Against the World


Naruto by Masashi Kishimoto

One Piece by Eichiro Oda

.

Warning : Author pemula yang mencoba menuangkan imajinasinya. Mungkin masih terasa kaku, kosa kata berantakan, dsb... OOC!, Smart!Naru, Strong!Naru.

.

.

.


Chapter 2 : Passenger


"hoamz... berisik sekali." Naruto masih belum sadar jika sedang dijadikan sasaran empuk oleh bajak laut.

Ia pun terpaksa bangun karena merasa tidak nyaman, lalu mengerjapkan matanya beberapa kali akibat cahaya yang terasa menyilaukan. Saat pandangannya kembali normal, Naruto dibuat heran melihat laut yang bergelombang dan dirinya sudah basah kuyup.

"Langit masih cerah, apakah barusan ada ombak besar?"

Naruto kembali mengedarkan pandangannya dan berhenti saat melihat sebuah kapal dengan layar yang bergambar tengkorak sedang mendekat.

"Dia terlihat lemah, dan dia sepertinya hanya orang biasa."

"Kapten!"

"Aku tahu."

Sayup-sayup terdengar pembicaraan orang yang berada di kapal. Naruto yang berprasangka baik, berpikir bahwa mereka datang untuk menolongnya.

Dan benar saja, Kapal itu menurunkan layar dan berhenti tepat di samping rakit Naruto.

"Akhirnya... aku melihat orang lain.." ucapnya dengan penuh suka cita. Tentu saja Naruto merasa bahagia karena sudah dua tahun lamanya ia tidak melihat seorangpun selain dirinya.

"Oooyy! Ijinkan aku menumpang sebentar!" Naruto langsung berteriak karena tidak ingin membuang kesempatan di depan matanya.

Salah seorang yang berdiri di pinggir kapal menyeringai senang dan menjawabnya dengan cepat. "Ghahahaha! baiklah, kebetulan kapal ini kekurangan satu orang! turunkan tangganya."

""Ya!"" orang-orang di sampingnya segera melaksanakan apa yang diperintahkan.

'Sepertinya aku bertemu dengan orang-orang yang baik.' Naruto tersenyum tipis sambil menaiki tangga tali yang mereka turunkan, sampai akhirnya Naruto telah tiba di atas kapal.

"Ghahahaha! ikuti aku." ucap seorang pria jangkung dengan rambut panjang kebelakang dan mengenakan kemeja putih dibalik jubah bajak lautnya.

Dia bersama nakamanya menggiring Naruto ke tengah-tengah Deck kapal, tepatnya ke tempat berdirinya tiang kokoh yang dijadikan layar. Sementara Naruto hanya mengikuti kemana mereka akan membawanya dengan lengkungan tipis di sudut bibirnya.

"Ghahaha! Cepat ikat bocah itu!" dengan seringai yang lebar, pria itu memberikan perintah secara tiba-tiba.

"HAHAHAHA! Ikuze minna!"

Dengan sigap dan tanpa diperintah dua kali, beberapa pria bertubuh besar langsung menggenggam kuat tangan dan kaki Naruto dengan begitu mudah, karena Naruto tidak berusaha untuk memberontak sama sekali.

"Baiklah, saatnya kita kembali berlayar! Ghahahaha!"

Mengerti maksud perkataan sang Kapten, dua orang nakama yang lain bergegas membentangkan layar dan melanjutkan perjalanan.

'Yah, sebaiknya aku menurut saja. Lagipula aku tidak merasakan adanya aliran chakra di tubuh mereka.' gumam Naruto dalam hati. Ia memiliki alasan tersendiri mengapa dirinya bisa ditangkap dengan mudah.

Tak lama, datang satu orang menghampiri mereka sambil membawakan tali dan langsung mereka gunakan untuk mengikat Naruto dengan sangat kencang di tiang layar.

"Ikat kuat-kuat agar bocah ini tidak kabur!"

Sret!

Sret!

"haa~ merepotkan saja. Tanpa diikat pun aku tetap tidak akan kabur, paman pelaut sekalian." ucap Naruto sedikit mengeluh. "Kalian lihat? apa yang bisa dilakukan oleh bocah sepertiku?" lanjutnya.

"Kau diam saja dan jadilah anak yang baik." bujuk salah satu pria yang mengikat Naruto.

"Kau seperti sedang menasehati anakmu saja." sahut pria di belakangnya sambil berusaha menahan tawa.

""BWHAHAHAHAHA!""

Tawa meledak setelah mendengar pria itu berbicara. Suara tawa yang berasal dari orang-orang yang berada di kapal, minus Naruto yang hanya menghela napasnya.

Kini tangan dan tubuh Naruto terikat kencang di tiang layar, sedangkan kakinya dibiarkan begitu saja.

'tch! mendengar mereka tertawa entah mengapa membuatku begitu kesal.'

"Hoi bocah, biar kuberitahu satu hal. Kau sudah salah menumpang, karena kami adalah bajak laut Bluejam!"

""HAHAHAHAHA!""

Alis Naruto terangkat ketika mendengar kalimat bajak laut. "Bandit laut, kah?" tanya Naruto penasaran disertai urat di pelipisnya. Ia bertanya sambil berusaha menahan rasa kesalnya.

"..."

Namun tiba-tiba suasana menjadi hening setelah Naruto bertanya.

'Ada apa dengan mereka?' batin Naruto sweatdrop.

"Bocah, sepertinya kau hanya sedikit lupa. Benar tidak teman-teman?!"

""Ya!"" sahut yang lainnya cepat.

"Karena aku, Bluejam! adalah orang baik. Maka aku akan membantumu mengingatnya." ucap Bluejam seraya menyeringai. Ia mendekati Naruto sambil membawa sebuah cambuk berduri.

Semua nakamanya tidak ada yang berani menghentikannya dan segera membukakan jalan untuk Bluejam.

Di sisi Naruto, saat ini ia lebih memilih untuk memperhatikan senjata besi yang digenggam beberapa bawahan Bluejam.

"Senjata apa yang kalian pegang?" tanya Naruto kepada pemegang senjata tersebut.

""Pfffftt!""

""Hahahaha!""

Bukannya mendapat jawaban, Naruto justru kembali ditertawakan. 'yah, lagipula nanti aku akan mengetahuinya.' batin Naruto sambil menundukan kepalanya.

Ctas!

Dengan seringai yang mengembang, Bluejam melangkah semakin mendekat sambil memainkan cambuknya. Ia menghentikan langkahnya begitu tiba di depan Naruto yang masih menunduk. Heh, sepertinya bocah ini begitu ketakutan sampai dia jadi gila, pikirnya.

"Ghahahaha! jangan khawatir, aku tidak akan menjualmu sebagai budak karena hargam–."

"Murah?" Naruto mendongak menatap datar lawan bicaranya.

"Ka-kau?!"

Amarah Bluejam meledak seketika. Seumur hidupnya tidak ada seorangpun yang berani memotong perkataannya dan apa-apaan dengan ekspresi bocah ini, dia seolah tidak takut padanya.

Ctas!

"Akan kuberi satu kesempatan terakhir. Memohon ampun padaku sekarang, atau kupaksa kau mengatakannya." ucap Bluejam sambil memainkan cambuknya.

Tidak ingin mengambil resiko lebih jauh, Naruto memutuskan untuk mengakhiri sandiwaranya. 'Heh~ sepertinya menjadi penumpang yang baik tidak cocok untukku.'

[Kagebunshin]

Poof!

Semua orang menjadi bingung melihat kepulan asap yang muncul entah darimana. Namun, mereka dipaksa terkejut tatkala melihat lima replika Naruto muncul setelah asap itu menghilang.

"A-apa yang terjadi?!" Bluejam tanpa sadar termundur beberapa langkah kebelakang. Terlihat jelas jika dirinya sedang kebingungan.

'Apakah chakra tidak ada di dunia ini?' batin Naruto mengobservasi. Padahal ia hanya membuat beberapa bunshin tapi mereka bereaksi terlalu berlebihan, atau mungkin karena ia melakukannya tanpa handseal? entahlah.

Dengan perintah batin, Naruto kemudian menyuruh bunshinnya melepaskan tali yang mengikatnya.

"Perlu kalian ketahui, aku bukanlah Naruto yang dulu." ucapnya dengan santai sambil berdiri berjejer bersama kelima bunshinnya.

"Cih! Jangan takut minna! Dia hanya seorang anak kecil yang berlagak dewasa! Lagipula enam melawan lima belas, kita akan membuatnya tahu diri!" seru Bluejam dan mengembalikan semangat nakamanya.

""UUOOOOOHH!""

"Serang!"

""Hyaaaaa!"" sembilan anggota Bluejam yang memegang pedang dan pisau berlari menyerbu ke enam Naruto, dan sisanya menembak dari jauh menggunakan pistol.

Di sebrang, Naruto juga melakukan hal yang sama. Ia membiarkan bunshinnya yang mengurus bawahan Bluejam.

Buagh! Buagh!

"Uarghh!"

Jual beli pukulan dan tebasan terjadi di hadapan Naruto asli yang diam saja di belakang. Ia memejamkan mata karena sudah tahu hasilnya dan melakukan Shunshin ke barisan paling belakang musuhnya.

Brakk!

Dor! Dor!

Poof!

Dalam waktu singkat, kelima replika Naruto berhasil menghajar sembilan orang yang datang menyerang, hanya satu bunshinnya saja yang menghilang karena tertembak.

"Ti-dak mungkin?!" Bluejam tidak percaya dengan apa yang dia lihat dengan mata kepalanya, sembilan orang kuat yang direkrutnya.. kalah dalam beberapa pukulan.

"T-tembak dia!"

Dengan rasa takut yang mulai menghantuinya, Bluejam dan sisa nakamanya menembaki empat Naruto secara beruntun. Tanpa menyadari bahwa ada satu Naruto yang sudah menghilang dari tempatnya sedari tadi.

Dor! Dor! Dor!

Poof! Poof!

"Aargh!"

Dor! Dor! Dor!

Poof! Poof!

Akibat lesatan peluru yang terlalu banyak, ke empat Naruto tidak mampu lagi menghindar dan akhirnya hancur menjadi kepulan asap.

"Ghahahaha!"

Bluejam tertawa keras merasa sudah menghabisi musuhnya. Ia tidak menyadari kalau yang di sana hanyalah bunshin Naruto, sedangkan Naruto yang asli sudah menghilang sedari tadi dan kini berada tepat di belakangnya.

Naruto yang risih melihat ekspresi orang di depannya, langsung mengalirkan sedikit chakra ke tangan kanannya.

"Yo!" sapa Naruto ramah. Namun tangan kanannya yang bersinar biru redup alias terlapisi cakra mengatakan sebaliknya.

Mendengar suara familiar di belakangnya, Bluejam menoleh untuk melihat siapa pemilik suara tersebut.

"H-huh?"

"Selamat tidur."

Buagh!

Brak!

Bogem mentah mendarat dengan kasar dikepala Bluejam dan membuatnya membentur tangga hingga kehilangan kesadaran tanpa sempat mencerna apa yang terjadi.

Naruto sengaja hanya mengalirkan sedikit chakra agar tidak membunuh orang itu. "Yah, aku memang tidak berharap dari mereka. Mereka hanya perampok amatir."

Pandangannya kemudian beralih melihat seorang pria yang bersimpuh didekatnya. Ia menyisakan satu orang untuk menanyakan sesuatu.

"Jad–"

"T-tuan!"

Tanpa diduga, pria itu memotong perkataan Naruto sambil menangis dan mendekati kakinya.

Sementara Naruto, meskipun merasa kesal karena pertanyaannya terhenti, ia memilih diam karena bingung harus meresponnya seperti apa.

Dan pria itu akhirnya melanjutkan dengan bercerita panjang lebar. Ia memberitahu tentang Bluejam yang merekrutnya secara paksa dengan mengancam keluarganya.

Setelah mendengarnya bercerita, Naruto mengerti orang di depannya melihat dirinya sebagai sebuah harapan untuk bebas. Tapi sayangnya, ia tak ingin lagi mencampuri urusan orang lain.

"Aku ing–."

"Aku menolak." potong Naruto cepat.

"D-dengarkan dulu, Tuan!" pria itu tiba-tiba memeluk kaki kanan Naruto erat dan tidak ingin melepaskannya sebelum Naruto menurutinya.

"Baiklah." Naruto mengangguk sambil tersenyum tipis, namun hatinya berkata sebaliknya. 'Maaf saja, sepertinya kau bukan orang yang tepat untuk menjawab pertanyaanku.'

"T-terim–"

Bugh!

Bruk

Belum selesai pria itu berbicara, ia sudah ambruk pingsan karena Naruto memukul tengkuknya cukup keras.

Jika benar ingin bebas, seharusnya orang di depannya ini sudah melakukan sesuatu sejak Bluejam pertama kali mengancamnya.

Naruto tak mau peduli dengan hal itu dan langsung melenggang pergi menaiki tangga.

Setelah melewati anak tangga terakhir ia sampai di tempat kemudi kapal berada. Naruto dibuat kebingungan saat melihat roda dan tuas di depannya, namun tak berselang lama kebingungannya sirna ketika matanya menangkap sebuah daratan.

"Sepertinya kapal ini sudah hampir sampai di tempat tujuan." dengan begitu Naruto tidak perlu melakukan sesuatu dengan roda di depannya.

Ia pun beralih melihat lima belas orang yang terkapar di bawah.

"Yah, apa yang sebaiknya kulakukan dengan bandit laut ini?"


Gray terminal, East Blue

Bau tidak sedap yang menusuk di hidung dan hanya ada sampah yang memenuhi tempat ini, entah itu karena barang rongsokan maupun penghuninya. Tidak ada kata yang cocok selain kata pembuangan untuk menggambarkan tempat bernama Gray terminal ini.

Di pinggiran tempat tersebut, terlihat tiga orang anak kecil sedang mencari sesuatu secara bersembunyi.

"Hoi Luffy, Sabo! apa kalian menemukan barang yang berharga?" ucap salah satu anak berambut hitam dan bintik di wajah, setengah berbisik.

"Ya, ayo cepat kita pergi!" balas anak berambut pirang dan topi hitam besar dengan kacamata biru yang dililitkan.

"Shishishi." anak berambut hitam dan memakai topi jerami hanya cengengesan.

Mereka bertiga berkumpul di satu tempat tanpa diketahui orang lain.

"Lihat! kapal Bluejam sudah sampai disini!"

"Sial! Kenapa di saat aku menemukan harta karun!"

Orang yang terakhir berteriak tidak sadar sudah mengatakan sesuatu yang menyita perhatian.

"Kenapa kau tidak mengatakannya dari tadi sialan!"

Orang-orang berbondong-bondong untuk memperebutkan harta yang orang itu katakan.

"Ssst, ayo kita pergi dari sini. Situasi sudah berbahaya." ajak Sabo setengah berbisik setelah melihat keadaan.

"Ya, kau benar." balas Ace.

Sabo dan Ace bersiap melangkahkan kakinya untuk pergi, namun mereka sama-sama merasa ada yang kurang.

"Tunggu sebentar..." ucap Sabo menggantung sambil menunjuk ke pusat keramaian. Ace yang melihat ekspresi Sabo merasakan firasat yang buruk dan dengan gerakan patah-patah ia melihat ke arah yang Sabo tunjuk.

""Gawat! LUFFY!"" teriak mereka bersamaan. Orang yang mereka cari, sedang berlari mendekati keramaian.

Di tempat lain, tidak jauh dari keramaian tersebut.

Bluejam berjalan menyusuri Gray terminal dengan tenang. Entah karena apa semua orang yang dia lewati seolah takut menatapnya.

'Orang ini terkenal juga ternyata.' sambil membatin, Naruto yang Henge menjadi Bluejam berjalan mendekati pusat keramaian tanpa ada yang menghalanginya.

.

.

.

.

Tbc..


A/N : sedikit info, Naruto saya buat seumuran dengan Ace, Luffy dan Sabo. Untuk alur cerita bisa cepat bisa lambat :v

Mungkin sekian

See u..