¿Friends and Happiness?
A O T
Humor, Friendship with Romance (maybe)
Warn! Typo, OOC, bahasa kasar dan campur-campur or anything
Enjoy!
.
.
.
.
.
Hari Jum'at, 12 Maret 20xx.
Hari cerah untuk memulai hari yang panjang seperti biasa dan hari yang menyenangkan untuk melakukan aktifivitas. Awan-awan berarak pelan di atas langit, terkadang menyembunyikan keberadaan sang mentari. Burung-burung yang berterbangan pun sesekali bercicit, sahut menyahut. Para anak sekolah sudah siap dengan seragam kebanggaan mereka, berjalan menuju sekolah dengan senyuman lebar dan pikiran siap untuk belajar.
Sungguh, hari yang indah, bukan? Sayangnya tidak untuk seseorang.
Laki-laki berambut cokelat dengan mata berwarna zamrud terlihat panik menatap jam dinding di kamarnya, berlari ke kamar mandi hanya untuk mencuci muka dan menyikat gigi lantas kembali ke kamar untuk mengganti pakaian. Tangannya pun gesit memasukkan semua jenia buku pelajaran ke dalam tasnya hingga terlihat penuh dan sesak. Tidak peduli ada yang tertinggal atau tidak, dia pun langsung bergegas turun ke lantai bawah.
"BNGST, GUA TELAT LAGI!"
"EREN! OMONGANNYA!"
Beserta sumpah serapah dan teriakan dari sang Ibu, Eren Jaeger lagi-lagi terlambat masuk sekolah untuk yang ke lima belas kalinya dalam sebulan.
"Bagus ya, telat lagi." Omelan sang Ibu masuk ke telinganya saat Eren sudah mencapai lantai bawah. Membuat Eren semakin panik, takut di hajar pakai spatula sakti Mama-nya. "Mama, Eren lagi buru-buru nih! Pending aja dulu ceramahnya." Emang nggak ada adabnya bocah satu ini.
Eren berlari ke dapur secepat kilat, menenggak susu putih buatan Ibunya dengan sekali tengguk lantas langsung menyambar roti isi di atas piring. Matanya berkeliaran untuk melihat ke arah jam dinding, membelalak horror.
Mampus, auto ketemu Pak Keith lagi ini sih.
"MAMA, EREN PERGI DULU YAA!"
"YA AMPUN EREN! POKOKNYA PS4 KAMU MAMA SITA SEBULAN!"
"IYA, EREN SAYANG MAMA JUGA!"
Ngomongnya apa, di balas apa. Emang akhlakless banget si Jaeger bungsu ini. Untung sayang, untung anak, batin Carla sambil ngelus dada, melihat ke arah pintu rumah yang terbuka lebar.
Di sisi lain sang Ayah dan Bunda—you knowlah siapa—sedang tidak ada di rumah, hanya menyisakan Eren—yang sudah berangkat sekolah, Carla dan Zeke Jaeger yang sejak tadi menonton kelakuan adiknya sambil merekam semua itu di ponsel miliknya.
"Ciri-ciri orang yang bakal hidup di tengah jalan ini sih, ckck."
Komentar Zeke sambil geleng-geleng kepala dengan gaya dramatis dan muka-muka melas.
.
.
.
.
.
Eren sampai di sekolah satu menit sebelum gerbang sekolah tertutup rapat. Dan semua anak kelas termasuk teman kelasnya sendiri sudah menunggu kedatangannya seperti biasa dari jendela kelas, bertepuk tangan heboh atas pencapaian Eren yang meningkat hari ini.
"Duh, berasa jadi artis 'kan gua." Gumamnya saat melihat sorakan-sorakan dari teman satu sekolahnya. Eren tersenyum lebar sebagai balasan, melambai-lambai ke semuanya dengan gaya ala model di atas panggung. Hatinya berasa dag dig dug saat melihat sepucuk surai hitam dan pirang mengintip dari balik jendela kelas dengan dua orang hama berambut pirang pucat dan muka kuda di sebelah mereka.
Dua bidadari gua hari ini cantik banget. Tapi jadi berkurang tingkatnya gara-gara ada dua homo sapiens di sebelah mereka. Batin Eren sambil mesem-mesem melihat sosok Historia Reiss dan Mikasa Ackerman. Menyipitkan mata kesal saat melihat sosok Reiner Braun dan Jean Kirschtein di belakang kedua gadis itu.
Saking sibuknya tebar pesona disana-sini—terutama pada Historia dan Mikasa, Eren sampai tidak menyadari keberadaan seseorang di belakangnya, hingga kepalanya di jadikan samsak mendadak oleh sosok itu.
PLAK!
"ANJ! SAKIT KAMPRET—"
Eren langsusng menoleh sedetik kemudian.
Sosok Porco Galliard dengan rambut pirang gelap di sisir ke arah belakang berdiri di hadapan Eren dengan wajah menggelap dan tangan melipat ke dada. Di tangannya yang lain ada sebuah buku tebal yang langsung Eren tebak bahwa benda itulah yang baru saja mencium belakang kepalanya secara tidak manusiawi.
"LO APAAN SIH PORCOD!"
"Nama gua Porco, Grisha."
"GAK USAH BAWA-BAWA BAPAK DONG!"
Porco hanya mengangkat bahu tidak peduli, menunjuk jam tangan dia ke arah Eren.
"Apaan? Mau pamer lo? Astagfirullah, dosa Porcod. Nggak boleh pamer-pamer—"
PLAK!
"Nggak gitu, bodoh!" Porco misuh-misuh setelah menggeplak kepala Eren lagi dengan buku di tangannya. "Lo telat bego! Liat noh jam berapa sekarang!"
Eren menyipit sebentar, melirik jam di tangan Porco. Wajahnya langsung memucat saat jarum panjang yang seharusnya masih berada di angka enam sekarang sudah berada di angka tujuh.
Sekolah masuk tepat pukul 07:30. Dan entah bagaimana gerbang sekolah belum di tutup, itulah yang membuat Eren mengira dia datang tepat waktu. Tapi sialnya, ternyata jam sudah menunjukkan pukul 07:45. Yang artinya Eren Jaeger lagi-lagi terlambat.
"Dah paham lo?" Ketus Porco yang masih kesal gara-gara di tuduh pamer—sebenarnya emang pengen pamer juga sih, tapi bukan sama Eren, sama orang lain.
"Nah, sekarang lo ikut gua ke ruang BK—"
"Whut, BK? Yaelah, Co! Kan cuma lewat lima menit!" Eren tidak terima, dia tidak mau ikut ke ruang BK dan berjumpa dengan Keith Shadis untuk yang ke—berapa coba? Saking seringnya jadi nggak ke itung sama sekali.
"Mata lo lima menit! Begonya tolong di tahan dulu bisa nggak?"
"Apa sih, emang bener baru lewat lima menit!"
"Bodo amatlah! Udah sekarang mending lo buruan ikut gua!"
Porco menarik tangan Eren, menyeretnya menuju ruang BK. Anak-anak kelas lain pun hanya bersorak-sorak melihat Eren di seret-seret oleh Porco dengan wajah memelas minta di hajar. Iya, mereka semua masih mantengin MC kita yang lagi-lagi terlambat dari jendela kelas, belum ada guru yang masuk. Mungkin lagi rapat atau lagi diskusi untukmengeksekusi Eren Jaeger yang lagi-lagi telat—canda, Ren.
"Nggak mau! Kasih dispensasilah sama gua Co kali-kali! Lo temen gua bukan sih?"
Eren keukeuh tidak mau di bawa ke BK lagi, masih trauma. Sudah tahu Keith Shadis kalo ngamuk tidak main-main, masih saja suka telat. Husbu siapa ini, hah?
Fyi, Porco ini anggota OSIS seksi Keamanan. Jadi wajar saja dia ada di luar pas jam-jam mau masuk gini. Dia harus jaga gerbang lima menit sebelum bel masuk berbunyi dan mengabsen siapa saja yang telat. Harusnya sih dia jaga bareng Floch, tapi ini bocah malah bolos tugas dengan alesan, "Sorry Co, perut gua sakit banget sekarang. Kemarin habis makan pentol level maks bareng Connie. Lo jaga sendiri aja ya! Besok gue deh yang jaga!"
Dan nggak tahu kenapa Porco kita ini lagi baik banget sama anak buahnya—maksudnya partner tugasnya, jadi dia iyain aja meski dalam hati udah maki-maki.
"Gua juga makan pentol bareng lo sama Connie kemarin ya anjim." Gitu katanya dalam hati, tapi nggak bisa di omongin langsung soalnya udah jam tugasnya. Harus buru-buru ke gerbang kalau tidak anak aja anak nackal yang bakal masuk ke sekolah dengan watados padahal udah telat.
Contohnya salah satunya ya Eren ini.
Di kelas mereka yang masuk OSIS itu nggak banyak sih sebenarnya. Ada Annie, Floch, Armin, Marcel, Porco—motivasi awalnya ikut OSIS karena biar bisa terus bareng abang kembar tersayang dan tebar pesona pada Pieck Finger, eh malah jadi serius dia. Tapi lumayanlah gini-gini Porco cukup bertanggung jawab ngelaksanain tugas-tugas dia—Hitch, Mina, Jean—ini motivasinya nggak jauh beda sama Porco, tapi malesnya nggak ngotak, makanya sering di hukum sama kakel yang ada di OSIS—dan Bertholdt—jangan di tanya apa motivasinya, sebelas dua belas sama Porco dan Jean. Mana ada Annie lagi di OSIS, lengkap sudah. Tapi tanggung jawabnya nggak main-main, kalo udah serius bahkan Marcel dan Armin aja bisa kalah.
Sisanya pada masuk ekskul lain. Kecuali Connie sama Sasha. Nggak tahu apa tujuan dua manusia ini, masuk ekskul sekolah cuma ngerusuh doang, alhasil mereka sering di tepak dengan tidak terhormatnya dari ekskul yang mereka ikutin selama ini. Jangan di tanya apa alasannya, udah pada tahu 'kan gimana sengkleknya duo bencana ini kalo udah bareng-bareng?
Nah, kira-kira itulah sedikit informasi untuk kalian semua. Oh ya, dan satu lagi, Eren itu paling anti masuk OSIS. Makanya waktu Armin nawarin dia buat masuk OSIS bareng dia sama yang lain dari pada ekskul Sepak Bola dia langsung nolak satu detik kemudian—cepet banget nggak tuh responnya? Sebenarnya tujuan Armin nyuruh Eren masuk OSIS tuh baik, biar akhlak Eren bener dikit.
Tapi ya, dahlah. Anaknya susah di kasih tau yang bener.
Oke, balik ke masa sekarang.
Porco terlihat tidak terima dengan ucapan Eren tadi.
"Apanya yang kali-kali! Gua udah sering nolongin lo ya! Dari lo yang ke peleset ke empang belakang sekolah padahal niatnya mau nyolong ikan mas punya Pak Erwin disana, terus lo, Connie, Jean sama Reiner yang nggak sengaja masuk ke ruang ganti anak cewek padahal mau ngintipin anak-anak cewek ganti baju sampai lo yang bisa kabur pas pelajaran Bu Nanaba gara-gara belum ngerjain PR ngebuat peta dunia lengkap dengan warna dan keterangannya! Kurang apa lagi gua coba, hah?!"
Porco menjelaskan semua kelakuan Eren yang selama ini ternyata tidak ada adab sama sekali bersama para anak buahnya dengan satu tarikan nafas. Untung aja jarak kelas agak jauh,jadi aib seorang Eren Jaeger nggak di denger semua anak sekolah deh.
Tapi btw Porco curhat apa gimana ini?
"Yaelah baru segitu doang!" Baru segitu doang katanya gaes, nggak tau apa itu Porco udah nahan emosi sama tangan dia biar nggak ngegeplak Eren lagi. "Dan yang terakhir kita kabur sama-sama btw."
"... oh iya."
Yehl, dua-duanya emang nggak ada otak ternyata.
"Udah, lupain masa lampau! Yang pasti lo harus ikut gua keBK. Sekarang."
Eren langsung kicep.
Porco kalo udah ngomongnya di teken gitu nadanya serem, bro. Kalo nggak nurut auto patah tulang entar—gimana nggak? Dulu SMP-nya dia ikut ekskul Karate sama Taekwondo sama Annie—maruk banget nggak sih?—jadi jangan macem-macem sama mereka berdua.
Dan Eren Jaeger pun lagi-lagi masuk ke ruang BK untuk ke sekian kalinya di bulan ini
Masih heran, ini bocah kenapa hobi banget telat sih?
.
.
.
.
.
EREN POV
Bunyi bel istirahat berdering nyaring, pertanda waktu belajar telah usai untuk sementara. Para murid pun segera meninggalkan kelas masing-masing dan langsung gass ke kantin dengan wajah-wajah kusut dan madesu.
Masa depan sukses maksudnya. Jangan nethink terus dong sama gua.
Iya, mereka kusut cuma karena pelajaran, lah gua kusut plus ambyar gara-gara di ceramahin Pak Keith selama empat jam nonstop. Mana nggak boleh duduk lagi. Pegel banget kaki gua anjim. Tega banget tuh guru botak, katanya kenal Bapak gua tapi nggak ada toleransinya sama sekali sama, ck.
Gua jalan dengan wajah lelah dan kusut, sempoyongan pokoknya kayak orang nggak di kasih makan sebulan. Melihat kelas udah di depan mata, langsung aja gua buka tuh pintu, seketika kelas yang tadinya ribut dan ramai langsung senyap kayak di kuburan. Berpasang-pasang mata pun langsung menatap gua tanpa berkedip sama sekali.
Ini ngapa pada ngeliatin gua sih?
Gua tau gua ganteng, dah dah, jangan terpesona. Hati gua buat Mika sama Histo doang. Ngapa? Nggak seneng gua suka sama dua cewek? Suka hati gua lah. Gua pengen jadi kayak Bapak gua, dua istri lebih baik. Kan katanya buah tidak jatuh jauh dari pohonnya.
/Nggak gitu konsepnya plis Ereh:")
"Lo pada ngapa sih?" Kata gua setelah mereka senyap lebih dari lima menit—kurang lama, selamanya aja mending—sambil berjalan masuk ke dalam kelas.
Setelah senyap lagi selama satu menit, terdengarlah bisik-isik di antara mereka dan gua tidak di ikut sertakan. Ini pasti ada nama guanya nih di bisikan mereka. Apa salah gua sih:')
"Lo pada ngapain sih bisik-bisik kayak gitu?!" Teriak gua yang kesel karena nggak di ajak bisik-bisik juga. Mereka semua langsung diam dan menatap gua serius sebentar, hingga akhirnya Jean berjalan mendekati gua, menepuk pundak gua dengan iba—lah, tunggu kenapa nih? Ada apa ini woy?
"Turut berduka ya buat lo, Ren." Kata Jean dengan wajah sedih—nggak cocok ya anjim, geli gua liatnya. Tapi emang ada apaan sih?
"Hah, apaan sih?"
"Mulai besok lo harus masuk ke OSIS bareng kita-kita."
"..."
"..."
"..."
"..."
"..."
"LOADING LO LAMA BANGET JIBANG—"
"HAH?!"
"TELAT BEGO! YEE ANJIR. Ngucap dah gua ngadepin lo, Ren."
Gua mengabaikan Jean, langsung natap anak-anak OSIS di kelas gua—Jean nggak gua anggap anak OSIS, nggak mencerminkan sama sekali anjim.
"Woy, ini boongkan? Lo pada lagi nge-prank gua 'kan?" Kata gua dengan suara melas dan berharap.
"Nggak ada untungnya nge-prank lo, bodoh. Mampus lo." Sembur Annie dengan wajah datar. Tapi entah kenapa gua ngerasa dia kayaknya seneng gua masuk OSIS, dan firasat buruk langsung datang menghampiri gua.
Mampus. Jangan-jangan gua bakal di jadiin babu sama mereka di OSIS nanti.
"NGGAK MAU! YA KALI AJA GUA YANG ANGGOTA EKSKUL SEPAK BOLA MASUK KE ORGANISASI JUGA. CAPEKLAH ANJIM!"
"Salah lo, bego." Porco nyeletuk santai, mukanya ngeselin banget sumpah. "Siapa suruh bolak-balik BK mulu."
"Hooh." Floch nyambung di sebelah dia. "Jadi kata Pak Erwin hukuman lo kali ini harus masuk OSIS dan nggak boleh nolak. Kalo nolak entar di gantung di tiang bendera sama Pak Keith dan Pak Magath Muehehe." Boleh gua gampar nggak nih bocah:)?
"OGAH OGAH OGAH! TERSERAH MAU HUKUMAN APA AJA ASAL JANGAN MASUK OSIS!"
Asli gua anti banget sama OSIS gaes, masuk ke ruangannya aja besoknya demam tinggi. Apalagi ini, harus jadi anggotanya, beh langsung koma setahun gua.
/Alay juga ini bocah ya.
Dan perdebatan itu pun terus terjadi hingga sepuluh menit kedepan, membuat suasana kelas langsung ribut. Annie yang emang dari awal paling anti sama yang rusuh-rusuh gini pun langsung maju paling depan.
"BERISIK! BISA DIEM DULU NGGAK?!"
Nah, kicepkan lo semua. Sama gua juga wkwk. Annie yang ngamuk ngeri, bro.
Pandangan Annie langsung mengarah pada gua. Tubuh gua pun bergidik ngeri seketika saat melihat tatapan setajam silet itu menatap gua seakan ingin menghajar gua habis-habisan.
"DENGER YA, EREN JAEGER. LO PILIH KELUAR DARI EKSKUL SEPAK BOLA DAN MASUK OSIS ATAU TETEP DI EKSKUL LO DAN MASUK OSIS!?"
Gua harus milih apa ya ampun:') Sangar banget pilihannya, kayak milih hidup dan mati aja. Tapi ini dua-duanya kayaknya kematian sih—anjir, canda!
Nggak bisa gini. Cara terakhir yang di ajarin Emak gua, MEMELAS! Geli sih sebenarnya wkwk.
Target pertama, Hicth.
"Hitch, plis, jangan masukin gua ke OSIS."
Gimana-gimana? Hitch 'kan paling nggak bisa nolak sama yang melas-melas, bwahaha!
Hitch memandangi gua dengan wajah terperangah—cuma sebentar, sedetik kemudian langsung berubah jadi datar.
"Kalo semisal yang melas dan mohon-mohon ke gua sekarang Armin atau Colt gua pasti terima. Soalnya cocok ye kan? Nah kalo lo sih.. nggak. Sorry deh, wkwk."
"Bngst."
"Eren."
"Ampun Histo.."
Pesona gua kalah sama Armin dan Colt gaes:(
Tenang aja, masih aja yang lain! Tapi gua nggak bisa melas ke Porco, Floch sama Annie sih. Tuh tiga setan kayaknya seneng banget gue masuk OSIS:(
Hitch coret.
Target kedua, Jean.
Gua menoleh ke arah Jean yang kebetulan masih berdiri di sebelah gua.
"Jean, lo 'kan sohib gua. Jadi—"
"Asal Mikasa buat gua, gass."
"Gue tendang anu lo ya?"
Minta di hajar ternyata dia kawan-kawan. Dahlah males, nggak guna juga minta bantuan dia.
Jean coret.
Target ketiga, Boruto.
/Bertholdt, Ren. Bukan Boruto.
Gua berjalan mendekatinya, berdiri di depan dia. Gua mendongak ke atas demi bertemu pandangan dengannya—sejujurnya gua paling ogah ngomong deket-deket sama. Soalnya leher gua harus ngedongak ke atas, kan sakit kmprt kalo kelamaan.
"Boruto, tolongin gua yak?" Tanya gua padanya. Wajahnya yang tadi biasa aja langsung berubah, dahinya mengkerut heran.
"Boruto saha anjim?"
Lah? Masa dia nggak tahu nama dia sendiri sih? Aneh banget nih bucin Annie dari orok.
"Itu nama lo njir."
"Nama gua Bertholdt, Grisha!" Boruto malah balas teriak sama gua, keliatan nggak terima. Salah gua apa njir?
"Iya! Boruto 'kan?!"
"Kok lo ngotot sih kampret?!"
"Boruto Uzumaki 'kan nama lo?!"
"ITU SIAPA LAGI YA ANJENG? BODO AMAT. MALES GUA BANTU LO."
"LAH?! KOK GITU SIH?! BORUTO KOK LO JAHAT SAMA GUA SIH? KITA KAN SOHIB SEPERBODOHAN!"
/Yak, terusin aja Ren, aku suka sama manusia macam kamu ini.
"NAMA GUA BERTHOLDT HOOVER MASYAALLAH, GRISHA."
"Dah, dah sabar, Bert. Biarkan dia bego sendiri."
"LAH? WOY?"
Salah gua apa sih:(?
Boruto coret.
/BERTHOLDT NAMANYA BEGO! Emosi 'kan jadinya:(
Target keempat, Marcel.
Aduh, ini sih kayaknya bakal di terima nih permintaan penolakan gua yang nggak mau masuk OSIS. Secara 'kan Marcel itu malaikat kelas nomor dua selain Armin.
"Cel," Panggil gua padanya, nyolek-nyolek bahunya. Marcel noleh dengan senyuman yang mampu membuat para kaun hawa meleleh. Tapi gua nggak meleleh ye, gua masih lurus njir.
/Kecilnya aja Marcel ganteng gitu, apalagi gedenya, wkwk. Siapa yang ngehusbuin Marcel? Kalo aku ya sudah pasti. Galliard bros susah di tolak pesonanya kawan:D
"ACC permintaan gua ya, pliss." Kata gua melas paldanya.
"ACC njir wkwk."
"Temen lo tuh Nik awokawok."
Ada aja makhluk yang kayaknya seneng banget ngebully gua. Niccolo sama Marco sibuk ngakak di belakang. Liat aja tuh mereka berdua, gua sleding abis ini.
"Gimana ya, Ren." Marcel menjawab dengan suara tenang, masih dengan senyuman yang sama. "Gua nggak mau ngelawan guru, Ren. Jadi sorry banget ya gua nggak bisa bantu."
"... Yaahh, yaudah deh. Gapapa, Cel."
Marcel jawabnya baik-baik, jadi gua nggak tega mau misuh-misuh dan maksa dia kayak yang lain.
"LAH KOK NURUT?!" - Connie with Floch and Reiner.
"LAH KOK LO YANG NGEGAS?!"
Marcel terlalu baik di antara para makhluk nggak ada adab kek kalian semua, titik. Kecuali Mika dan Histo tentunya.
Marcel coret.
Target ke lima, Mina.
Mina ini satu dari tiga cewek di kelas yang punya rambut hitam mengkilap persis kayak Mikasa dan Pieck. Bedanya kalau Mikasa dan Mina rambutnya lurus, kalau Pieck bergelombang terus acak-acakan—dan nggak nyangka aja ternyata Porco cinta banget sama cewek yang hobi masang muka sayu-sayu kayak gini.
Gua jalan ke arah Mina yang lagi anteng duduk. bareng Sasha. Tadinya dia sibuk ngobrol sama Sasha—nggak sih, dia ngedenger doang yang sibuk ngomong itu Sasha—langsung noleh saat melihat gua berjalan mendekatinya.
Dari tadi itu kita lagi ribut bahas soal kenapa seorang Eren Jaeger harus masuk ke dalam OSIS dan dua orang ini malah anteng aja ya bahas makanan.
Sip ckp tw.
"Eh, Mina, lo OSIS juga 'kan?" Tanya gua memastikan. Mina diam sebentar, terus ngangguk. "Iya, kenapa emangnya?"
"Tolong bilang ke Ketos-nya atau pembinannya atau Pak Ketih atau Pak Erwin dong kalau gua nggak mau masuk OSIS. Please, lo mau'kan nolong gua, Mina?"
Gua tersenyum lebar penuh harap, menatap Mina tanpa berkedip. Mina diam lagi seperti sebelumnya, hingga akhirnya dia menjawab—
"Oghey."
"Yang bener?!"
"Tapi bayar gocap dulu."
"LAH?!"
"Tydac ada yang gratis di dunia ini kawanku."
"JAJAN GUA AJA CUMA DUA PULUH RIBU NJIR!"
"Ye, itu sih derita lo ya. Kalo gitu gua nggak bisa bantu~ Dah sana ganggu lo."
Gua membatu di tempat dan lagi-lagi suara Niccolo dan Marco yang kembali ngetawain gua terdengar, kali ini di tambah oleh suara Floch dan Bertholdt. Anjim ya kalian semua:')
Mina coret.
Target keenam dan terakhir, Armin.
Gua udah positif banget kalo kali ini pasti di terima! Secara 'kan Armin tuh sohib gua sejak jaman orok, pasti dia ngertilah betapa antinya gua sama OSIS muehehe.
Gua nengok ke arah Armin yang berdiri tidak jauh dari gua sambil tersenyum lebar. Sip, gampanglah ini pasti! Gua berjalan mendekatinya dan memanggilnya.
"Oi, Armin—
"G."
"Eh, Min—"
"G."
"Min—"
"G."
"Hah—
"G."
"Tapi—"
"G."
"..."
"G."
WOY INI KENAPA LAGI YA ANJIM?
"Min! Lo 'kan tau kalo gua anti banget sama yang namanya OSIS dari jaman TK dulu!"
"TK nggak ada OSIS gblk!" Balas Armin ngegas. Armin ternyata bisa ngegas guys, terhura gua.
"Bodo amat! Pokoknya lo harus bantu gua biar nggak masuk OSIS! Kan lo sohib gua dari orok Min, ya masa lo tega sama gua:("
Armin tersenyum lebar. Duh, biasanya gua kalo liat Armin senyum kek gini bawaannya tenang aja—jangan mikir yang nggak-nggak lo pada!—soalnya Armin 'kan nggak pernah ngelakuin yang aneh-aneh. Tapi kok sekarang gua malah takut ya?
"Kan dari dulu gua emang berharap banget lo masuk OSIS, Ren." Oh iya ya, Armin 'kan pengen banget gua masuk OSIS dari SMP. "Nah, sekarang udah kesampean. So, welcome to our group, Eren!"
TAPI NGGAK GINI JUGA CARANYA ARUMIN ARLETTO!1!1!1
"Nggak apa-apa Eren. Ada gua kok disana, sama Jean, sama Annie, Porco, Floch, Marcel dan yang lain. Jadi lo nggak bakal kenapa-kenapa."
NAH ITU.
MASALAHNYA ITU. KARENA ADA MEREKA SEMUA GUA JADI MERASAKAN FIRASAT BURUK YANG TERAMAT SANGAT BURUK ANJENG.
Coba tuh, liat tuh. Senyumnya Porco, Floch sama Annie. Creepy banget. Fiks, ini sih mereka bakal jadiin gua babu mereka di OSIS nanti.
"Mika, Histo.."
Gua pun akhirnya menoleh ke arah Mikasa dan Historia yang sejak tadi cuma nontonin doang dengan ekspresi yang nggak bisa gua tebak sama sekali. "Please, bantuin gua. Gua nggak mau masuk OSIS sama sekali." lanjut gua dengan wajah melas—kalo sekarang beneran dan nggak di buat-buat kayak tadi.
Historia tersenyum tipis dengan ekspresi kasihan tapi tetap diam. Sedangkan Mikasa dengan wajah datarnya berjalan maju ke arah gua, menepuk pundak gua.
Mikasa, gua tau lo pasti bantuin gua—
"Masuk aja ya. Sekalian ngerubah sikap lo, biar bener dikit."
"..."
Hah? Mikasa?
"Iya, Eren. Mikasa bener. Masuk OSIS aja ya, jangan nolak, hehe."
HISTORIA PUN JUGA?!
Gua kicep, bengong di tempat. Ini nggak nyata 'kan?
"Dah sip, deal ya. Mulai hari ini adalah Eren anggota OSIS." Armin berkata dengan titah yang tidak bisa di ganggu gugat setelah itu, sedangkan gua masih diam di tempat dengan otak yang masih ada loading.
"Hicth, lo sekretaris 'kan? Cepet tulis nama Eren, masukin dia ke seksi.. em.."
"Kebersihan aja bareng Jean sama Mina!" Ini Porco dengan tidak adabnya nyeletuk dan membawa gua ke lubang neraka.
"Nah, oke sip! Masukin dia ke seksi kebersihan." Armin menyetujuinya tanpa pikir panjang. Gua nggak tau kalo Floch saat ini udah sibuk cekikikan sana Bertholdt. "Mampus. Kan Seksi Kebersihan di pimpin sana Kak Levi wkwk."
"Oke, Min! Selesai."
Hicth selesai menulis di buku entah apalah gua nggak tahu namanya, menyerahkannya pada Armin. Armin membacanya sebentar, dia pun mengangguk-angguk lantas menutup buku itu.
"Bagus, Thanks, Hicth. Yaudah, urusan kita udah selesai. Yok, kantin. Mumpung jam istirahat masih sisa lima belas menit lagi."
"Ayok!"
"Connie traktir gua ya!"
"Mata lo! Kemarin udah ya anjim, jangan ngelunjak lo kuda!"
"Itu Eren nggak apa-apa, Mika?"
"Jangan peduliin dia, Histo. Mending kita ke kantin aja. Ayo, Mik."
"Porco, lo kenapa nyuruh Eren masuk Seksi Kebersihan sih? Kenapa nggak Keamanan aja atau Peralatan?"
"Wkwk, biar dia ke siksa sama Bang Levi."
Dan dalam beberapa menit, kelas pun akhirnya hening. Tidak ada seorang pun di kelas selain gua yang masih mematung di tempat. Desiran angin yang masuk ke dalam ruang kelas pun menyentuh tubuh gua pelan, menyadarkan gua kembali ke kenyataan.
Ini pasti mimpi.. 'kan?
"...nggak.."
Bilang ke gua kalo ini mimpi!
"GUA NGGAK MAU MASUKSIS BNGST AAHHHHHHH!!"
Kampretlah:')
Dan di mulailah kehidupan gua yang otomatis berubah seratus delapan puluh derajat dari sebelumnya mulai besok.
.
.
.
.
.
Anak Buah Eren Jaeger
19:52
Eren : GUA BENCI SAMA LO SEMUA.
Niccolo : Ada apaan sih?
Connie : WHAT THE—NAMA GRUPNYA ANJIR BGT KMPRT
Jean : HEEH KMPRT.NI MALAM-MALAM KODE MINTA DI APAAN NIH?!
Eren : Minta di peluk sama kamu:3
Jean : GILA REN JIJIK
Porco : Homo.
Colt : 2
Marco : 3
Reiner : SS. Kirim ke Historia n Mikasa
Bertholdt : Ew.
Marcel : Ternyata lo belok ya, Ren. Hm, nggak apa-apa, gua tetep mau jadi temen lo kok. Tapi jangan kelewatan ya?
Armin : Putus pertemenan ya kita anjeng.
Floch : Jauh-jauh dari gua oghey
Connie : Jaeger bungsu satu ini kerad juga ternyata ya
Niccolo : Akhir zaman ini Ya Allah. Ckck
Eren : CANDA YA AMPUN
Eren : GUA JUGA OGAH KALI SAMA KUDA
Eren : @Reiner B Jangan berani-berani lo.
Reiner : Ups, sudah terlambat
Reiner : Mana sempat~
Eren : WOY LAH ANJENG LO REINER!
Jean : Ckckck
Colt : Ngakak dong gua:'v
Marco : Wkwk:'v
Reiner : Udah gapapa kok kalo lo geh, Ren
Reiner : Masih ada gua yang bisa jaga Historia
Jean : Dan masih ada gua yang bisa jaga Mikasa
Eren : GINI NIH KALO PUNYA TEMEN JELMAAN SAYTON!
Marco : Kalo kita titisan setan si Connie titisan apa doang? Emang ada setan yang botak?
Connie : Ribut yuk, lapangan luas tuh:)
Marco : Ampun baginda
Floch : Eh, btw geh apaan anjim?
Porco : Gay maksudnya gblk
Floch : Ye kan gua nanya. Santai dong, Porcod
Porco : Lo gblk, sebel gua
Floch : Serah lo.
Eren : BERISIK LO BERDUA
Floch : LAH KOK NGAMOK?
Porco : Si bngst ini knpa lgi
Bertholdt : Abaikan Eren gaes
Bertholdt : Btw ini kita jadikan party ntar sabtu?
Armin : Jadilah
Marcel : Kenapa nggak, ye kan?
Eren : KAGAK JADI
Eren : LO SEMUA NGEHINA GUA. AWAS AJA DATENG ENTAR SABTU
Eren : TIDAK MENERIMA TEMEN JAHANAM KEK KALIAN SEMUA
Floch : Dih kok ngambek:(
Niccolo : Jangan gitulah boy:D
Connie : Yaaah, terus gua gimana dong? Gua udah bilang nggak bakal ikut balik kampung lagi
Bertholdt : Ngambekan idih
Marco : PMS mbak?
Eren : BODO AMAT
Eren : GUA COWOK YA ANJIM
Armin : Udah gaes tenang aja
Armin : Nggak di rumah Eren, rumah gua pun jadi
Jean : GASS LAH ANJIR
Porco : Terserah sih
Marcel : Gua di mana aja juga oke
Connie : ARMIN-SAMA!!!
Colt : UWOOHHHHH!!
Reiner : SASUGA ARMIN-CHAN
/bayangin Reiner ngomong gitu pakai nada suara kayak Zeke ke si Pieck:v
Floch : Chan anjir:v
Armin : Nama lo gua blacklist ya Reiner:)
Reiner : Eh, Armin-kun, maksudnya hehe sorry typo
Floch : Typo yang sangat membagongkan
Niccolo : Gua bacanya kok geli ya?
Marco : Sama
Bertholdt : Niccolo-chan
Floch : PFFT—:'V
Colt : Kmprt, Bert:'v
Niccolo : Masih gua pantau:)
Bertholdt : Ampun baginda (2)
Armin : Sip ya di rumah gua ntar sabtu
Armin : Jangan ajak Eren
Connie : Dia geh
/Woy, nggak boleh diskriminasi botak:'v
Eren : ANJER
Eren : TEGA YA LO SEMUA SAMA GUA
Eren : BULLY AJA TERUS, AKU GAPAPA:')
Porco : Jijik
Jean : Siapa suruh lo geh
Eren : GUA MASIH LURUS BNGST
Eren : MASIH SUKA LOBANG DARI PADA BATANG ANJI
Marcel : Kata-kata lo frontal banget Eren
Reiner : SS. Kirim ke Historia n Mikasa part 2
Eren : LO PUNYA DENDAM APA SIH SAMA GUA KARINA?
Reiner : NGGAK USAH BAWA BAWA NAMA EMAK GUA JUGA GRISHA
Eren : YA LO JUGA NGGAK USAH BAWA-BAWA NAMA BAPAK JUGA DONG
Reiner : KAN LO DULUAN ANJIM
Jean : Yak terus
Floch : Gua nggak suka kalian berteman
Bertholdt : Floch bego
Colt : @Porco G temen lo tuh Co
Porco : Nggak kenal.
Floch : Nggak usah minta contekan lagi lo sama gua Porcod
Porco : Nilai lo di bawah gue bodoh
Marco : Keanjiran apa lagi ini wkwk
Armin : Udah, mending lo pada off
Armin : Ngerjain PR kek atau apa kek trsrh
Armin : Tinggalin Eren sendiri
Eren : MIN?!
Colt : Oghey
Reiner : Eh, tugas PR?
Rener : Mampus—BERT! GUA LIAT PR SENBUD DONG!
Bertholdt : Nyontek tross
Floch : Emang ada PR?
Marcel : Makanya jangan tidur di kelas terus
Floch : Ya maap:(
Marco : Hooh, ada Floch
Jean : Yang hal 54-60
Jean : Di kumpulin besok
Niccolo : Oh ya, ini tugas yang di kasih Pak Mike 'kan?
Marco : Iyeee
Connie : OH YANG ITU
Connie : UNTUNG GUA UDAH WKWK
Bertholdt : Nggak ada yang nanya tolol
Connie : Santai dong:(
Floch : WOY INI GIMANA GUA BELUM SAMSEK
Floch : MANA BANYAK BANGET LAGI ANJIM
Porco : Mmps.
Floch : BANTUIN GUA NAPA ELAH CO
Porco : Ye, ogah
Porco : Salah sendiri malah tidur. Gua udah bangunin berkali-kali, dasar kebo
Floch : PORCOO _
Armin : Entar gua foto jawaban punya gua Floch
Armin : Tapi kali ini aja
Armin : Habis itu nggak ada lagi nyontek-nyontek jawaban
Floch : UWOHHHH ARMIN EMANG YANG TERBAIK
Reiner : SEKALIAN GUA JUGA DONG MIN HEHE
Armin : :)
Marcel : Ckck
Colt : Tidak berakhlak sama sekali
Armin : Udah, sekarang kita off
Armin : Kalo Eren ngechat jangan di balas
Jean : OGHEY!
Reiner : SIPP!
Eren : LAH MIN?!
Eren : LO BERDUA PUNYA DENDAM APA SIH SAMA GUA ANJIM @Reiner B @Jean K
Jean : Banyak
Reiner : Lo mau ngerebut Histo gua
Eren : LO KAN BUKAN SIAPA-SIAPANYA HISTO KMPRT
Porco : Dah, yuk off guys
Niccolo : Sipp~
Eren : JANGAN GINI DONG WOY!
Eren : MIN
Eren : JEAN PORCO FLOCH
Eren : WOYY ANJEEEENGG BALESS DONG
Eren : Tega lo pada sama gua:"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
HAEEEE I'M BACKK!
SORRY KALO UPDATE-NYA LAMA BANGET _ Mungkin bakal banyak bahasa campuran, kadang baku kadang nggak, itu cuma menyesuaikan keadaan(?) ceritanya aja. Jadi sekali lagi, gomenasai!
Tugas sekolah menyerang lagi setelah sekian lama hiks, jadi nggak bisa buka fanfic samsek. Dan akhir-akhir ini juga aku lagi seneng banget sama anime Haikyuu:D
Emang ketinggalan lama banget sih:") Aku juga belum nonton semua eps animenya, you knowlah, home work always with me:')
Btw karakter kesukaan kalian siapa di Haikyuu? Kalo aku Suga dong:v selain Suga juga ada, Suna, Sakusa, Noya, Kunimi, Shirabu, Kenma, Lev—heeh tau kebanyakan:'v tapi aku suka aja sama mereka hehe
Mungkin cuma itu aja, okay!
See you!
