STRAY GOD
WRITE BY: ASY21
RATE: GIMANA ALUR.
GENRE: FANSTASY, ACTION
PAIR: NARUTO X
DISCLAIMER: JELAS BUKAN PUNYA SAYA.
:WARNING: GAJE. BANYAK TYPO, IMAJINASI AUTHOR, PEMULA,
(Naruto POV)
Aku berjalan menyusuri hamparan padang rumput yang sangat luas, pemandangan disini masih sangat asri dan terasa udara yang sejuk menerpa wajahku... perjalanan beberapa jam tidak terasa lama ataupun rasa lelah karena dibayar tuntas dengan pemandangan yang begitu menyejukan mata seakan menguapkan rasa lelah yang kurasakan tadi. jalanan disini masih menggunakan tanah dengan beberapa genangan air di jalanan, aku sedikit hati hati dalam melangkah karena taku akan terpeleset karna saking licinnya jalanan tanah ini.
hufft... aku menghembuskan nafas pasrah, sudahlah lupakan saja pemandangan yang memanjakan mata tadi, saat ini yang harus difikirkan adalah mencari desat terdekat karna hari sudah mulai menjelang matahari meredup.
aku terus berjalan menyusuri jalanan tanah yang sedikit di genangi air, dengan langkah hati-hati, aku melewati jalanan berlubang yang di genangi air itu karna takut kepeleset dengan tidak elitnya. dari kejauhan aku dapat melihat sebuah kereta kuda yang berjalan mendekatiku dengan cepat, sebaiknya aku minta tumpangan ke desa sebelah, semoga saja dia menghentikan keretanya dan memberikan tumpangan.
tapi naas, harapanku sia-sia saja. kereta itu melewatiku begitu saja... sudahlah jangan terlalu berharap kereta itu akan menghentikan jalannya dan menyapaku karna memakai pakaian sekolah yang mungkin saja menurutnya aneh dan tertarik untuk membelinya...
aku menolehkan pandanganku kebelakang karna suara kereta itu mendadak berhenti, dan benar saja dia berhenti. beberapa saat kemudian seorang lelaki tua dengan postur tubuh sedikit gempal memakai pakaian seperti keluarga bangsawan terpandang.
"hey.. kau yang disana berhenti!" teriak lelaki itu kepadaku.
aku mendengus kesal mendengar teriakan pak tua itu, "apakah kau tidak bisa melihat, aku bahkan berdiri disini tidak kemana-mana!" balasku dengan sedikit nada kesal. bagaimana aku tidak kesal, jarak kami hanya sekitar lima belas meter dan dia meneriakiku untuk berhenti bahkan ketika aku berdiri memangdanginya.
pak tua itu sepertinya tidak mengindahkan perkataanku, ia segera menghampiriku dengan langkah cepat, jika ia hendak memberikan tumpangan kepadaku maka baguslah, jadi tidak perlu repot-repot aku berjalan menyusuri daerah ini apalagi hari menjelang malam. setelah ia tepat berada di hadapanku, tanpa menunggu perintah ia segera memeriksa seluruh tubuhku dari ujung rambut sampai ujung kepalaku, dan di akhiri dengan mencubit tangannku dengan keras.
"bahannya sangat tebal, dan desainnya sedikit aneh tetapi jarang kutemui di sekitar daerah ini. apakah kau mau menjual pakaian ini kepadaku?" katanya dengan mengelus elus dagunya yang tidak berjanggut itu.
hah? aku sedikit kaget dengan perkataannya, khayalan bodohku ternyata menjadi kenyataan, ia tertarik dengan pakaian sekolah jepang modern ini dengan pandangan berbinar-binar. dan lupakan perkataanya yang menyebut bahan ini tebal, ia mencubit kulit lenganku yang mungkin dia anggap bahan.
"maaf pak tua, aku tidak memilliki pakaian ganti, jadi mohon maaf aku tidak bisa menjualnya." ujarku dengan menunduk kepadanya.
"tidak masalah, aku memiliki toko pakaian di kota dekat daerah ini. aku akan menggantinya dengan pakaian dan beberapa keping emas."
"bi..."
belum kuselesaikan ucapanku, pak tua itu dengan cepat menyeretku untuk masuk kedalam keretanya dengan tiba-tiba.
.
.
.
.
setelah di seret paksa oleh pak tua tadi untuk masuk ke dalam keretanya. disinilah aku, didalam kereta mewah khas bangsawan dengan pak tua yang menyeretku tadi tengah menatap terus menerus kearah pakaianku... aku akan menjualnya jika dia mau memberikan pakaian ganti dan beberapa uang untuk tempat menginap atau makan di kedai.
pak tua itu dari golongan bangsawan, mungkin saja dia mengenal nama Namikaze, semoga saja ia mengenal nama itu meskipun sedikit, tetapi informasi sekecil apapun akan sangat berharga bagiku.
aku langsung mengganti posisi dudukku yang semula gontai dengan duduk tegap menatap nya dengan tatapan serius, pak tua yang melihat ekspresiku yang berubah serius iapun langsung menatapku dengan pandangan setengah heran dengan sikapku yang mendadak berubah serius.
"ada apa?" tanyanya dengan sedikit was-was dan dapat kulihat tangannya secara perlahan kebelakang hendak mengambil sesuatu.
"apa kau mengenal keluarga Namikaze?" tanyaku langsung to the point kepadanya.
mendengar pertanyaanku, pak tua itu langsung mengubah ekspresi nya yang tadinya merasa was-was berubah menjadi wajah sedikit terkejut.
"ha'i, aku mengenalnya, dan kenapa kau bertanya tentang keluarga Namikaze?" ujar paman itu kembali dengan pandangannya yang mulai penuh selidik terhadapku.
"aku mendengar bahwa daerah ini dimiliki oleh keluarga Namikaze, jadi aku ingin bertemu dengan pemilik tanah ini?"
"begitukah, tapi sayangnya nama itu sudah bukan pemilik tanah ini lagi."
yang dikatakan pak tua itu mulai membuatku bingung, apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarga Namikaze selama ini. fikiranku mulai gusar tentang beberapa kemungkinan yang akan terjadi dengan keluarga Namikaze. aku berharap bukan sesuatu yang merepotkan nantinya.
"apa maksud anda buka pemilik tanah ini lagi?" tanya ku lagi kepada pak tua itu.
ekspresi pak tua itu berubah menjadi sedih ketika aku menanyakan penyebab keluarga Namikaze, dari ekspresinya dapat ku simpulkan bahwa ada kejadian besar yang menimpa keluarga itu.
"beberapa bulan yang lalu mereka semua di bantai. termasuk kepala keluarga mereka, Namikaze Minato."
Aku sangat terkejut mendengar penjelasan pak tua itu. bagaimanapun juga ini terlalu terburu-buru bagiku yang baru saja sampai ke dunia ini.
"Bantai...?"
"ha'i. Tapi aku sendiri juga tidak terlalu mengetahui penyebab mereka di bantai. dari rumor yang kudengar, pelaku pembantaiannya merupakan musuh Namikaze Minato sewaktu masih mengabdi di kerajaan pusat." Ujar pak tua itu memalingkan wajahnya terhadapku.
pembicaraan ini sudah mulai kacau dan sulit untuk dipahami olehku untuk saat ini. apakah ini semacam prologue yang menghubungkan diriku ini dengan dunia baru ini dengan kejadian kejam yang bahkan tidak dapat di pahami oleh ku sendiri. oh Kami-sama, rencana apa yang kalian perbuat untukku ini.
"mungkin ini terdengar agak lucu. tetapi, apakah ada yang selamat dari kejadian itu?"
"tentu saja..." jawab pak tua itu dengan santai nya.
Aku dapat melihat dengan jelas perubahan ekspresi pak tua itu yang menyeringai ke arahku. suasana di sekitar ku terasa sangat sesak dan panas, bahkan dari beberapa bagian tubuhku terlihat memerah seperti habis terbakar oleh sesuatu yang sangat panas.
"pemilik mata dewa, dan rambut kuning itu... sudah jelas bahwa kaulah keturunan langsung dari dewa kecepatan, Namikaze Minato."
aku sangat terkejut mendengar pernyataan pak tua itu mengenai Minato Namikaze atau yang bisa dibilang orang tuaku di dunia ini. dewa kecepatan, apalagi maksud perkataan pria tua ini.
SSSST-SSSTS
Pria itu melayangkan sebuah pisau ke arahku dengan tiba-tiba, beruntung nya secara reflek tubuhku bisa menghindari serangan itu.
"oy oy! jangan bilang kau juga salah-satu dari pembantai itu, pak tua?"
Pak tua itu tidak menjawab perkataanku, dia langsung menyerang dengan membabi buta ke segala arah secara acak. sial, kereta kuda ini menyulitkanku dalam bergerak meskipun terkadang reflek tubuhku ini yang mengambil alih dalam menghindari semua serangan pak tua itu.
'bagaimana aku menggunakan sihir? bagaimana aku bisa melawan orang di depanku ini? sialan, tak ada satupun yang aku mengerti tentang kegunaan pemberian dari dewa keriput itu.'
"ternyata rumor yang beredar itu salah, keturunan Namikaze Minato dikatakan sangat kuat bahkan melampaui ayahnya sendiri. ternyata rumor itu salah." ujar Oak tua itu dengan masih menyerang ku terus menerus.
hah, rumor... sambil terus menghindari serangannya, aku berfikir orang bangsat mana yang nyebarin rumor gak jelas kaya begitu, kalau aku tau orangnya maka akan ku pastikan... aku yang akan Kabur karna ku jamin tak ada kesempatan menang.
cepat atau Lambat, aku akan terkena seranganya, dan dapat ku pastikan itu akan sangat menyakitkan..
sambil menunggu kesempatan, aku terus menghindari serangan orang tua itu. setelah agak beberapa lama, pak tua itu sedikit kelelahan dengan kelakuannya, aku memutuskan untuk loncat dari kereta kudanya. ya, pemikiran orang panik, kalau terkena tusukan kemungkinan terbesar aku akan mati. tetapi, jika aku loncat dari keretanya kemungkinan terbesar nya hanya patah tulang.
BRUAGH BRUAGH!!!
Aku terjatuh dari kereta kuda itu dengan sangat keras, hingga kepalaku terkena benturan batu yang cukup besar membuat kepalaku sedikit pusing dan mengeluarkan darah yang cukup banyak.
kereta kuda yang tadi aku tumpangi sekilas mereka tidak berhenti dan terus melajukan kudanya dengan kecepatan tinggi.
dan akibat terjatuh tadi, aku menyadari satu hal, tubuhku tidak merasakan sakit apapun di seluruh tubuhku meskipun tubuhku ini terlihat terluka dan berdarah, tapi aku tidak merasakan perih atau sakit apapun.
"OY BANGSAT! KALAU AKU TAU AKU MEMILIKI SIHIR PENGHILANG RASA SAKIT SEPERTI TADI, AKU NGGAK AKAN MENGHINDARI SERANGAN TADI.. BANGSAT! JANGAN BIKIN ORANG LAIN PANIK SEPERTI TADI!!"
Aku berteriak dengan penuh kekesalan yang terpendam di dasar hatiku ini ketika menyadari betapa bodohnya pemikirannku tadi yang menghira akan mati jika terkena tusukannya itu...
untuk saat ini, sihir yang aku kuasai hanya Resisten terhadap rasa sakit dan reflek tubuh yang luar biasa. aku harus segera mencari sihir ku yang lainnya.
"Sihir Resistant. itu bukanlah sihir yang bisa di kuasai semua orang, hanya ada satu orang yang menguasai sihir itu di kerajaan Alvarez, yaitu sang dewa kecepatan."
Mendengar suara tersebut, aku langsung memutar tubuhku kebelakang untuk melihat siapa yang berbicara tersebut, tampak seorang perempuan yang sangat cantik sedang berdiri di hadapanku dengan ekspresi wajah yang datar.
"kau siapa?" tanyaku kepada perempuan yang berdiri tepat di depanku ini...
#TBC.
