chanyeol, dirinya akan lebih banyak sakit daripada bahagia bila bersamaku. Dia akan pergi setelah puas merasakan sakitnya, seperti Yixing." Baekhyun menjawab sambil menjauhkan tangan Chen yang menghalangi dirinya mengambil rokok yang baru.
Dan sebelum Baekhyun kembali meminta lighter, Chen lebih dulu bersuara.
"Kau dengar itu Chanyeol? Bos kecilmu tak percaya kau akan mampu menanggung sakit menahan cemburu kepada pelanggan- pelanggannya, jadi dia menolak cintamu agar kau tak tersakiti."
Mata Baekhyun terbelalak. Lalu dengan refleks menoleh ke belakang. Netra Baekhyun bergetar menatap Chanyeol yang berdiri menjulang berjarang 2 meter di belakangnya dengan ekspresi wajah kecewa dan kedua tangan lemas di sisi tubuhnya, dan tak luput oleh penglihatan Baekhyun, sebungkus plastik bening yang berisi stroberi itu bergantung ditangan kiri Chanyeol, pria itu membawakan buah kesukaan Baekhyun.
.
.
.
TBC
.
.
.
AN :
CHANBAEK SUNGGUH FLUFFY I'M GONNA DIEEEEEE AAAAAAAAA
